Penegak
Perbedaan terdapat pada Pramuka golongan Siaga, Penggalang dan Penegak, antara lain:
1. Usia
3. Kurikulumnya (SKU,SKK,SKG)
4. Kiasan Dasar
5. Jenis kegiatannya
6. Seragam beserta tanda dan atribut pelengkap yang melekat pada seragam
9. Formasi barisan serta tata cara upacara buka tutup setiap latihan
10. Nama kelompok dalam tiap golongan, serta panggilan ke kakak pembinanya.
Berikut sekilas penjelasan dari perbedaan di atas:
1. Umur
a. Pramuka Siaga, identik dengan identitasnya di warna hijau, yang terdapat di tanda-tanda pengenal pada
pakaian seragam Siaga, warna cover buku SKU Siaga, tali koor, hingga TKK nya.
b. Pramuka Penggalang, identik dengan identitasnya di warna merah, yang terdapat di tanda-tanda
pengenal pada pakaian seragam Penggalang, warna cover buku SKU Penggalang, tali koor, hingga TKK
nya.
c. Pramuka Penegak, identik dengan identitasnya di warna kuning, yang terdapat di tanda-tanda pengenal
pada pakaian seragam Penengak, warna cover buku SKU Penegak, tali koor, hingga TKK nya.
3. Kurikulumnya (SKU,SKK,SKG)
Kurikulum pendidikan kepramukaan disusun dan ditetapkan oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan
mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan.
Kurikulum pendidikan kepramukaan untuk peserta didik disusun sesuai jenjang yang ada dalam
pendidikan kepramukaan.
Kurikulum untuk Siaga tentu saja berbeda dengan kurikulum untuk Penggalang dan juga Penegak.
SKU merupakan kurikulum pendidikan untuk mencapai tingkat tertentu dalam setiap jenjang.Berbentuk
buku saku yang didalamnya terdapat materi-materi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan
tingkatan-tingkatan di masing-masing golongan.
SKK merupakan kurikulum pendidikan untuk memperoleh keterampilan tertentu yang berguna bagi
pribadi maupun dalam pengabdian masyarakat.
SPG merupakan kurikulum pendidikan untuk mencapai tingkat Pramuka Garuda dalam setiap jenjang.
Pramuka Garuda adalah tingkatan tertinggi yang bisa diraih oleh peserta didik dari masing-masing
golongan/ jenjang.
Untuk Pramuka Siaga setelah tingkata Siaga Tata, maka peserta didik dapat melanjutkan untuk menempuh
kurikulum hingga mencapai Pramuka Siaga Garuda.
Untuk Pramuka Penggalang setelah tingkata Penggalang Terap, maka peserta didik dapat melanjutkan
untuk menempuh kurikulum hingga mencapai Pramuka Penggalang Garuda.
Untuk Pramuka Penengak setelah tingkata Penegak Laksana, maka peserta didik dapat melanjutkan untuk
menempuh kurikulum hingga mencapai Pramuka Penegak Garuda.
4. Kiasan dasar
Penyelenggaraan pendidikan kepramukaan dikemas dengan menggunakan Kiasan Dasar yang bersumber
dari sejarah perjuangan dan budaya bangsa.
Disebut dengan pramuka siaga karena sesuai dengan kiasan padamasa perjuangan bangsa indonesia, yaitu
ketika rakyat indonesia menyiagakan dirinya untuk mencapai kemerdekaan yang ditandai berdirinya
“Boedi Oetomo” pada tahun 1908.
– Kegiatan siaga lebih banyak dialokasikan untuk bermain yang bersifat menyenangkan namun mendidik.
– Warna dasar golongan pramuka siaga adalah hijau (lambang kesuburan)
Disebut pramuka penggalang karena sesuai dengan kisaran pada masa penggalangan perjuangan bangsa
Indonesia yaitu ketika rakyat Indonesia menggalang dan mempersatukan dirinya untuk mencapai
kemerdekaan dengan adanya peristiwa bersejarah yaitu konggres para pemuda indonesia “Sumpah
Pemuda” pada tahun 1928.
– Warna dasar golongan penggalang adalah merah (lambang keberanian)
Disebut pramuka Penegak karena setelah masa kemerdekaan RI yang diraih pada tahun 1945, harus
berjuang untuk menegakkan kemerdekaan RI sekaligus dapat menjaganya, serta mengisi kemerdekaan
dengan berkarya untuk kejayaan RI.
5. Jenis kegiatannya
1.Jenjang pendidikan siaga menekankan pada terbentuknya kepribadian dan keterampilan di lingkungan
keluarga melalui kegiatan bermain sambil belajar.
2. Jenjang pendidikan penggalang menekankan pada terbentuknya kepribadian dan keterampilan dalam
rangka mempersiapkan diri untuk terjun dalam kegiatan masyarakat melalui kegiatan belajar sambil
melakukan.
3. Jenjang pendidikan penegak menekankan pada terbentuknya kepribadian dan keterampilan agar dapat
ikut serta membangun masyarakat melalui kegiatan belajar, melakukan, bekerja kelompok, berkompetisi,
dan bakti kepada masyarakat.
6. Seragam beserta tanda dan atribut pelengkap yang melekat pada seragam
Dalam AD/ART Gerakan Pramuka tahun 2018 pada pasal 53 tentang Pakaian Seragam, “Anggota Gerakan
Pramuka menggunakan pakaian seragam beserta tanda-tandanya”.
Kelengkapan pakaian seragam Pramuka Siaga, Penggalang dan Penegak mulai dari atas (tutup kepala), lalu
kemeja, rok atau celana , dll masing-masing mempunyai ciri-ciri khas tersendiri pada setiap golongan.
Secara mendetail tentang pakaian seragam pada masing-masing golongan dapat dilihat di dalam Keputusan
Kwarnas Gerakan Pramuka No. 174 Tahun 2012 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Pakaian Seragam
anggota Gerakan Pramuka.
Dapat pula dilihat pada SK Kwarnas no 055 Tahun 1982 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Tanda
Pengenal.
Untuk pramuka siaga dan penggalang, setiap kelompok umur memiliki tiga tingkatan. Untuk tingkatan
penegak, memiliki dua tingkatan.
1. Siaga Mula,
2. Siaga Bantu,
3. Siaga Tata.
Setelah dilantik menjadi Siaga Tata, dapat melanjutkan menempuh kurikulum untuk mencapai Siaga
Garuda.
1. Penggalang Ramu,
2. Penggalang Rakit,
3. Penggalang Terap.
Setelah dilantik menjadi Penggalang Terap, dapat melanjutkan menempuh kurikulum untuk mencapai
Penggalang Garuda.
1. Penegak Bantara,
2. Penegak Laksana.
Setelah dilantik menjadi Penegak Bantara, dapat melanjutkan menempuh kurikulum untuk mencapai
Penegak Garuda.
1. Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Negara Kesatuan Republik Indonesia
dan menurut aturan keluarga.
2. Setiap hari berbuat kebaikan.
3. Ketentuan moral yang disebut Dwidarma, selengkapnya berbunyi: Dwidarma Pramuka
Siaga berbakti pada ayah dan ibundanya.
Siaga berani dan tidak putus asa.
2. Kode kehormatan bagi Pramuka Penggalang, terdiri dari:
3. Janji dan komitmen diri yang disebut Trisatya, selengkapnya berbunyi:
Trisatya
”Demi kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh-sungguh menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, menolong sesama
hidup, mempersiapkan diri membangun masyarakat, serta menepati Dasadarma Pramuka”.
Trisatya
”Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, menolong sesama
hidup, ikut serta membangun masyarakat, serta menepati Dasadarma Pramuka”.
9. Formasi barisan serta tata cara upacara buka tutup setiap latihan
a. Pramuka Siaga, bentuk formasi lingkaran saat pelaksanaan upacara dalam perindukannya. Pemimpin
upacara bernama Sulung.
Perindukan Siaga adalah gabungan dari beberapa barung.
b. Pramuka Penggalang, bentuk formasi angkare saat pelaksanaan upacara dalam pasukannya.
Pemimpin upacara bernama Pratama.
c. Pramuka Penegak, bentuk formasi bershaf saat pelaksanaan upacara dalam ambalannya. Pemimpin
upacara bernama Pradana.
10. Nama kelompok sesuai golongannya, nama ketua dan wakil dalam kelompoknya, serta
panggilan ke kakak pembinanya.
1. Siaga, nama kelompoknya adalah Barung. Nama ketua dalam kelompoknya adalah Pemimpin
Barung ( Pinrung), sedangkan wakilnya adalah Wakil Pemimpin Barung (Wapinrung).
2. Penggalang, nama kelompoknya adalah Regu. Nama ketua dalam kelompoknya adalah Pemimpin
Regu ( Pinru), sedangkan wakilnya adalah Wakil Pemimpin Regu (Wapinru).
3. Penegak, nama kelompoknya adalah Sangga. Nama ketua dalam kelompoknya adalah Pemimpin
Sangga ( Pinsa), sedangkan wakilnya adalah Wakil Pemimpin Sangga (Wapinsa).
Para siaga memanggil pembina dengan sebutan Ayahanda (Yahnda), dan memanggil pembina putri dengan
sebutan Bunda. Dan sebutan untuk pembantu pembinanya adalah Pak Cik untuk pembantu pembina putra,
dan Bu Cik untuk pembantu pembina putri.
Sedangkan penggalang dan penegak memanggil para pembinanya dengan sebutan Kakak, baik pembina
putra maupun pembina putri.
Pada kelompok Siaga, kelompok terkecil beranggotakan 6-8 peserta didik bernama Barung, yang memakai
nama warna. Misalnya Barung Merah, Barung Kuning, Barung Biru, Barung Hijau, dll.
Gabungan dari 3-4 barung ( sejumlah 18-24 siaga ) yang ada pada sebuah pangkalan atau gugus depan
dinamakan Perindukan.
Pemimpin Barung dipilih oleh anggota Barung sendiri. Masing-masing pemimpin barung ini nanti akan
memilih satu orang dari mereka yang akan menjadi pemimpin di Perindukan yang disebut Sulung.
Pada kelompok Penggalang, kelompok terkecil beranggotakan 6-8 peserta didik bernama Regu, yang
memakai nama binatang untuk Regu putra (Pa), dan nama bunga untuk regu putri (Pi). Misalnya: Regu
Harimau, Regu Elang, untuk Regu putra, sedangkan untuk regu putri misalnya, Regu Mawar, Regu
Matahari, Regu Anggrek, dll. Gabungan dari 3-4 regu ( sejumlah 18-24 penggalang ) yang ada pada
sebuah pangkalan atau gugus depan dinamakan Pasukan.
Pemimpin Regu dipilih oleh anggota Regu sendiri. Masing-masing pemimpin Regu ini nanti akan memilih
satu orang dari mereka yang akan menjadi pemimpin di Pasukan yang disebut Pratama.
Pada kelompok Penegak, kelompok terkecil beranggotakan 6-8 peserta didik bernama Sangga, yang
memakai nama, antara lain:1. Perintis 2. Pencoba 3. Penegas 4. Pendobrak 5. Pelaksana.
Gabungan dari 3-4 sangga ( sejumlah 18-24 penegak ) yang ada pada sebuah pangkalan atau gugus depan
dinamakan Ambalan.
Ambalan putri memakai nama Pahlawan Nasional atau tokoh wanita, dan ambalan putra memakai nama
pahlawan nasional atau tokoh laki-laki.
Pemimpin Sangga dipilih oleh anggota Sangga sendiri. Masing-masing pemimpin Sangga ini nanti akan
memilih satu orang dari mereka yang akan menjadi pemimpin di Ambalan yang disebut Pradana.
Tim Pembina Gugus Depan selalu mendampingi dalam setiap kegiatan Kepramukaan di masing-
masing Perindukan Siaga, Pasukan Penggalang, dan Ambalan Penegak.
Sumber
Lampiran Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka 2018 Nomor: 07/MUNAS/ 2018, Tentang
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka ini ditetapkan pada tanggal 28
September 2018 oleh Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka yang diselenggarakan di Kendari, Sulawesi
Tenggara.