Anda di halaman 1dari 4

Soal:

1. Jelaskan berdasarkan sejarah teorinya bahwa teori-teori ilmu komunikasi berkaitan


dengan:
a) Teori- teori Sosiologi
b) Teori-teori Psikologi
Jawab:
a) Teori – teori sosiologi
 Sejarah atau asal mula kajian komunikasi di dalam sosiologi bermula dari
pemikiran Karl Marx. Karl Marx merupakan salah satu pendiri sosiologi yang
beraliran Jerman. Sementara Claude Henri Saint-Simon, August Comte dan
Emile Durkheim merupakan ahli sosiologi yang beraliran Perancis. Gagasan
awal Karl Marx tidak pernah lepas dari pemikiran-pemikiran Hegel. Hegel
memiliki pengaruh yang kuat terhadap Karl Marx, bahkan Karl Marx muda
menjadi seorang idealisme justru berasal dari pemikiran-pemikiran Hegel
tentang idealisme. Karl marx tua kemudian menjadi seorang materialisme.
Pemikiran Hegel yang paling utama dalam melahirkan pemikiran-pemikiran
tradisional konflik dan kritis tentang dialektika dan idealisme. Dialektika
merupakan suatu cara berpikir dan citra tentang dunia. Sebagai cara berpikir,
dialektika menekankan pada cara berpikir yang lebih dinamis tentang arti
penting dari proses, hubungan, dinamika, konflik dan kontradiksi. Pada sisi
lain, dialektika adalah pandangan tentang dunia bukan tersusun dari struktur
yang statis, tetapi terdiri dari proses, hubungan, dinamika, konflik dan
kontradiksi. Hegel juga dikaitkan dengan filsafat idealisme yang lebih
mementingkan pikiran dan produk mental daripada kehidupan material.
Dalam bentuknya yang ekstrem, idealisme menegaskan bahwa hanya
konstruksi pikiran dan psikologi yang ada, idealisme adalah suatu proses yang
kekal dalam kehidupan manusia, bahkan ada yang berkeyakinan bahwa
proses mental tetap ada walaupun kehidupan sosial dan fisik sudah tidak ada
lagi. Idealisme merupakan sebuah produk berpikir yang menekankan tidak
saja pada proses mental, namun juga gagasan-gagasan yang dihasilkan dari
proses mental itu.
sejarah Sosiologi Komunikasi menempuh dua jalur. Pemikiran Comte,
Durkheim, Parsons dan Merton, merupakan sumbangan paradigma fungsional
bagi kelahiran teori-teori komunikasi yang beraliran struktural fungsional.
Sementara pemikiran Karl Marx dan Habermas menyumbangkan paradigma
konflik bagi kelahiran teori-teori kritis dalam kajian komunikasi. Sejak awal,
sosiologi telah menaruh perhatian pada masalah-masalah yang berhubungan
dengan interaksi sosial antara seseorang dan orang lain. Hal yang disebut oleh
Comte sebagai "kesadaran kolektif" oleh Durkheim sebagai "interaksi sosial
dan oleh Marx sebagai "tindakan komunikatif serta teori komunikasi oleh
Habermas adalah awal mula lahirnya perspektif sosiologi komunikasi. Selain
itu, sumbangan dari perspektif struktural fungsional dalam sosiologi yang
diajarkan oleh Talcot Parsons dengan teori sistem tindakan maupun dengan
skema AGIL, serta kajian Robert K. Merton tentang struktur- struktur
fungsional, struktur sosial dan anomie merupakan sumbangan-sumbangan
yang sangat penting terhadap lahirnya teori-teori komunikasi.
Saat ini perspektif teoritis mengenai sosiologi komunikasi bertumpu pada
fokus kajian sosiologi mengenai interaksi sosial dan semua aspek yang
bersentuhan dengan kajian tersebut. Kajian tentang interaksi sosial
mengisyaratkan adanya fungsi-fungsi komunikasi yang lebih dalam, seperti
adanya kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial terjadi bukan semata-
mata tergantung tindakan, tetapi juga tergantung pada adanya tanggapan
terhadap tindakan tersebut. Sementara aspek penting dari komunikasi adalah
bila yseseorang memberikan tafsiran kepada sesuatu atau pada kelakuan
orang. Dalam komunikasi, persoalan makna juga menjadi sangat penting
ditafsirkan oleh seseorang yang mendapat informasi (pemberitaan) karena
makna yang dikirim oleh komunikator dan penerima informasi menjadi
sangat subjektif dan ditentukan oleh konteks sosial ketika informasi disebar
dan diterima.
b) Teori – teori psikologi
 Kajian psikologi yang banyak menyumbang bagi ilmu komunikasi adalah
psikologi sosial, suatu bidang kajian yang memang makin matang pada masa
Perang Dunia II. Misalnya, sejumlah riset populer pada tahun 1930-an adalah
efek film bagi anak-anak, propaganda dan persuasi, serta dinamika kelompok
yang semuanya adalah riset- riset psikologi sosial. Walaupun demikian,
komunikasi bukanlah bagian dari disiplin psikologi. Sebagai sebuah disiplin
ilmu, komunikasi menembus banyak disiplin ilmu.
Menurut George A. Miller, psikologi komunikasi adalah ilmu yang berusaha
menguraikan, meramalkan, dan mengendalikan peristiwa mental dan perilaku
komunikasi individu. Peristiwa mental adalah proses yang mengantarai
stimuli dan respons (internal mediation of stimuli) yang berlangsung sebagai
akibat belangsungnya komunikasi.
Konsep ini menunjukkan bahwa psikologi komunikasi sangat berperan dalam
perubahan perilaku manusia, terutama saat manusia berkomunikasi dengan
manusia lain, baik yang interpersonal, kelompok, maupun sifatnya
interpersonal, massa. Ketika seseorang memahami dan mengerti psikologi
komunikasi, saat komunikasi berlangsung antara komunikator dan
komunikan, orang mampu melihat dan menganalisis gerak dan tingkah kedua
komponen tersebut, yang berbicara dan yang mendengar
Psikologi berusaha melihat komunikasi dalam kaitan perilaku manusia dan
mencoba menyimpulkan proses kesadaran yang menyebabkan terjadinya
perilaku itu. Komunikasi di sini cenderung dibahas dalam konteks sosial.
Itulah sebabnya karena psikologi telah memiliki disiplin ilmu tersendiri yang
khusus menganalisis peristiwa sosial secara psikologis (yang disebut
psikologi sosial), persinggungan komunikasi dan psikologi terletak pada
disiplin psikologi sosial ini. Rakhmat menyatakan bahwa psikologi
komunikasi adalah bagian dari psikologi sosial dan pendekatan psikologi
sosial, dengan begitu, adalah pendekatan psikologi komunikasi. Psikologi
komunikasi berkaitan dengan bagaimana mencapai komunikasi yang efektif
dalam interaksi manusia. Untuk itu maka memahami manusia memang
menjadi kemutlakan jika kita ingin berhasil/efektif dalam berkomunikasi
dengan manusia lain.

2. Jelaskan dan berikan contoh bahwa positivis, post positivis dan struktural fungsional
memiliki keterkaitan dengan fenomena komunikasi?
a) Positivis
Positivis mendefiniskan komunikasi sebagi suatu proses sebab-akibat,
yang mencerminkan pengirim pesan (komunikator/encoder) untuk mengubah
pengetahuan (sikap atau perilaku) penerima pesan (komunikan/decoder) yang
pasif. Komunikasi terjadi secara sengaja dilakukan oleh seseorang untuk
menyampaikan rangsangan dalam membangkitkan respon orang lain. Model
komunikasi linier atau komunikasi satu arah merupakan salah satu model yang
paling banyak dikenal dan mudah dipahami.
McCombs, M.E. & Shaw, D. (1972). Teori Penentuan Agenda
(Agenda Setting Theory) adalah teori yang menyatakan bahwa media massa
berlaku merupakan pusat penentuan kebenaran dengan kemampuan media
massa untuk mentransfer dua elemen yaitu kesadaran dan informasi ke dalam
agenda publik dengan mengarahkan kesadaran publik serta perhatiannya
kepada isu-isu yang dianggap penting oleh media massa. Dua asumsi dasar
yang paling mendasari penelitian tentang penentuan agenda adalah:
 Masyarakat pers dan mass media tidak mencerminkan kenyataan;
mereka menyaring dan membentuk isu;
 Konsentrasi media massa hanya pada beberapa masalah masyarakat
untuk ditayangkan sebagai isu-isu yang lebih penting daripada isu-isu
lain.

Asumsi dasar :
Asumsi teori ini adalah bahwa media massa memiliki peran yang sangat besar
dalam mempengaruhi khalayak. Jika media memberikan tekanan pada suatu
peristiwa, maka khalayak akan menerima begitu saja. Jadi apa yang dianggap
media itu penting, maka penting juga bagi khalayak.

Contoh :
Media massa khususnya televisi dalam memberitakan isu tentang
pemilihan calon gubernur dan wakil gurbernur DKI Jakarta. Dimana media
massa merefleksikan apa yang dikatakan para kandidat dalam suatu kempanye
pemilu, media massa terlihat menentukan mana topik yang penting. Sehingga
publik bisa terhipnotis dari apa yang diberitakan media massa, sehingga
berpengaruh terhadap pilihan masyarakat dalam memilih.
b) Post Positivis
Post positivis merupakan pemikiran yang menggugat asumsi
kebenaran-kebenaran positivis. Beberapa peneliti sosial beragumen bahwa
kekurangan-kekurangan dari pemikiran positivis pada dasarnya membutuhkan
dasar filsafat ilmu yang berbeda. Namun, beberapa orang beranggapan bahwa
postivisme sebenarnya tidak perlu ditolak secara total karena mereka lebih
meletakkan penolakannya pada gagasan tentang keyakinan positivis mengenai
kebenaran absolut, landasan mutlak sebuah observasi dan asumsi tentang
akumulasi pengetahuan yang tak berubah.
Post positivis mambawa pengaruh yang besar pada ilmu sosial
termasuk Ilmu Komuniasi. Melalui kritik yang mendasar terhadap positivisme
yang terlalu realis, bebas nilai, dan memisahkan subjek dan objek penelitian,
post-positivisme memberikan model penelitian khas ilmu sosial.
Post positivisme memberikan andil dalam memberikan pemikiran
bahwa tidak semua hal di bumi ini bisa ditentukan secara pasti dengan
penelitian. Fenomena sosial adalah fenomena yang paling sulit untuk
ditentukan secara pasti, karena unsur utama pembentuk fenomena sosial
adalah manusia.
Post positivis mambawa pengaruh yang besar pada ilmu sosial
termasuk Ilmu Komuniasi. Melalui kritik yang mendasar terhadap positivisme
yang terlalu realis, bebas nilai, dan memisahkan subjek dan objek penelitian,
post positivis memberikan model penelitian khas ilmu sosial. Post positivisme
memberikan andil dalam memberikan pemikiran bahwa tidak semua hal di
bumi ini bisa ditentukan secara pasti dengan penelitian. Fenomena sosial
adalah fenomena yang paling sulit untuk ditentukan secara pasti, karena unsur
utama pembentuk fenomena sosial adalah manusia.

Contohnya: manusia adalah makhluk yang paling dinamis, terkait fisik


memang masih lebih mudah untuk diukur seperti berat badan atau tinggi
badan, tetapi akan sangat sulit untuk menentukan perilakunya dari satu masa
ke masa yang lain. Inilah yang menjadi fokus dari post positivis yang juga
berprinsip bahwa perlu memperhitungkan penyebab dari suatu fenomena
sosial yang terjadi.
c) Struktural Fungsional
Teori fungsional dan struktural adalah salah satu teori komunikasi yang
masuk dalam kelompok teori umum atau general theories (Littlejohn, 1999),
ciri utama teori ini adalah adanya kepercayaan pandangan tentang
berfungsinya secara nyata struktur yang berada di luar diri pengamat.
Fungsionalisme struktural atau lebih popular dengan ‘struktural
fungsional’ merupakan hasil pengaruh yang sangat kuat dari teori sistem
umum di mana pendekatan fungsionalisme yang diadopsi dari ilmu alam
khususnya ilmu biologi, menekankan pengkajiannya tentang cara-cara
mengorganisasikan dan mempertahankan sistem. Fungsionalisme struktural
adalah sebuah sudut pandang luas dalam ilmu sosiologi dan antropologi yang
berupaya menafsirkan masyarakat sebagai sebuah struktur dengan bagian-
bagian yang saling berhubungan.
Fungsionalisme menafsirkan masyarakat secara keseluruhan dalam
fungsi dari elemen-elemen konstituennya; terutama norma, adat, tradisi, dan
instituisi. Pemikiran struktural fungsional sangat dipengaruhi oleh pemikiran
biologis yaitu menganggap masyarakat sebagai organisme biologis yaitu
terdiri dari organ-organ yang saling ketergantungan, ketergantungan tersebut
merupakan hasil atau konsekuensi agar organisme tersebut tetap dapat
bertahan hidup.
Teori ini melihat proses konunikasi sebagai bagian asal sistem dan
struktur soaial. Komunikasi adalah wahana aktor sosial mencapat mufakat
sehingga sistem sosial berfungsi sebagaimana mestinya. Contohnya seorang
presiden menunjuk juru bicara agar apa yang dimaksudkan dapat disimpulkan.

Anda mungkin juga menyukai