Anda di halaman 1dari 12

DASAR-DASAR TEORI ADM PUBLIK

TEORITISASI Adalah proses mengembangkan dan menciptakan teori

Adalah serangkaian konstruk, definisi, dan


proposisi untuk menerangkan suatu fenomena
sosial secara sistematis dengan cara merumuskan
hubungan-hubungan antar konsep

Menerangkan secara sistematis suatu femomena sosial


TEORI dengan cara menentukan hubungan antar konsep

Menerangkan fenomena tertentu dengan cara


menentukan konsep mana yang berhubungan dengan
konsep lainnya dan bagaimana bentuk hubungannya
(explanation dan prediction)
Adalah definisi atau istilah yang dipakai untuk
menggambarkan secara abstrak tentang kejadian,
KONSEP kelompok atau individu yang menjadi perhatian ilmu
sosial (fenomena sosial; misalnya organisasi, birokrasi,
deregulasi, dll

Adalah konsep yang memiliki variasi nilai

Suatu konsep bisa diubah menjadi variabel dengan cara


VARIABEL mengambil satu dimensi tertentu dari konsep itu

Variabel dapat dibedakan menjadi dua: Kategorikal 


adalah variabel yang membagi responden menjadi
beberapa kategori, seperti jenis kelamin atau macam
agama. Variabel berkesinambungan adalah variabel
yang nilainya merupakan suatu skala, baik ordinal
maupun rasio
PROPOSISI

Adalah pernyataan yang bisa diuji kebenarannya

Contoh
SEBAGIAN BESAR PEGAWAI NEGERI INDONESIA MEMILIKI
PEKERJAAN SAMPINGAN
CACATAN BEBERAPA KONSEP

FENOMENOLOGI
Aliran penelitian yang menghendaki adanya sejumlah asumsi yang
berlainan dan berusaha memahami apa makna kejadian dan interaksi
bagi orang biasa pada situasi tertentu

INTERAKSIONISME SIMBOLIS
Pengalaman manusia itu diperoleh dengan perantaraan interpretasi.
Makna yang diberikan orang kepada pengalamannya dan prosesnya
menginterpretasikan pengalaman itu

ETNOGRAFI
Usaha mendeskripsikan kebudayaan atau segi-seginya
Arti kebudayaan:
1. Pengetahuan yang dipergunakan orang untuk menafsirkan
pengalaman dan membuahkan tingkah laku
2. Sebagai sistem yang rumit tentang tanda-tanda yang dapat
diterangkan artinya (lambang)
3. Tugas etnografi berangkat dari pengertian pemahaman. Pemahaman
bukanlah semacam “emphati yang mengandung misteri” di antara
orang-orang, melainkan suatu gejala tentang “hal berbagi makna”
ETNOMETODOLOGI
Studi tentang bagaimana individu menciptakan dan
memahami kehidupan sehari-hari mereka – cara mereka
menyelesaikan pekerjaan di dalam kehidupan setiap hari

HERMEUNETICS
Studi tentang makna lambang dalam wujud bahasa yang mencakup
teks, co-teks dan konteks. Tidak boleh ada yang disembunyikan,
semuanya harus diungkap. Key informan menjadi sumber recheck
tentang meaning
ADMINISTRASI PUBLIK DALAM PERSPEKTIF TEORI

TEORI pada hakekatnya tidak lebih daripada


1. PEMIKIRAN > TEORI hanya suatu bentuk PEMIKIRAN

Dalam TEORI dimasukkan pula hal-hal yang


2. PEMIKIRAN < TEORI tidak ada kaitannya dengan PEMIKIRAN

Antara PEMIKIRAN dan TEORI tidak ada


3. PEMIKIRAN ≠ TEORI hubungannya sama sekali

Teori merupakan pemikiran, dugaan yang terdiri dari :


1. Konsep yang terorganisir
2. Sekumpulan asumsi
Adalah teori dasar, cara pandang yang fundamental
yang dilandasi nilai tertentu dan berisikan teori
PARADIGMA pokok, konsep, metodologi atau cara pendekatan
yang dapat digunakan oleh para ahli teori dan
praktisi dalam menanggapi suatu persoalan
(pengembangan ilmu atau pemecahan masalah

CONTOH : Paradigma Conventional Wisdom

TEORI : Netralitas Dinas Publik


Birokrasi

MODEL : Manusia Ekonomi


Manusia Administrasi
BEBERAPA DALIL ADMINISTRASI PUBLIK

1. Fenomena yang menjadi kajian ilmu administrasi publik adalah


bagaimana memfokuskan organisasi publik agar bisa efisien dan
efektif (How to functioning the public organization efficiently and
effectively).

Harmon Mayer mengemukakan pandangannya :


 Konteks pengambilan keputusan yang mempengaruhi publik
(Decision context of public administration)
 Keputusan itu diambil atas nama publik
 Keputusan itu menggunakan sumber-sumber publik

Landasan teori administrasi publik :


a. Weberian
b. Taylorian
c. Mayoian
d. Barnardian
Terdapat tiga teori besar tentang bagaimana
memfungsikan organisasi publik, yaitu :

TESIS : Structural-Normative Theory of Public


Administration

ANTI TESIS : Behavioral-Environmental Theory of


Public Administration

SINTESIS : Policy Theory of Public Administration


1. Normative Theory (Conventional Wisdom = kearifan
konvensional)

Lebih menekankan kepada persoalan tentang “Apa yang


seharusnya” ( What should be ). Administrasi Publik difokuskan pada
upaya untuk mencerminkan prinsip: Administrasi yang dipandang
berlaku di berbagai setting administrasi, tanpa memandang
lingkungan budaya, fungsi dan kerangka kelembagaan.

Karya-karya tulis yang merefleksikan Conventional Wisdom ini


antara lain adalah :
Woodrow Wilson (1887), “The Study of Administration”
Willoughby (1927), “Principle of Public Administration”
Taylor (1911), “Principles of Scientific Management”
Henry Fayol (1916), “General and Industrial Administration”

Karya-karya ilmiah yang merefleksikan kearifan tadi juga telah


melahirkan teori Administrasi Publik seperti :
• Teori netralitas dinas publik
• Teori administrasi Publik “Ilmiah”
• Teori Hubungan Kemanusiaan
• Teori Birokrasi
2. Behavioral-Environmental Theory sebagai anti-
tesis terhadap kearifan konvensional, yang
menekankan pada persoalan “What it is” yaitu
melihat dinamika administrasi publik sebagaimana
adanya

Teori ini mengusulkan adanya :

A pure of administration on the basis of a through


grounding in social psychology, suatu pendekatan
yang bebas nilai
3. Policy Theory of Public Administration (teori
kebijakan) sebagai sintesis dari kedua teori
sebelumnya. Teori ini memadukan antara apa yang
seharusnya dilakukan oleh negara atas nama publik
(policy formulation) dan apa yang benar-benar
dilakukan negara (administering the policy goals).

Dalam berbagai uraian, kebijakan dapat dipahami


sebagai :

1. Pedoman/penuntun untuk bertindak


2. Program pemerintah
3. Kegiatan pelaksanaan
4. Monitoring dan evaluasi program dan kegiatan

Anda mungkin juga menyukai