Anda di halaman 1dari 5

Penggunaan perangkat lunak pendeteksi plagiarisme dalam pendidikan tinggi pertama

kali diterapkan pada 2001 di Universitas Virginia (Tedford, 2003). Dalam kasus yang
dipublikasikan dengan baik ini, seorang Profesor Fisika mengembangkan kode khusus untuk
memeriksa 1500 makalah mahasiswa dari tiga tahun sebelumnya. Sebagai hasil dari pemeriksaan
ini, sejumlah siswa telah menyelidiki plagiarisme terkait dengan tuduhan ketidakjujuran
akademik. Lebih penting lagi, bagaimanapun, kasus ini disajikan untuk menyoroti
kekurangan informasi yang tersedia mengenai prevalensi bentuk kecurangan dalam
pendidikan tinggi dan penggabungan minimal mekanisme pendeteksian plagiarisme di
penegakan kebijakan akademik. Setelah kasus ini, paket pendeteksian plagiarisme
komersial telah meningkat pesat dalam jumlah dan popularitas. Paket komersial
Turnitin(alat anti-plagiarisme), khususnya, telah diadopsi di sejumlah besar institusi
pendidikan tinggi dan terus menjadi salah satu pilihan pendeteksi plagiarisme pilihan yang
tersedia (Royce, 2003).

Berkaitan dengan maraknya tindakan plagiarisme terdapat sebuah perangkat lunak yang
memiliki fungsi sebagai penilai dan penyelidik suatu tulisan dan karya terhadap kemiripan
dengan tulisan atau karya yang lain. Perangkat lunak ini sering disebut plagiarism checker.
Plagiarism checker ini memiliki kemampuan untuk menghitung, mengolah dan mencari seberapa
tinggi tingkat kemiripan atau kesamaan dari tulisan atau karya tersebut. Macam-macam
perangkat lunak plagiarism checker ini berkembang pesat. Perangkat lunak yang sering
digunakan untuk mengetahui tingkat kemiripan antara lain Turnitin, Plagiarism checker dari
SmallSEOtools, Copyscape, Plagiarism Scanner, Articlechecker.com, Plagiarismchecker.com,
Plagium, Plagiarismcheck.org, Viper, plagiarisma.net, plagsan, quetext, plagiarismsoftware.net
dan lain sebagainya.

Cara kerja dari perangkat lunak anti plagiasi secara umum dapat diketahui sebagai berikut :

1. Software tersebut akan memerintahkan kita untuk mengcopy teks ke kolom yang telah
disediakan.
2. Setelah itu, terdapat CAPTCHA untuk mengecek apakah kita itu manusia atau bot
dengan cara mengecek sidik jari, memberi pertanyaan mudah, atau menulis kembali
Captcha yang telah disediakan.
3. Lalu, akan dilakukan pengecekan setelah kita mengklik kata "Cek Plagiarisme" atau kata
semacamnya.
4. Tunggu sampai pengecekan selesai, jika kolom 100% unik maka tidak plagiasi
sebaliknya jika kolom persentase plagiatnya banyak (> 40%), maka plagiat.
5. Kita dapat melihat link plagiasi melalui "views report" atau "lihat laporan". Disitu akan
tertera berapa persen link itu copast di sumber berbeda.

Berikut beberapa contoh perangkat lunak anti-plagiasi beserta cara kerjanya :

1. Turnitin
Turnitin merupakan salah satu plagiarism checker. Sistem perangkat lunak ini berbasis pada
website. Halaman website untuk turnitin yaitu www.turnitin.com. Perangkat lunak ini bekerja
sesuai dengan pengecekan yang dilakukan tiap teks yang dimasukkan ke dalam menunya.
Pengecekan plagiarisme ini dapat digunakan sebagai penilaian yang hanya berbasis pada
sekumpulan repository saja. Disisi lain, dibandingkan dengan plagiarism checker yang lain.
Turnitin memiliki tingkat kemudahan yang relatif mudah dipelajari dan fleksibel. Selain itu
sistem yang ada di turnitin memiliki fitur-fitur yang sangat cocok dalam bidang akademisi. Di
mana struktur yang ada di dalam turnitin dapat disesuaikan dengan sistem pembelajaran yang
ada di kelas.

Turnitin, plagiarisme, plagiarism

Tampilan Home Turnitin (Sumber: https://www.turnitin.com/)

Baca juga: pengertian perangkat pembelajaran

2. Plagiarism checker dari SmallSEOtools

Plagiarism checker dari SmallSEOtools merupakan perangkat lunak plagiarisme checker yang
kerap digunakan karena sistem yang mudah. Plagiarism checker ini dapat di akses melalui laman
https://smallseotools.com/plagiarism-checker/. Tipe plagiarism checker ini dirancang melalui
program website. Selain dapat diakses melalui website, plagiarism checker ini juga dapat diakes
melalui aplikasi yang ada di smartphone baik berbasis android, iOS, maupun mac app store.

plagiarisme, plagiarism, SmallSEOtools

Tampilan Home Plagiarism Checker dari SmallSEOtools (Sumber: https://smallseotools.com)

3. Copyscape

Copyscape merupakan salah satu jenis perangkat lunak yang digunakan sebagai plagiarism
checker. Namun dalam sistem ini bukan sebagai pengecekan tulisan namun sebuah website yang
mewadahi pengecekan dalam penulisan artikel yang ada di blog ataupun di website. Indikasi dari
plagiarism dalam plagiarism checker ini yaitu munculnya situs dalam penggalan kalimatnya
dalam artikel. Apabila sudah dilakukan pengecekan namun tidak muncul url dalam kalimat di
artikel. Maka hal tersebut menandakan bahwa tulisan atau artikel yang dibuat tidak memiliki
indikasi plagiarism.

Copyscape, plagiarisme, plagiarism

Tampilan Home Copyscape (Sumber: http://copyscape.com/)

4. Plagiarism Scanner
Plagiarism scanner merupakan salah satu jenis plagiarism checker yang dapat diakses secara
online melalui website. Alamat website yang digunakan untuk melakukan pengecekan dalam
plagiarism scanner ini yaitu http://www.dustball.com/. Plagiarism checker ini berjenis berbayar.
Plagiarism checker ini memiliki sistem pengoperasian yang mudah dalam mengoperasikannya.
Fitur yang di lakukan bukan file yang diupload melainkan tulisan yang ingin kita ketahui tingkat
plagiarismenya. Kita harus mengcopy semua teks dan memindahkannya ke dalam kolom teks.
Selanjutnya dapat diklik tombol check the paper. Selanjutnya kalimat yang dicheckan akan
menunjukkan indikasi plagiarism apabila kalimat atau teks berwarna merah.

Plagiarism scanner, plagiarisme

Tampilan dustball pada menu plagiarism checker (Sumber: http://plagiarism.checker.ink/)

5. Articlechecker.com

Articlechecker.com merupakan salah satu perangkat lunak yang digunakan sebagai pengecekan
plagiarism. Plagiarism checker ini dapat digunakan dengan mendaftarkan data diri sebagai
pengguna. Sehingga jika pengguna tidak mendaftarkan diri sebagai pengguna maka tidak dapat
menggunakan fasilitas yang terdapat dalam articelchecker.com.

Articlechecker.com, plagiarisme, plagiarism

Tampilan home articlechecker.com (Sumber: http://www.articlechecker.com/#essaycheck)

1. Kramsch (1993) mengartikan kemampuan komunikasi lintas budaya sebagai kemampuan


internal individu untuk mengatasi masalah yang berpotensi terjadi di dalam proses
komunikasi lintas budaya, seperti tetap berperilaku tenang ketika ada kejanggalan dalam
berkomunikasi, memahami bagaimanakah sebaiknya mengambil sikap yang dianggap
normal di dalam komunitas masyarakat yang berbeda secara kultural dan juga mengatasi
potensi tekanan batin yang bisa terjadi di lingkungan tersebut.

Setelah diparafrasa :

mengartikan keterampilan komunikasi antar budaya sebagai kemampuan internal


individu untuk mengatasi masalah yang mungkin timbul dalam proses komunikasi antar
budaya, seperti tekanan internal yang mungkin muncul di lingkungan itu, Kramsch
(1993).

2. Sasaki (2002,p.218-230), telah mengkategorikan konsep pengajaran Nihonjijou yang di


terapkan dalam pendidikan bahasa Jepang menjadi tiga yaitu kategori 1)warisan budaya
dan pengetahuan, 2) budaya sebagai media interaksi dan 3) budaya sebagai individu atau
ko no bunka.
Setelah diparafrasa :

membagi konsep ajaran Nihonjijou yang digunakan dalam pendidikan Jepang menjadi
tiga kategori, yaitu 1) warisan budaya dan pengetahuan, 2) budaya sebagai sarana
interaksi, dan 3) budaya sebagai individu atau ko no bunka.

3. Peranan terpenting dosen dalam mengajarkan budaya kepada mahasiswa menurut


Nakazaki (2005) adalah menekankan materi yang benar-benar ingin dipelajari mahasiswa
dan materi yang berhubungan dengan jurusan kehalian mahasiswa.

Setelah diparafrasa :

Peran dosen yang paling utama mengajarkan budaya kepada siswa Menurut Nakazaki
(2005), penekanannya adalah pada Materi yang benar-benar ingin siswa pelajari dan
materi terkait dengan pengetahuan para siswa.

4. Ogawa (2013) juga menegaskan untuk memperoleh pemahaman mengenai hubungan


budaya pembelajar dan budaya sasaran secara terintegrasi melalui konsep lintas budaya
dosen harus memahami materi yang dibutuhkan mahasiswa, mengangkat tema yang
dibutuhkan oleh kebanyakan mahasiswa, serta menyajikan kegiatan berbentuk kerja sama
di kelas baik kerja sama antar sesama mahasiswa ataupun mahasiswa dengan dosen
pengampu.

Setelah diparafrasa :

Ogawa (2013) juga menekankan bahwa untuk mendapatkan pemahaman tentang


hubungan antara budaya mahasiswa dan budaya sasaran melalui konsep lintas budaya
secara terpadu, dosen harus memahami materi yang dibutuhkan mahasiswa, menonjolkan
topik yang paling dibutuhkan mahasiswa, dan memberitahukan. kolaborasi harus hadir di
kelas, dan kolaborasi sesama mahasiswa dan mahasiswa dengan dosen.

5. Hosokawa (2002) juga mengusulkan pengembangan pengajaran yang menstimulus


mahasiswa berpikir secara mandiri dan memperoleh pemahaman budaya Jepang secara
mandiri.

Setelah diparafrasa :

Hosokawa (2002) juga mengusulkan pengembangan pengajaran yang mendorong siswa


untuk berpikir sendiri dan memahami budaya Jepang secara mandiri.
Santoso, Anang dkk, 2021, BMP ”Bahasa Indonesia”, Universitas Terbuka, Tangerang Selatan

Wijaya, Hengki, 2019, Jurnal “Pencegahan Plagiarisme dengan Anti-Plagiarism Software dan
Reference Management Tools Sebagai Terobosan Inovasi Pendidikan dalam Publikasi
Karya Ilmiah” Makassar, diakses melalui
https://repository.sttjaffray.ac.id/tr/publications/269000/pencegahan-plagiarisme-dengan-
anti-plagiarism-software-dan-reference-management pada 21 november 2022.

Putra, Jeni, 2019, Jurnal “Memaksimalkan Peranan Pengajaran Nihonjijou Dalam Mendukung
Pembentukan Kemampuan Komunikasi Lintas Budaya”, Bandung, UPI, diakses melalui,
https://ejournal.upi.edu/index.php/BS_JPBSP/article/view/20763/pdf pada 21 november
2022.

Anda mungkin juga menyukai