Anda di halaman 1dari 4

1.

Silakan diskusikan dan jelaskan secara komprehensif hubungan ketiga


konsep (administrasi, organisasi dan manajemen) dalam implementasinya!
2. Paradigma bidang administrasi yang dikemukakan Nicholas Henry terdapat
5 (lima) paradigma, jelaskan ke lima paradigma tersebut!

Jawaban

1. Secara sederhana definisi administrasi adalah suatu proses kegiatan


penyelenggaraan yang dilakukan seorang administrator secara teratur dan
diatur melalui perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan untuk mencapai
tujuan akhir yang ditetapkan (Arif, 2017:1.4).

Arief (2017:1.18) menjelaskan bahwa, hubungan antara administrasi,


organisasi dan manajemen, yaitu organisasi dan manajemen adalah
sarana dan dari administrasi. Secara terperinci hubungan tersebut adalah
kepemimpinan merupakan inti dari manajemen, semua kegiatan
dikoordinasikan dan diarahkan menuju kepada tujuan yang telah
ditetapkan, dengan demikian manajemen ada pada setiap tingkat
organisasi. Organisasi adalah merupakan wadah atau tempat dilakukannya
kegiatan-kegiatan administrasi.

Dalam Implementasinya, administrator yang berhasil menyelenggarakan


kegiatan administrasi dalam suatu organisasi maka organisasi itu akan
berkembang dan menjadi besar yang tentunnya terdiri dari Kantor Pusat,
Kantor Cabang, Kantor Perwakilan dan sub-sub bagian yang harus dikelola
dengan manajemen yakni manajer.

2. Perkembangan Ilmu Administrasi sebagai suatu bidang ilmu mengalami


perubahan dan melalui fase-fase pandangan dan asumsi orang (paradigma).
Nicholas Henry (1975) dalam bukunya “Public Administration and Public
Affair”, mengemukakan terdapat lima paradigma ilmu administrai sebagai
berikut

1. Paradigma I : Dikotomi Politik/Administrasi 1900-1926


Pada masa ini para ahli administrasi yang dipelopori Frank J. Goodnow,
Leonard D White (Introduction to the Study of Public Administration) dan
lain-lain berhasil memisahkan administrasi dan politik (dikotomi
administrasi dan politik). Frank J. Goodnow dalam bukunya Politics and
administration (1900) mengemukakan bahwa fungsi pemerintah ada
dua macam yaitu : politik yang harus membuat kebijakan (policy) atau
menyatakan kehendak negara dan administrasi yang harus
melaksanakan kebijakan negara tersebut.

2. Paradigma II: Prinsip-Prinsip Administrasi 1927-1937


Pada masa ini ilmu administrasi tetap di bawa ilmu politik.
Meskipun, pada tahun 1927, T.W Willoughby dalam bukunya
Principle of Public administration mengemukakan beberapa prinsip
administrasi yang bersifat ilmiah yang dapat diterapkan seorang
administrator. Dalam perkembangannya terlihat pada sistem penulisan
para ahli administrasi, Gullick dan Urwick yang mengemukakan dalam
bentuk POSDCORB (Planning, Organizing, Staffing, Directing,
Coordinating, Reporting, Budgeting).

Pada Tahun 1940 timbul kritik-kritik terhadap mereka yang


berpendapat bahwa administrasi dan politik harus dipisahkan
(dikotomi administrasi dan politik). Isi kritik tersebut adalah sebagai
berikut.

“administrasi dan politik tidak dapat dipisahkan karena teori dari


administrasi negara juga merupakan teori dari ilmu politik.
Umpamanya: ilmu politik mengkaji kebijakan negara, sedangkan
administrasi negara juga mengkaji kebijakan negara bahkan
menrumuskannya”.

Selanjutnya para pengkritik juga beranggapan bahwa prinsip-prinsip yang


dikemukakan sebagai prinsip adminisrtrasi ternyata bertentangan satu
sama lainny. Umpamanya pejabat-pejabat organisasi disusun
berdasarkan tingkat pemberian kewenangannya (hierarchy of authority)
supaya terjadi kesatuan perintah dalam organisasi. Sedangkan di pihak
lain organisasi di jalankan berdasarkan keahlian-keahlian tertentu.

3. Paradigma III: Administrasi Negara sebagai Ilmu Politik 1950-1970 Pada


masa ini kritik konseptual menyebabkan ilmu administrasi negara
kembali pada ilmu politik. Namun atas usaha para ahli administrasi,
pada tahun 1962 ilmu administrasi berhasil
menjadikan ilmu administrasi sebagai ilmu yang berdiri sendiri. Hal ini
terbukti dalam Laporan Komite Ilmu Politik dari Perkumpulan Ilmu Politik
Amerika yang tidak memasukkan ilmu administrasi negara sebagai
subbidang dari ilmu politik.

Pendapat ini diperkuat dengan penelitian terhadap artikel yang ditulis


antara Tahun 1960-1970 yang hanya memuat bidang politik 4%
sedangkan yang lainnya adalah mengenai bidang administrasi negara.
Dengan demikian para ahli administrasi negara memandang bahwa
administrasi negara sebagai ilmu administrasi dari kelompok sosial.

4. Paradigma IV : Administrasi Negara sebagai Ilmu Administrasi 1956- 1970


Pada masa ini administrasi negara diakui sebagai ilmu administrasi. Para
ahli administrasi dapat memperlengkapi ilmu ini dengan mengemukakan
fokus (objek) dari ilmu administrasi negara. Ada beberapa syarat yang harus
dipenuhi oleh suatu ilmu yaitu mempunyai fokus (objek) tertentu,
metodologi, terminologi, fiolosofi
dan teori-teori sendiri. Semua syarat tersebut dapat terpenuhi oleh ilmu
administrasi sebagai ilmu pengetahuan. Objek ilmu administrasi adalah
administrasi dan fokusnya adalah teori organisasi dan manajemen.
Metodologi yang digunakan untuk meneliti ilmu ini adalah sama
dengan metode yang dipakai oleh ilmu sosial lainnya seperti metode
analisis, identifikasi dan penelitian. Dan terdapat metode yang khas
yang hanya dipakai di dalam ilmu administrasi yang tidak terdapat dalam
ilmu lain, yaitu metode analisis tugas (job analisis). Selanjutnya dan
makin mengarah kepada sistematisnya. Sedangkan lokusnya dapat
berada pada lembaga-lembaga yang eksis dan berada pada domain
apapun.

5. Paradigma V : Administrasi Negara sebagai Administrasi Negara


Administrasi Negara pada masa ini lebih berfokus pada teori
organisasi dan ilmu manajemen. Sedangkan lokusnya adalah
kepentingan publik.

Sumber : Arif, Mirrian Sjofjan.2017.Organisasi dan Manajemen. Tanggerang


Selatan : 2017
Perkembangan ilmu Administrasi sebagai bidang keilmuan dapat mengalami perubahan, melalui
tahapan pandangan dan asumsi (paradigma). Nicholas Henry (1975), dalam bukunya Public
Administration and Public Affair, mengusulkan lima paradigma administrasi:

1. Paradigma I: Dikotomi Politik/Administrasi 1900-1926

Pada masa ini, profesi administrasi publik yang dirintis oleh Frank J. Goodnow, Leonard D.
White (Pengantar Administrasi Publik) dan lainnya berhasil memisahkan administrasi dan
politik (dikotomi administrasi-politik). Dalam bukunya Politics and Administration (1900), Frank
J. Goodnow mengemukakan bahwa ada dua jenis fungsi pemerintahan. Kebijakan negara itu
harus.

2. Paradigma II: Prinsip-prinsip Manajemen 1927-1937

Saat itu, administrasi publik masih menjadi bagian dari ilmu politik. Dalam bukunya tahun
1927, Principles of Public Administration, TW Willoughby memaparkan sejumlah prinsip
administrasi yang bersifat ilmiah dan dapat diterapkan oleh administrasi. administrator. Dalam
perkembangannya dapat dilihat pada sistem penulisan ahli manajemen Garrick dan Erwick
yang mereka rumuskan dalam bentuk POSCORB (Perencanaan, Pengorganisasian, Penyusunan
Staf, Pengawasan, Koordinasi, Pelaporan dan Penganggaran). Pada tahun 1940 dikritik bahwa
administrasi dan politik harus dipisahkan (dikotomi politik-administrasi). Isi kritik tersebut
adalah sebagai berikut. “Teori ketatanegaraan juga merupakan teori ilmu politik, jadi
administrasi dan politik tidak bisa dipisahkan. Selain itu, para pengkritik beranggapan bahwa
asas-asas yang dikemukakan sebagai asas-asas administratif ternyata saling bertentangan satu
sama lain. Misalnya, pejabat dalam suatu organisasi diatur berdasarkan tingkat kewenangan
yang diberikan (hierarchy of authority), dan terdapat satuan-satuan komando dalam organisasi
tersebut. Organisasi, di sisi lain, beroperasi atas dasar keterampilan khusus.

3. Paradigma III: Pemerintahan sebagai Ilmu Politik 1950-1970

Selama periode ini, kritik terhadap istilah menyebabkan kembalinya ilmu pemerintahan ke ilmu
politik. Namun, berkat upaya para profesional administrasi, pada tahun 1962 administrasi
publik mampu menjadi ilmu tersendiri. Itu muncul dari laporan Komite Ilmu Politik dari Asosiasi
Ilmu Politik Amerika, yang tidak memasukkan administrasi publik sebagai subbidang ilmu
politik. Pendapat ini didukung oleh kajian artikel tahun 1960-an dan 1970-an, dengan hanya 4%
dari bidang politik dan sisanya dari bidang administrasi negara. Oleh karena itu, para ahli
administrasi negara menganggap administrasi negara ini sebagai ilmu administrasi kelompok
sosial.

4. Paradigma IV: Administrasi Negara sebagai Ilmu Administrasi 1956-1970

Pada saat itu, administrasi negara diakui sebagai ilmu administrasi. Para profesional
administrasi publik dapat melengkapi ilmu ini dengan menghadirkan focal point (mata
pelajaran) ilmu administrasi publik negara. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh ilmu
pengetahuan. Secara khusus, arah tertentu (subjek), metodologi, terminologi, dan filsafat. Ilmu
manajemen sebagai ilmu dapat memenuhi semua kriteria tersebut. Mata kuliah ilmu
manajemen adalah manajemen dengan fokus pada teori organisasi dan manajemen.
Metodologi yang digunakan untuk mempelajari ilmu ini sama dengan yang digunakan dalam
ilmu-ilmu sosial lainnya seperti: B. ANALISA, IDENTIFIKASI DAN METODE PENELITIAN. Metode
analisis tempat kerja adalah metode unik yang unik untuk administrasi publik yang tidak dapat
ditemukan dalam disiplin akademis lainnya. Selain itu, mereka terhubung semakin sistematis.
Sementara itu, lokasinya bisa di fasilitas yang sudah ada atau di lingkungan manapun.

5. Paradigma V: Administrasi Negara sebagai Administrasi Negara

Administrasi negara pada saat itu lebih menitikberatkan pada teori organisasi dan manajemen
bisnis. Padahal lokasinya untuk kepentingan umum.

Lima paradigma administrasi publik yang dipetakan tersebut di upayakan untuk menunjukkan
bahwa gagasan administrasi publik sebagai sesuatu yang unik, sintesis lapangan yang relatif baru.

Anda mungkin juga menyukai