1. Jelaskan Bagaimana perkembangan teori administrasi di Indonesia!
Di Indonesia, ilmu administrasi Negara berkembang mengikuti perkembangan di Negara Maju. Pada era penjajahan Belanda, administrasi hanya dikenal sebagai ilmu pengetahuan. Administrasi diartikan secara sempit yaitu sebagai pekerjaan yang berhubungan dengan ketatausahaan dalam bahasa Belanda dikenal dengan istilah “administrasi”. Pada masa penjajahan Jepang tidak begitu nampak berpengaruh terhadap budaya bangsa atau pemerintahan. Ilmu administrasi penerapan secara optimal belum terpikirkan. Meski demikian, ada beberapa hal yang perlu dicatat dalam masa ini adalah berupa dibentuknya rukun-rukun kampung seperti yang dikenal hingga sekarang dengan istilah RW dan RT dalam sistem administrasi Negara Indonesia. Pada masa kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 ditandai dengan dibukanya beberapa perguruan tinggi di Yogyakarta dan Jakarta. Pada masa ini ilmu administrasi maupun administrasi negara belum mendapat tempat yang baik sebagai disiplin ilmu. Pada awal tahun lima puluhan, pandangan ilmu administrasi sebagai bagian ilmu politik mulai ditinggalkan dan mulai tertuju kepada ilmu administrasi negara sebagai disiplin ilmu. Prof. Bintoro Tjokroamidjojo, MA menyebutkan bahwa “peletakkan batu pertama ilmu administrasi negara di Indonesia dilakukan antara tahun 1951 sampai dengan 1955”. Pada masa inilah pengertian administrasi maupun administrasi negara berkembang dalam arti yang modern. Kemudian di Indonesia didirikan Lembaga Administrasi Negara (LAN) pada tanggal 5 Mei 1957 dengan peraturan pemerintah no. 30 tahun 1957 kemudian disempurnakan dengan peraturan pemerintah no. 5 tahun 1971. Perkembangan ilmu administrasi negara di Indonesia tampaknya terpengaruh dengan Amerika Serikat dan negara-negara lain. Seperti perubahan yang terjadi pada paradigma di Indonesia, perubahan reventing government yang juga mudah dikembangkan dalam administrasi pemerintahan. Menurut Dwiyanto (2007) lembaga pemerintah dirasa terlalu sempit untuk menjadi lokus ilmu administrasi negara. Kenyataan yang ada menunjukan bahwa lembaga pemerintahan tidak lagi memonopoli peran yang selama ini secara tradisional menjadi otoritas pemerintah. 2. Jelaskan pengertian teori administrasi menurut anda! Menurut saya administrasi adalah suatu kegiatan yang disusun dengan sistematis oleh suatu organisasi melalui kerjasama yang baik berdasarkan rencana yang telah ditetapkan untuk mencapai suatu tujuan.
3. Jelaskan mengenai pemikiran ilmu administrasi!
Pengetahuan yang menjadi ilmu itu adalah ilmiah (scientific) dan objektif (objective). sistem pemikiran ilmu administrasi mengacu pada pola pikir secara sistemik dalam bentuk berpikir : 1. Berpikir Holistik, yaitu cara berpikir yang berorientasi pada penggambaran yang menyeluruh atau mengutuhkan (tidak terpisah-pisah) tentang realitas dan melekatkan diri pada pengetahuan filosofis yang khas sifatnya dengan model pemikiran analitis, kritis, dan spekulatif. 2. Berpikir Teoritikal, yaitu suatu pemikiran yang mengarah kepada penjelasan tentang fakta objektif dan fakta ilmiah yang menunjukan pada pengetahuan manusia/masyarakat tentang objektif administrasi. 3. Berpikir Menggunaka Ilmu, yaitu tentang bagaimana suatu ilmu itu dipakai dan diterapkan sebagai wujud pengejahwantaan dari ilmu itu sendiri berdasarkan kebenaran, kenyataan, dan tidak menimbulkan keraguan dalam tingkatan kepercayaan penerapannya karena telah memiliki fakta-fakta empirikal sebagai sebuah ilmu. 4. Berpikir Perubahan, yaitu merubah cara berpikir mausia seiring dengan perubahan yang terjadi karena perubahan mendatangkan pengaruh yang besar dan tidak dapat dihindari. 5. Berpikir Atas Ketidak Setujuan, pengakuan dan penolakkan terhadap suatu konsep, teori, postulat, dan dalil-dalil tentunya didukung dengan sistem pemikiran yang logik dan rasional. 6. Berpikir dan Berlaku Etis, yaitu berpikir filsafati tentang hal baik maupun buruk menurut tolak ukur etis moral yang dapat dipertanggung jawabkan secara rasional serta tindakannya itu adalah perbuatan yang baik yang seharusnya dilakukan. 7. Pemanfaatan Pengetahuan, mendasari dan terkait dengan masyarakat yang maju dan mandiri yang mampu memanfaatkan pengetahuan sebagai dasar pijak membangun kemajuan. Ini tujuan hakiki dari pemanfaatan pengetahuan dalam menunjang pembangunan kehidupan masyarakat sehingga masyarakt mampu mengadaptasi dan mengadopsi secara efektif tanda-tanda kemajuan, untuk kemudian mampu berkontribusi terhadap strategi perencanaan pembangunan. 8. Uji Ilmu, mengarah pada uji penalaran dengan melihat data sebagai fakta, karena itu seseorang yang menalar akan perlu memiliki pengetahuan tentang data. 4. Apa pengertian filsafat ilmu administrasi menurut ahli? Jelaskan! Philoshopia atau filsafat secara etimologi berarti cinta kebijaksanaan Menurut Masykur Arif Rahman, kata cinta kebijaksaan ini mempunyai arti luas. Cinta bias berarti cita-cita atau keinginan. Orang yang memiliki cinta atau keinginan akan berusaha menggapai sesuatu yang ia inginkan, atau akan berusaha meraih yang dicintai. Kebijaksanaan dalam KBBI memiliki arti beberapa pengertian, yaitu selalu menggunakan akal budi (pengalaman dan pengetahuannya), arif, cakap, cermat, pandai, dan hati-hati. Secara sederhana “cinta kebijaksanaan” atau filsafat dapat dipahami sebagai keinginan untuk mengetahui segala sesuatu secara mendalam. Plato mendefinisikan filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan yang asli. Aristoteles memberikan pengertian filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika (filsafat keindahan). 5. Sebutkan dan jelaskan paradigma dalam studi administrasi negara! 1. Perkembangan paradigma administrasi sebagaimana dikemukakan oleh Nicholas Henry (2004) terbagi atas lima perkembangan paradigma administrasi, yaitu: 1. Paradigma I : Dikotomi Politik Administrasi (1900 – 1926) Periode ini ditandai dengan peluncuran buku yang ditulis oleg Frank Goodnow dan Leonardo D. White. Dinyatakan oleh Goodnow (Henry, 2004:22) bahwa pemerintahan mempunyai dua fungsi yaitu ; pertama fungsi politik yang menyangkut pembuatan kebijakan kemauan negara. Kedua, fungsi administrasi yang menyangkut pelaksanaan kebijakan yang telah dibuat. Pada periode ini studi administrasi lebih menekankan pada lokus atau tempat administrasi itu berada. 2. Paradigma II : Prinsip-Prinsip Administrasi Publik (1927 – 1937) Munculnya periode ini ditandai dengan munculnya tulisan W.F. Willoughby yang berjudul Principles of Public Administration. Diasumsikan bahwa ada beberapa prinsip administrasi yang bersifat universal, berarti tidak dibatasi oleh dimensi ruang dan waktu. Prinsip administrasi dapat diterapkan di mana saja, baik di negara maju maupun di negara berkembang (Henry, 2004:23 – 24). 3. Paradigma III : Administrasi Publik sebagai Ilmu Politik (1950 – 1970) Pada akhir 1930-an, muncul beberapa kritik terhadap administrasi publik, seperti yang dilontarkan oleh Simon. Dampak kritikan ini berujung pada kembalinya administrasi publik pada disiplin ilmunya, yaitu ilmu politik. Periode ini ditandai dengan penekanan lokus yaitu birokrasi pemerintahan. Sedangkan tulisan yang muncul mulai mengaitkan administrasi dengan ilmu politik (Henry, 2004). 4. Paradigma IV : Administrasi Publik sebagai Ilmu Administrasi (1956 – 1970) Pada periode ini ilmu administrasi mulai mencari bentuk dan mencari jalan keluar dari posisinya sebagai kelas dua dari ilmu politik, yaitu menjadikan administrasi sebagai ilmu dengan demikian, ilmu administrasi tidak kelihatan identitas dan spesifikasinya baik dalam ilmu politik maupun dalam ilmu administrasi. Ilmu administrasi disini diartikan sebagai segala studi di dalam teori organisasi dan manajemen. Pada paradigma ini, pengertian publik dalam administrasi publik juga sedang diperdebatkan, sehingga belum mengatasi masalah pada lokus administrasi publik. 5. Paradigma V : Administrasi Publik sebagai Administrasi Publik (1970 – sekarang) Dalam paradigma ini belum diperoleh kata sepakat mengenai fokus dan lokus administrasi publik, tetapi pemikiran Simon tentang dua hal yang perlu dikembangkan dalam administrasi publik kembali mendapat perhatian serius. Kedua hal tersebut adalah : para pakar administrasi publik yang meminati pembangunan satu ilmu murni mengenai administrasi dan kelompok yang meminati persoalan administrasi publik. 6. Jelaskan jenis teori-teori administrasi negara! 2. Teori Administrasi Klasik, adalah teori pertama di bidangnya, dianggap tradisional, dan terus menjadi basis di mana teori-teori berikutnya dibangun. 1. Teori Deskriprif, yaitu teori-teori yang mendeskripsikan struktur bertingkat dari berbagai hubungan administrasi publik dengan lingkungan kerjanya. 2. Teori Normatif, yaitu teori-teori yang berisi nilai-nilai alternatif keputusan yang seharusnya diambil oleh penyelenggara administrasi public (praktis) dan apa yang seharusnya dikaji serta dianjurkan kepada para pelaksana kebijakan. 3. Teori Asumtif, yaitu teori yang memberi pemahaman yang benar tentang realitas seorang administrator, suatu teori yang tidak mengambil asumsi model setan maupun model malaikat birokrat. 4. Teori Instrumental, yaitu teori yang berhubungan dengan peningkatan teknik-teknik manajerial dalam rangka efisiensi dan efektifitas pencapaian tujuan negara. 3. Teori Administrasi Modern, suatu usaha seluruh ilmu-ilmu social, riset-riset atas pengambilan keputusan administrasi telah memberi petunjuk untuk dipertimbangkan pengaruh manusia sebagai masyarakt dan actor politik. 7. Apa yang membedakan antara teori administrasi klasik dan teori administrasi modern? Jelaskan! 4. Teori administrasi klasik masih memusatkan pandangan pada analisa dan deskripsi organisasi, sedangkan teori administrasi modern menekankan pada perpaduan ilmu social dan riset-riset atas pengambilan keputusan administrasi terhadap pengaruh manusia sehingga terlihat lebih menyeluruh. 8. Apa saja peran administrasi public? 1. Fungsi Eksekutif, yaitu menggunakan pendekatan manajerial dengan kepentingan utamanya adalah efisien. 2. Fungsi yang berkaitan dengan legislatif, yaitu menggunakan pendekatan politik dimana pelaksana konstitusi merupakan hal yang paling dipentingkan dengan kepentingan utamanya efektifitas dan responsiveness. 3. Fungsi Yudisial, yaitu menggunakan pendekatan hokum yang berkepentingan pada penegakkan hukum. 9. Jelaskan model-model New Public Management! 5. NPM dapat dibedakan menjadi beberapa model dengan penekanan yang berbeda-beda setiap modelnya, yaitu : a. NPM model pertama didorong oleh tujuan untuk melakukan efisiensi (the efficiency drive) dengan asumsi yang dipakai bahwa birokrasi bersifat wasteful, overbureaucratic, dan underperforming. Usaha yang dilakukan adalah menjadikan birokrasi lebih bussines-like yang didorong oleh nilai efisiensi. Sifat hirarki dan rigid untuk mengontrol efisiensi terasa sangat kental. b. Model NPM kedua adalah downsizing dan decentralization dengan tujuan utama keluwesan dalam organisasi dan efisiensi dengan melakukan organizational unbundling dan downsizing. Memerangi vertical integrated organization yang pasif dalam birokrasi. Mengurangi high degree of standardization, meningkatkan desentralisasi terhadap tanggung jawab yang bersifat strategis dan terhadap pengelolaan anggaran, dan lainnya. c. NPM model ketiga adalah in search of excellence yang menerapkan human relations school yang menekankan pada peranan nilai budaya dalam organisasi. d. Model keempat NPM adalah public service orientation. Model ini memunculkan kembali total quality management dalam sector publik dan kepedulian yang tinggi kepada pemakai pelayanan publik. Model ini menginginkan kembalinya kekuasaan dari appointed pada elected local bodies, serta bersikap skeptis terhadap peran pasar dalam penyediaan pelayanan publik. 10. Jelaskan prinsip-prinsip good governance! 1. Partisipasi Masyarakat. Semua warga masyarakat mempunyai suara dalam pengambilan keputusan baik secara langsung maupun melalui lembaga perwakilan. 2. Tegaknya Supermasi Hukum. Kerangka hukum harus adil dan diberlakukan tanpa pandang bulu, termasuk didalamnya hukum-hukum yang menyangkut hak asasi manusia. 3. Transparansi. Transparansi dibangun atas dasar arus informasi yang bebas. Seluruh proses pemerintahan, lembaga-lembaga, dan informasi perlu dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan serta informasi yang tersedia harus memadai agar dapat dimengerti dan dipantau. 4. Perduli pada Stakeholder. Lembaga-lembaga dan seluruh proses pemerintahan harus berusaha melayani semua pihak yang berkepentingan. 5. Berorientasi pada Konsensus. Menjembati kepentingan-kepentingan yang berbeda demi terbangunnya suatu consensus menyeluruh dalam hal apa yang terbaik bagi kelompok- kelompok masyarakat, dan consensus dalam hal kebijakan-kebijakan serta prosedur- prosedur merupakan tata pemerintahan yg baik. 6. Kesetaraan. Semua warga masyarakat mempunyai kesempatan memperbaiki atau mempertahankan kesejahteraan mereka. 7. Efektifitas dan Efisiensi. Penggunaan sumber daya yg ada seoptimal mungkin dan hasil proses pemerintahan serta lembaga sesuai dengan kebutuhan warga masyarakat. 8. Akuntabilitas. Para pengambil keputusan di pemerintah, sector swasta, dan organisasi- organisasi masyarakat bertanggung jawab baik kepada masyarakat maupun lembaga yang berkepentingan sesuai dengan jenis organisasi yang bersangkutan. 9. Visi Strategis. Para pemimpin dan masyarakat memilih perspektif yang luas dan jauh kedepan atas tata pemerintahan yang baik dan pembangunan manusia, serta kepekaan akan apa saja yang dibutuhkan untuk mewujudkan perkembangan tersebut. Mereka harus memahami kompleksitas kesejarahan, budaya, dan sosial yang menjadi dasar perspektif tersebut.
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita