Robbi Saputra
NIM : L1C018062
Materi 1
Secara umum dunia masyarakat ilmiah menurut cara pandangnya serta objek pokok
pengamatannya dapat dibagi dalam 3 kelompok atau aliran pendekatan, yaitu pendekatan
scientific, pendekatan humanistic, dan pendekatan social science.
a. Teori fungsional dan struktural. Ciri dan pokok pikiran dari teori ini adalah individu
dipengaruhi struktur sosia atau sistem sosial dan individu bagian dari struktur. Sehingga
cara pandangnya dipengaruhi struktur yang berada diluar dirinya.
b. Teori behavioral dan kognitif. Teori ini berkembang dari ilmu psikologi yang
memusatkan pengamatannya pada diri manusia secara individual.
c. Teori konvensional dan interaksional. Teori ini beranggapan bahwa agar komunikasi
dapat berlangsung, individu-individu yang berinteraksi menggunakan aturan-aturan
dalam menggunakan lambang-lambang. Bukan hanya mengenai lambang itu sendiri
tetapi juga harus sepakat dalam giliran berbicara, bagaimana bersikap sopan santun atau
sebaliknya, bagaimana harus menyapa dan sebagainya.
d. Teori kritis dan interpretif. Teori interpretif umumnya menyadari bahwa makna dapat
berarti lebih dari apa yang dijelaskan oleh pelaku. Jadi interpretasi adalah suatu tindakan
kreatif dalam mengungkap kemungkinan-kemungkinan makna. Implikasi sosial kritis
pada dasarnya memiliki implikasi ekonomi dan politik, tetapi banyak diantaranya yang
berkaitan dengan komunikasi dan tatanan komunikasi dalam masyarakat. Teori kritis
mengenai komunikasi perlu melibatkan kritik mengenai masyarakat secara keseluruhan.
Teori interpretif ditujukan untuk memahami pengalaman hidup manusia, atau untuk
menginterpretasikan makna-makna teks. Sedangkan teori kritis berkaitan dengan cara-
cara di mana kondisi manusia mengalami kendala dan berusaha menciptakan berbagai
metode untuk memperbaiki kehidupan manusia.
a. Komunikasi intrapersonal, yaitu proses komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang.
Fokusnya adalah pada bagaimana jalannya proses pengolahan informasi yang dialami
seseorang melalui system syaraf dan inderanya. Umumnya membahas mengenai
proses pemahaman, ingatan, dan interpretasi terhadap simbol-simbol yang ditangkap
melalui panca inderanya.
b. Komunikasi interpersonal, yaitu komunikasi antar perorangan dan bersifat pribadi
baik yang terjadi secara langsung (non-media) atau tidak langsung (media). Fokus
teori ini adalah pada bentuk-bentuk dan sifat hubungan, percakapan, interaksi dan
karakteristik komunikator.
c. Komunikasi kelompok. Fokus pada interaksi diantara orang-orang dalam kelompok
kecil. Komunikasi kelompok juga melibatkan komunikasi antar pribadi, namun
pembahasannya berkaitan dengan dinamika kelompok, efisiensi dane fektifitas
penyampaian informasi dalam kelompok, pola dan bentuk interaksi serta pembuatan
keputusan.
d. Komunikasi Organisasi. Mengarah pada pola dan bentuk komunikasi yang terjadi
dalam konteks dan jaringan organisasi. Komunikasi organisasi melibatkan bentuk-
bentuk komunikasi formal dan informal. Pembahasan teori ini menyangkut struktur
dan fungsi organisasi, hubungan antar manusia, komunikasi dan proses
pengorganisasiannya serta budaya organisasi.
e. Komunikasi massa. Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa yang
ditujukan pada sejumlah khalayak yang besar. Proses komunikasi melibatkan
keempat teori sebelumnya. Teori ini secara umum memfokuskan perhatiannya pada
hal-hal yang menyangkut struktur media, hubungan media dan masyarakat, hubungan
antara media dan khalayak, aspek-aspek budaya dari komunikasi massa, serta dampak
komunikasi massa terhadap individu.
Lingkup kajian teori komunikasi dapat digolongkan dalam dua kajian. Menurut Little John
(1989), berdasarkan metode penjelasan serta cakupan objek, komunikasi dapat dibagi dalam dua
kelompok yaitu sebagai berikut:
A. Teori Umum
a). Teori Fungsional Struktural, Ciri dari teori ini salah satunya adalah struktur yang
berada diluar diri pengamat oleh karena itu cara pandang akan dipengaruhi oleh struktur
yang baerada di luar dirinya. Meskipun pendekatan fungsional dan struktural ini sering
kali dikombinasikan, namun masing-masing mempunyai titik penekanan yang berbeda.
Pendekatan strukturalisme yang berasal dari linguistik, menekankan pengkajiannya pada
hal-hal yang menyangkut pengorganisasian bahasa dan sistem sosial. Pendekatan
fungsionalisme yang berasal dari biologi, menekankan pengkajiannya tentang cara-cara
mengorganisasikan dan mempertahankan sistem. Apabila ditelaah kedua pendekatan ini
sama-sama mempunyai penekanan yang sama, yakni tentang sistem sebagai struktur yang
berfungsi.
b). Teori Behavioral dan Kognitif, Perbedaan utama antara aliran behavioral dan kognitif
dengan aliran strukturalis dan fungsional hanyalah terletak pada fokus pengamatan serta
sejarahnya. Teori-teori strukturalis dan fungsional yang berkembang dari sosiologi dan
ilmu-ilmu sosial lainnya cenderung memusatkan pengkajiannya pada hal-hal yang
menyangkut struktur sosial dan budaya. Sementara teori-teori behavioral dan kognitif
yang berkembang dari psikologi dan ilmu-ilmu pengetahuan behavioralis lainnya,
cenderung memusatkan pengamatannya pada diri manusia secara individual.
c). Teori Konvensional dan Interaksional. Teori ini berpandangan bahwa kehidupan
sosial merupakan suatu proses interaksi yang dapat membangun kebiasaan-kebiasaan
tertentu termasuk dalam hal ini bahasa dan symbol. Menurut teori-teori konvensional dan
interaksional makna pada dasarnya merupakan kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh
melalui interaksi.
d). Teori-Teori Kritis dan Interpretif. Pada teori ini ada dua karakteristik yang ditekankan
yaitu penekanan pada subjektifitas yang didasarkan pada pengalaman dan pemaknaan
merupakan konsep utama dalam teori ini. Dengan memahami makna dari suatu
pengalaman, seseorang akan menjadi sadar akan kehidupan dirinya. Dalam hal ini bahasa
menjadi konsep inti karena bahasa dipandang sebagai kekuatan yang mengendalikan atau
mengemudikan pengalaman manusia.
B. Berdasarkan konteks atau tingkatan analisisnya, teori-teori komunikasi secara umum
dapat dibagi dalam lima konteks atau tingkatan sebagai berikut.
1. Komunikasi intra pribadi (Intrapersonal communication)
Komunikasi intra pribadi adalah proses komunikasi yang terjadi dalam diri
seseorang. Hal yang menjadi inti dalam pemahamannya adalah proses jalannya
pengelolaan informasi yang diterimanya melaui alat indera dan system syaraf.
2. Komunikasi antarpribadi (Interpersonal communication)
Komunikasi anatarpribadi adalah komunikasi yang terjadi antar individu atau
antar perorangan yang bersifat pribadi. Komunikasi ini dapat dilakukan secara
langsung dan tidak langsung. Berikt beberapa teori yang masuk kedalamnnya adalah
- Teori Panetrasi Sosial
- Teori Pengurangan Ketidak pastian
- Teori Pertukaran sosial
- Teori Penilaian Sosial
3. Komunikasi kelompok (Group communication)
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang memfokuskan pembahasan pada
interaksi diantara orang-orang dalam kelompok-kelompok kecil. Ada beberapa teori
yang tergabung dalam teori komuniksi kelompok yaitu sebagai berikut:
- Teori keseimbangan (Heider),
- Teori perbandingan sosial
- Teori sosiosimetris
- Teori pemikiran kelompok
- Teori percakapan kelompok
- Teori Keperibadan Kelompok
4. Komunikasi organisasi (organizational communication)
Komunikasi organisasi adalah komunikasi yang terjadi antar jaringan organisasi yang
memfokuskan bahasannya pada interaksi yang terjadi pada organisasi. Berikut teori
pedukung dari komunikasi oraganisasi adalah
- Teori Fusi (Bakke dan Argyris)
Teori ini mengemukakan bahwa teori organisasi pada satu tahapa atau hingga
tahap tertentu dapat mempengaruhi individu, sementara pada tahap yang sama
individu membeikan pengaruh pada organisasi.
5. Komunikasi massa (mass communication)
Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditunjukkan pada media masa yang
ditunjukkan kepada sejumlah khalayakumum dalam jumlah besar yang dalam
penyapaian informasi mampu menacapai semua lapisan dan penjuru masyarakat.
pada teori komunikasi masa terdapat beberapa teori yaitu sebagai berikut:
- Teori Kultivasi
- Teori Agenda Setting
- Teori Spiral Kebisuan
- Teori Ekologi Media
Adapun teori – teori yang termasuk dalam teori komunikasi antar pribadi, yaitu :
A. Aprehensi Komunikasi
Aprehensi komunikasi adalah salah satu kondisi kognitif .Kondisi dimana
seseorang mengetahui dengan sadar bahwa dirinya memiliki rasa khawatir dan ketakutan
selama terjadinya komunikasi. Sehingga menjadikan ia orang yang mati rasa karena tidak
memiliki pikiran dan perasan apapun. Bahkan hingga tidak memahami sebab akibat
sosial.
Pendapat lain mengatakan, aprehensi komunikasi dapat terjadi apabila individu
menganggap bahwa pengalaman komunikasi miliknya sebagai suatu hal yang tidak
menyenangkan. Sehingga ia merasa takut untuk berkomunikasi kembali. Penyebab
aprehensi komunikasi dikemlompokkan dalam 3 kategori :
Aktifitas yang berlebihan – Secara psikologis menunjukkan sikap kita sudah
terlalu aktif bahkan sebelum kegiatan dilakukan.
Proses kognitif tidak tepat – Ditunjukkan dengan rasa tidak nyaman dalam
menghadapi komunikasi.
Keterampilan dalam komunikasi tidak memadai – Ini menunjukkan jika kita tidak
tahu cara berkomunikasi secara efektif . Kemudian ada beberapa teori lain terkait
dengan komunikasi antar pribadi
B. Self-Disclosure
Self disclosure adalah bagian dari kajian komunikasi perspektif
internasional.Fokus utama dalam tindak komunikasi adalah aspek interaksi yang
melibatkan indikator sebagai individu sosial.Ini digunakan juga untuk mengembangkan
potensi kemanusiaan melalui interaksi sosial (Fister, 1986:243).
C. Penilaian Sosial
Orang biasa melakukan dua hal dalam menerima pesan, yakni mengkontraskan
dan mengasimilasikan.Kontras adalah distorsi perseptual yang mengantarkan pada
polarisasi ide. Sebagai contoh, mengontraskan pandangan kopi itu bermanfaat bagi
kesehatan juga kopi itu merugikan kesehatan. Selain itu terdapat tiga hal dalam Teori
Penilaian Sosial yang berpengaruh pada komunikasi antar pribadi, antara lain :
Pembicaraan yang memiliki kredibilitas tinggi. Hal ini mampu melancarkan
penyampaian pesan secara jelas tanpa menimbulkan kesalahpahaman pada lawan
bicara.
Ambiguitas seringkali dinilai lebih baik dibanding dengan kejelasan. Contohnya
saat pesan yang akan disampaikan di dalam dunia periklanan.
Adanya Individu yang bersifat dogmatis dalam menghadapi permasalahan.
D. Penetrasi Sosial
Teori yang menyatakan kedekatan antar pribadi itu berlangsung secara bertahap
(gradual).Kemudian dilakukan berurutan dimulai dari tahap biasa hingga tahap intim. Ini
merupakan fungsi dari dampak saat ini dan masa depan.
E. Pengurangan Ketidak Pastian
Teori ini menjelaskan bagaimana manusia menggali pengetahuan tentang lawan
bicaranya. Ini bertujuan sebagai cara untuk mengurangi ketidakpastian dalam
komunikasi. Sehingga mampu menimbulkan perasaan tenang dan nyaman selama
berkomunikasi. Namun, jika tidak mengetahui latar belakang lawan bicaranya seperti
orang asing, tentu menimbulkan perasaan tidak tenang, takut salah bicara dan tidak
nyaman dalam berkomunikasi.
F. Dialetika Relasional
Teori ini menganggap bila orang – orang yang menjalin relasi dan komunikasi
antar pribadi, didalam batin mereka terjadi tarikan konflik.Kemudian, tarikan konflik
tersebut menyebabkan relasi selalu berada dalam kondisi cair.Lalu situasi tersebut
dikenal sebagai ketegangan dialektis, dimana kita serasa terayun antara harmonis dan
konflik.
Kedekatan saat berkomunikasi diperlukan baik untuk sang komunikator, maupun juga
komunikan. Oleh karena itu, jarak menjadi sangat penting untuk menilai keberhasilan suatu
komunikai agar mencapai komunikasi yang efektif.
Transaksional yang menjadi sifat komunikasi antar pribadi mengacu pada tindakan dari
pihak-pihak yang berkomunikasi.Mereka secara serempak menyampaikan dan menerima
pesan.
Dalam sebuah komunikasi antar pribadi, perlu adanya timbal balik yang berkaitan
mengenai topik yang dibicarakan. Apalagi topik berbeda, akan terjadi kesenjangan dalam
berkomunikasi dan menimbulkan keheningan serta salah pemahaman antara komunikator
dan komunikan. Oleh karena itu, peran pesan menjadi sangat penting.
Proses penyampaian pesan yang terjadi saat komunikasi antar pribadi berlangsung tidak
dapat diubah atau diulang kembali. Apa yang telah disampaikan dan dipahami oleh kedua
belah pihak akan memberi stimulasi berbeda – beda. Sehingga, perlu diperhatikan saat
penyampaian pesan agar tercipta komunikasi yang kondusif
a. Model Aristoteles
Model Aristoteles adalah model komunikasi yang paling klasik yang sering
disebut model restoris (rhetorical model) . Model ini menjelaskan bahwa komunikasi
terjadi ketika seorang pembicara menyampaikan pembicaraannya kepada khalayak dalam
upaya mengubah sikap mereka.
b. Model Berlo
Model ini dikemukakan oleh David K. Berlo pada tahun 1960. Model ini dikenal
dengan model SMCR yang artinya source (sumber), message (pesan), channel ( saluran),
dan receiver (penerima). Sumber adalah pihak yang menciptakan pesan, baik individu
ataupun suatu kelompok.
c. Model Komunikasi Tubbs
Menurut Tubbs, komunikasi adalah sebuah proses yang tiada akhir dan tidak
berakhir hanya dengan adanya umpan balik. Model komunikasi yang digagas oleh Tubbs
merupakan bentuk respon atau tanggapan terhadap proses komunikasi yang berlangsung
secara mekanis.
Materi 2
1. Pokok-pokok Teori Sosiologi Komunikasi 1
Teori Interaksionisme Simbolik
Herbert Blumer menjelaskan interaksionisme simbolik atau interaksi simbolik sebagai
sebuah proses interaksi dalam rangka membentuk arti atau makna bagi setiap individu.
Sedangkan Scott Plunkett, menjelaskan interaksionisme simbolik yaitu cara seseorang belajar
menginterpretasi serta member arti atau makna terhadap fenomena melalui interaksi dengan
orang lain.
Istilah interaksionisme simbolik sangat melekat pada Herbert Blumer, yang telah
mengembangkan teori dari George Herbert Mead. Blumer, Herbert dan George Herbert Mead
menjelaskan bahwa perilaku manusia tidak dapat diuraikan secara memadai hanya dengan
menggunakan skema determinitis (keyakinan filosofis bahwa semua peristiwa terjadi sebagai
akibat dari adanya beberapa keharusan dan karenanya tak terelakan), seperti skema stimulus
respon dari behaviorisme atau skema variabel independen variabel dependen dari
fungsionalisme.
Interaksionalisme simbolik dalam perspektif sosiologi komunikasi
Pemikiran yang dicetuskan oleh Herbert Blumer memiliki beberapa asumsi dalam teori
ini antara lain sebagai berikut :
Setiap manusia akan bertindak ke arah tertentu atas dasar makna yang dimiliki oleh
tindakan yang dilakukan tersebut.
Makna dari hal-hal yang dilakukan itu muncul karena adanya iteraksi sosial antara
seseorang dengan orang lain.
Kemudian makna tersebut diambil dan dimodifikasi melalui suatu proses interpretatif
yang digunakan oleh seseorang dalam melakukan sesuatu yang sedang dihadapinya.
Sedangkan George Harbert Mead berpendapat bahwa seseorang tidak hanya menyadari
keberadaan orang lain tetapi juga menyadari keberadaan dirinya sendiri. Sehingga
seseorang tidak hanya melakukan ineraksi dengan orang lain, tetapi secara simbolis dia
juga melakukan interaksi dengan dirinya sendiri.
2. Teori Dramaturgi
Konsep Teori Dramaturgi Erving Goffman menekankan pada aspek actor, tindakan dan
interaksi. Dalam teori ini Goffman melihat bahwa dalam berjalannya aspek-aspek tersebut dapat
dilihat dari dua bidang yaitu panggung depan dan panggung belakang.
Panggung depan menurut Goffman dapat dilihat dari setting dan front personal. Setting
dan panggung depan merupakan detail-detail dari pertunjukan untuk menunjang peran yang
sedang dimainkan, contohnya seorang aktor yang berperan sebagai pengemis tentu adanya
seyying lokasi untuk menunjang bahwa aktor ini sedang berperan sebagai pengemis.
Panggung belakang merupakan tempat seorang aktor menunjukkan identitas sendiri tanpa
berperan menjadi siapapun seperti diatas panggung karena tidak berhadapan dengan audiens
yang menonton pertunjukannya.
Pada Teori Dramaturgi, Goffman memusatkan perhatian pada aktor, interaksi dan
tindakan individu atau aktor dalam memenuhi ketertiban interaksi untuk menuju keutuhan diri.
Dengan kata lain Goffman beranggapan bahwa individu dalam menjalankan kehidupan sehari-
hari dengan berinteraksi merupakan serangkaian dari sebuah pertunjukan.