Disusun oleh :
Sesuai dengan namanya, imbuhan “meta” merujuk pada spekulasi yang menyertai
sebuah teori. Metateori mengajukan sejumlah pertanyaan menyangkut sebuah teori, yakni
apa yang dibahas, bagaimana pengamatan dilakukan dan bagaimana suatu teori terbentuk.
Dengan kata lain, metateori adalah teori dari sebuah teori. Metateori, sebagai istilah
menyatakan secara tidak langsung, teori tentang teori. Itu adalah, perbandingan metateoritis
melibatkan komitmen-komitmen filosofis pada isu-isu seperti aspek apa dari dunia sosial
yang dapat dan harus kita teorikan, bagaimana peneorian harus diproses, apa yang harus
kita hitung sebagai pengetahuan tentang dunia sosial, dan bagaimana teori harus digunakan
untuk membimbing tindakan sosial.
Dalam hal ini, Bradac dan Bowers telah mengadakan satu analisis metateori atas
ilmu komunikasi. Metateori adalah satu bidang yang mendiskripsikan dan menjelaskan
persamaan-persamaan serta perbedaan-perbedaan yang ada diantara teori-teori dengan
memakai tiga tema besar yaitu epistemologi (tentang pengetahuan yang benar dan cara
mendapatkannya), ontologi, dan aksiologi (tentang nilai-nilai).
B. Teori Komunikasi
Apa Itu teori komunikasi? Secara sederhana, teori adalah segala upaya
menjelaskan atau merepresentasikan pengalaman dan realitas. Artinya, semua orang dalam
kehidupan sehari-hari bisa saja berteori. Namun, para ilmuwan memakai istilah teori dengan
lebih seksama yakni hasil kerja intelektual yang melibatkan penelitian ilmiah yang tekun dan
seksama. Istilah teori komunikasi sendiri bisa merujuk pada satu teori atau juga untuk
menandai sekumpulan pemikiran yang ditemukan dalam sekumpulan teori yang
berhubungan dengan komunikasi.[2] Sedangkan pengertian komunikasi itu adalah suatu
proses penyampaian pesan dari komunikator ( pemberi pesan ) kepada kumunikan (
penerima pesan ) dengan menggunakan media tertentu untuk mengasilkan afek
tertentu.[3] Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris disebut Communicationberasal dari
bahasa latin communicatio dan bersumber dari bahasa communis yang artinya adalah
sama. Sama berarti sama maknanya. Antara pemberi pesan dan penerima pesan pada
akhirnya mempunyai persamaan makna. Pengertian kesamaan makna dalan komunikasi
adalah pengertian dasar, artinya komunikasi yang dilakukan oleh dua orang harus
mengandung syarat minimal yaitu adanya unsur kesamaan makna. Dikatakan syarat
minimal karena sesungguhnya kegiatan komunikasi tidak hanya bersifat informasi, akan
tetapi juga persuasi. Artinya dalam kegiatan komunikasi ada tujuan lain, selain agar
penerima pesan mengerti dan tahu seuatu paham atau keyakinan baru sehingga mau
mengubah apa yang selama ini diyakininya.[4]
C. Pengertian Etika
Menurut William Benton, dalam Encylcopedia Britannica yang terbit tahun 1972,
bahwa secara etimologi Etika berasal dari bahasa Yunani, Ethos yang berarti karakter. Dan
definisi Etika menurut terminologi adalah studi yang sistematis dari konsep-konsep nilai baik,
buruk, harus, benar, salah dan sebagainya atau tentang prinsip-prinsip umum yang
membenarkan kita dalam penerapannya didalam segala hal, disebut juga filsafat moral (dari
kata latin “mores” yang artinya adat istiadat).
Dari pengertian diatas, kata etika sering juga diartikan dengan moral. Kedua
pengertian itu (etika dan moral) sering kali diidentikkan, padahal sesungguhnya kedua kata
itu dalam penggunaanya dapat dibedakan. Etika lebih ditujukan pada suatu sistem
pengkajian, suatu sudut pandangan yang dalam Islam dikenal dengan ilmu
akhlak,sedangkan moral lebih ditujukan kepada suatu yang dikaji atau tingkah laku
perbuatan itu sendiri, yang dalam Islam sering disebut akhlak. Karena itu etika disebut juga
filsafat kesusilaan atau filsafat moral, yang berarti filsafat nilai atau aksiologi yang
membicarakan nilai baik-buruk, sehingga etika merupakan filsafat yang sifatnya praktis.
Pengertian antara etika dan moral dapat dipishkan, tetapi dalam penggunaannya antara
keduanaya akan saling beririgan. Sedangkan menurut Louis. O. Kattsoff dalam
bukunyaElements of Philosofhy yang diterbitkan tahun 1953, etika adalah cabang aksiologi
yang pada pokonya mempersoalkan tentang predikat baik dan buruk (dalam
arti susila atautidak susila). Sebagai topik yang khusus, etika juga mempersoalkan sifat-sifat
yang menyebabkan seseorang berhak untuk disebut susila atau berbudi. Sifat-sifat atau
atribut-atribut itu dinamakan berbudi ( kebajikan) sebagai lawan dari kejahatan yang
menunjukkan sifat-sifat yang apabila dipunyai oleh seseorang maka orang tersebut disebut
sebagai orang yang tidak bersusila.
Pada prinsipnya semua definisi tentang etika membicarakan masalah baik dan
buruk, susila atau tidak susila, bermoral atau tidak bermoral dari perbuatan dan tingkah laku
manusia, berbicara tentang kelakuan si A yang tidak etis atau sebaliknya, pembicaraan atau
perkataan antarmanusia ini pun dapat disebut etis atau tidak etis.
Sebenarnya ada sekian banyak pemikiran dalam aliran etika. Hal ini disebabkan
oleh adanya sekian banyak pengertian dan asumsi dalam etika itu sendiri.
1. Egoisme
Egoisme adalah pemikiran etis yang menyatakan bahwa tindakan atau perbuatan yang
paling baik adalah memberikan manfaat bagi diri sendiri dalam jangka waktu yang
diperlukan atau waktu tertentu.
2. Deontologisme
Deontologisme adalah pemikiran yang etis yang menyatakan bahwa baik buruknya
tindakan tidak diukur dari akibat yang ditimbulkan, tetapi berdasar sifat tertentu dari hasil
yang dicapainya. Ini berarti ada kewajiban moral atau keharusan etis yang harus dipatuhi.
Ada dua jenis pemikiran deontologis, yaitu deontologisme tindakan dandeontologisme
aturan. Deontologisme tindakan menyatakan bahwa baik dan buruknya tindakan dapat
dirumuskan atau diputuskan dalam dan untuk situasi tertentu dan sama sekali tidak ada
peraturan umum. Deontologisme aturan adalah bahwa kaidah moral dan tindakan baik-
buruk diukur dari aturan yang berlaku secara universal, bersifat mutlak, dan tidak dilihat dari
baik buruknya akibat perbuatan itu.
3. Utilitarianisme
Utilitarianisme adalah pemikiran etika yang melihat bahwa kaidah moral dan baik
buruknya tindakan diukur dari akibat yang ditimbulkannya. Yang menjadi tujuan tindakan
adalah hasil atau konsekuensi yang timbul akibat perbuatan yang dikerjakan.
4. Pragmatisme
E. Kesimpulan
Etika adalah studi yang sistematis dari konsep-konsep nilai baik, buruk, harus,
benar, salah dan sebagainya. Dan didalam etika itu sendiri ada aliran-aliran yaitu :
1. Egoisme
2. Deontologisme
3. Utilitarianisme
4. Pragmatisme