Anda di halaman 1dari 12

THE PUBLIC ADMINISTRATION

THEORY PRIMER
By :
H. George Frederickson, Kevin B. Smith, Christopher W. Larimer, and
Michael J. Licari

Presented by :
Florence Rosdiana Lebrina
BAB I : PENDAHULUAN
Menjelaskan tentang peran teori terkait permasalahan administrasi publik.

Teori harus ekonomis, sistematis dan logis dalam menggambarkan


fenomena yang diteliti

Setiap penerapan teori, harus berhubungan dengan 6 dimensi :


1. Kemampuan teori dalam menjelaskan fenomena dunia nyata dengan
menggunakan logika internal
2. Kemampuan teori untuk menggeneralisasi melampaui batas-batas satu
kasus atau beberapa kasus
3. kapasitas deskriptif mengacu pada kemampuan teori untuk
menggambarkan dunia nyata secara akurat
4. kapasitas prediktif mengacu pada kemampuan teori untuk menghasilkan
hipotesis dapat diuji dan membuat penilaian probabilistik tentang masa
depan
5. kemampuan empiris mengacu pada keberhasilan relatif dari teori dalam
mendapatkan konfirmasi empiris untuk hipotesis dan penilaian
probabilistik yang dihasilkannya.
BAB II : TEORI KONTROL POLITIK ATAS BIROKRASI

• Teori administrasi publik terkait dengan dikotomi POLITIK –


ADMINISTRASI
• Menurut Waldo (1947) dan Simon (1948), politik dan administrasi adalah
dua hal yang saling terkait satu sama lain
• Teori kontrol politik birokrasi bertujuan  menjelaskan dan memastikan
bagaimana administrasi dapat dipertanggungjawabkan dan bawahan
kepada lembaga-lembaga resmi yang ditunjuk dari pengambilan
keputusan demokratis.
BAB III : TEORI POLITIK BIROKRASI
• Politik diakui sebagai komponen fundamental administrasi, dan
sebaliknya
• Waldo (1952)  Kerangka kerja intelektual administrasi publik adalah
sebuah filsafat politik, sehingga setiap teori administrasi telah menjadi
teori politik.
• Birokrat adalah yang actor politik yang berperan dalam tawar menawar
serta kompromi yang dihasilkan dalam keputusan kebijakan.
• Administrasi bukan tentang efisiensi dan efektifitas, tetapi tentang politik
dan faktanya.
• Teori-teori politik birokrasi menyoroti peran politik birokrasi dan
menjelaskan tugas dan fungsi badan publik.
BAB IV : TEORI KELEMBAGAAN/INSTITUSIONAL

• Teori kelembagaan dalam administrasi publik menjelaskan hubungan


antara struktur organisasi, peraturan terkait serta norma-norma, dan
proses organisasi, perilaku, hasil, dan akuntabilitas lembaga publik.
• Dalam administrasi publik, istilah "lembaga" biasanya mengacu pada
sebuah organisasi publik yang dapat memanggil otoritas negara untuk
menegakkan keputusannya
• Teori kelembagaan mencakup literatur lintas disiplin, termasuk cabang
di ekonomi, sosiologi, dan ilmu politik.
BAB V : TEORI MANAJEMEN PUBLIK
• Manajemen ilmiah adalah alat intelektual dalam administrasi publik
(Taylor, 1985)
• Manajemen publik cenderung memiliki kapasitas deskriptif yang kuat,
namun relatif lemah ketika dianggap sebagai panduan apa pun sistematis
untuk bertindak
• Dalam 2 dekade, prinsip dalam manajemen publik mengalami perubahan
menjadi New Public Management (NPM).
• NPM berhasil mendaur ulang prinsip-proyek yang paling terkenal dari
Osborne dan Gaebler (1993)
• NPM erat terkait dengan ideologi politik konservatif dan cenderung
menyamakan nilai-nilai perusahaan dengan nilai-nilai demokrasi.
BAB VI : TEORI POST-MODERN
• Teori Postmodern dalam banyak hal adalah puncak dari fragmentasi teoritis dalam administrasi
publik
• Teori postmodern menolak kemungkinan bahwa setiap paradigma tertentu mampu
menghasilkan kebenaran universal mengenai fenomena sosial (MENOLAK dikotomi politik-
administrasi)
• Teori postmodern adalah pendekatan subyektif untuk mempelajari fenomena sosial yang sangat
berfokus pada bahasa, konteks interaksi manusia, dan pembangunan sosial dari realitas.
• Postmodernis percaya bahwa tidak ada kebenaran mutlak, karena itu pertanyaan yang diberikan
akan memiliki beberapa kemungkinan jawaban, yang semuanya mungkin berlaku sama.
• Dengan perspektif ini, teori postmodern tidak terlalu mendukung penerapan administrasi
publik tradisional, terutama terkait wewenang dan legitimasi organisasi birokrasi hirarkis dan
ketergantungan mereka pada ahli teknokratis
• Teori ini menciptakan peluang bagi berbagai arah ilmiah baru dalam administrasi publik,
feminisme dan dorongan untuk bentuk administrasi yang lebih interaktif.
BAB VII : TEORI KEPUTUSAN
• Teori Keputusan mungkin adalah teori formal paling matang dan empiris
untuk menyampaikan informasi dalam administrasi publik
• Herbert Simon, 1947 (Pakar Teori Keputusan) menegaskan :

1. Tujuan dasar setiap organisasi  menemukan/menetapkan tujuan


mereka dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan mereka.
2. Pengambilan keputusan menggambarkan proses yang
menghubungkan organisasi ke segala aspek organisasi
3. Pengambil keputusan administrator selalu berurusan dengan
ambiguitas, batas perhatian dan waktu, kendala nilai-nilai mereka
sendiri. Hal ini kadang menyebabkan mereka berpikir tidak realistis
dan rasional
BAB VIII : TEORI PILIHAN RASIONAL
• Menekankan 2 pokok pemikiran :

1. Individu mengerti akan kebutuhannya, mengerti akan pilihannya, dan


mengerti pilihan yang terbaik bagi mereka dengan memilih opsi pilihan yang
menggunakan biaya yang sedikit (pengaruh dari neoclasical ekononomi),
2. mengasumsikan bahwa semua keputusan yang dihasilkan adalah perwujudan
dari tindakan dan keputusan individu yang kolektif.
• Persepsi rasional jika dikaitkan dengan birokrasi, adalah dimana pemerintah
menjadi actor utama dalam penyediaan barang-barang publik.
• Reformasi yang berkembang yang diberikan teori pilihan rasional adalah
pemerintah tidak lagi menjadi aktor utama dalam penyediaan pelayanan publik,
dimana adanya keterlibatan pihak swasta dan masyarakat sebagai bagaian
terciptanya demokrasi.
BAB IX : TEORI PEMERINTAHAN
• Perubahan sistem pemerintahan dari birokrasi yang Weberian ke arah birokrasi
yang kurang hirarki dan bersedia bekerja sama dengan pihak swasta,
menyebabkan administrasi publik berkembang pula
• Perkembangan administrasi publik mendasari minculnya studi tentang
pemerintahan
• Teori pemerintah dipahami dari 3 indentifikasi :

1. Pemerintahan sebuah multidisiplin dari berbagai kegiatan pemerintah secara


keseluruhan
2. Pemerintah mencoba mengadopsi nilai dari sector swasta menggunakan
paradigma NPM (New Public Management-BAB V)
3. Pemerintahan sebagai upaya yang dapat diharapkan untuk memahami kontek
hubungan yang lateral pada lembaga yang ada pada suatu negara
BAB X : KESIMPULAN
• 2 Tujuan dasar administrasi publik :
1. Untuk meletakkan fakta menjadi satu kesatuan yang koheren dan jelas
2. Untuk memberikan perspektif tentang apa yang "harus" dilakukan dan
untuk membuat pedoman dalam bertindak
• 2 Pandangan teori dalam administrasi publik yang komplek :
1. Administrasi publik dianggap mengalami kegagalan dalam
mendefinisikan ”dirinya sendiri” dan menganggap kurangnya daya tarik
yang diberikan
2. Administrasi publik dianggap tidak terikat dengan dogma paradigma,
lebih bersifat eksperimen dengan pendekatan-pendekatan baru, dan
lebih bisa bersanding dengan bidang studi lainnya

Anda mungkin juga menyukai