Anda di halaman 1dari 14

Lembar Pengantar

Ujian Akhir Semester


Final Examination Cover Sheet
Nama Mahasiswa : IVANIA GLORY
Student Name

NIM Mahasiswa : 03051170025


Student ID

Nama Mata Kuliah : PENDIDIKAN ANTI KORUPSI


Course Name

Kelas : REGULAR
Class

Dosen : BAPAK DR.JAPANSEN SINAGA,SH.,M.Hum


Lecturer / Tutor

Tanggal Penyerahan : 24-Apr-20


Submission Date

Saya menyatakan bahwa asesmen ujian akhir semester ini adalah merupakan karya saya sendiri, dan belum diserahkan untuk
keperluan nilai kredit akademik di institusi lain, dan menyatakan bahwa penilai dapat mempergunakannya untuk:
I declare that this Final Examination Assessment item is my own work, and has not been submitted for academic credit elsewhere, and
acknowledge that the assessor of this item may, for the purpose of assessing this item
a. Memperbanyak hasil penilaian ujian akhir semester ini dan memberikan salinannya kepada pihak terkait lainnya dalam
Universitas; dan/atau
Reproduce this final examination assessment item and provide a copy to another member of the University; and/or,
b. Menyerahkan salinan dari hasil penilaian ujian akhir semester ini kepada layanan pemeriksaan plagiarisme (untuk disimpan
sebagai arsip dalam pemeriksaan plagiarisme di masa mendatang)
Communicate a copy of this final examination assessment item to a plagiarism checking service (which may then retain a copy of the final
examination assessment item on its database for the purpose of future plagiarism checking).
c. Saya menyatakan bahwa saya telah membaca dan memahami Peraturan Universitas sehubungan dengan Pelanggaran
Akademik Mahasiswa
I certify that I have read and understood the University Rules in respect of Student Academic Misconduct.

Ditanda tangani oleh :


Signed by

Tanggal : 24-Apr-20
Date

*Pilih salah satu/Select one


KASUS ANDI MALLARANGENG
NAMA : IVANIA GLORY

KELAS :17L2

NIM 0305117025

PELAJARAN : PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

UNIVERSITAS PELITA HARAPAN MEDAN

TAHUN AKADEMIK 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Kasus Andi Mallarangeng ini dengan
baik. Makalah ini dibuat agar menambah pengetahuan kita mengenai bagaimana mengenai
tindakan persekongkolan para oknum pemerintahan dalam melakukan tindak pidana korupsi.
Sebelum kita melangkah lebih jauh, diperlukan suatu pemahaman khusus mengenai
hal-hal mendasar yang ada pada materi. Untuk itu, penyusunan makalah ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi kita semua termasuk penulis.
Penulisan makalah ini dapat terselenggara berkat sumber-sumber referensi yang sangat
membantu dan untuk itu penulis mengucpakan terimakasih atas bantuan materi-materinya yang
sangat bermanfaat.
Kami mohon maaf jika makalah ini banyak kekurangan, maka dari itu kami
mengharapkan agar para pembaca makalah ini dapat memberikan saran serta kritiknya untuk
perbaikan yang semestinya.

.
Medan, 24 April 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

1. KATA PENGANTAR. .................................................................................... I

2. DAFTAR ISI.................................................................................................... II

3. PENDAHULUAN ........................................................................................... 4

A.LATAR BELAKANG.....................................................................................4

B.RUMUSAN MASALAH.................................................................................5

C.MANFAAT PENULISAN MAKALAH................................... ......................5

4. PEMBAHASAN ................................................................................................6

5. PENUTUP ....................................................................................................... 9

6. DAFTAR PUSTAKA. ....................................................................................... 13

i
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Mulanya proyek ini adalah inisiasi Direktorat Jenderal Olahraga Departemen


Pendidikan Nasional pada 2003-2004, yang saat itu butuh pusat pendidikan dan pelatihan
olahraga dalam rangka persiapan pembinaan atlet nasional bertaraf internasional.

Berdasar kajian verifikasi tahun 2004, muncul lima lokasi yakni Karawang, Cariu,
Bogor, Cibinong, Cikarang, dan Bukit Hambalang

Pembangunan juga mendapat izin prinsip Bupati Bogor tanggal 19 Juli 2004 tentang
penetapan lokasi untuk pembangunan gedung PLOPN di Hambalang seluas kurang lebih 30
hektar atas nama Dirjen Olahraga Departemen Pendidikan Nasional.

Proyek PLOPN kemudian dialihkan Direktorat Jenderal Olahraga dan Direktorat dan
Direktorat Kepemudaan Departemen Pendidikan Nasional kepada Kementerian Negara
Pemuda dan Olahraga

Tahun 2007 diusulkan perubahan nama dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Olahraga
Pelajar Nasional, dengan pemrakarsa Departemen Pendidikan Nasional menjadi Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Prestasi Olahraga Nasional dengan pemrakarsa Kementerian
Negara Pemuda dan Olahraga.

Kasus Hambalang banyak diperbincangkan karena adanya dugaan tindak pidana


korupsi yang melibatkan banyak pihak terlibat, diantaranya para elite Partai Demokrat, Anas
Urbaningrum; Istri dari Anas Urbaningrum qq komisaris PT Dutasari Citralaras; Menteri
Pemuda dan Olah Raga RIAndi Malarangeng; Mahfud Suroso, Direktur PT Dutasari
Citralaras; dan lain sebagainya.

Diketahui, tender proyek ini dipegang oleh kontraktur dimana mereka merupakan
BUMN, yaitu PT Adhi Karya dan PT Wijaya Karya yang diduga men-subtenderkan sebagian
proyek kepada PT Dutasari Citralaras senilai 300M.

KPK menyatakan, dalam penyelidikan Hambalang ada dua hal yang menjadi konsentrasi
pihaknya. Yakni, terkait dengan pengadaan pembangunan dan terkait dengan kepengurusan
sertifikat tanah Hambalang.
2. Rumusan Masalah
Tinjauan masalah dari penulisan makalah ini guna untuk mengetahui serta menganalisa
kasus korupsi yang melibatkan Andi Mallarangeng dan untuk memenuhi tugas dalam
pembelajaran Pendidikan Anti Korupsi.

Dari latar belakang diatas maka penulis mencoba merumuskan masalah sebagai berikut :

1.Bagaimana Kronologis dari kasus korupsi ini ?

2. Apakah hukuman yang diberikan kepada Andi Mallarangeng sudah sesuai?

3.Bagaimana Kasus ini dapat terjadi

3. Manfaat Penulisan Makalah

Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut :

1. Memberikan manfaat bagi masyarakat terutama mahasiswa untuk berpartisipasi dalam


penanganan kasus korupsi tersebut

2. Memberikan pemahaman yang lebih luas tentang sebuah dampak besar akibat korupsi
3.Memberikan gambaran efek-efekyang terjadi akibat korupsi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Korupsi

Kata korupsi berasal dari bahasa latin corruption (Fockema Andrea, 1951) atau corruptus
(Webster Student Dictionary, 1960). Selanjutnya, disebutkan pula bahwa corruption berasal
dari kata corrumpere satu kata dari bahasa Latin yang lebih tua. Dari bahasa Latin tersebut
kemudian dikenal istilah“corruption, corrupt” (Inggris), “corruption” (Perancis) dan
“corruptie / korruptie” (Belanda). Dari segi terminologi, istilah korupsi berasal dari kata
“corruptio” dalam bahasa latin yang berarti kerusakan atau kebobrokan, dan dipakai pula
untuk menunjukkan keadaanatau perbuatan yang busuk.

Dalam Webster’s New American Dictionary, kata “corruption” diartikan sebagai “decay”
(lapuk), “contamination“ (kemasukan sesuatu yang merusak) dan “impurity” (tidakmurni).
Sedangkan kata “corrupt” dijelaskan sebagai “to become rotten or putrid” (menjadi busuk,
lapuk atau buruk), juga “to induce decay in something originally clean and sound”
(memasukkan sesuatu yang busuk atau yang lapuk ke dalam sesuatu yang semula bersih dan
bagus).

Menurut Black’s Law Dictionary, korupsi adalah perbuatan yang dilakukan dengan
maksud untuk memberikan suatu keuntungan yang tidak resmi dengan hak – hak dari pihak
lain secara salah menggunakan jabatannya atau karakternya untuk mendapatkan suatu
keuntungan untuk dirinya sendiriatau orang lain, berlawanan dengan kewajibannya dan hak –
hak dari pihak lain.

Dari bahasa Latin tersebut, kemudian dikenal istilah corruption, corrupt (Inggris),
corruption (Prancis), dan “corruptic/korruptie” (Belanda). Indonesia kemudian memungut
kata ini menjadi korupsi. Arti kata korupsi secara harfiah adalah “sesuatu yang busuk, jahat,
dan merusakkan”

B. Kronologi Kasus

Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, ditangkap.


Semuanya menjadi terbuka ketika Koordinator Anggaran Komisi X DPR RI yang
juga.Nazar mulai mengungkap pelbagai aktifitas korupsi yang melibatkannya, salah
satunya
korupsi pada proyek Hambalang yang ternyata juga melibatkan dedengkot-dedengkot Partai
Demokrat lainnya: Anas Urbaningrum, Andi Alfian Mallarangeng, dan Angelina Sondakh.
Dalam perjalanannya, muncullah kronologi sebagai berikut:

1 Agustus 2011: KPK mulai menyelidiki kasus korupsi proyek Hambalang senilai Rp 2,5
triliun.

8 Februari 2012: Nazar menyatakan bahwa ada uang Rp 100 miliar yang dibagi-bagi, hasil
dari korupsi proyek Hambalang. Rp 50 miliar digunakan untuk pemenangan Anas sebagai
Ketua Umum Partai Demokrat; sisanya Rp 50 miliar dibagi-bagikan kepada anggota DPR RI,
termasuk kepada Menpora Andi Alfian Mallarangeng.

9 Maret 2012: Anas membantah pernyataan Nazar. Anas bahkan berkata dengan tegas, "Satu
rupiah saja Anas korupsi Hambalang, gantung Anas di Monas.

5 Juli 2012: KPK menjadikan tersangka Dedi Kusnidar, Kepala Biro Keuangan dan
Rumahtangga Kemenpora. Dedi disangkakan menyalahgunakan wewenang sebagai pejabat
pembuat komitmen proyek.

3 Desember 2012: KPK menjadikan tersangka Andi Alfian Mallarangeng dalam posisinya
sebagai Menpora dan pengguna anggaran. Selain itu, KPK juga mencekal Zulkarnain
Mallarangeng, adik Andi, dan M. Arif Taufikurrahman, pejabat PT Adhi Karya.

22 Februari 2013: KPK menjadikan tersangka Anas Urbaningrum. Anas diduga menerima
gratifikasi berupa barang dan uang, terkait dengan perannya dalam proyek Hambalang.

Ide pembangunan Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Sekolah Olahraga Nasional


tercetus sejak jaman Menteri Pemuda dan Olahraga dijabat oleh Adiyaksa Dault.Dipilihlah
wilayah untuk membangun, yaitu tanah di daerah Hambalang, Bogor, Jawa Barat. Namun
pembangunan urung terealisasi karena persoalan sertifikasi tanah.

Saat Menpora dijabat Andi Alfian Mallarangeng, proyek Hambalang terealisasi.


Tender pun dilakukan. Pemenangnya adalah PT Adhi Karya dan PT Wijaya Karya.
Anas Urbaningrum diduga mengatur pemenangan itu bersama Muhammad Nazaruddin,
Angelina Sondakh, dan teman dekat Anas, Mahfud Suroso. Masalah sertifikasi juga berhasil
diselesaikan.

Pemenangan dua perusahaan BUMN itu ternyata tidak gratis. PT Dutasari Citralaras
menjadi subkontraktor proyek Hambalang dan mendapat jatah senilai Rp 63
miliar.Perusahaan yang dipimpin Mahfud itu dikomisarisi oleh Athiyyah Laila, istri Anas.
Selain itu, PT Adhi Karya juga menggelontorkan dana terima kasih senilai Rp 100 miliar.

Setengah dana itu dipakai untuk pemenangan Anas sebagai Ketua Partai
Demokrat dan sisanya dibagi-bagikan oleh Mahfud kepada anggota DPR RI, termasuk
kepada Menpora Andi Mallarangeng.Selain itu, Anas juga mendapatkan gratifikasi
berupa mobil Toyota Harrier dari Nazar.

C.Vonis Andi Mallarangeng


Kasus korupsi proyek Hambalang akhirnya membuat mantan Menteri Pemuda dan
Olahraga Andi Mallarangeng mendekam di penjara selama empat tahun. Majelis hakim
Pengadilan Tipikor menyatakan Andi terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak
pidana korupsi.

Vonis empat tahun tersebut jauh lebih ringan dari tuntutan jaksa KPK. Sebelumnya,
jaksa menuntut Andi dengan hukuman 10 tahun penjara, denda Rp 300 juta, serta membayar
uang pengganti Rp 2,5 miliar.

Ketua Majelis Hakim Haswandi mengungkapkan, Andi terbukti secara sah dan
menyakinkan melakukan korupsi sesuai dakwaan alternatif kedua. ’’Oleh karena itu pada
terdakwa Andi Alfian Mallarangeng menjatuhkan pidana penjara selama empat tahun
penjara,’’ ucap Haswandi.

Majelis hakim juga menghukum Andi dengan denda Rp 200 juta subsider 2 bulan
penjara.Dalam dakwaan alternatif kedua tersebut, Andi terbukti menyalahgunakan
wewenangnya sebagai Menpora sehingga merugikan keuangan negara. Berdasarkan
perhitungan Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK), Andi dinilai telah merugikan keuangan negara sebesar Rp
463,391 miliar.

Dia dijerat Pasal 3 junto Pasal 18 UU No 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak


Pidana Korupsi sebagaimana diubah UU Nomor 20/2001 junto Pasal 55 Ayat (1) ke-1 junto
Pasal 65 Ayat (1) KUHP.

Dalam sidang, hakim juga mengungkapkan Andi terbukti menikmati uang hasil
korupsi melalui adiknya, Choel Mallarangeng. Dia dianggap secara permisif memberikan
keleluasaan pada Choel untuk berhubungan dengan pejabat di Kemenpora dalam kaitan
proyek Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) Hambalang.

Uang yang disebut terbukti diterima Andi sebesar Rp 4 miliar dan USD 550 ribu.
’’Terdakwa juga terbukti memperkaya sejumlah orang,’’ ujar hakim.

Nama yang disebutkan hakim antara lain, Wafid Muharam, Deddy Kusdinar, Nanang
Suhatmana, Anas Urbaningrum, Mahyudin, Teuku Bagus, Mahfud Suroso, Olly
Dondokambey, Joyo Winoto, Lisa Lukitawati, Anggraheni Dewi, dan Adhyaksa Dault.Meski
putusan jauh lebih ringan, namun Andi tetap memutuskan banding. D.Analisa Masalah
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) menjatuhkan vonis hukuman 4 tahun penjara,
dan denda Rp 200 juta serta subsidar 2 bulan kurungan kepada mantan Menteri Pemuda dan
Olahraga (Menpora) Andi Mallarangeng dalam kasus tindak pidana korupsi proyek Pusat
Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) di Hambalang, Bogor.

Menurut hakim ketua Haswandi terdakwa Andi Mallarangeng terbukti secara sah dan
meyakinkan melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-samaDalam putusan tersebut,
hakim ketua menilai Andi dengan sengaja telah menyalahgunakan kewenangannya sebagai
Menpora dalam pengurusan proyek Hambalang.Dimana sebagai Menpora, Andi adalah
pengguna anggaran sekaligus pemegang otoritas kekuasaan pengelolaan keuangan negara di
Kemenpora serta memiliki kewajiban untuk melakukan pengawasan pelaksanaan anggaran.

Atas perbuatan tersebut Andi telah menguntungkan pihak lain,Proyek P3SON telah
merugikan keuangan negara Rp 464,391 miliar.Andi melanggar Pasal 3 jo Pasal 18 UU No
31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan
UU No 20 Tahun 2001 jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 jo Pasal 65 ayat (1) KUHPidana.

Selain itu, Majelis Hakim menilai, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Andi Dalam
putusan juga disebutkan, bahwa Andi telah memberikan kemudahan akses kepada Choel
Mallarangeng di kantor Kemenpora.Kemudahan akses tersebut seperti adanya Keleluasaan
bagi Choel untuk menggunakan ruang kerja Andi di lantai 10 gedung Kemenpora untuk
melakukan pertemuan dengan pejabat Kemenpora dan calon pemenang.Majelis hakim
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi juga menyebutkan membengkaknya anggaran proyek
pembangunan Hambalang, disebabkan oleh keinginan Andi Mallarangeng untuk mengubah
konsep bangunan Majelis hakim mengatakan Andi Mallarangeng telah memerintahkan
Sesmenpora Wafid Muharam untuk melakukan pemaparan proyek dengan desain master
plan baru.

Kemudian dilakukan pertemuan membahas perombakan design baru seperti konsep


bangunan, luas tanah dan gedung, yang berlangsung di lantai 10 Gedung Kemenpora. Dalam
pertemuan tersebut dihadiri oleh Wafid, Deddy Kusdinar, Rio Wilarso, Lisa Lukitawati Isa,
Muhammad Arifin, Asep Wibowo dan Anggraeni Dewi Kusumastuti.Akibatnya, anggaran
proyek Hambalang yang semula Rp 125 miliar terus bertambah. Hingga tahun 2010,
anggaran tersebut meningkat mencapai Rp 275 miliar. Namun, pada akhirnya anggaran
tersebut membengkak drastis menjadi total Rp 2,5 triliun, sehingga negara mendapat
kerugian keuangan negara senilai Rp 464,391 miliar.

3. Analisa Kasus Andi Mallarangeng

Dari permasalahan kasus korupsi yang diuraikan pada pokok pembahasan 2.1 maka dapat
dianalisa memurut pandangan para ahli, ciri – ciri, jenis dan faktor penyebab terkait kasus
korupsi tesebut adalah sebagai berikut :

1. Menurut pandangan David H Baley kasus yang melibatkan mantan menpora ini
adalah kasus penyuapan yang mana penyuapan adalah suatu istilah umum yang meliputi
penyalahgunaan wewenang sebagai akibat pertimbangan keuntungan pribadi yang tidak
selalu berupa uang. Batasan yang luas dengan titik berat pada penyalahgunaan
wewenang memungkinkan dimasukkannya penyuapan, pemerasan, penggelapan,
pemanfaatan sumber dan fasilitas yang bukan milik sendiri untuk mencapai tujuan –
tujuan pribadi dan nepotisme ke dalam korupsi. Hal ini dapat dibuktikan sebagai berikut
2. Sebab hakim ketua menilai Andi dengan sengaja telah menyalahgunakan
kewenangannya sebagai Menpora dalam pengurusan proyek Hambalang.Dimana
sebagai Menpora, Andi adalah pengguna anggaran sekaligus pemegang otoritas
kekuasaan pengelolaan keuangan negara di Kemenpora serta memiliki kewajiban
untuk melakukan pengawasan pelaksanaan anggaran.
3. Andi Mallarangeng, telah memberi keleluasaan terhadap adiknya Choel Mallarangeng
untuk berhubungan dengan pejabat Kemenpora.Sehingga Choel ikut terlibat dalam
pengurusan proyek Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olah Raga Nasional
(P3SON).
4. Dalam kasus korupsi yang melibatkan mantan menpora ini maka ciri – ciri korupsi
yang terkait dengan kasus korupsi tersebut adalah sebagai berikut :

Menurut Syed Hussein Alatas mengungkapkan bahwa ciri – ciri yang terkait dengan
kasus ini berbentuk Suatu pengkhianatan terhadap kepercayaan. Seseorang yang diberikan
amanah seperti seorang pemimpin yang menyalahgunakan wewenangnya untuk kepentingan
pribadi, golongan, atau kelompoknya.

1. Dalam kasus korupsi yang melibatkan mantan menpora ini maka jenis korupsi ini
tergolong kepada jenis :

Mercenery corruption, yakni jenis tindak pidana korupsi yang dimaksud untuk
memperoleh keuntungan pribadi melalui penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan
(Benveniste).
BAB III
PENUTUP

1, Kesimpulan

Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) menjatuhkan vonis hukuman 4 tahun penjara,
dan denda Rp 200 juta serta subsidar 2 bulan kurungan kepada mantan Menteri Pemuda dan
Olahraga (Menpora) Andi Mallarangeng dalam kasus tindak pidana korupsi proyek Pusat
Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) di Hambalang, Bogor.Atas
perbuatan tersebut Andi telah menguntungkan pihak lain,Proyek P3SON telah merugikan
keuangan negara Rp 464,391 miliar.Andi melanggar Pasal 3 jo Pasal 18 UU No 31 Tahun
1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan UU No 20
Tahun 2001 jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 jo Pasal 65 ayat (1) KUHPidana.

2. Saran

Dalam penulisan makalah ini kami hanya meninjau dari satu sisi saja dan diharapakan
dalam penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua baik dalam proses
pembelajaran maupun dalam kehidupan sehari – hari.
DAFTAR PUSTAKA

https://yuokysurinda.wordpress.com/2015/11/27/analisis-kasus-korupsi-mantan-menpora-
andi-mallarangeng/

http://blog.umy.ac.id/prasetiyolawstudents/2016/10/26/analisis-kasus-korupsi-andi-
mallarangeng-mantan-menpora/

https://www.voaindonesia.com/a/andi-mallarangeng-divonis-4-tahun-penjara-/1960514.html

https://indopolitika.com/kasus-korupsi-hambalang-andi-mallarangeng-divonis-4-tahun-
penjara/

https://www.merdeka.com/andi-zulkarnaen-mallarangeng/

Anda mungkin juga menyukai