Anda di halaman 1dari 4

Nama : Qonitah Arya Sulthanah

NPM : 2306304954
Tugas : Ringkasan Buku “Social Research Methods: Qualitative and Quantitative
Approaches” Bab 3 – Neuman (2014)

Teori dan Riset


Teori dapat membantu kita memahami kompleksitas dari dunia sosial. Ia tak hanaya
menjelaskan mengapa orang-orang melakukan apa yang mereka lakukan namun juga
menawarkan kita wawasan dan memberikan saran lanjutan. Teori Sosial merupakan sebuah
sistem dari gagasan yang terhubung satu sama lain. Ia meringkaskan dan mengatur
pengetahuan tentang dunia sosial. Prinsip dari teori yang baik adalah Parsimony, yang berarti
semakin sederhana suatu teori, maka semakin baik. Teori yang baik memiliki sedikit
pengulangan atau elemen berlebihan. Jika kita memiliki dua teori, yang sederhana adalah
yang lebih baik.
Banyak yang menyalahartikan teori sebagai ideologi. Namun, keduanya adalah hal
yang berbeda. Ideologi merupakan suatu teori pura-pura dan tidak ilmiah, yang biasanya
didasarkan kepada nilai-nilai politik atau kepercayaan dengan asumsi, konsep, hubungan
antara konsep, dan penjelasan. Ia dapat berupa sebuah system tertutup yang menolak
perubahan, dan tidak dapat diuji dengan data empiris dan membuat klaim normatif.
Terdapat beberapa bagian dari sebuah teori sosial. Yang pertama adalah asumsi, yang
merupakan suatu titik awal yang belum diuji dari sebuah teori, yang dibutuhkan untuk
membangun sebuah penjelasan teoritis. Selanjutnya adalah Konsep teoritis, yang merupakan
suatu gagasan yang dipikirkan, didefenisikan secara hati-hati, dan dijadikan eksplisit melalui
teori. Konsep dibedakan berdasarkan tingkat dari abstraksinya (Level of Abstraction).
Tingkatan Abstraksi adalah suatu ciri-ciri dari konsep yang dimulai dari empirs dan nyata,
yang sering ditemui dalam pengalaman sehari-hari, hingga sangat abstrak, berupa hasil
buatan mental yang tidak dapat dilihat.
Terdapat beberapa hal yang digunakan untuk mengelompokkan konsep. Yang
pertama, konsep Tunggal versus konsep kluster. Konsep kluster adalah Kumpulan dari
konsep yang berkaitan satu sama lain, yang memiliki asumsi yang sama, merujuk pada satu
sama lain, dan bekerja bersama dalam sebuah teori sosial. Selanjutnya adalah konsep
sederhana versus konsep kompleks. Konsep sederhana hanya memiliki satu dimensi,
sedangkan konsep kompleks memiliki banyak dimensi. Salah satu tipe dari konsep kompleks
adalah Tipe Ideal, yang merupakan konsep lebih abstrak yang lebih luas, dan mengatur lebih
banyak konsep konkrit didalamnya. Selanjutnya ada Klasifikasi konsep, ia terpisah dari
konsep sederhana dan teori yang utuh. Ia merupakan konsep multidimensi yang kompleks,
dan memiliki subtipe antara konsep Tunggal dan penjelasan teoritis yang lengkap. Salah satu
tipe besar dari klasifikasi konsep adalah Typology atau taxonomi, yang merupakan suatu
klasifikasi teoritis yang disusun dengan menggunakan klasifikasi silang atau
mengkombinasikan dua atau lebih konsep sederhana untuk membentuk sebuah susunan dari
subtype yang berkaitan satu sama lain.
Unsur selanjutnya dari teori adalah Hubungan. Dengan menguraikan asumsi, konsep,
dan hubungan, sebuah teori memberikan gambaran lengkap mengapa suatu hubungan khusus
ada maupun tidak. Teori sosial memiliki proposisi tentang hubungan antara konsep. Proposisi
merupakan pernyataan teoritis tenatang hubungan antara dua atau lebih konsep. Beberapa
proposisi berbentuk asumsi, yang lainnya dapat diuji dengan data empiris. Hipotesis
merupakan proposisi yang dapat diuji secara empiris, yang belum diuji atau diverifikasi oleh
bukti empiris. Biasanya digunakan pada proses teori deduktif dan disebut juga sebagai
prediksi.
Bagian terakhir dari teori adalah Unit Analisis. Dalam melakukan penelitian, kita
harus mencocokkan sebuah konsep dengan unit khusus yang kita ingin analisis. Unit analisis
adalah unit, kasus, atau bagian dari kehidupan sosial yang menjadi pertimbangan kita.
Mereka adalah kunci dalam mengembangkan konsep, mengukur secara empiris atau
mengembankan konsep, dan menggunakan analisis data.
Setelah mengetahui bagian teori, selanjutnya yang perlu dipelajari adalah Aspek
Teori. Aspek pertama adalah arah berteori, yang terdiri dari arah deduktif dan arah induktif.
Arah deduktif merupakan pendekatan untuk mengembangkan atau mengkonfirmasi teori
yang dimulai dari konsep abstrak dan hubungan teori dan kemudian mencari tahu bukti
empiris yang konkrit. Sedangkan arah induktif dimulai dari bukti empiris dan kemudian
mencari tahu konsep abstrak dan hubungan teoritis yang mendasarinya. Dalam pendekatan
induktif, terdapat grounded theory yang merupakan tipe teori sosial untuk membangun teori
abstrak dengan melakukan perbandingan dari pengamatan empiris.
Berdasarkan tingkatan dari realtias sosial yang diamati, teori dibagi menjadi tiga
tahapan. Yang pertama adalah micro-level theory, yang berfokus pada level mikro dari
kehidupan sosial yang terjadi pada durasi yang singkat. Selanjutnya, macro-level theory
berfokus pada level makro dari kehidupan sosial dan proses yang terjadi pada jangka waktu
yang lama (bertahun-tahun, beberapa dekade, bahkan abad). Dan terakhir, meso-level theory
berfokus pada hubungan, proses, dan struktur pada pertengahan kehidupan sosial dan
peristiwa yang terjadi pada durasi sedang (berbulan-bulan, beberapa tahun, atau satu decade).
Kemudian, Berdasarkan fokus penelitian, teori dikelompokkan menjadi teori substantif dan
teori formal. Teori substantif merupakan teori yang fokus pada topik khusus dalam realitas
sosial, sedangkan Teori formal berfokus pada proses umum atau struktur yang yang
mendasari beberapa topik.
Kemudian, berdasarkan bentuk penjelasannya, teori dibagi kedalam penjelasan teoritis
,penjelasan sebab akibat, penjelasan terstruktur, dan penjelasan interpretative. Penjelasan
teoritis merupakan argument logis yang menjelasan mengapa sesuatu terjadi dengan merujuk
kepada gagasan yang lebih umum dan prinsip abstrak.
Penjelasan sebab akibat menjelaskan mengapa sesuatu terjadi berdasarkan penyebab
dan akibat atau sebuah factor yang memberikan sebuah hasil. Terdapat tiga hal penting
yanguntuk membuktikan sebab akibat, yang pertama adalah susuan temporal, dimana sebab
harus mendahului akibat. Selanjutnya adalah asosiasi, yang merupakan kejadian bersamaan
dari dua peristiwa, karakteristik, atau factor sehingga Ketika salah satu terjadi, yang lain
mungkin juga akan terjadi. Kemudian kita harus mengeliminasi alternatif, dimana kita
memastikan akibat memang hanya disebabkan oleh suatu sebab, bukan karena hal lain.
Kemudian, kita juga harus mempertimbangkan mekanisme dari hubungan sebab akibat, yang
menentukan proses dimana variable independent primer mempengaruhi variable dependen
primer. Dan yang terakhir, menguraikan rantai sebab akibat, dimulai dari penyebab awal
suatu hal terjadi, peristiwa sebelum efek, hingga efek atau akibat suatu hal itu sendiri.
Berdasarkan sifat hubungannya, hubungan sebab akibat dapat bersifat positif atau negative.
Hubungan positif berarti hubungan antara dua konsep atau pengukuran dimana Ketika suatu
konsep meningkat, yang lain juga akan meningkat. Sedangkan hubungan negative adalah
sebaliknya, Ketika suatu konsep atau pengukuran meningkat, maka yang lain menurun.

Dalam hubungan sebab akibat, ada kemungkinan terdapat satu atau lebih factor yang
hadir sebagai respon dari factor lainnya. Penjelasan terstruktur diperlukan untuk menguraikan
hal ini. Penjelasan terstruktur menjelaskan mengapa suatu peristiwa terjadi dan bagaimana
hal-hal terjadi dijelaskan dengan menguraikan struktur keseluruhan, dan menekankan lokasi,
ketergantungan satu sama lain, jarak, dan hubungan antar posisi dalam struktur tersebut.
Terdapat tiga teori yang menggunakan penjelasan terstruktur. Yang pertama adalah Teori
urutan, yang menggunakan penjelasan terstruktur, menguraikan sebuah pola urutan, dan
menentukan urutan, tahapan, Langkah, atau fase dari sebuah peristiwa. Selanjutnya, Teori
jaringan menjelaskan hubungan sosial berdasarkan letaknya dalam sebuah jaringan. Teori ini
menekankan pada lokasi dan hubungan dari sebuah jaringan yang terkoneksi dan bentuk atau
pola keseluruhan dari jaringan tersebut. Dan yang terakhir adalah Teori Fungsional. Dalam
teori ini, berbagai bagian dari system bergantung pada bagian lainnya, dan Ketika
digabungkan, seluruh bagian berfungsi Bersama secara keseluruhan.

Penjelasan terakhir adalah penjelasan interpretatif. Tujuan dari penjelasan ini adalah
untuk memperdalam pemahaman. Teori ini menjelaskan mengapa peristiwa terjadi dan
bagaimana suatu hal bekerja berdasarkan makna dari konstruksi sosial dan pandangan
subjektif.

Pernyataan teoritis juga bervariasi berdasarkan rentangannya. Dimulai dari


generalisasi empiris yang merupakan pernyataan teoritis yang menggambarkan pola empiris
atau mendeskripsikan keteraturan menggunakan konsep yang tidak terlalu abstrak.
Selanjutnya ada Teori Rentang Tengah yang berada antara kerangka umum dan generalisasi
empiris, yang memiliki abstraksi atau rentang terbatas, dalam bentuk pernyataan yang dapat
di verifikasi secara empiris yang dapat dikaitkan dengan fenomena yang bisa diamati.
Terakhir adalah Kerangka Kerja Teoritis atau paradigma, yang merupakan system teoritis
yang umum, didalamnya terdapat asumsi, konsep, dan teori sosial tertentu.

Anda mungkin juga menyukai