Anda di halaman 1dari 4

A.

Tradisi Sosiopsikologis

Tradisi ini memperhatikan pada persuasi dan perubahan sikap pemrosesan pesan, bagaimana individu
merencanakna strategi pesan, bagaimana penerima pesan memproses informasi pesan, dan efek pesan
pada individu.
Dalam tradisi ini sendiri, menempatkan beberapa teori lain sbb:
1. Teori Perilaku, membahas stimulus dan respon dalam berbagai situasi komunikasi.
Dalam sudut pandang perilaku, teori-teori berkonsetrasi pada bagaimana manusia berperilaku dalam
situasi-situasi komunikasi. Teori-teori tersebut biasanya melihat hubungan antara perilaku komunikasi,
apa yang kita katakan dan lakukan dalam kaitannya dengan beberapa variable, seperti sifat pribadi,
perbedaan situasi dan pembelajaran.
2. Teori Kognitif, berkenaan dengan pengelolaan informasi beserta kondisi mental terkait.
Teori kognitif cukup banyak digandrungi saat ini. Cabang ini berkonsentrasi pada bagaimana individu
memperoleh, menyimpan dan memproses informasi dalam cara yang mengarahkan output perilaku.
Dengan kata lain, apa yang kita lakukan dalam situasi komunikasi bergantung tidak hanya pada bentuk
stimulus-respon melainkan pada operasi mental yang digunakan untuk mengelola informasi
3. Teori Biologis, mengungkapkan faktor generic berpengaruh pada perilaku seseorang.
Teori atau sudut pandang biologis. Karena kajian genetic diasumsikan semakin penting, para ahli
psikologi dan teori perilaku pun tertarik dalam efek-efek fungsi dan struktur otak dan factor genetic dalam
menjelaskan perilaku manusia. Para ahli tersebut percaya bahwa banyak dari sifat, cara berpikir, dan
perilaku inividu didikat secara biologis dan didapat bukan hanya dari pembelajaran atau factor-faktor
situasi, melainkan oleh pengaruh pengaruh neourobiologis (pendekatan yang mencoba menjelaskan
hubungan antara perilaku yang dapat diamati dan kejadian-kejadian mental (seperti pikiran dan emosi)
menjadi proses biologis) sejak lahir.

B. Tradisi Sibernetika

Tradisi sibernetika merupakan tradisi sistem-sistem kompleks yang di dalamnya banyak orang saling
berinteraksi, memengaruhi satu sama lainnya.
Teori yang terdapat dalam tradisi sibernetika menawarkan perspektif yang luas, yaitu bagaimana berbagai
variasi yang luas dari proses fisik, biologis, sosial, dan perilaku bekerja.
Dalam sibernetika, komunikasi dipahami sebagai system bagian-bagian atau variable-variabel yang saling
memengaruhi satu sama lainnya, membentuk serta mengontrol karakter keseluruhan system dal layaknya
organisme, menerima kesimbangan dan perubahan.
C. Tradisi Sosiokultural

Pendekatan sosikultural terhadap teori komunikasi menunjukkan cara pemahaman kita terhadap makna,
norma, peran dan peraturan yang dijalankan secara interaktif dalam komunikasi. Teori ini mengeksplorasi
dunia interaksi yang dihuni manusia, menjelaskan bahwa realitas bukanlah seperangkat susunan di luar
kita, tetapi dibentuk melalui proses interaksi dalam kelompok, komunitas dan budaya.

Gagasan utama dari tradisi sosikultural memfokuskan diri pada bentuk-bentuk interaksi antarmanusia
daripada karakteristik individu atau model mental. Interaksi merupakan proses dan tempat makna, peran,
peraturan serta nilai budaya yang dijalankan. Meskipun individu memproses informasi secara kognitif,
tradisi ini kurang tertarik pada komunikasi pada komunikasi tingkat individu. Para peneliti sosiokultural
cenderung menganut ide bahwa realitas itu dibentuk oleh bahasa, sehingga apapun yang ditemukan harus
benar-benar dipengaruhi oleh bentuk-bentuk interaksi prosedur penelitian itu sendiri.

Dalam pendekatan sosiokultural, pengetahuan benar-benar dapat diinterpretasi dan dibentuk. Banyak teori
sosiokultural juga memfokuskan pada bagaimana identitas-identitas dibangun melalui interaksi dalam
kelompok sosial dan budaya. Identitas menjadi dorongan bagi setiap individu dalam peranan sosial,
sebagai anggota komunitas, dan sebagai makhluk berbudaya. Budaya juga bagian penting atas apa yang
dibuat dalam interaksi sosial.

Bentuk-bentuk teori yang termasuk tradisi Sosiokultural:


1. Teori Strukturasi
Struktur adalah proses yang disengaja dan penuh konsekuensi serta patuh pada norma. Secara tradisional
iklim organisasi dipandang sebagai salah satu variable kunci yang mempengaruhi komunikasi dan berikut
juga produktivitasnya dan kepuasan dari para pekerja. Poole dan McPhee mendefinisikan bahwa climate
structurationally adalah sebagai kelakuan bersama yang secara berkesinambungan dihasilkan dari
interaksi para anggotanya.
2. Conversatio and Teks in the Process of Organization
Pokok dari proses adalah ketika berinteraksi dan berorientasi pada topik, isu, fokus, situasi, ide,
keputusan, individu, kelompok dan komunikator yang bernegosiasi untuk mendapatkan makna yang
koheren terhadap objek.
Tradisi Sosiokultural terhadap teori komunikasi menunjukan cara pemahaman kita terhadap makna,
norma, peran, dan peraturan yang dijalankan secara interaktif dalam komunikasi. Tradisi ini
memfokuskan diri kepada bentuk2 interaksi antar manusia daripada karakteristik individu atau model
mental. Interaksi merupakan proses dan tempat makna, peran, peraturan, serta nilai budaya yang
dijalankan.
D. Tradisi Kritis
Wood mengelompokan dalam satu tema dengan judul Critical Communication Theories,
1. Teori feminis
2. Teori kelompok bungkam
3. Teori budaya
Little John and Foss (2009) menempatkan tradisi kritis dalam komunikasi pada teori-teori tentang pelaku
komunikasi, percakapan, kelompok, organisasi, media, budaya dan masyarakat.

E. Teori Post Positivisme

Post-positivisme merupakan perbaikan positivisme yang dianggap memiliki kelemahan-kelemahan, dan


dianggap hanya mengandalkan kemampuan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti. Secara
ontologis aliran post-positivisme bersifat critical realism dan menganggap bahwa realitas memang ada
dan sesuai dengan kenyataan dan hukum alam tapi mustahil realitas tersebut dapat dilihat secara benar
oleh peneliti. Secara epistomologis: Modified dualist/objectivist, hubungan peneliti dengan realitas yang
diteliti tidak bisa dipisahkan tapi harus interaktif dengan subjektivitas seminimal mungkin. Secara
metodologis adalah modified experimental/ manipulatif.

Ada 3 fungsi teori yang paling sering diyakini oleh kaum Post – Positivisme yaitu:
1. Penjelasan (Explanation)
Berarti teori harus dapat menjelaskan bagaimana sesuatu terjadi.
2. Prediksi (Prediction)
Upaya teori menyediakan penjelasan abstrak mengenai suatu fenomena yang akhirnya digunakan untuk
memprediksi hal serupa.
3. Kontrol (Control)
Upaya teori mampu untuk mengontrol peristiwa yang akan terjadi.
TUGAS PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI

Nama : Theresi Fannia


NIM : 21119048
Fakultas : Ilmu Komunikasi
Jurusan : Public Relations

Anda mungkin juga menyukai