Anda di halaman 1dari 16

Lembar Pengantar

Ujian Akhir Semester


Final Examination Cover Sheet
Nama Mahasiswa : FRANASIA
Student Name

NIM Mahasiswa : 03051170029


Student ID

Nama Mata Kuliah : PENDIDIKAN ANTI KORUPSI


Course Name

Kelas : 17L2 (Regular)*


Class

Dosen : Dr. Japansen Sinaga, S.H., M.Hum.


Lecturer / Tutor

Tanggal Penyerahan : 24 APRIL 2020


Submission Date

Saya menyatakan bahwa asesmen ujian akhir semester ini adalah merupakan karya saya sendiri, dan belum diserahkan untuk keperluan
nilai kredit akademik di institusi lain, dan menyatakan bahwa penilai dapat mempergunakannya untuk:
I declare that this Final Examination Assessment item is my own work, and has not been submitted for academic credit elsewhere, and
acknowledge that the assessor of this item may, for the purpose of assessing this item

a. Memperbanyak hasil penilaian ujian akhir semester ini dan memberikan salinannya kepada pihak terkait lainnya dalam Universitas;
dan/atau
Reproduce this final examination assessment item and provide a copy to another member of the University; and/or,

b. Menyerahkan salinan dari hasil penilaian ujian akhir semester ini kepada layanan pemeriksaan plagiarisme (untuk disimpan sebagai
arsip dalam pemeriksaan plagiarisme di masa mendatang)
Communicate a copy of this final examination assessment item to a plagiarism checking service (which may then retain a copy of the final
examination assessment item on its database for the purpose of future plagiarism checking).

c. Saya menyatakan bahwa saya telah membaca dan memahami Peraturan Universitas sehubungan dengan Pelanggaran Akademik
Mahasiswa
I certify that I have read and understood the University Rules in respect of Student Academic Misconduct.

Ditanda tangani oleh : FRANASIA


Signed by

Tanggal : 24 APRIL 2020


Date

*Pilih salah satu/Select one


MAKALAH

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP TA 2019/ 2020

PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

“UPAYA PENANGANAN KORUPSI DI INDONESIA SEIRING


DENGAN KEMAJUAN TEKNOLOGI”

OLEH

NAMA : FRANASIA

NIM : 03051170029

PROGRAM STUDI : ILMU HUKUM

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk dapat menambah ilmu pengetahuan dan

wawasan semua pihak mengenai Korupsi yang sudah termasuk sering terjadi di

Indonesia.

Penulisan makalah ini dapat diselesaikan berkat sumber- sumber referensi

yang sangat membantu dalam penulisan makalah ini. Untuk itu penulis

mengharapkan penyusunan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat

kepada semua pihak, baik pihak dari kalangan akademis maupun non- akademis,

penulis juga berterima kasih atas bantuan materi- materi yang sangat bermanfaat.

Dalam penulisan makalah, penulis menyadari masih banyak kekurangan

dalam penulisan makalah ini baik dalam segi isi, Bahasa maupun penyajiannya

sehingga penulis sangata mengharapkan kritik maupun saran dari semua pihak

yang bersifat membangun untuk mengembangkan makalah ini. Akhir kata penulis

mengucapkan terima kasih.

Medan, 24 April 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penulisan

1.4 Manfaat Penulisan

BAB II : PEMBAHASAN

A. Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam pemberantas Korupsi di Indonesia

B. Penggunaan Teknologi Informasi Dalam Memperkuat Pembuktian Kasus

Korupsi

BAB III : PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jika mendengar maupun membahas mengenai sesuatu yang berhubungan

dengan korupsi maka yang terlintas dalam pikiran maupun benak kita adalah

segala sesuatu yang berhubungan dengan mengambil, mencuri, memperoleh,

merebut hak milik orang lain baik dengan sengaja maupun tidak sengaja. Korupsi

yang sudah terjadi di Indonesia ini sudah menduduki puncak yang sudah tinggi

dan tergolong parah. Pemberitaan di setiap media massa seperti di radio, televisi,

koran dan media lainnya rata- rata membahas mengenai pemberantas korupsi.

Dengan seiring perkembangan zaman pun, masyarakat dengan mudahnya

memperoleh segala berita mengenai korupsi, bukan hanya berita bahkan tindakan

dalam melakukan korupsi ini pun sering menggunakan teknologi sebagai

perantaranya. Tindakan korupsi ini kebanyakan dilakukan oleh orang yang

memilki kedudukan, jabatan yang tinggi negara yang sesungguhnya masyarakat

sudah memberikan kepercayaan pada mereka. Hal ini tentu saja sangat

memprihatinkan bagi kelangsungan hidup rakyat yang dipimpin oleh para pejabat

yang terbukti melakukan tindak korupsi. Korupsi yang kita ketahui pada

umumnya adalah kegiatan mengambil/ memiliki barang/ kepunyaan orang lain

tanpa izinya atau tanpa haknya yang dengan sengaja ataupun tidak sengaja sudah

membuat kerugian terhadap orang tersebut baik secara formil maupun materiil.

Maraknya kasus tindak pidana korupsi di Indonesia, tidak lagi mengenal siapa,

mengapa, dan bagaimana. Tidak hanya pemangku jabatan dan kepentingan saja

4
yang melakukan tindak pidana korupsi pun sudah menjadi suatu fenomena.

Meningkatnya tindak pidana korupsi yang tidak terkendali akan membawa

bencana tidak saja terhadap kehidupan perekonomian nasional tetapi juga pada

kehidupan berbangsa dan bernegara pada umumnya. Perkembangan praktek

korupsi dari tahun ke tahun pun semakin meningkat, baik dari segi kuantitas atau

jumlah kerugian negara maupun dari segi kualitas sudah meluas dalam seluruh

aspek masyarakat. Meningkatnya tindak pidana korupsi yang tidak terkendali

akan membawa bencana tidak saja terhadap kehidupan perekonomian nasional

tetapi juga pada kehidupan berbangsa dan bernegara pada umumnya.

Penyelenggaraan negara yang bersih dari korupsi menjadi penting dan sangat

diperlukan untuk menghindari praktek- praktek korupsi yang tidak saja

melibatkan pejabat bersangkutan, tetapi juga oleh keluarga yang apabila dibiarkan,

maka rakyat Indonesia akan berada dalam posisi yang sangat dirugikan.

Dari latar belakang masalah di atas, penulis ingin mengkaji lebih dalam lagi

tentang bagaimana sebenarnya Tindakan Korupsi yang sudah terjadi bahkan

sering terjadi dan bagaimana penanganannya seiring dengan perkembangan

zaman yang sudah dipenuhi teknologi. Oleh karena itu, penulis menulis suatu

makalah dengan judul “Upaya Penanganan Korupsi Di Indonesia Seiring

Dengan Kemajuan Teknologi”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya dalam makalah ini

adalah:

5
A. Bagaimana Negara Indonesia memanfaatkan Teknologi Informasi sebagai

upaya dalam pemberantas Korupsi.

B. Apakah Teknologi Informasi cukup kuat untuk dijadikan barang bukti dalam

Kasus Korupsi.

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui bagaimana Negara Indonesia memanfaatkan Teknologi

Informasi sebagai upaya dalam pemberantas Korupsi.

2. Untuk mengetahui apakah Teknologi Informasi cukup kuat untuk dijadikan

barang bukti dalam Kasus Korupsi.

1.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

 Manfaat Teoritis

Hasil Penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu

hukum pada umumnya, khususnya mengenai Tindakan Korupsi, Penulisan ini

juga dapat dijadikan referensi untuk penulisan selanjutnya dan sebagai bahan

referensi untuk mengkaji lagi lebih dalam mengenai Dampak yang dapat

ditimbulkan pada akibat uatu tindakan korupsi. Penulisan ini diharapkan dapat

menjadi bahan referensi pada perpustakaan serta dapat menjdai bahan kajian

lebih lanjut.

6
 Manfaat Praktis

Hasil penulisan ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi penulis untuk

lebih menambah wawasan lagi mengenai Perceraian, selain bagi penulis juga bagi

keluarga, orang tua, masyarakat yang ingin mengetahui mengenai akibat dari

korupsi yang dapat timbul, kemudian penulisan ini diharapkan dapat memberi

manfaat dan juga referensi bagi mahasiswa yang ingin mempelajari ataupun

mengetahui mengenai Korupsi.

7
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam pemberantas Korupsi di

Indonesia

Korupsi (dalam Bahasa Latin yaitu: corruptio) adalah tindakan pejabat publik,

baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan

itu yang secara tidak wajar dan tidak legal menyalahgunakan kepercayaan publik

yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak. 1

Sedangkan pengertian Tindak korupsi menurut Peraturan Pemerintah (PP)

Pengganti “UU Nomor 24 Tahun 1960 Pasal 1 Ayat a dan b” adalah “ (a) tindakan

seseorang yang dengan atau karena melakukan suatu kejahatan atau pelanggaran

memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu badan yang secara langsung

atau tidak langsung merugikan keuangan atau perekonomian Negara atau Daerah

atau merugikan keuangan suatu badan yang menerima bantuan dari keuangan

Negara atau Daerah atau badan hukum lain yang mempergunakan modal

kelonggaran- kelonggaran dari Negara atau masyarakat. (b) perbuatan seseorang,

yang dengan atau karena melakukan suatu kejahatan atau pelanggaran

memperkaya diri sendiri atau orang lain atau badan yang dilakukan dengan

menyalahgunakan jabatan dan kedudukan”2. Seseorang dapat dikatakan melakuan

tindak pidana korupsi apabila memenuhi unsur- unsur yaitu seperti:

1 Pengertian korupsi diakses dari situs/ web https://id.wikipedia.org/wiki/Korupsi


2 Pengertian Tindak Pidana Korupsi menurut “UU Nomor 24 Tahun 1960 Pasal 1 Ayat a dan b”
diakses dari situs/ web

8
- Perbuatan melawan hukum

- tindakan yang menyalahgunakan kewenangan dan jabatannya

- Melakukan tindakan untuk memperkaya diri sendiri dengan merugikan

keuangan orang lain, negara atau perekonomian negara.

Jenis- jenis daripada Tindak Pidana Korupsi pada umumnya seperti:

- Menerima barang/ hadiah pemberian orang lain yang dapat dikatakan seperti

penyuapan.

- Melakukan penggelapan/ pemerasan dalam jabatan.

- Ikut serta dalam pengadaan negara dan menerima gratifikasi.

Jenis korupsi juga diklasifikasikan oleh tokoh reformasi, M. Amien Rais yang

menyatakan sedikitnya ada 4 jenis korupsi, yaitu

1. Korupsi ekstortif, yakni berupa sogokan atau suap yang dilakukan pengusaha

kepada penguasa.

2. Korupsi manipulatif, seperti permintaan seseorang yang memiliki kepentingan

ekonomi kepada eksekutif atau legislatif untuk membuat peraturan atau UU yang

menguntungkan bagi usaha ekonominya.

3. Korupsi nepotistik, yaitu terjadinya korupsi karena ada ikatan kekeluargaan,

pertemanan, dan sebagainya.3

https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/18822/node/632/peraturan-pemerintah-
pengganti-undangundang-nomor-24-tahun-1960
3 4 jenis korupsi menurut Amien Rais diakses dari situs/ web https://fhp-edulaw.com/korupsi-
dan-berbagai-bentuknya/

9
4. Korupsi subversif, yakni mereka yang merampok kekayaan negara secara

sewenang-wenang untuk dialihkan ke pihak asing dengan sejumlah keuntungan

pribadi.

Bentuk -bentuk korupsi yang umum dikenal menurut Jeremy Pope, yaitu:

1. Berkhianat, subversif, transaksi luar negeri ilegal, penyelundupan.

2. Penggelapan barang milik lembaga, swastanisasi anggaran pemerintah, menipu

dan mencuri.

3. Penggunaan uang yang tidak tepat, pemalsuan dokumen dan penggelapan uang,

mengalirkan uang lembaga ke rekening pribadi, menggelapkan pajak,

menyalahgunakan dana.

4. Penyalahgunaan wewenang, intimidasi, menyiksa, penganiayaan, memberi

ampun dan grasi tidak pada tempatnya.

5. Menipu dan mengecoh, memberi kesan yang salah, mencurangi dan

memperdaya, memeras.

6. Mengabaikan keadilan, melanggar hukum, memberikan kesaksian palsu,

menahan secara tidak sah, menjebak.4

Ada sebuah survei yang terhadap KPK pada tahun 2008 yang mana

didapati bahwa belum banyak masyarakat yang memahami betul tentang tugas

dan wewenang KPK (Komisi Pemberantas Korupsi). Menurut “UU Nomor 30

Tahun 2002 Pasal 6” bahwa tugas dari KPK adalah “a. koordinasi dengan instansi

yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi; b. supervisi

terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana

4 Bentuk -bentuk korupsi menurut Jeremy Pope diakses dari situs/ web https://fhp-
edulaw.com/korupsi-dan-berbagai-bentuknya/

10
korupsi; c. melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak

pidana korupsi; d. melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana

korupsi; dan e. melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan

negara”.5 Sedangkan untuk wewenang KPK Menurut “UU Nomor 30 Tahun 2002

Pasal 7” bahwa wewenang dari KPK adalah “a. mengkoordinasikan penyelidikan,

penyidikan, dan penuntutan tindak pidana korupsi b. menetapkan sistem pelaporan

dalam kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi c. meminta informasi

tentang kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi kepada instansi yang

terkait; d. melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi yang

berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi dan e. meminta

laporan instansi terkait mengenai pencegahan tindak pidana korupsi”.6

Pemberantasan tindak pidana korupsi adalah serangkaian tindakan untuk

mencegah dan memberantas tindak pidana korupsi melalui upaya- upaya berupa

penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan,

dengan peran serta masyarakat berdasarkan peraturan perundang- undangan yang

berlaku.

Jika dilihat dari Pemanfaatan Teknologi Informasi, kemajuan teknologi

informasi sudah banyak membantu KPK dalam melakukan tugas- tugasnya. Dari

mulai gedung KPK yang sudah dirancang sebagai smart building, paper- less

information system yang sebagai bentuk melakukan komunikasi internal di KPK,

dan program- program kampanye serta pendidikan antikorupsi KPK. Dalam

5 Tugas KPK menurut “UU Nomor 30 Tahun 2002 pasal 6” diakses dari situs/ web
https://www.kpk.go.id/images/pdf/Undang-undang/uu302002.pdf
6 Wewenang KPK menurut “UU Nomor 30 Tahun 2002 pasal 7” diakses dari situs/ web
https://www.kpk.go.id/images/pdf/Undang-undang/uu302002.pdf

11
meningkatkan peran serta masyarakat, informasi elektronik sangat dibutuhkan

agar informasi yang disampaikan dapat lebih cepat diterima, lebih luas sebarannya,

dan lebih lama penyimpanannya. KPK menyambut baik tujuan pemanfaatan

teknologi informasi dan transaksi elektronik antara lain untuk meningkatkan

efektivitas dan efisiensi pelayanan publik.7

B. Penggunaan Teknologi Informasi Dalam Memperkuat Pembuktian Kasus

Korupsi

Penegak hukum di Indonesia, dalam hal ini Kepolisian, Kejaksaan, dan

KPK sama- sama diberi kewenangan melakukan untuk melakukan penyadapan.

Dan begitu pun mereka mempunyai kewenangan itu mereka pun tidak bisa

sewenang- wenang menggunakan kewenangan itu. Bagi KPK, penyadapan hanya

dapat dilakukan setelah menerima surat tugas yang ditandatangani oleh Pimpinan

KPK. Sedangkan keputusan untuk melakukan penyadapan didasarkan pada

kebutuhan untuk memperkuat alat bukti dalam kegiatan penyelidikan.

Penyelidikan itu sendiri dilakukan setelah kegiatan pengumpulan data dan

keterangan dilakukan setelah ditemukan indikasi tindak pidana korupsi. Dengan

demikian, penyadapan bukan merupakan langkah pertama yang dilakukan untuk

mendapatkan bukti adanya suatu tindak pidana korupsi, dan keputusan untuk

melakukannya bukanlah keputusan yang mudah. Dalam melakukan penyadapan

KPK tidak pernah menyebarluaskan hasil sadapan, kecuali sebagai pembuktian di

sidang pengadilan, yang diperdengarkan atas perintah Hakim Pengadilan Tindak

7 Peranan teknologi dalam pemberantas KPK diakses dari situs/ web


http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/hukum-teknologi/667-upaya-pemberantasan-korupsi-
seiring-kemajuan-teknologi-informasi.html

12
Pidana Korupsi. Kesalahpahaman informasi terjadi, ketika salah satu stasiun

televisi swasta menayangkan program yang memuat upaya penindakan KPK

lengkap dengan pemutaran rekaman hasil penyadapan yang dilakukan KPK.

Terkait dengan banyaknya tayangan dalam program tersebut yang menampilkan

para terperiksa, terdakwa, dan terpidana kasus-kasus yang ditangani KPK, ada

sebagian masyarakat yang menduga ada andil KPK di dalamnya. Sebagai catatan,

gambar-gambar dan rekaman yang ditampilkan tersebut diambil dari ruang

persidangan atau di halaman dan lobby tamu KPK yang merupakan ruang publik.

Parahnya lagi bukan hanya masyarakat awam hukum yang berpendapat demikian.

Sehingga menurut penulis pribadi bahwa dalam pemanfaatan teknologi untuk

pemberantas korupsi ini pun sangat diperlukan karena sangat meringankan

pekerjaan para aparat penegak hukum dalam hal untuk memberantas korupsi.

Dengan tidak adanya perkembangan teknologi maka sudah sangat minim

kemampuan karena para aparat negara tidak mungkin hanya mengandalkan

kemampuan sendiri melainkan perlulah pemanfaatan teknologi.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Korupsi sudah sangat sering terjadi di Indonesia, malah bukan mengalami


penurunan melainkan peningkatan yang drastis. Dengan begitu kita bisa
simpulkan bahwa masih kurangnya kekuatan hukum atau masih banyaknya
aparat hukum yang lemah dalam menangani masalah ini. Seharusnya untuk
mengurangi jumlah kasus korupsi di Indonesia ini, harus mulai dari
pengecekan para aparat negara dulu, karna apabila dari aparat negara pun
sudah banyak yang melakukan hal itu bagaimana pemerintah mau
menertibkan masyarakatnya. Korupsi dapat dilakukan karena adanya
kesempatan, kesempatan yang terbuka lebar sehingga banyak yang bisa
melakukannya. Sehingga perlunya suatu pembatasan dari segala aspek dan
juga pengawasan yang lebih ketat lagi dari sebelumnya.

3.2 Saran

Diharapkan kepada semua masyarakat, pejabat hukum ataupun semua rakyat


Indonesia untuk tidak lagi melakukan tindakan korupsi, dikarenakan korupsi
sangat merugikan banyak pihak bukan hanya untuk 1- 2 orang melainkan
dampak yang ditimbulkan bisa berefek pada semua orang. Lakukanlah segala
sesuatu dengan niat maupun etikad yang baik dan hindari perbuatan itu. Dan
saran untuk pemerintah supaya dapat menciptakan suatu platform yang baru
sehingga untuk segala proses yang dilakukan langsung terdaftarkan sehingga
Nampak semua keluar masuk keuangan negara sehingga jelas pecatatannya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Internet

http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/hukum-teknologi/667-upaya-pemberantasan-

korupsi-seiring-kemajuan-teknologi-informasi.html

https://fhp-edulaw.com/korupsi-dan-berbagai-bentuknya/

https://www.kpk.go.id/images/pdf/Undang-undang/uu302002.pdf

https://id.wikipedia.org/wiki/Korupsi

https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/18822/node/632/peraturan-

pemerintah-pengganti-undangundang-nomor-24-tahun-1960

15

Anda mungkin juga menyukai