Anda di halaman 1dari 4

Amalia Ramadhan

120100145
Ilmu Komunikasi-3E
Tugas Etika dan Filsafat Komunikasi

Mencari 4-5 Paradigma pada disiplin Ilmu Komunikasi serta mencari Teori
Komunikasi yang relevan dengan paradigma yang dicari.

Jawab :

Paradigma sendiri singkatnya diartikan sebagai sebuah pandangan terhadap dunia


dan alam sekitarnya, yang merupakan gambaran atau pun perspektif umum tentang
berupa cara untuk menjabarkan berbagai macam permasalahan dunia nyata yang
sangat kompleks.

Di sisi lain pengertian paradigma adalah seperangkat kepercayaan atau keyakinan


dasar yang menuntun seseorang dalam bertindak dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk kajian komunikasi selama ini ke dalam 4 (empat) perspektif atau


paradigma yang penting, yaitu :

1. Paradigma/Perspektif Mekanistik

Memfokuskan perhatian pada saluran, dengan titik berat pada: Efek, sifat saluran
dapat berpengaruh pada efek yang diamati.

2. Paradigma Psikologis

Memfokuskan perhatian pada individu (komunikator dan komunikan) baik secara


teoritis maupun empiris.

3. Paradigma Interaksional

Menunjukkan pandangan komunikasi manusia yang telah berkembang secara


tidak langsung dari cabang sosiologi yang dikenal dengan interaksional simbolik.
4. Paradigma Pragmatis

Paradigma/Perspektif pragmatis merupakan yang terbaru dari empat perspektif yang ada
dalam komunikasi. Perspektif pragmatis didasarkan pada asumsi pokok

Sedangkan untuk Paradigma ilmu komunikasi berdasarkan metodologi penelitiannya,


menurut Dedy N. Hidayat (1999) yang mengacu pada pemikiran Guba dan Lincoln (1994)
ada tiga paradigma : paradigma klasik yang mencakup positivisme dan postpositivisme,
paradigma kritis dan, paradigma konstruktivisme (Bungin, 2008 : 237). Untuk penjelasan
singkatnya antara lain sebagai berikut :

1. Paradigma Positivisme dan Paradigma Postpositivisme

Paradigma Positivisme ini didasari pada hukum dan prosedur baku dan tunggal,
di mana ilmu pengetahuan dianggap deduktif. Selain itu, juga melibatkan
variabel-variabel di dalamnya. Paradigma Positivisme ini menjadi cikal bakal
paradigma penelitian kuantitatif.

2. Paradigma Kritis

Paradigma kritis ini meyakini bahwa realitas yang terjadi merupakan hasil dari
sistem yang telah dikonstruksi. Selain itu, peristiwa atau fenomena yang
terjadi sudah dikontrol oleh pihak maupun kelompok yang berkuasa. Ia tidak
berjalan secara alami, bahkan kebetulan. Akan tetapi memang sudah dirancang
sedemikian rupa untuk membentuk realitas tersebut

3. Paradigma Konstruktivisme

Paradigma Konstruktivisme memandang ilmu pengetahuan atau


kebenaran bersifat relatif. Tidak hanya tunggal, tetapi bisa berubah tergantung
interpretasi tiap individu maupun kelompok. Paradigma ini biasanya banyak
digunakan dalam penelitian kualitatif.

Di bawah ini adalah beberapa teori komunikasi yang berhubungan dengan


paradigma komunikasi di atas :

1. Teori Fungsional dan Struktural


Dalam teori ini dijelaskan bahwa masyarakat adalah suatu sistem yang terdiri
dari berbagai bagian-bagian ataupun sub-sub sistem yang mana masing-masing
sub sistem tersebut memiliki fungsi dan peran yang berbeda-beda. Selain itu
masing-masing fungsi dari sub sistem tersebut juga akan saling berusaha
membantu dan menopang agar apa pun yang dicita-citakan maupun diinginkan
dapat terwujud. Intinya dalam hal ini segala yang ada dalam setiap fungsi sistem
maupun sub sistem akan bersifat terstruktur dan sesuai dengan fungsi masing-
masing.

2. Teori Behavioral dan Kognitif

Dalam teori ini yang menjadi fokus utama kajian pengamatannya adalah diri
manusia secara individual. Selain itu yang terkenal dalam teori ini adalah teori
stimulus dan respons. Stimulus maksudnya ialah hal-hal yang merangsang
terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran dan perasaan, sedangkan respons dalam
hal ini maksudnya ialah reaksi ataupun respons yang kita berikan ketika belajar
baik berupa gerakan maupun tindakan. Dalam teori ini menggambarkan bahwa
manusia bersikap dan bertindak karena adanya stimulan. Manusia bersikap karena
pengetahuannya yang dibentuk oleh lingkungan seperti lingkungan keluarga dan
oorganisasi.

3. Teori Konvensional dan Interaksional

Teori ini berpandangan bahwa kehidupan sosial merupakan suatu proses


interaksi yang sifatnya membangun, memelihara, mengubah kebiasaan tertentu,
termasuk bahasa dan simbol-simbol yang digunakan dalam
komunikasi. Teori ini melihat struktur sosial sebagai produk dan interaksi.

4. Teori Kritis dan Interpretatif

Dalam teori ini yang menjadi penekanannya terletak pada peran subjektivitas
yang didasarkan pada pengalaman individual dan konsep kunci dalam teori.
Interpretif berarti pemahaman yang berusaha menjelaskan makna dari suatu
tindakan. Karena suatu tindakan dapat memiliki banyak arti, maka makna tidak
dapat dengan mudah diungkap begitu saja. Interpretasi secara harfiah
merupakan proses aktif dan inventif. Pendekatan teori interpretif cenderung
menghindarkan sifat-sifat preskriptif dan keputusan-keputusan absolut tentang
fenomena yang diamati.

Anda mungkin juga menyukai