1
1. Prespektif Teori Kritis
a. Keyakinan atas Kenyataan Sosial dan Fisik (Beliefs about Physical and Social
Reality),
Gagasan paling khas dari sebagian besar peneliti berasal dari karya Plato, Hegel dan
Marks, yaitu keyakinan bahwa setiap keadaan eksistensi, baik individu atau masyarakat,
memiliki potensi yang secara historis merupakan bagian yang tidak terpenuhi.
Segalanya terjadi apa adanya dan apa yang tidak ada. Peneliti kritis berpendapat bahwa
setiap hal adalah terbatas, baik terbatas sendiri atau kebalikannya. Sesuatu yang khusus
hanya terjadi di dalam dan melalui totalitas hubungan di mana ia menjadi bagiannya.
Oleh karena itu, hal yang terbatas dan yang mustahil hanya dipahami dengan
memahami himpunan relasi yang mengelilinginya.
Struktur sosial dikonseptualisasikan sebagai praktik obyektif dan konvensi yang
direproduksi serta diubah oleh individu. Bhaskar (1979) mengatakan bahwa masyarakat
tidak ada yang terlepas dari aktivitas manusia (error of reifikation) tetapi bukan semata-
mata hasil dari aktivitas tersebut (error of voluntarism).
2
lingkungan sosial mereka. Selain itu, metode kuantitatif pengumpulan data dan analisis
digunakan untuk tingkat yang lebih rendah.
3
terorganisir. Dalam perspektif kritis, profesi akuntansi tidak lagi berteori sebagai
kelompok netral yang berevolusi sebagai tanggapan terhadap tuntutan rasional untuk
informasi yang berguna. Sebaliknya, ini adalah monopoli pekerjaan yang bercita-cita
yang berusaha untuk memajukan kepentingan sosial dan ekonominya sendiri melalui
ideologi profesional tertentu dan kebijakan yang dapat diubah dan memiliki hubungan
ambigu antara profesi lain, korporasi dan pemerintah.
d. Fokus pada totalitas juga mendorong studi organisasional yang menganalisa tingkat
mikro dan makro. Hal ini memiliki efek menghindari perbedaan tradisional antara
manajemen dan akuntansi keuangan.
Perspektif teori kritis menawarkan wawasan baru yang layak dipertimbangkan. Negara
memainkan peran yang semakin meningkat dalam domain ekonomi, karena penggunaan
informasi akuntansi meluas di sektor ekonomi swasta dan publik. Akuntan menjadi lebih
terlibat dengan pembuatan kebijakan di tingkat makro, sehingga terdapat efek politik atau
sosial atas pelaporan keuangan.
4
tradisi idealis objektif dan terletak di wilayah yang paling tidak subjektivis dari
paradigma humanis radikal.
b. Critical Theory
Teori kritis merepresentasikan pemikiran sosilogi yang dibangun oleh Marx.
Teori kritis adalah merek filsafat sosial yang berusaha beroperasi secara simultan
pada tingkat filosofis, teoretis, dan praktis. Teori tersebut merupakan tradisi idealis
Kant di mana pendukungnya berusaha untuk mengungkapkan masyarakat apa
adanya, untuk membuka kedok esensi dan mode operasinya dan meletakkan dasar
bagi emansipasi manusia melalui perubahan sosial yang mendalam. Para penganut
teori kritis berada pada kondisi yang sama dalam melakukan pekerjaan. Semuanya
merupakan hubungan atara konsep-konsep kunci seperti totality, consciuness,
alienation dan critique.
1) Konsep Utama dan Orientasi
Totality, gagasan bahwa setiap pemahaman masyarakat harus
merangkul secara keseluruhan dunia objektif dan subjektif yang menjadi ciri
zaman tertentu. Totalitas mencakup segalanya dan tidak memiliki batas.
Pemahaman tentang totalitas ini harus mendahului pemahaman elemen-
elemennya, karena keseluruhan mendominasi bagian-bagian dalam arti yang
mencakup semua.
Consciusness, kekuatan yang pada akhirnya menciptakan dan
menopang dunia sosial. Kesadaran dihasilkan secara internal tetapi
dipengaruhi oleh bentuk-bentuk yang diasumsikannya melalui proses
objektifikasi dan dialektika antara dunia subjektif dan objektif.
Alienation, keadaan di mana, dalam totalitas tertentu, sebuah irisan
kognitif didorong antara kesadaran manusia dan dunia sosial yang
diobjektifkan, sehingga manusia melihat apa yang pada dasarnya adalah
ciptaan kesadarannya sendiri dalam bentuk realitas eksternal yang keras dan
mendominasi. Irisan ini adalah irisan keterasingan, yang menceraikan
5
manusia dari dirinya yang sebenarnya dan menghalangi pemenuhan
potensinya sebagai manusia.
Critique, dalam kritik mereka terhadap masyarakat kontemporer, para
ahli teori kritis memusatkan perhatian pada bentuk dan sumber keterasingan,
yang mereka lihat sebagai penghambat kemungkinan pemenuhan manusia
yang sebenarnya. Berbagai eksponen dari perspektif memiliki pendekatan
yang berbeda pada berbagai tingkat umum.
6
komunikatif yang terletak di jantung, dan tingkat paling dasar, dari
keterasingan manusia.
c. Anarchistic Individualism
Individualisme anarkistik mewakili satu perspektif yang menganjurkan
kebebasan individu total, tidak terhalang oleh segala bentuk regulasi eksternal atau
internal. Penolakan individualisme anarkis terhadap kategori 'sosiologis'
menempatkannya di luar perhatian Marxis untuk mengganti satu bentuk masyarakat
dengan yang lain melalui cara-cara revolusioner. Paradigma ini memberikan contoh
yang baik tentang filosofi perubahan radikal yang menekankan pentingnya faktor
subjektivis. Tidak menuntut banyak penganut sosiologis, namun menjadi gambaran
sebuah perspektif ekstrem dalam paradigma humanis radikal.
d. French Existentialism
Eksistensialisme Prancis mencerminkan perspektif filosofis yang secara tegas
ditempatkan dalam tradisi idealis subjektif yang diturunkan dari karya Fichte dan
Husserl. Dalam hal dimensi subjektif-objektif kita, ia menempati posisi antara
solipsisme dan karakteristik idealisme objektif dari teori kritis. Fenomenologi dan
eksistensialisme sering dilihat sebagai aliran pemikiran yang terkait, dan kadang-
kadang dianggap identik. Sartre mendefinisikan eksistensialisme dalam tradisi
Kierkegaard sebagai keyakinan bahwa “eksistensi mendahului esensi”. Keyakinan ini
menyiratkan bahwa 'kita harus mulai dari subyektif', yaitu individu ada sekarang
adalah dasar perhatian dari perusahaan filosofis.
7
Russian Social Theory berdiri dalam tradisi Engels, yang telah diperkenalkan
ke dalam pemikiran pra-revolusioner oleh Plekhanov. Pendekatan ini berbeda secara
politis. Pendekatan ini berbagi seperangkat asumsi meta-teoritis yang tidak diragukan
lagi positivistik dan naturalistik. Russian Social Theory berada di wilayah paradigma
yang paling objektif. Contemporary Mediterranean Marxism menempati posisi yang
berbeda pada dimensi perubahan regulasi-radikal skema analitis. Conflic Theory
adalah ekspresi sosiologis Weberianisme radikal dan melibatkan pemanfaatan
beberapa konsep Marxian.
d. Conflict Theory
Teori ini digagas oleh Dahrendorf dan Rex. Kedua gagasan yang dinyatakan
oleh mereka menekankan bahwa perhatian utama harus dicurahkan pada struktur
kekuasaan dan otoritas dalam setiap analisis masyarakat kontemporer. Mereka
8
berdua menggunakan konsep kelas sebagai alat analisis dan mengakui konflik antara
kelompok kepentingan sebagai motor penggerak perubahan sosial
9
itu, dalam kritik atas formalisme hukum, dikembangkan expanded or deviationist
doctrene.
5. Realisme Metaphisik
Realisme metaphisik berupaya menemukan grand theory untuk diuji secara
empirik dengan metodologi pembuktian Popper, yaitu dengan menggunakan uji
falsifikasi bukan uji verifikasi. Metodologi ini mencari bukti-bukti empirik kesalahan,
bukan mencari bukti pendukung teori-teori besar tersebut.
10