2 Rizky Maulana J
Anggota
Kelompok 3 Hajid Gunawan
"Administrasi publik yang direposisi adalah ilmu politik untuk membuat pekerjaan negara
yang terfragmentasi dan terdisartikasi"
Turnbull Report (Muh Arief Effendi, 2009:1) mendefinisikan tata kelola (governance)
sebagai suatu sistem pengendalian internal perusahaan yang memiliki tujuan utama
mengelola resiko yang signifikan guna memenuhi tujuan bisnisnya melalui pengamanan aset
perusahaan dan meningkatkan nilai investasi pemegang saham dalam jangka panjang.
"Paradigma tata kelola adalah tentang pentingnya (bagaimana) interaksi pemerintah dan
aktor nonpemerintah dipandu dan diarahkan dalam pengambilan keputusan kolektif"
Tata kelola dalam ilmu administrasi publik dan ilmu
politik
Politik dan administrasi adalah dua rangkai mekanisme yang seharusnya saling
mendamaikan. Administrasi negara ada untuk mentertibkan proses politik, sedangkan
hasil proses politik sudah seharusnya mendewasakan aparatur birokrasi di negeri ini.
Jadi, politik merupakan dimensi penting dalam administrasi negara.
"Ilmu administrasi negara dengan politik memiliki keterkaitan yang sangat erat yang tidak
dapat dipisahkan dari keduanya. Hal ini sesuai dengan salah satu pendapat bahwa
administrasi negara / publik adalah anak dari ilmu politik. Pendapat tersebut memandang
administrasi publik sebagai pelaksana bagi politik"
Tantangan
Terhadap Proses yang menciptakan kondisi untuk aturan yang
Disiplin diperintahkan dan tindakan kolektif dalam ranah
publik sangat berkaitan dengan tata kelola.
Keilmuan
Administrasi
Bentuk dari tata kelola adalah suatu regulasi, dimana
Publik dan
lembaga atau organisasi bertindak dengan otonomi
Politik dalam batas yang ditentukan dan nanti nya diminta
pertanggung jawabannya dalam pencapaian tujuan
dan hasil tertentu.
Tantangan
Diantara lembaga pemerintah dan berbagai lembaga publik
Terhadap dan swasta ke dalam operasi program publik muncul
Disiplin pertukaran komplek.
Keilmuan
Administrasi Otoritas tanggung jawab publik untuk pengoperasian
Publik dan program publik adalah dinamika dan hubungan internal pihak
Tujuan :
a. Bertujuan untuk menyelesaikan masalah-masalah publik kolektif
b. Bukan untuk kepentingan/keuntungan individu akan tetapi kepentingan bersama
c. Mendorong dan menciptakan kelompok sosial yang berfungsi dengan baik.
5 FOKUS PILAR 2.Teori Delegasi
TEORI YANG
Tata kelola yang efektif adalah mendapatkan struktur delegasi yang tepat
MEMBANGUN
TATA KELOLA Delegasi adalah suatu kegiatan untuk memberikan suatu wewenang dan tanggung
jawab pada orang lain untuk melakukan suatu kegiatan yang mana pihak penerima
wewenang harus mampu mempertanggung jawabkan kepada orang yang
melimpahkan wewenang.
Teori ini bertujuan untuk menyebarkan wewenang ke bawah agar lebih efektif
3. Teori Interpretasi Sosial
5 FOKUS PILAR Teori ini mengembangkan perspektif yang lebih kompleks dan bernuansa tentang
TEORI YANG bagaimana individu dan kelompok menanggapi tantangan dan kesulitan tata kelola.
MEMBANGUN Hubungan tata kelola dalam konteks ini didorong oleh proses pertukaran antara
TATA KELOLA
yang diatur dan yang mengatur yang harus saling terbuka, dikembangkan, dan
refleksif.
Pada teori interpretatif sosial, semua kehidupan sosial dapat dinegosiasikan dan jika
tata kelola ingin efektif dan sah, harus secara sadar mengambil bentuk tersebut.
TEORI YANG
Rasionalitas terbatas menunjukkan bahwa proses memilih apa yang harus dilakukan
lebih kompleks karena ada masalah manusia yang mendasar dalam memproses
MEMBANGUN informasi.
Kerangka rasionalitas yang dibatasi menarik perhatian tiga pemahaman.
TATA KELOLA Tantangan komunikasi muncul di mana sering salah paham satu sama lain dalam
proses komunikasi.
Rasionalitas terbatas berpendapat bahwa praktik pemrosesan informasi dan
pemecahan masalah perlu ditangani dalam pengaturan tata kelola daripada
masalah asimetri informasi.
Rasionalitas terbatas menerima bahwa individu dapat berpikiran untuk bekerja
sama dengan orang lain daripada secara otomatis berperilaku dengan cara yang
mementingkan diri sendiri dan egois
Peran Pemerintah dalam tata
kelola
Semua tinjauan utama literatur tata kelola termasuk yang oleh
Pierre dan Peters (2000), Kettl (2002), Kjaer (2004) dan Jacob
dan Sorensen (2007) setuju bahwa tata kelola tidak melibatkan
Perdebatan Tata jaringan yang mengatur diri sendiri, berdiri bebas dan sendiri
Kelola Dalam Ilmu melainkan jaringan organisasi yang dipandu dan diarahkan oleh
Politik dan pemerintah.
Administrasi Publik
Sebagai 'gaya manajerial khas berdasarkan fasilitasi, akomodasi
dan tawar-menawar’
Kegagalan Tata Kelola