NIM Mahasiswa
: 03051170049
Student ID
Kelas
Class : 17L2 (Regular/ Retake)*
Dosen
Lecturer / Tutor : Dr. Japansen Sinaga, SH., M.Hum
Tanggal Penyerahan
Submission Date : 24 April 2020
Saya menyatakan bahwa asesmen ujian akhir semester ini adalah merupakan karya saya sendiri, dan belum diserahkan untuk
keperluan nilai kredit akademik di institusi lain, dan menyatakan bahwa penilai dapat mempergunakannya untuk:
I declare that this Final Examination Assessment item is my own work, and has not been submitted for academic credit elsewhere, and
acknowledge that the assessor of this item may, for the purpose of assessing this item
a. Memperbanyak hasil penilaian ujian akhir semester ini dan memberikan salinannya kepada pihak terkait lainnya dalam
Universitas; dan/atau
Reproduce this final examination assessment item and provide a copy to another member of the University; and/or,
b. Menyerahkan salinan dari hasil penilaian ujian akhir semester ini kepada layanan pemeriksaan plagiarisme (untuk disimpan
sebagai arsip dalam pemeriksaan plagiarisme di masa mendatang)
Communicate a copy of this final examination assessment item to a plagiarism checking service (which may then retain a copy of the
final examination assessment item on its database for the purpose of future plagiarism checking).
c. Saya menyatakan bahwa saya telah membaca dan memahami Peraturan Universitas sehubungan dengan Pelanggaran
Akademik Mahasiswa
I certify that I have read and understood the University Rules in respect of Student Academic Misconduct.
Disusun oleh:
JAMES
03051170049
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN MEDAN
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat karunia dan hidayahnya, saya dapat menyelesaikan makalah
tentang tanggapan dan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap korupsi dengan
baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan kita mengenai tanggapan dan kurangnya kesadaran
masyarakat terhadap korupsi. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah
saya buat dimasa yang akan datang mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya dan sekiranya laporan yang telah disusun dapat berguna bagi orang
yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yamg kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan
datang.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
Bab I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Pembahasan
1.4 Manfaat Pembahasan
Bab II : PEMBAHASAN
2.1 Tanggapan dan Kesadaran Masyarakat Medan Terhadap Korupsi
2.2 Kurangnya Kesadaran Masyarakat Terhadap Bahaya Korupsi
2.3 Cara Menumbuhkan Kesadaran Masyarakat Terhadap Anti Korupsi
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
Hasil pembahasan ini diharapkan akan bermanfaat, baik secara teoritis maupun
secara praktis, sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis: Penelitian ini diharapkan untuk menambah ilmu pengetahuan
penulis dan kontribusi menambah wawasan pemikiran terhadap anti korupsi.
2. Manfaat praktis, hasil penelitian dapat digunakan bagi masyarakat dan
pemerintahan, di antaranya untuk membangun kesadaran masyarakat tentang
korupsi dan dampak dari terjadinya korupsi dan Sebagai bahan rekomendasi
penyempurnaan/revisi undang-undang dan peraturan yang terkait dengan
pemberantasan korupsi serta bahan acuan bagi pemerintah (birokrat) dan
masyarakat yang ingin mengetahui tanggapan dan kesadaran masyarakat terhadap
bahaya korupsi di Medan.
BAB II
PEMBAHASAN
1
Kamisa, 1997 : 392
2
Poerwadinata, 1982 : 102 KBBI
memprihatinkan bila terjadi dalam aspek pelayanan yang berkaitan dengan sektor
publik, mengingat tugas dan kewajiban utama dari aparat pemerintah adalah
memberikan pelayanan kepada publik/masyarakat.
1. Profil Informan I
Bu venny adalah seorang ibu muda yang bekerja di salah satu perusahaan
swasta di kota Medan. Ia memiliki satu anak laki-laki yang uasianya baru 1 tahun
6 bulan.Bu venny menceritakan tentang maraknya pemeberitaan kasus-kasus
korupsi akhir-akhir ini. Katanya:“ Iya akhir-akhir ini setiap saya menonton
televisi pemberitaan yang sedang marak-maraknya membahas tentang kasus-
kasus korupsi yang terjadi di negeri 38 ini. Saya sangat tidak menyangka sekali
ternyata begitu banyaknya para oknum pejabat tinggi Negara yang melakukan
tindak pidana korupsi“. Menurut bu venny korupsi sangat merugikan orang
banyak, terutama masyarakat yang tidak mampu. Yang mana hak-hak masyarakat
kecil telah di ambil oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Sumber
informasi yang diketahui mengenai korupsi menurutnya dari media elektronik
atau media cetak, ia menuturkan : “ Korupsi merupakan suatu perbuatan yang
tercela, yang mana pelaku korupsi bisa sama dikatakan sebagai pencuri. Karena
mereka telah mengambil uang yang bukan hak mereka. Tujuan dari para koruptor
ialah hanya ingin memperkaya dirinya sendiri ”. Menyinggung tentang tanggapan
dan kesadaran masyarakat terhadap kasus-kasus korupsi, bu venny mengatakan
bahwa kebanyakan masyarakat apatis terhadap kasus-kasus korupsi. Ia pun
menuturkan :“ Iya saya perhatikan masyarakat kita terlalu cuek dengan kasus-
kasus korupsi, mereka lebih banyak diam dan tidak peduli. padahal kalo mereka
sadar korupsi itu sangat merugikan kita semua. Karena apa yang seharusnya
menjadi hak kita, tapi ternyata kita tidak mendapatkannya. Contohnya saja, uang
pajak yang selalu kita bayar ke kantor pajak, seharusnya dengan demikian kita
mendapatkan fasilitas yang baik seperti jalan raya yang bagus tiadak ada
3
http://digilib.unila.ac.id/19924/1/Bab%20I-IV.pdf
lubangnya, tapi ternyata disetiap sudut kota jalan rusak tidak sesuai dengan apa
yang telah kita lakukan. Dan yang ada uang pajak tersebut malah dikorupsi
dengan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, dengan demikian kita tidak
mendapatkan hak kita. Mungkin dengan adanya pemerintah melakukan sosialisasi
tentang korupsi terhadap masyarakat, itu dapat memberikan efek yang tanggap
dan kesadaran bagi mereka agar aktif apabila terjadi kasus-kasus korupsi. Dengan
demikian dapat membangun sebuah perubahan bagi masyarakat itu sendiri
maupun birokrat pemerintah itu sendiri “.Membahas tentang keikutsertaan
masyarakat dalam mengikuti perkembangan kasus korupsi, ia tidak begitu
mengikuti dengan pasti perkembangan kasus-kasus korupsi pada saat ini. Katanya
“mengikuti perkembangan kasus demi kasus yang terjadi pada saat ini secara
mendetail itu tidak, karena saya melihat pemberitaan atau kasus-kasus korupsi
ketika saya memiliki waktu luang saja, contohnya ketika saya sedang istirahat
kerja atau setalah pulangnya dari kerja baru menonton televisi untuk mengetahui
berita-berita yang terjadi. Walaupun demikian sedikit banyak saya mengetahuinya
apa saja kasus-kasus korupsi yang terjadi pada saat ini“.
2. Profil Informan II
Pak Efendi merupakan salah satu warga yang tinggal di Kelurahan Petisah .
Usianya 45 Tahun, Pekerjaan pak Efendi ialah sebagai pegawai PTPN VII. Pak
efendi menuturkan bahwa sekarang ini kasus korupsi sedang hangat-hangatnya
dibicarakan semua orang, ia mencertiakan :“ benar sekali, akhir-akhir ini saya dan
teman-teman di kantor sering membicarakan tentang kasus-kasus korupsi yang
terjadi sekarang. Lagi pula itu menjadi tema yang sangat menarik untuk
dibicarakan ketika kami memiliki waktu-waktu luang saat sedang bekerja”. Pak
Efendi bercerita bahwa begitu teganya para pejabat-pejabat yang mana telah
diberi amanah oleh rakyat untuk membangun negeri ini, tetapi apa yang
diharapkan tidak sesuai dengan kenyataan. Malah kebanyakan dari mereka
memfoya-foyakan uang yang seharusnya bukan miliknya untuk kesenangan
pribadi, katanya: “perbuatan korupsi merupakan perbuatan yang benar-benar tidak
terpuji dan melawan hukum, ia pun meyamakan para koruptor itu sama dengan
pencuri. Yang mana perbuatan mereka sama-sama mengambil sesuatu yang
memang bukan milik mereka “. Meunrut Pak Efendi sumber informasi
pengetahuan mengenai korupsi, kebanyakan ia dapatkan dari media cetak. ia
berkata: “karena saya memiliki hobi membaca, jadi untuk menambah pengetahuan
saya lebih suka membaca langsung berita apa yang ada dimedia cetak. ketimbang
menonton berita yang di siarkan melalui media elektronik“. Adapun ditanya
tentang tanggapan akan bahaya korupsi, Pak Efendi menanggapi pertanyaan itu
dengan tegas, tuturnya: “korupsi menurut saya sangat berbahaya, bagaimana tidak
bahaya karena akibat dari korupsi tersebut dapat memberikan penderitaan yang
berkepanjangan bagi rakyat di negeri ini. Oleh karena itu, sebaik mungkin kita
harus mengantisipasi dan mencegah agar tidak terjadinya praktek-praktek korupsi
dengan cara mengawasi kinerja aparat pemerintahan saat ini “.Bentuk kesadaran
yang telah dilakukan oleh Pak Efendi ialah dengan cara lebih mendekatkan diri
kepada Tuhan dan lebih banyak bersyukur dengan apa yang telah ia miliki saat
ini. Katanya :“ saya lebih menyadari dan meyakinkan dan menanamkan di dalam
diri saya bahwa korupsi merupakan perbuatan yang tidak baik. dengan demikian
insya allah saya akan terjauh dari sifat buruk tersebut “.Sebagai masyarakat yang
baik dalam Pak Efendi selalu mengikuti perkembangan kasus-kasus korupsi yang
terjadi pada saat ini, karena keikutsertaan masyarakat sangat penting dalam
mengawasi perkembangan kasus-kasus korupsi. Menurutnya: “adanya masyarakat
yang aktif dan selalu mengikuti perkembangan kasus korupsi, saya rasa
penangganan kasus korupsi akan berjalan dengan baik dan bersih tanpa ada
nepotisme di balik semua itu. Sebaliknya, apabila masyarakat pasif maka para
pelaku koruptor tidak akan pernah tersentuh oleh hukum sedikitpun. Oleh karena
itu, kita sebagai masyarakat harus lebih aktif dan berani menggadukan kepihak-
pihak yang berwajib apabila disekitar kita ada yang melakukan tindakan korupsi”.
Korupsi pada hakekatnya berawal dari suatu kebiasaan (habitat) yang tidak
disadari oleh setiap aparat, mulai dari kebiasaan menerima upeti, hadiah, suap,
pemberian fasilitas tertentu ataupun yang lain dan pada akhirnya kebiasaan
tersebut lama - lama akan menjadi bibit korupsi yang nyata dan dapat merugikan
keuangan negara. Korupsi dapat berakibat sangat besar baik secara ekonomi,
politik, maupun sosial budaya dan hukum. Masyarakat banyak tidak menyadari
bahwa perbuatan korupsi berakibat sangat buruk bagi kehidupan berbangsa dan
bernegara, tetapi masyarakat jarang dapat langsung merasakannya. Masyarakat
hanya berasumsi yang dirugikan oleh perbuatan korupsi adalah keuangan dan
perekonomian negara, pada hal secara tidak langsung yang dirugikan adalah
masyarakat itu sendiri.
Survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik mencakup 33 provinsi, 170
Kabupaten/Kota (49 kota dan 121 kabupaten), dengan jumlah sampel 10.000
rumah tangga. Survei ditujukan untuk mengukur tingkat permisiftas masyarakat
terhadap perilaku korupsi dengan menggunakan Indeks Perilaku Anti Korupsi dan
berbagai indikator perilaku anti korupsi. Kepala BPS, Suryamin, menyebut, data
yang dikumpulkan mencakup pendapat terhadap kebiasaan di masyarakat dan
pengalaman berhubungan dengan layanan publik. "Itu bisa dalam hal perilaku
penyuapan, pemerasan, dan nepotisme," ujar Suryamin di Gedung BPS, Jalan Dr.
Sutomo, Jakarta Pusat, Senin (22/2).
Salah satu perilaku penyuapan digambarkan melalui pengalaman masyarakat
membayar uang lebih untuk mempercepat proses pengurusan surat-surat
administrasi. Sementara, pemerasan bisa digambarkan melalui pengalaman
masyarakat diminta uang lebih oleh petugas dalam urusan sertifikat
tanah.Sedangkan, untuk nepotisme digambarkan melalui pengalaman masyarakat
ditawari bantuan oleh saudara atau teman untuk dapat diterima menjadi pegawai,
baik di institusi negara maupun swasta.Indeks Perilaku Anti Korupsi disusun
berdasarkan dua dimensi utama, yakni unsur persepsi yang berupa
pendapat/penilaian terhadap kebiasaan perilaku koruptif di masyarakat.
Sementara, yang kedua adalah pengalaman perilaku koruptif.
Soal indeks persepsi yang meningkat, KPK menyambut gembira. Itu berarti,
masyarakat sudah lebih tahu perilaku-perilaku koruptif.Namun, di sisi lain, indeks
pengalaman dalam survei menurun. Pahala menganggap, ada dua hal yang
menyebabkan indeks pengalaman masyarakat menurun."Pertama, mereka terpaksa
ikut di pelayanan ini. Kedua, mereka jadi tahu bahwa ini sebenernya tidak boleh,
karena yang persepsi udah baik, jadi masuk pengalaman dia terpaksa harus ikut,"
tuturnya. Namun demikian, Pahala juga menduga, indeks persepsi masyarakat
soal korupsi dari tahun ke tahun akan terus meningkat. Tapi, KPK juga berharap
indeks pengalaman dapat mencapai titik balik dan bisa meningkat ke depannya.6
6
https://mediaindonesia.com/read/detail/30010-kesadaran-masyarakat-soal-anti-korupsi-naik
Di samping itu, dengan peran serta tersebut masyarakat akan lebih bergairah
untuk melaksanakan kontrol sosial terhadap tindak pidana korupsi. Peran serta
masyarakat dalam upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi
diwujudkan dalam bentuk antara lain mencari, memperoleh, memberikan data
atau informasi tentang tindak pidana korupsi dan hak menyampaikan saran dan
pendapat secara bertanggungjawab terhadap pencegahan dan pemberantasan
tindak pidana korupsi.
7
https://acch.kpk.go.id/id/jejak-pemberantasan/pp-71-tahun-2000-peran-serta-masyarakat-dalam-
pemberantasan-korupsi
2.3 Cara Menumbuhkan Kesadaran Masyarakat Terhadap Anti
Korupsi
8
https://acch.kpk.go.id/id/berkas/litbang/survei-kesadaran-dan-pemahaman-terhadap-korupsi
BAB III
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
https://acch.kpk.go.id/id/berkas/litbang/survei-kesadaran-dan-pemahaman-
terhadap-korupsi
https://acch.kpk.go.id/id/jejak-pemberantasan/pp-71-tahun-2000-peran-serta-
masyarakat-dalam-pemberantasan-korupsi
https://mediaindonesia.com/read/detail/30010-kesadaran-masyarakat-soal-anti-
korupsi-naik
http://digilib.unila.ac.id/19924/1/Bab%20I-IV.pdf