Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP TA 2019/2020

PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

ANALISIS KASUS TINDAK PIDANA KORUPSI FUAD AMIN

NAMA : YUNITA

NIM : 03051170002

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM : PENDIDIKAN ANTI KORUPSI


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan

berkat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang

berjudul “Kasus Korupsi dan Penyuapan Fuad Amin”.

Selain itu penulis juga ingin berterima kasih kepada Bapak Dr.Japansen

Sinaga,SH.,M.Hum yang telah mengajarkan mata kuliah mengenai Pendidikan

Anti Korupsi dengan baik sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat pada

waktunya.

Kami anggota penyusun makalah menyadari bahwa makalah ini masih

terdapat banyak kekurangan dan masih amat jauh dari kata sempurna, hal ini

dikarenakan kami masih dalam tahap pembelajaran untuk ke arah yang lebih baik

dalam penyusunan makalah ini.

Kami berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah pengetahuan

bagi para pembaca.

Medan, 21 April 2020

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Korupsi pada saat ini merupakan sesuatu yang sudah biasa didengar

didalam masyarakat luas terutama di Indonesia. Tindakan korupsi biasanya

dilakukan oleh kalangan kalangan atas sehingga dapat dikategorikan kedalam

white collar crime.

Korupsi yang terjadi di Indonesia dinilai sudah mengakar dan merupakan

budaya indonesia. Hal ini terbukti dengan bertambahnya kasus korupsi di

Indonesia dari tahun ke tahun. Dampak dari korupsi sendiri juga sangat besar

karena menyangkut keuangan negara secara luas apalagi seperti yang kita ketahui,

sebagian dana dari pemerintah secara tidak langsung merupakan uang dari

masyarakat sendiri yang dipungut secara berkala.

Adapun perkembangan korupsi di Indonesia masih tergolong sangat tinggi

mengingat tindakan yang telah digalakkan oleh pemerintah saat ini masih dinilai

lemah dalam upaya mencegah maupun menindak pelaku tindak pidana korupsi.

Hal lain yang mendorong terjadinya korupsi dari masyarakat sendiri adalah

dimana masyarakat masih tidak acuh terhadap hal ini dan kesadaran dari

masyarakat untuk mencegah tindakan korupsi masih rendah serta anggapan dari

masyarakat bahwa pemerintah sendiri tidak memberi contoh yang baik .

1
Tindak pidana korupsi juga diatur didalam beberapa peraturan perundang-

undangandibentuk dalam upaya memberantas korupsi tersebut, yaitu:Undang-

Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

yang diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan

atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi. Selanjutnya,Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang

Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsidan Undang Undang Nomor 46

Tahun 2009 tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.1

Didalam makalah ini akan menjelaskan mengenai tindakan korupsiyang

dilakukan oleh Fuadamin, serta bagaimana penegakan hukum dilakukan dalam

menindak kasus tersebut.

2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kronologi terjadinya korupsi oleh Fuad amin?

2. Bagaimana analisis terhadap kasus korupsi oleh Fuad Amin?

1
Eprints.ums.ac.id , “ Kumpulan kasus korupsi “ , http://eprints.ums.ac.id/31461/2/Bab_1.pdf ,
diakses pada 21 April 2020

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kronologi

Sumber: detiknews.com

2006

• Direksi PT MKS mengajukan permohonan agar mendapatkan alokasi gas

bumi di Blok Poleng Bangkalan kepada Kodeco.

• Kodeco menerima PT MKS dengan pertimbangan PT MKS mewakili

kepentingan Pemerintah Daerah. BP Migas menunjuk Pertamina sebagai

penjual gas kepada PT MKS yang kemudian dilakukan penandatanganan

Heads of Agreement yang menyebutkan PT MKS memperoleh persetujuan

untuk mewakili konsorsium Bangkalan.2

• Fuad mengirimkan surat kepada Hong Sun Yong tertanggal 30 Mei

mengenai dukungan penyaluran gas alam Kodeco ke Gilitimur dan surat

tersebut intinya menyampaikan bahwa PD Sumber Daya telah bekerja

sama dengan PT MKS untuk investasi pemasangan pila dan penyaluran

gas alam dari Klampis (Sepulu) km 36, sehingga Fuad mendukung

rencana penyaluran gas tersebut dan memohon pihak Kodeco agar dapat

2
Agung sslueiman.wordpress.com ,” Artikel Hukum Bisnis “,
https://agungssuleiman.wordpress.com, diakses pada 21 April 2020

3
mengalokasikan pasokan gas alam untuk mengantisipasi kebutuhan listrik

di Madura dan Jawa Timur.

• Tanggal 3 Desember, PD Sumber Daya dan PT MKS melakukan

perjanjian kerjasama dalam rangka merealisasikan surat perjanjian

konsorsium yang telah dibuat sebelumnya. Perjanjian tersebut

ditandatangani oleh Cholili Solihin dan Sardjono yang diketahui oleh

Fuad. Setelah pasokan dan penyaluran gas mulai beroperasi, maka PT

MKS memberikan imbalan kepada PD Sumber Daya. Fuad juga menerima

penyerahan sejumlah uang dari Antonius, Sardjono, Sunaryo, Achmad,

dan Pribadi sebagai bentuk balas jasa karena telah mengarahkan

tercapainya perjanjian konsorsium dan kerja sama antara PT MKS dan PD

Sumber Daya. Penerimaan uang tersebut berlangsung sejak Juni 2009-Juni

2011 sebesar Rp50 juta perbulan dan total Rp1,25 miliar serta penerimaan

uang lain yang bersifat temporer.

2011

Pada bulan Juli, Fuad dan Abdul meminta kenaikan pembagian

keuntungan pembelian gas pada PT MKS selama proyek pasokan gas dari

Pertamina berjalan. Lalu, Antonius, Sardjono, Sunaryo, dan Achmad menyepakati

akan memberikan kenaikan imbalan seperti dalam perjanjian kerjasama yang

ditandatangani tanggal 20 September oleh Abdul dan Sardjono. Juga disepakati

kenaikan jumlah uang bulanan sebagai balas jasa kepada Fuad.

4
Fuad menerima kenaikan jumlah uang tersebut baik melalui tunai ataupun

setoran tunai ke rekening dengan total Rp3,2 miliar sejak Juli 2011-Februari 2014.

2014

Sekitar bulan Januari, Fuad bertemu dengan Antonius dan memintanya

untuk menaikkan uang balas jasa menjadi Rp700 juta perbulan meskipun Fuad

tidak lagi menjabat sebagai Bupati Bangkalan. Antonius menyetujui jumlah

tersebut namun meminta bagian Rp100 juta untuk dirinya dari setoran Rp700 juta.

Fuad menyepakati.

Pada bulan September-Desember, Fuad menerima pemberian uang balas

jasa dari Antonius seperti yang telah disepakati sebelumnya karena peran Fuad

semasa menjabat sebagai Bupati Bangkalan telah mengarahkan tercapainya

perjanjian konsorsium dan perjanjian kerja sama antara PT MKS dan PD Sumber

Daya serta memberikan dukungan PT MKS kepada Kodeco terkait permintaan

penyaluran gas alam. Fuad menerima uang tersebut setiap bulan sebesar Rp600

juta.

Tanggal 28 November, Fuad mengingatkan Antonius mengenai uang balas

jasa untuk bulan Desember. Antonius membalas dengan mengatakan bahwa

minggu depan aka ndiserahkan. Pada tanggal 1 Desember Antonius menanyakan

posisi Abdur dengan maksud untuk memberikan uang pada Fuad. Abdur

menjawab dengan menyebut sebuah Gedung dibilangan Jakarta Selatan.

Sudarmono kemudian bertemu Abdur di halaman parkir belakang gedung tersebut

dan menyerahkan sejumlah uang yang dimasukkan ke dalam tas kepada Abdur.

5
Setelah menerima uang tersebut, Abdur menghubungi Fuad dan Fuad meminta

agar uang tersebut diberikan kepada Taufiq. Abdur kemudian menghubungi

Taufiq untuk menyerahkan uang tersebut. Namun, Petugas KPK kemudian

menangkap Abdur.

Penangkapan dilakukan terhadap RF (Rauf, ajudan) sebagai perantara dari

FAI (Fuad Amin Imron) dilakukan pada 1 Desember pukul 11.30 WIB di area

parkir gedung A yang terletak di Jalan Bangka Raya Jakarta Selatan. Saat Rauf

diamankan, petugas KPK menemukan uang senilai Rp700 juta di dalam

mobil.Yang merupakan uang balas jasa yang divberikan dari PT MKS kepada

Fuad Amin.

KPK juga menyita tiga tas besar berisi uang dari tempat penangkapan Fuad.

"Sampai sekarang belum selesai dihitung uang yang ditemukan karena KPK

menyita tiga tas besar," ungkap Bambang. Bambang juga menunjukkan foto-foto

petugas KPK melakukan penghitungan uang menggunakan mesin penghitung

uang bersama dengan Fuad di hadapan timbunan uang pecahan Rp100 ribu dan

Rp50 ribu. Pecahan uang tersebut diikat dengan ikatan yang berasal dari Bank

Jatim, BCA dan UOB Bank. "Jadi proses penghitungan uang yang dilakukan KPK

dan disaksikan sendiri oleh pemilik uang dari tiga koper yang disita dari rumah

6
penerima di berbagai tempat di rumah itu, misalnya di balik lukisan," tambah

Bambang.3

KPK menetapkan Fuad sebagai tersangka penerima suap berdasarkan pasal

12 huruf a, pasal 12 huruf b, pasal 5 ayat 2 atau pasal 11 UU Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi jo pasal 55 ayat 1 KUHP. Pasal tersebut mengatur

mengenai pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah atau

janji padahal patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untuk

melakukan atau tidak melakukan terkait jabatannya. Bila terbukti melanggar pasal

tersebut dapat dipidana penjara seumur hidup atau penjara 4-20 tahun kurungan

ditambah denda minimal Rp200 juta dan maksimal Rp 1 miliar.

Wakil Ketua KPK Bambang Widjajanto menyebutkan bahwa uang senilai

Rp 700 juta dengan pecahan Rp 100 ribu dan Rp 50 ribu itu ditemukan pada

seorang perantara dari Antonio yaitu Rauf (RF). Uang itu diduga merupakan

hadiah atau janji terkait dengan jual beli gas alam untuk pembangkit listrik di

Jawa Timur.

(19/10/2015),Ketua majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, M.

Mukhlis, menjatuhkan vonis kepada terdakwa kasus suap PT Media Karya

Sentosa dan tindak pidana pencucian uang, Fuad Amin Imron, dengan hukuman

8 tahun penjara dan pidana denda sebesar Rp 1 miliar. Korupsi itu dilakukan

Fuad Amin saat menjabat Bupati Bangkalan.

3
id.m.wikipedia.org , “ Fuad Amin Imron “, https://id.m.wikipedia.org/wiki/Fuad_Amin_Imron ,
diakses pada 21 April 2020

7
Hakim menyatakan terdakwa Fuad Amin terbukti secara sah dan

meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama.

"Dan berlanjut sebagaimana dalam dakwaan kesatu primer dan tindak pidana

pencucian uang sebagaimana dalam dakwaan kedua dan ketiga," ujar Mukhlis.

Penjatuhan vonis Fuad Amin ini berdasarkan beberapa aturan. Yakni Pasal

12 huruf B Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, juncto Pasal

55 ayat 1 kesatu KUHP, juncto Pasal 64 ayat 1 KUHP karena menerima uang

sejumlah Rp. 15,65 miliar dari direktur HRD PT. Media Karya Sentosa (MKS)

Antonius Bambang Djatmiko. Juga Pasal 3 Undang-Undang Nomor 8 Tahun

2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian

Uang juncto Pasal 65 ayat 1 KUHP. Dan pasal 3 ayat 1 huruf a dan c Undang-

Undang Tindak Pidana Pencucian Uang juncto Pasal 65 ayat 1 KUHP dan

Undang-Undang 8 Tahun 1981 tentang KUHAP, serta aturan yang berkenaan

dengan perkara ini. 4

Fuad amin melakukan banding ke Pengadilan Tinggi DKI Jakarta . Namun

hukuman diperberat dari 8 tahun menjadi 13 tahun penjara. Selain menambah

hukuman, Pengadilan Tipikor juga mencabut hak politik mantan Bupati

Bangkalan tersebut.

Fuad amin kemudian melakukan kasasi ke Mahkamah Agung namun

kasasi ditolak sehingga ia tetap divonis 13 tahun penjara. Selain itu, harta senilai

4
Direktori Putusan Mahkamah Agung No : 26/PID/TPK/2015/PT.DKI,
https://www.scribd.com/document/405649317/26-PID-TPK-2015-PT-DKI-pdf , diakses pada 21
April 2020

8
Rp 414 miliar dirampas untuk negara. Dari jumlah itu, Rp 341 miliar di antaranya

didapat dari korupsi APBD selama 2003-2013.

2.2 Analisa

Berdasarkan vonis yang ditetapkan oleh Hakim Agung terhadap kasus

korupsi oleh Fuad Amin, Penulis berpendapat bahwa vonis tersebut sudah tepat.

Karena perbuatan yang dilakukan oleh Fuad Amin dinilai sangat merugikan

keuangan negara . Fuad amin merupakan salah satu contoh dari pejabat negara

yang menjadi alasan masyarakat tidak percaya dengan pemerintah karena

menyalahgunakan jabatannya seperti pejabat pejabat yang terjerat kasus korupsi

sebelumnya.

Pencabutan jabatan yang menjadi salah satu hukuman dari perbuatan Fuad

Amin juga dinilai sudah tepat guna menutup peluang bersambungnya perbuatan

tercela kedepannya. Ada baiknya jika dilakukan penyitaan terhadap keseluruhan

aset Fuad amin baik yang merupakan hasil dari korupsi maupun aset pribadinya.

Menurut penulis, hal tersebut dianggap lebih ampuh dalam membuat efek jera

terhadap pelaku korupsi.

Faktor penyebab

Dari pemaparan kasus diatas, maka dapat disimpulkan bebenrapa faktor

yang menyebabkan seorang pejabat melakukan tindak pidana korupsi yaitu :

Faktor internal

9
 Keserakahan yang merupakan sifat alami manusia tidak terkecuali dengan

pejabat, meskipun berkecukupan, namun rasa ketidakpuasan yang dimiliki

seseorang dapat mengalahkan nuraninya kemudian melakukan segala cara

untuk mendapat keuntungan.

 Sanksi yang diberikan tidak sepadan dengan hasil korupsi yang telah

dilakukan. Sehingga masih memiliki dana untuk melakukan penyuapan

penegak hukum untuk meringankan ataupun membebaskan dari gugatan.

Dengan alasan inilah penulis menyaranan untuk melakukan penyitaan

pada seluruh aset baik hasil korupsi maupun aset pribadi pada saat

eksekusi putusan.

 Penegak hukum yang cenderung dinilai masih dapat disuap.

Faktor eksternal

Hal yang menyangku penyalahgunaan wewenang. Pada kasus ini , Fuad

amin yang merupakan pejabat diberikan wewenang untuk menyalurkan gas alam

untuk kepentingan masyarakat di kota tersebut, malah menyalahgunakan

kewenangan tersebut dengan menjual sebagian dari sumber daya alam tersebut

kepada perusahaan yang memberikan penawaran bagus untuk itu demi

keuntungan sendiri. Perbuatan yang dilakukan oleh Fuad amin juga dinilai

melanggar UUD 1945 ,mengingat kembali pasal 33 Undang Undang Dasar 1945,

dimana sumber daya alam yang mencakup hajat hidup orang banyak dikuasai

oleh negara seharusnya disalurkan kembali untuk kepentingan masyarakat. Bukan

untuk diperjualbelikan.

10
Analisa Sosiologi Hukum

Dalam kasus yang dibahas, Fuad amin terbukti melanggar pasal 12B

undang undang No 20 Tahun 2001 Tentang tipikor sekaligus melanggar pasal 2

ayat 1 UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan pasal 3 UU Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi, karena ia telah menyalahgunakan wewenangnya dimana

menerima hadiah berupa uang yang tidak seharusnya dimilikinya dengan tujuan

memperkaya diri sendiri yang juga telah merugikan keuangan negara.

Analisa Ekonomi Hukum

Jika ditinjau melalui perspektif ekonomi Hukum yang digukana untuk

mengetahui kerugian yang dialami pemerintah dalam kasus korupsi yang

dilakukan oleh Fuad Amin, maka total jumlah dari kerugian yang dilami adalah

sebesar Rp 211,8 Milyar. Fuad Amin terbukti menerima uang hasil korupsi dari

PT MKS untuk memuluskan pembelian gas alam di Poleng, Madura sebesar Rp

14,6 Milyar serta Rp 197.2 Milyar dari SKPD selama menjabat sebagai bupati.

Unsur tindak pidana korupsi sesuai dakwaan pasal 12 huruf b Undang- undang

No.31 Tahun 1999 jo UU No 20 tahun 2001 terpenuhi, yaitu :

1. Pegawai negeri atau penyelenggara negara

Fuad amin yang merupakan pegawai negeri yang merupakan Ketua DPRD

Bangkalan dan juga Bupati Bangkalan pada saat melaukan tindak pidan korupsi.

11
2. Menerima hadiah

Fuad juga menerima penyerahan sejumlah uang dari Antonius, Sardjono, Sunaryo,

Achmad, dan Pribadi sebagai bentuk balas jasa karena telah mengarahkan

tercapainya perjanjian konsorsium dan kerja sama antara PT MKS dan PD

Sumber Daya. Penerimaan uang tersebut berlangsung sejak Juni 2009-Juni 2011

sebesar Rp50 juta perbulan dan total Rp1,25 miliar serta penerimaan uang lain

yang bersifat temporer. Dan 600 juta perbulan.

3. Diketahui

Bahwa terdakwa sadar akan perbuatannya.

4. Patut diduga bahwa hadiah tersebut diberikan sebagai akibat atau disebabkan

karena telah melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang

bertentangan dengan kewajibannya.

Terdakwa telah melakukan jual-beli gas alam dengan PT MKS . Hal ini tentunya

tidak diperbolehkan mengingat gas alam merupakan sumber daya yang hanya

digunakan untuk kepentingan masyarakat di daerah tersebut.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada hakikatnya, korupsi merupakan masalah pelik yang tiada habisnya

untuk dibahas. Sangatlah mudah dijumpai praktek praktek korupsi di mana

mana. Bahkan tanpa disadari hal itu dapat terjadi disekitar kita, namun kita tidak

sadar akan hal itu karena dianggap sudah biasa . Contohnya saja seperti korupsi

waktu yang sudah menjadi kebiasaan dibeberapa kalangan. Untuk itu

diperlukannya pendidikan anti korupsi untuk menanamkan mental antikorupsi

sejak dini , mulai dari hal sekecil apapun.

Penjatuhan vonis Fuad Amin atas tindak pidana korupsi yang

dilakukannya dengan PT Media Karya Sentosa untuk memuluskan pembelian gas

alam serta menerima uang dari sejumlah SKPD di Kabupaten Bangkalan

berdasarkan beberapa aturan. Yakni Pasal 12 huruf B Undang-Undang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, juncto Pasal 55 ayat 1 kesatu

KUHP, juncto Pasal 64 ayat 1 KUHP karena menerima uang sejumlah Rp. 15,65

miliar dari direktur HRD PT. Media Karya Sentosa (MKS) Antonius Bambang

Djatmiko. Juga Pasal 3 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang

Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang juncto Pasal 65

ayat 1 KUHP. Dan pasal 3 ayat 1 huruf a dan c Undang-Undang Tindak Pidana

Pencucian Uang juncto Pasal 65 ayat 1 KUHP dan Undang-Undang 8 Tahun

13
1981 tentang KUHAP, yang berakhir pada vonis penjara 13 tahun serta denda

sebesar 5 milyar rupiah. 5

Berdasarkan vonis yang ditetapkan oleh Hakim Agung terhadap kasus

korupsi oleh Fuad Amin, Penulis berpendapat bahwa vonis tersebut sudah tepat.

Karena perbuatan yang dilakukan oleh Fuad Amin dinilai sangat merugikan

keuangan negara . Fuad amin merupakan salah satu contoh dari pejabat negara

yang menjadi alasan masyarakat tidak percaya dengan pemerintah karena

menyalahgunakan jabatannya seperti pejabat pejabat yang terjerat kasus korupsi

sebelumnya.

Pencabutan jabatan yang menjadi salah satu hukuman dari perbuatan Fuad

Amin juga dinilai sudah tepat guna menutup peluang bersambungnya perbuatan

tercela kedepannya. Serta penyitaan terhadap keseluruhan aset Fuad amin baik

yang merupakan hasil dari korupsi maupun aset pribadinya. Menurut penulis, hal

tersebut dianggap lebih ampuh dalam membuat efek jera terhadap pelaku korupsi.

Faktor penyebab

Faktor internal berupa keserakahan yang merupakan sifat alami manusia

tidak terkecuali dengan pejabat , sanksi yang diberikan tidak sepadan dengan hasil

korupsi yang telah dilakukan penegak hukum yang cenderung dinilai masih

dengan mudahnya dapat disuap.

Faktor eksternal dimana fuad amin menyalahgunakan kewenangan

tersebut dengan menjual sebagian dari sumber daya alam tersebut kepada

5
Scribd.id , “Korupsi “, https://www.scribd.com/document/329724044/Korupsi , diakses pada 21
April 2020

14
perusahaan yang memberikan penawaran bagus untuk itu demi keuntungan

sendiri.

Penegakan hukum terhadap kasus kasus korupsi juga tidaklah mudah,

mengingat pelaku pelaku yang biasanya merupakan orang yang berada ,sehingga

dapat mengatasi segalanya dengan hasil korupsinya termasuk untuk menyuap

para penegak hukum yang menangani perkaranya. Tidak ada gunanya dibentuk

peraturan yang setegas apapun jika pada akhirnya juga tidak diimplementasikan

secara riil di lapangan.

Disisi lain, dipelukannya peraturan yang benar benar dapat melindungi

masyarakat , sehingga masyarakat dapat turut membantu dalam melaporkan

serta menjalankan fungsi pengawasan tanpa merasa terancam.

3.2 Saran

Sukses tidaknya upaya pemberantasan korupsi ditentukan oleh kerjasama

antara masyarakat dengan penegak hukum dengan tekad bersama untuk

memerangi korupsi . Penuntasan korupsi memang tidak dapat dilakukan seketika.

Namun , jika dilakukan secara konsisten, maka setidaknya dapat meminimalisir

dampaknya dari waktu ke waktu. Tidak hanya melalui pembentukan hukum yang

lebih tegas kedepannya namun juga harus diimplementasikan. Karena peraturan

setegas apapun akan sia sia jika tidak diterapkan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Agung sslueiman.wordpress.com ,” Artikel Hukum Bisnis”


,https://agungssuleiman.wordpress.com, diakses pada 21 April 2020

Direktori Putusan Mahkamah Agung No : 26/PID/TPK/2015/PT.DKI,


https://www.scribd.com/document/405649317/26-PID-TPK-2015-PT-DKI-pdf ,
diakses pada 21 April 2020

Eprints.ums.ac.id , “ Kumpulan kasus korupsi “ ,

http://eprints.ums.ac.id/31461/2/Bab_1.pdf , diakses pada 21 April 2020

id.m.wikipedia.org , “ Fuad Amin Imron “,

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Fuad_Amin_Imron , diakses pada 21 April 2020

16

Anda mungkin juga menyukai