2. Jelaskan dan berikan contoh bahwa positivis, post positivis dan struktural fungsional
memiliki keterkaitan dengan fenomena komunikasi?
a) Positivis
Positivis mendefiniskan komunikasi sebagi suatu proses sebab-akibat,
yang mencerminkan pengirim pesan (komunikator/encoder) untuk mengubah
pengetahuan (sikap atau perilaku) penerima pesan (komunikan/decoder) yang
pasif. Komunikasi terjadi secara sengaja dilakukan oleh seseorang untuk
menyampaikan rangsangan dalam membangkitkan respon orang lain. Model
komunikasi linier atau komunikasi satu arah merupakan salah satu model yang
paling banyak dikenal dan mudah dipahami.
McCombs, M.E. & Shaw, D. (1972). Teori Penentuan Agenda
(Agenda Setting Theory) adalah teori yang menyatakan bahwa media massa
berlaku merupakan pusat penentuan kebenaran dengan kemampuan media
massa untuk mentransfer dua elemen yaitu kesadaran dan informasi ke dalam
agenda publik dengan mengarahkan kesadaran publik serta perhatiannya
kepada isu-isu yang dianggap penting oleh media massa. Dua asumsi dasar
yang paling mendasari penelitian tentang penentuan agenda adalah:
Masyarakat pers dan mass media tidak mencerminkan kenyataan;
mereka menyaring dan membentuk isu;
Konsentrasi media massa hanya pada beberapa masalah masyarakat
untuk ditayangkan sebagai isu-isu yang lebih penting daripada isu-isu
lain.
Asumsi dasar :
Asumsi teori ini adalah bahwa media massa memiliki peran yang sangat besar
dalam mempengaruhi khalayak. Jika media memberikan tekanan pada suatu
peristiwa, maka khalayak akan menerima begitu saja. Jadi apa yang dianggap
media itu penting, maka penting juga bagi khalayak.
Contoh :
Media massa khususnya televisi dalam memberitakan isu tentang
pemilihan calon gubernur dan wakil gurbernur DKI Jakarta. Dimana media
massa merefleksikan apa yang dikatakan para kandidat dalam suatu kempanye
pemilu, media massa terlihat menentukan mana topik yang penting. Sehingga
publik bisa terhipnotis dari apa yang diberitakan media massa, sehingga
berpengaruh terhadap pilihan masyarakat dalam memilih.
b) Post Positivis
Post positivis merupakan pemikiran yang menggugat asumsi
kebenaran-kebenaran positivis. Beberapa peneliti sosial beragumen bahwa
kekurangan-kekurangan dari pemikiran positivis pada dasarnya membutuhkan
dasar filsafat ilmu yang berbeda. Namun, beberapa orang beranggapan bahwa
postivisme sebenarnya tidak perlu ditolak secara total karena mereka lebih
meletakkan penolakannya pada gagasan tentang keyakinan positivis mengenai
kebenaran absolut, landasan mutlak sebuah observasi dan asumsi tentang
akumulasi pengetahuan yang tak berubah.
Post positivis mambawa pengaruh yang besar pada ilmu sosial
termasuk Ilmu Komuniasi. Melalui kritik yang mendasar terhadap positivisme
yang terlalu realis, bebas nilai, dan memisahkan subjek dan objek penelitian,
post-positivisme memberikan model penelitian khas ilmu sosial.
Post positivisme memberikan andil dalam memberikan pemikiran
bahwa tidak semua hal di bumi ini bisa ditentukan secara pasti dengan
penelitian. Fenomena sosial adalah fenomena yang paling sulit untuk
ditentukan secara pasti, karena unsur utama pembentuk fenomena sosial
adalah manusia.
Post positivis mambawa pengaruh yang besar pada ilmu sosial
termasuk Ilmu Komuniasi. Melalui kritik yang mendasar terhadap positivisme
yang terlalu realis, bebas nilai, dan memisahkan subjek dan objek penelitian,
post positivis memberikan model penelitian khas ilmu sosial. Post positivisme
memberikan andil dalam memberikan pemikiran bahwa tidak semua hal di
bumi ini bisa ditentukan secara pasti dengan penelitian. Fenomena sosial
adalah fenomena yang paling sulit untuk ditentukan secara pasti, karena unsur
utama pembentuk fenomena sosial adalah manusia.