Anda di halaman 1dari 3

Salsabila Fitri Shabrina

1901030053

Tipologi McQuail (2005).

1. Teori sosial ilmiah

Teori ini dianggap sebagai tipe teori paling canggih untuk meneliti gejala komunikasi,
berasal dari karya yang dilakukan menurut prinsip-prinsip dan metode-metode ilmiah.
Kebanyakan perkembangan teori sosial ilmiah berlangsung dalam konteks komunikasi ilmiah
tertentu; teori-teori ini dicirikan oleh keyakinannya pada konsep-konsep abstrak dan biasanya
bersandar pada prosedur-prosedur penelitian yang cenderung bersifat kuantitatif dengan
klaim-klaim objektivitas berdasarkan pengamatan empiris.

2. Teori kultural

Teori ini lebih beragam daripada teori sosial ilmiah.teori kultural berkembang dari
disiplin,seperti estetika,etika dan kritik sosial. Teori ini telah diterapkan dalam berbagai
artefak budaya seperti karya seni, film, program televisi, novel, dan lain-lain. teori-teori
kultural cenderung didasarkan pada imajinasi dan bukan observasi bila dibandingkan dengan
teori-teori sosial ilmiah para peneliti dalam tradisi ini kemudian sering mengalami
kombinasikan kedua pendekatan tersebut. .

3. Teori normatif

Teori ini lebih didasarkan pada nilai-nilai dan posisi ideologis tertentu. Bagaimana
komunikasi seharusnya dibentuk dan berfungsi di dalam konteks atau kasus-kasus tertentu.
Teori normatif cenderung banyak berbicara mengenai apa yang seharusnya dan apa yang
ideal. teori normatif,misalnya, memandang komunikasi seharusnya dapat meningkatkan
partisipasi dan membawa menuju tatanan masyarakat serta komunikasi yang lebih adil. Teori
Normatif adalah teori yang menggambarkan suatu cara yang ideal bagi suatu sistem
komunikasi atau sistem media dibangun atas dioperasikan dalam suatu tatanan masyarakat.
Teori normatif tentang media, misalnya adalah teori tanggung jawab sosial, yaitu suatu teori
yang menuntut tanggung jawab industri media dan publik bagi kebebasan media yang
menyeluruh pada satu sisi,dan menuntut kontrol eksternal, pada sisi lainnya.

4. Teori operasional, baik praktisi maupun normatif

Teori ini memandu mengenai bagaimana perencanaan komunikasi guna mencapai tujuan
komunikasi tertentu, baik dalam komunikasi publik,organisasi ataupun antarpribadi. Teori ini,
baik secara praktis atau normatif, mengklaim bisa memandu peneliti bahwa untuk mencapai
hasil atau efek tertentu, seorang peneliti harus mempertimbangkan, melakukan, atau
melewati tahapan-tahapan tertentu.

Kemudian, beberapa teori operasional meski lebih normatif juga bisa mendukung
efektivitas komunikasi. Misalnya, teori komunikasi publik bisa memandu kita dalam
memainka peranan dalam memutuskan sejauh mana orang lain akan memengaruhi kita.
Selain itu teori penetrasi sosial dalam komunikasi antarpribadi juga lebih operasional.
Menurut teori ini, hubungan antarpribadi berkembang secara bertahap dan dapat diprediksi.
Para penganjur teori penetrasi sosial percaya bahwa pembukaan-diri adalah cara utama yang
digunakan oleh sebuah hubungan ramah-tamah bergerak menuju ke hubungan
intim.pembukuan diri adalah proses pembukaan informasi mengenai diri sendiri yang
memiliki tujuan tertentu.

5. Teori common sense

Teori normatif Teori ini lebih didasarkan pada nilai-nilai dan posisi ideologis tertentu.
Bagaimana komunikasi seharusnya dibentuk dan berfungsi di dalam konteks atau kasus-
kasus tertentu. Teori normatif cenderung banyak berbicara mengenai apa yang seharusnya
dan apa yang ideal. teori normatif,misalnya, memandang komunikasi seharusnya dapat
meningkatkan partisipasi dan membawa menuju tatanan masyarakat serta komunikasi yang
lebih adil. Teori Normatif adalah teori yang menggambarkan suatu cara yang ideal bagi suatu
sistem komunikasi atau sistem media dibangun atas dioperasikan dalam suatu tatanan
masyarakat.

Fungsi teori

Pada pengertian yang paling dasar, teori berfungsi untuk menekankan sejenis keteraturan pada
pengalaman yang tidak beraturan, pada tingkatan yang lebih terperinci, banyak fungsi teori telah
dianjuan dalam literatur ilmu-ilmu sosial dan komunikasi.

 Organisasi : Teori membantu kita untuk mengambil gejala yang rumit dan
menempatkannya ke dalam kata-kata dan kategori-kategori yang bisa mudah dipahami.
Misalnya, suatu teori bisa mengorganisasikan atau menyusun berbagai kasus dan efek
terpaan kekerasan media atau menyusun alasan-alasan mengapa orang memilih
menggunakan media kekerasan tersebut.

 Deskripsi : Teori mendeskripsikan atau melukiskan apa (what) yang terjadi pada suatu
situasi atau konteks tertentu. Teori sering dianggap sebagai "menyediakn pemahaman",
bahkan pemahaman mendalam Misalnya, suatu teori mungkin berupaya untuk
mengklasifikasikan dan menjelaskan cara-cara kelompok tertindas berkomunikasi dalam
masyarakat dominan atau melukiskan cara suatu budaya mengajukan tuntutan.
 Penjelasan : teori membantu kita untuk menjelaskan mengapa (why) sesuatu terjadi,
sering dalam artian sebab-sebab yang mendasari prilaku manusia (lebih khusus untuk
fungsi teori ilmiah) Misalnya, suatu teori mungkin menjelaskan mengapa beberapa tipe
pesan untuk memperbaiki citra seorang petisi atau sebuah perusahaan yang terkena
skandal bekerja lebih baik dibandingkan tipe-tipe petisi yang lain.

 Prediksi : Teori membantu kita untuk memprediksi atau meramalkan akibat-akibat (lebih
khusus untuk fungsi teori ilmiah). Misalnya, suatu teori mung- kin meramalkan apa tipe-
tipe komunikasi di antara pasangan yang berkencan yang akan membantu meningkatkan
keintiman.
 Kontrol : Teori dapat digunakan untuk mengontrol atau mengendalikan peristiwa-
peristiwa atau akibat- akibat ketika hubungan di antara variabel-variabel nya telah
terbangun (lebih khusus untuk fungsi teori ilmiah). Misalnya, iklan layanan masyarakat
yang menginformasikan kepada perempuan bahwa merokok akan membahayakan bayi
yang belum lahir, dapat digunakan untuk mengurangi kebiasaan merokok di kalangan
perempuan yang sedang hamil.

KRITERIA PENILAIAN TEORI


Masing-masing teori sudah tentu memiliki kekuatan dan kelemahannya; sebagaimana
sudah kita singgung sebelumnya. Oleh karena itu, teori-teori mengungkapkan aspek-
aspek tertentu dari realitas dan mengabaikan aspek yang lain. Tugas penting yang harus
dilakukan seorang peneliti adalah menilai teori-teori yang tersedia pada mereka. Di sini
kita tidak menilai teori dari sudut baik atau buruk, tetapi dari sudut "kegunaan" teori
tersebut. Dainton dan Zelley (2005) melukiskan secara ringkas kriteria untuk menilai teori.
Berdasarkan tabel berikut kita bisa melihat enam wilayah yang menjadi fokus untuk
menilai kegunaan suatu teori, yakni keakuratan (aeruracy), kepraktisan (practicality),
kesimpelan (succinctness), kekonsistenan (consistency), ketajaman (acuity), dan heuristik.

Anda mungkin juga menyukai