Anda di halaman 1dari 6

FILSAFAT KOMUNIKASI

Disusun oleh :

Ahmad Andari (2015230096)


Yus Yunus (2015230095)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK (FISIP)


UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI MALANG (UNITRI)
2017
Metatheori Komunikasi dan Etika

A. Pengertian Metatheori Komunikasi

Sesuai dengan namanya, imbuhan “meta” merujuk pada spekulasi yang menyertai
sebuah teori. Metateori mengajukan sejumlah pertanyaan menyangkut sebuah teori, yakni
apa yang dibahas, bagaimana pengamatan dilakukan dan bagaimana suatu teori terbentuk.
Dengan kata lain, metateori adalah teori dari sebuah teori. Metateori, sebagai istilah
menyatakan secara tidak langsung, teori tentang teori. Itu adalah, perbandingan metateoritis
melibatkan komitmen-komitmen filosofis pada isu-isu seperti aspek apa dari dunia sosial
yang dapat dan harus kita teorikan, bagaimana peneorian harus diproses, apa yang harus
kita hitung sebagai pengetahuan tentang dunia sosial, dan bagaimana teori harus digunakan
untuk membimbing tindakan sosial.

Dalam hal ini, Bradac dan Bowers telah mengadakan satu analisis metateori atas
ilmu komunikasi. Metateori adalah satu bidang yang mendiskripsikan dan menjelaskan
persamaan-persamaan serta perbedaan-perbedaan yang ada diantara teori-teori dengan
memakai tiga tema besar yaitu epistemologi (tentang pengetahuan yang benar dan cara
mendapatkannya), ontologi, dan aksiologi (tentang nilai-nilai).

a. Epistemologi (Hakikat Pengetahuan)


Studi epistemologi dengan filsafat meliputi pertanyaan-pertanyaan tentang penciptaan
dan pertumbuhan dari pengetahuan. Fondasi-fondasi epistomologis meliputi sebuah ide
teoris tentang apa pengetahuan dan bagaimana pengetahuan dapat disusun dalam dunia
sosial. Menurut objektivis, pengetahuan harus terdiri dari pernyataan kausal tentang dunia
sosial dan harus dihasilkan melalui usaha dari sebuah komunitas ilmuwan menggunakan
metode-metode ilmiah yang ditetapkan.
Sedangkan menurut subjektivis, pengetahuan disituasikan dengan keadaan lokal dan
dengan demikian harus diperoleh melalui pengalaman atau melalui interaksi yang
dikembangkan dengan orang-orang yang mengerti.

b. Ontologi (Hakikat Realitas)


Studi ontologi dengan filsafat meliputi penyelidikan-penyelidikan menuju hakikat
keberadaan. Dalam diskusi-diskusi dengan penelitian sosial, pertanyaan-pertanyaan dari
ontologi meliputi isu-isu seperti “Apa hakikat dari realitas?” dan “Apa hakikat dari hal yang
dapat diketahui?” Dengan kata lain, pertanyaan-pertanyaan dari ontologi mencari hakikat
dari fenomena yang kita cari dalam ilmu pengetahuandan apa yang kita teorikan.
Sebuah isu metateoritis sentral adalah satu pendirian ontologi diambil dengan
memperhatikan dunia sosial. Sebuah ontologi teoris sosial bisa menjadi realistis dengan
memposisikan sebuah realitas yang sukar dan solid dari objek-objek ilmu alam dan sosial.
Atau sebuah pendirian teoris bisa menjadi nominalist dalam mengusulkan bahwa realitas
entitas sosial hanya dalam nama dan label yang kita sediakan untuk mereka. Atau sebuah
pendirian teoris bisa menjadi konstruksi sosial dalam menekankan jalan-jalan/cara-cara
dalam pengertian-pengertian/arti-arti sosial diciptakan melalui interaksi historis dan
kontemporer dan tata cara dalam pengkonstruksian sosial memungkinkan dan memaksa
kelakuan kita yang selanjutnya.

c. Aksiologi (Peran Nilai)

Ada tiga posisi pada aksiologi :


Pertama, nilai-nilai mempunyai peran dalam penelitian, tetapi peran tersebut dipaksa dalam
istilah ketika nilai-nilai dari bermacam-macam jenis mempengaruhi ilmu pengetahuan.
Kedua, itu tidak mungkin untuk menghilangkan pengaruh nilai-nilai dari sesuatu bagian
usaha penelitian.
Ketiga, nilai-nilai tidak hanya membimbing/memimpin pilihan-pilihan topik-topik penilitian dan
mempengaruhi praktek penelitian tapi juga bahwa ilmu pengetahuan melibatkan partisipasi
aktif dalam pergerakan perubahan sosial.

B. Teori Komunikasi

Apa Itu teori komunikasi? Secara sederhana, teori adalah segala upaya
menjelaskan atau merepresentasikan pengalaman dan realitas. Artinya, semua orang dalam
kehidupan sehari-hari bisa saja berteori. Namun, para ilmuwan memakai istilah teori dengan
lebih seksama yakni hasil kerja intelektual yang melibatkan penelitian ilmiah yang tekun dan
seksama. Istilah teori komunikasi sendiri bisa merujuk pada satu teori atau juga untuk
menandai sekumpulan pemikiran yang ditemukan dalam sekumpulan teori yang
berhubungan dengan komunikasi.[2] Sedangkan pengertian komunikasi itu adalah suatu
proses penyampaian pesan dari komunikator ( pemberi pesan ) kepada kumunikan (
penerima pesan ) dengan menggunakan media tertentu untuk mengasilkan afek
tertentu.[3] Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris disebut Communicationberasal dari
bahasa latin communicatio dan bersumber dari bahasa communis yang artinya adalah
sama. Sama berarti sama maknanya. Antara pemberi pesan dan penerima pesan pada
akhirnya mempunyai persamaan makna. Pengertian kesamaan makna dalan komunikasi
adalah pengertian dasar, artinya komunikasi yang dilakukan oleh dua orang harus
mengandung syarat minimal yaitu adanya unsur kesamaan makna. Dikatakan syarat
minimal karena sesungguhnya kegiatan komunikasi tidak hanya bersifat informasi, akan
tetapi juga persuasi. Artinya dalam kegiatan komunikasi ada tujuan lain, selain agar
penerima pesan mengerti dan tahu seuatu paham atau keyakinan baru sehingga mau
mengubah apa yang selama ini diyakininya.[4]

C. Pengertian Etika

Menurut William Benton, dalam Encylcopedia Britannica yang terbit tahun 1972,
bahwa secara etimologi Etika berasal dari bahasa Yunani, Ethos yang berarti karakter. Dan
definisi Etika menurut terminologi adalah studi yang sistematis dari konsep-konsep nilai baik,
buruk, harus, benar, salah dan sebagainya atau tentang prinsip-prinsip umum yang
membenarkan kita dalam penerapannya didalam segala hal, disebut juga filsafat moral (dari
kata latin “mores” yang artinya adat istiadat).
Dari pengertian diatas, kata etika sering juga diartikan dengan moral. Kedua
pengertian itu (etika dan moral) sering kali diidentikkan, padahal sesungguhnya kedua kata
itu dalam penggunaanya dapat dibedakan. Etika lebih ditujukan pada suatu sistem
pengkajian, suatu sudut pandangan yang dalam Islam dikenal dengan ilmu
akhlak,sedangkan moral lebih ditujukan kepada suatu yang dikaji atau tingkah laku
perbuatan itu sendiri, yang dalam Islam sering disebut akhlak. Karena itu etika disebut juga
filsafat kesusilaan atau filsafat moral, yang berarti filsafat nilai atau aksiologi yang
membicarakan nilai baik-buruk, sehingga etika merupakan filsafat yang sifatnya praktis.
Pengertian antara etika dan moral dapat dipishkan, tetapi dalam penggunaannya antara
keduanaya akan saling beririgan. Sedangkan menurut Louis. O. Kattsoff dalam
bukunyaElements of Philosofhy yang diterbitkan tahun 1953, etika adalah cabang aksiologi
yang pada pokonya mempersoalkan tentang predikat baik dan buruk (dalam
arti susila atautidak susila). Sebagai topik yang khusus, etika juga mempersoalkan sifat-sifat
yang menyebabkan seseorang berhak untuk disebut susila atau berbudi. Sifat-sifat atau
atribut-atribut itu dinamakan berbudi ( kebajikan) sebagai lawan dari kejahatan yang
menunjukkan sifat-sifat yang apabila dipunyai oleh seseorang maka orang tersebut disebut
sebagai orang yang tidak bersusila.

Pada prinsipnya semua definisi tentang etika membicarakan masalah baik dan
buruk, susila atau tidak susila, bermoral atau tidak bermoral dari perbuatan dan tingkah laku
manusia, berbicara tentang kelakuan si A yang tidak etis atau sebaliknya, pembicaraan atau
perkataan antarmanusia ini pun dapat disebut etis atau tidak etis.

D. Beberapa Isme dalam Etika

Sebenarnya ada sekian banyak pemikiran dalam aliran etika. Hal ini disebabkan
oleh adanya sekian banyak pengertian dan asumsi dalam etika itu sendiri.

1. Egoisme

Egoisme adalah pemikiran etis yang menyatakan bahwa tindakan atau perbuatan yang
paling baik adalah memberikan manfaat bagi diri sendiri dalam jangka waktu yang
diperlukan atau waktu tertentu.

2. Deontologisme

Deontologisme adalah pemikiran yang etis yang menyatakan bahwa baik buruknya
tindakan tidak diukur dari akibat yang ditimbulkan, tetapi berdasar sifat tertentu dari hasil
yang dicapainya. Ini berarti ada kewajiban moral atau keharusan etis yang harus dipatuhi.
Ada dua jenis pemikiran deontologis, yaitu deontologisme tindakan dandeontologisme
aturan. Deontologisme tindakan menyatakan bahwa baik dan buruknya tindakan dapat
dirumuskan atau diputuskan dalam dan untuk situasi tertentu dan sama sekali tidak ada
peraturan umum. Deontologisme aturan adalah bahwa kaidah moral dan tindakan baik-
buruk diukur dari aturan yang berlaku secara universal, bersifat mutlak, dan tidak dilihat dari
baik buruknya akibat perbuatan itu.

3. Utilitarianisme

Utilitarianisme adalah pemikiran etika yang melihat bahwa kaidah moral dan baik
buruknya tindakan diukur dari akibat yang ditimbulkannya. Yang menjadi tujuan tindakan
adalah hasil atau konsekuensi yang timbul akibat perbuatan yang dikerjakan.
4. Pragmatisme

Pragmatisme adalah pemikiran etis yang menyatakan bahwa perbuatan etis


berhubungan dengan soal pengetahuan praktis yang dilakukan demi kemajuan masyarakat
dan dunia. Pragmatisme lebih mengutamakan tindakan daripada ajaran. Prinsip menilai
akhirnya ditentukan dari dapat-tidaknya dibuktikan, dilaksanakan dan mendatangkan hasil.
Pragmatisme menyatakan bahwa perbuatan baik adalah perbuatan yang bisa dilaksanakan,
dan dipraktekkan, mandatangkan hal posotif bagi masyarakat. Pragmatisme berkontribusi
untuk menyeimbangkan antara kata dengan perbuatan, teori dengan praktek.

E. Kesimpulan

Metateori merupakan bagian dari metastudi/satu bidang yang menganalisa lebih


jauh kenyataan yang terjadi dilapangan dan direfleksikan kembali kearah yang benar
sekaligus mendiskripsikan dan menjelaskan persamaan-persamaan serta perbedaan-
perbedaan yang ada diantara teori-teori yang digunakan. Dalam kegiatan/pelaksanaan
komunikasi itu tidak hanya bersifat informasi (menyampaikan sebuah pesan saja), akan
tetapi juga persuasi. Artinya dalam kegiatan komunikasi ada tujuan lain, selain agar
penerima pesan mengerti dan tahu seuatu paham atau keyakinan baru sehingga mau
mengubah apa yang selama ini diyakininya.

Etika adalah studi yang sistematis dari konsep-konsep nilai baik, buruk, harus,
benar, salah dan sebagainya. Dan didalam etika itu sendiri ada aliran-aliran yaitu :

1. Egoisme
2. Deontologisme
3. Utilitarianisme
4. Pragmatisme

Anda mungkin juga menyukai