Anda di halaman 1dari 41

CRITICAL BOOK REVIEW

Judul buku : TEORI KOMUNIKASI PERSPEKTIF TEORITIS TEORI


Pengarang : Muhammad Surip, S.Pd., M.Si
Penerbit : UNIMED
Lokasi penerbit : MEDAN
Halaman : 232 Halaman

RINGKASAN BUKU I

LATAR BELAKANG
BAB I

TEORI KOMUNIKASI
Sebuah Landasan Filosofis

PENGEMBANGAN MATER POKOK


Kajian teori komunikasi selalu menjadi bidang yang menarik untuk dibahas dan dikaji
secara mendalam bagi setiap manusia. Karena kajian teori komunikasi tergolong relatif baru
dalam ilmu komunikasi sebagi ilmu pengetahuan, yakni sekitar awal abad ke 20 sejak
diperkenalkannya ilmu pers oleh Max Weber, sehingga obyek material yang menjadi kajian teori
komunikasi dalam ilmu komunikasi tersebut masih terus diteliti dan dikembangkan oleh para
ahli. Teori komunikasi dalam ilmu komunikasi merupakan ilmu yang relatif muda usia dilihat
dari sisi kemunculannya dibandingkan dengan ilmu-ilmu sosial lainnya, walaupun sebenarnya
praktik praktik teori komunikasi sudah berlangsung sejak zaman romawi dahulu, yakni saat
pertama kali terbitnya Koran dinding Acta Diurna (tindakan-tindakan harian) 2000 tahun yang
lalu di Roma.

Berbagai analisis, defenisi, pengertian, metode yang terbangun berhasil mendeskripsikan dalam
berbagai perspektif
1. Komunikasi Sebagai Ilmu Multidispliner dan Tiga Aliran Ilmu yang Mempengaruhi
Teori Komunikasi
Ilmu Komunikasi merupakan salah satu ilmu pengetahuan sosial yang bersifat
multidispliner. Itu terjadi karena ilmu komunikasi berkembang melalui beberapa pendekatan.
Pendekatan-pendekatan yang dipergunakan yang mempengaruhi peta ilmu komunikasi, berasal
dari berbagai disiplin ilmu lain seperti psikologi, politik, linguistic, antroplogi dan lain
sebagainya.
Berkaitan dengan aliran yang mempengaruhi perkembangan ilmu komunikasi, littlejohn
dalam bukunya Theories of Human Communications, mengatakan bahwa secara umum terdapat
tiga cara pandang ilmu dan kaitannya dengan obyek pokok pengamatannya. Ketiga aliran itu
adalah:
a. Aliran Scientific (Ilmiah-Empiris)
b. Aliran Humanistik
c. Aliran Ilmu Pengetahuan Sosial (Sosial Sciences)

Glosarium
Komunikasi
Pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antar dua orang atau lebih sehingga pesan
yang dimaksud dipahami; hubungan atau kontak.
Ilmu
Pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode
tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu.
Pengetahuan
Segala sesuatu yang diketahui; kepandaian.
Teori
Pendapat yang didasarkan pada penelitian dan penemuan, didukung oleh data dan
argumentasi. Penyelidikan eksperimental yang mampu menghasilkan fakta berdasarkan ilmu
pasti, logika, metodologi, argumentasi.
Metode
Cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai
dengan yang dikehendaki; cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu
kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.

KESIMPULAN

Kelebihan
Akurat termasuk standar buku kategori berbasis evaluasi
Kelebihan
Kurangnya berbasis internasional
BAB II
PENDEKATAN DALAM TEORI KOMUNIKASI

Robert Craig menyebut adanya 7 tradisi dalam kajian teori komunikasi yaitu semiotik,
fenomenologi, cybernetic, psikologi sosial, sosial budaya, kritis dan retorika. Hal tersebut yakni :
1. Pendekatan Semiotik
Dalam Littlejohn disebut secara lebih rinci landasan teoritis dari kalangan linguistic
seperti Ferdinand de Saussure, Charles S. Pearce, Noam Chomsky, Benjamin Whorlf, Roland
Barthes, dan lainnya. Mencoba membahas tentang hakikat symbol. Jadi terdapat banyak teori
komunikasi yang berangkat dan pembahasan seputar simbol.
2. Pendekatan Fenomologi
Inti pendekatan fenomologi adalah mengamati kehidupan dalam keseharian dalam
suasana yang alamiah. Tradisi fenomologi, dapat menjelaskan tentang khalayak dalam
berinteraksi dengan media.
3. Pendekatan Cybernetik
Pendekatan ini berkaitan dengan proses pembuatan keputusan. Pendekatan cybernetic
berangkat dari teori sistim yang memandang terdapatnya suatu hubungan yang saling
menggantungkan dalam unsur atau komponen yang ada dalam sistim.
4. Pendekatan Psikologi sosial
Berangkat dari ilmu psikologi terutama aliran behavioral. Perhatian pada perubahan sikap
(attitude). Hubungan media dan khalayak tentunya akan menyebabkan terjadinya perubahan
sikap.
5. Pendekatan Sosial Budaya
Tradisi sosial budaya berangkat dari kajian antropologi bahwa komunikasi berlangsung
dalam kontek budaya tertentu karena komunikasinya dipengaruhi dari kebudayaan suatu
masyarakat.

6. Pendekatan Kritis
Pendekatan ini berangkat dari asumsi teori teori kritis yang memperhatikan terdapatnya
kesenjangan di dalam masyarakat. Proses komunikasi dilihat dari sudut kritis.
7. Pendekatan RETORIKA
Pendekatan retorika member perhatian pada aspek proses pembuatan pesan atau simbol.
Prinsip utama disini adalah bagaimana menggunakan symbol yang tepat dalam menyampaikan
maksud. Yang berkaitan dengan proses pembuatan pesan (message production) Tradisi retorika
dapat menjelaskan baik dalam kontek komunikasi antar personal maupun komunikasi massa.
Ada 4 perspektif pengembangan teori dalam ilmu komunikasi
1. Covering Law Theories
2. Rule Theories
3. Sistem Theories
4. Symbolic Interactionisme

GLOSARIUM
Konsep
Rancangan atau buram surat; idea tau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa kongkrit.
Pendekatan
Proses, cara, perbuatan mendekati,; antar usaha di rangka aktivitas penelitian untuk melakukan
hubungan dengan orang yang diteliti; metode untuk mencapai pengertian tentang masalah
penelitian, rancangan.
Semiotik
Segala sesuatu yang berhubungan dengan system tanda dan lambing di kehidupan manusia
Fenomologi
Ilmu tentang perkembangan kesadaran dan pengenalan diri manusia sebagai ilmu yang
mendahului filsafat.
Budaya
Pikiran, akal budi, adat istiadat, sesuatu mengenai kebudayaan yang sudah berkembang (beradab,
maju). Sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sudah sukar diubah.
Retorika
Keterampilan berbahasa secara efektif; studi tentang pemakaian bahasa secara efektif dalam
karang mengarang; seni berpidato yang muluk-muluk dan bombastis.
Psikologi
Ilmu yang berkaitan dengan proses mental baik normal dan abdnormal pengaruhnya pada
perilaku: ilmu pengetahuan tentang gejala dan kegiatan jiwa.
Pragmatik
Berkenaan dengan syarat syarat yang mengakibatkan serasi tidaknya pemakaian bahasa dalam
komunikasi.
Linguistik
Ilmu tentang bahasa, yang dapat dibagi atas jamannya seperti Linguistik Deskriptif, atas
perbandingan seperti Linguistik Komperatif, atas strukturnya seperti Linguistik Struktural atas
dasar teorinya seperti Linguistik Teoritis.
Kontemporer
Pada waktu yang sama, semasa, sewaktu, pada masa kini; masa kini.
Statistik
Catatan angka angka (bilangan);perangkaan. Data berupa angka yang dikumpulkan, ditabulasi,
digolong-golongkan sehingga dapat memberikan informasi yang berarti mengenai suatu masalah
atau gejala.
Persuasi
Ajakan kepada seseorang dengan cara memberikan alasan dengan prospek baik yang
meyakinnya. Karangan yang bertujuan untuk memberikan pendapat.
BAB III
KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI
PENGEMBANGAN MATERI POKOK
Indikator
1. Menjelaskan konsep dasar teori komunikasi antarpribadi
2. Menjelaskan kajian latarbelakang teori komunikasi antarpribadi
3. Menjelaskan asumsi dan aplikasi dari teori komunikasi
antarpribadi

Komunikasi antarpribadi merupakan medium penting baik pembentukan atau pengembangan


pribadi dan untuk kontak sosial. Melalui komunikasi kita tumbuh dan belajar, kita menemukan
pibadi kita dan orang lain, kita bergaul, bersahabat. Menemukan kasih saying, bermusuhan ,
membenci orang lain dan sebagainya.

Liliwerin(1997:13) dalam Tamsil (2005:8) menyebutkan beberapa komunikasi antarpribadi, yaitu


:
a. Arus pesan dua arah
b. Konteks komunikasi adalah tatap muka
c. Tingkat umpan balik yang tinggi
d. Kemampuan untuk mengatasi tingkat selektivitas yang tinggi
e. Kecepatan untuk menjangkau sasaran yang besar sangat lamban
f. Efek yang terjadi antara lain perubahan sikap
Asumsi dasar komunikasi antarpribadi adalah bahwa setiap orang yang berkomunikasi
dakan membuat prediksi pada data psikologis tentang efek atau perilaku komunikasinya,
yaitu bagaimana pihak yang menerima pesan memberikan reaksinya.
Berdasarkan ciri dan perbedaan komunikasi antarpribadi dan non-pribadi maka penulis
berusaha mencirikan komunikasi antarpribadi sebagai berikut :
a) Prediksi pada tataran psikologis
b) Konteks komunikasi adalah tatap muka
c) Terjadi pada ruang linkup individu yang sempit (sedikit orang)
d) Norma yang berlaku cenderung relational
e) Arus pesan dua arah
f) Komunikasi antar pribadi adalah verbal dan nonverbal
g) Komunikasi antar pribadi saling mempengaruhi dan mengubah
Komunikasi antar pribadi memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
a. Komunikasi antar pribadi biasanya terjadi secara spontan dan sambil lalu
b. Komunikasi antar pribadi tidak mempunyai tujuan terlebih dahulu
c. Komunikasi antar pribadi terjadinya secara kebetulan di antara peserta
yang tidak mempunyao identitas yang jelas
d. Komunikasi antar pribadi mempunyai akibat yang disengaja maupun yang
tidak sengaja
e. Komunikasi antar pribadi seringkali berlangsung berbalas balasan
f. Komunikasi antar pribadi menghendaki paling sedikit melibatkan
hubungan dua orang dengan suara bebas, bervariasi, adanya
keterpengaruhan;
g. Komunikasi antar pribadi tidak dikatakan tidak sukses jika tidak
membuahkan hasil
h. Komunikasi antar pribadi menggunakan lambing-lambang bermakna
BAB IV
TEORI KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA
Indikator
1. Menjelaskan konsep dasar teori komunikasi lintas budaya da aplikasinya
2. Menjelaskan kajian latarbelakang teori komunikasi lintas budaya
3. Menjelaskan asumsi dan aplikasi dari teori komunikasi lintas budaya
Kata “budaya” berasal dari bahasa sansekerta buddayah yang merupakan bentuk
jamak dari kata buddhi, yang berarti “budi” atau “kaal”. Kebudayaan itu sendiri
diartikan sebagai “hal-hal yang berkaitan dengan budi atau akal”.
Istilah culture yang merupakan istilah bahasa asing yang sama dengan
kebudayaan, berasal dar “colere” yang artinya adalah “mengolah atau
mengerjakan”, yaitu dimaksudkan kepada keahlian mengolah dan mengerjakan
tanah dan bertani. Kata colere yang kemudian berubah menjadi culture diartikan
sebagai “segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam”
(Ssoekanto, 1996:188).

Latar belakang teori

Keanekaragaman budaya bukanlah sesuatu yang akan hilang pada waktu


mendatang, yang berdasarkan asumsi saling memahami. Asumsi itu sendiri
merupakan suatu fenomenan dengan kekayaannay itu sendiri, eksplorasi yang
dapat menghasilkan keuntungan yan tak terhitung bagi kita, baik dari segi visi
yang lebih luas maupun kebijakan dan kegiatan yang lebih menguntungkan.

Asumsi teori

Konsep pemusatan budaya adalah penyebab keprihatinan kelompok


Minoritas, kita ambil contoh di amerika yang ingin mempertahankan identitas
etnik mereka yang berbeda sampai tingkat tertentu~budaya yang dominan
(mainstream culture)
Aplikasi Teori

Setiap orang mempunyai suatu system pengetahuan dari budayanya berupa


realitas yang tak pernah dipersoalkan lagi (Schutz, 1970). Realitas ini
menyediakan skema interpretative bagi seseorang untuk menafsirkan tindakannya
dan tindakan orang lain. Sistem makna cultural antara lain merupakan aturan
budaya (cultural rules) dan tema nilai (value themes)
BAB V
TEORI KOMUNIKASI MASSA
Indikator
1. Menjelaskan konsep dasar teori komunikasi massa
2. Menjelaskan kajian latarbelakang teori komunikasi linta massa
3. Mampu menjelaskan asumsi dan aplikasi dari teori komunikasi massa

Pengembangan materi pokok

Komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner,


yakni komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui
media massa pada sejumlah orang (Mass communication is messages
communicationthrough a mass medium to a large umber of people). Dari
defenisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus
menggunakan media massa (Ardianto,2004:3).

Latar belakang Teori

Gagasan tentang cultivation theory atau teori kultivasi untuk pertama


kalinya dikemukakan oleh George Gerbner bersama dengan rekan
rekannya di Annenberg School of Communication di Universitas
Pannsylvania tahun 1969 dalam sebuah artikel berjudul the televition
World of Violence. Artikel tersebut merupakan tulisan dalam buku
bertajuk Mass Media dan Violence yang disunting (D. Large, R. Baker dan
S. Ball (eds).
Asumsi Teori

Secara keilmuan untuk menunjukkan bahwa televise sebagai media yang


mempengaruhi pandangan kita terhadap realitas sosial, para peneliti
cultivation analysis bergantung kepada empat tahap proses :
a) Message system analysis yang menganalisis isi program televisi
b) Formulation of question about vewers” sosial realities yaitu
pertanyaan yang berkaitan dengan seputar realitas sosial penonton
televise
c) Survey the audience yaitu menanyakan kepada mereka seputar apa
yang mereka konsumsi dari media dan
d) Membandingkan realitas sosial antara penonton berat dan orang
yang jarang menonton televisi

Aplikasi Teori
Teori kultivasi sering digunakan untuk menganalisis berbagai
bentuk praktik komunikasi, terutama komunikasi massa khususnya
televise apa yang kita kenal cultivation analysis. Berikut beberapa
contoh aplikasi teori kultivasi :
Nancy Signorielli (Littlejohn, 1996) melaporkan studi tentang
sindrom dunia kejam. Pada aksi kekerasan di program termasuk
6000 karakter utama selama prime time dan akhir pecan (weekend)
dari tahun 1967-1985, menganalisis dengan hasil yang menarik,
70% prime time dan 94% akhir pecan (weekend) termasuk aksi
kekerasan. Analisis ini membuktikan heavy viewers memandang
dunia muram dan kejam dibandingkan dengan orang yang jarang
menonton televise. Tidak salah jika kemudia gerbner dan kawan-
kawan melaporkan bahwa heavy viewers melihat dunia lebih
kejam dan menakutkan seperti yang ditampilkan televise dari pada
orang-orang yang jarang menonton.
Glosarium
Anonim
Tanpa tema; tidak berindentitas; awanama; tidak ada
penandatanganan.

Heterogen
Terdiri atas berbagai unsur yang berbeda sifat atau berlainan jenis;
beraneka
Media
Bagian pokok atau terpenting dari suatu uraian, upamanya pada
satu paragraph atau suatu wacana, atau pada suatu karangan yang
lebih luas seperti novel atau roman
Prolog
Pembukaan (Sandiwara, pidato, music, dan sebagainya) ; kata
pendahuluan; peristiwa pendahuluan.

RINGKASAN BUKU II

Judul Buku : Pertama melihat teroi komunikasi


Pengarang : Glen McClish
Cetakan :6
Penerbit : San Diego State University
Kota penerbit: Wheaton College

Bagi banyak siswa, ini mungkin merupakan perampokan pertama mereka ke dalam dunia teori dan
karena itu, Anda perlu meletakkan beberapa dasar. Di masa lalu, kita telah menemukannya produktif
untuk bertanya kepada siswa apa yang mereka ketahui tentang "teori" pada umumnya. Konotasi apa kata,
"teori" bagi mereka? Sering kali, teori dipandang tidak berdaya (yaitu "hanya dalam teori") atau menghina
("well, ini teori yang bagus tapi ..."). Anda mungkin ingin meluangkan beberapa menit untuk
mendiskusikan tujuan sebuah teori, sebuah topik yang akan muncul kembali di Bab 3. Teori dapat
memusatkan perhatian, mengklarifikasi pengamatan, memberikan kerangka kerja, memprediksi hasil,
memicu perubahan sosial, dan memicu penelitian. Selama diskusi Anda, tanyakan kepada siswa tentang
kemampuan teori yang bagus. Dimulai dengan percakapan tentang mengapa mengembangkan dan
mempelajari teori mungkin terbukti bermanfaat dalam sesi kelas di masa depan ketika membahas
kebajikan dari teori apa pun.
Dikotomi pada sebuah kontinum
Tantangan utama dalam menyajikan materi ini adalah mengkomunikasikan karakteristik penting
dari dikotomi objektif-obyektif tanpa terlalu menyederhanakan, melebih-lebihkan, atau memolarisasi
disiplin secara mutlak. Siswa perlu memahami bahwa ada perbedaan mendasar antara dua posisi teoretis
tersebut, namun jika dilihat sama sekali terpisah dan saling eksklusif, maka nuansa teori yang dibahas di
seluruh Teori Komunikasi Pertama akan dikompromikan. Kontinum teoritis yang disajikan dalam bab
terakhir (Bab 36) akan membingungkan para siswa yang telah belajar untuk tetap bersikap kaku terhadap
dikotomi awal ini. Dalam diskusi, oleh karena itu, ingatkan siswa bahwa kamp itu sendiri merupakan
konstruksi teoritis yang dirancang untuk mendekati kenyataan, namun tidak lurus. Pastikan bahwa siswa
tidak mencirikan humanis sebagai relativis atau atasan yang mengoalkan sama sekali tidak tertarik pada
kebenaran bersama, pemahaman bersama, dan dunia "di luar sana." Juga ilmuwan tidak boleh
digambarkan sebagai makhluk dingin dan impersonal yang sama sekali mengabaikan nilai mereka saat
mereka masuk laboratorium. Ingatkan kelas Anda bahwa bahkan pilihan yang tampaknya objektif yang
terlibat dalam mengejar jalur penyelidikan ilmiah tertentu atau melakukan satu percobaan dan tidak lain
secara inheren bernilai sarat. Istilah "keefektifan" dan "partisipasi" Stan Deetz, yang disajikan Griffin di
halaman 14, dapat dianggap sebagai penekanan utama teori obyektif dan interpretif, namun sangat mudah
untuk mempertimbangkan dikotomi semacam itu sebagai sesuatu selain kecenderungan umum. . Bukan
kebetulan ketika Griffin membahas tingkat komitmen yang ada dalam teori komunikasi yang dia temui,
dia menggunakan kata "penuh gairah" (10) untuk menggambarkan ilmuwan interpretif dan obyektif.
Seperti yang kami sarankan dalam pengobatan model kemungkinan elaborasi di bawah ini, usaha untuk
memisahkan alasan dan emosi dalam argumen dan dalam beasiswa mungkin ilusi.

BAB 2
MAPPING THE TERRITORY

Tradisi Cybernetic dari Shannon dan Weaver


Masing-masing dari tujuh tradisi yang disajikan dalam bab ini dapat dengan mudah menjamin
perawatan sepanjang buku. Kami akan mengekang keinginan kami untuk menyajikan analisis lengkap
tentang ke tujuh hal tersebut di sini, namun kami akan memberikan contoh diskusi tentang tradisi
cybernetic. Kesederhanaan pendekatan Shannon dan Weaver membuatnya menjadi sasaran kritik yang
mudah. Dalam Bab 21, sebenarnya, Griffin menegaskan bahwa "mayoritas ilmuwan komunikasi manusia
sekarang menolak teori informasi Shannon dan Weaver" (302). Meskipun demikian, penting bagi siswa
untuk mengetahui bahwa premis tentang komunikasi yang mendasari teori informasi masih memainkan
peran penting di akademi dan budaya kita. Diskusikan dengan penekanan dan sasaran umum Shannon dan
Weaver Anda: transmisi yang jelas, efisien, linier dan penerimaan informasi, keseimbangan antara hal
baru dan redundansi, dan sebagainya.
Dengan landasan teoritis ini, mereka akan menemukan banyak demonstrasi tentang kegunaannya
di sekitar mereka. Tempat yang baik untuk memulai pencarian adalah dengan komunikasi pedagogi itu
sendiri, terutama pada tingkat pendahuluan, di mana teori informasi tetap menjadi cara utama untuk
memulai diskusi tentang disiplin kita. Sebagian besar buku teks komunikasi memperkenalkan subjek
mereka dengan gagasan yang berasal langsung dari teori informasi Shannon dan Weaver, termasuk
diagram yang serupa dengan gambar 2.1. Hal ini terutama berlaku untuk teks yang berbicara di depan
umum dan dasar-dasar komunikasi. Teks populer publik Stephen E. Lucas, The Art of Public Speaking,
edisi ke-8. (New York: McGraw-Hill, 2004), misalnya, menyajikan "proses komunikasi ucapan" dalam
format yang sangat menarik dari Shannon dan Weaver. Untuk mengemudikan mobil, mintalah beberapa
buku teks ini ke kelas. Lebih baik lagi, mintalah siswa Anda membawa buku-buku yang mereka gunakan
dalam kursus pengantar mereka.

BAB 3
WEIGHING THE WORDS

Dalam diskusi, Anda mungkin ingin mempersulit standar ilmiah kesederhanaan relatif sedikit.
Meskipun aturan parsimoni (siswa yang telah memiliki kursus filsafat mungkin juga diperkenalkan pada
konsep ini sebagai "pisau cukur" Occam ") menyatakan bahwa kita menyukai penjelasan sederhana dari
fenomena tertentu (41-42), juga demikian Fenomena kompleks seringkali membutuhkan teori yang rumit.
Oleh karena itu, mengharapkan kesederhanaan tidak selalu berguna (untuk meminta standar ilmiah lain
untuk teori yang baik). Seorang profesor ekonomi pernah membandingkan teori bangunan dengan sihir.
Beberapa penyihir menarik kelinci besar dari topi kecil, dan beberapa menghasilkan kelinci kecil dan
halus dari topi besar. Konvergensi simbolis Bormann-yang memberi banyak banguan untuk uang teoritis
(walaupun kekuatannya untuk memprediksi terbatas) -baik kategori sebelumnya, tampaknya bagi kita.
Siapa yang tidak terkesan dengan necromancy semacam itu? Terkadang, kelinci halus itu yang kami
inginkan, dan kami bersedia meraih topi besar untuk memproduksinya.
Penjelasan obyektif / pengertian subjektif
Ketika kita mengajarkan bab ini, kita menjeda dengan sangat hati-hati penjelasan objektif /
dikotomi pemahaman subjektif yang Griffin menetapkan antara teori ilmiah dan interpretasi. (Ini terletak
dalam pembahasannya tentang "Standar Interpretasi 1," halaman 44.) Kami ingin siswa memahami bahwa
"kebutuhan referensi diri sendiri" (45) tidak mengecualikan pentingnya mengembangkan pemahaman teks
yang sesuai dengan pembaca lainnya. . Faktanya,

BAB 4
INTERAKSIONISME SIMBOLIK

Dampak dari interaksionisme simbolis


Pada awalnya, penting untuk dicatat bahwa seseorang tidak dapat terlalu menekankan pengaruh
teori ini mengenai topik komunikasi khusus kita, begitu juga pada ilmu sosial abad kedua puluh dan
humaniora pada umumnya. Menutup bab ini, Griffin menyajikan daftar ahli teori yang berhutang kepada
Mead (63). Mengingat besarnya dampaknya terhadap bidang kita, mungkin akan lebih mudah dan lebih
mengungkapkan daftar beberapa teoretikus yang belum disentuhnya. Indikasi yang baik tentang
pentingnya teori ini adalah adanya Society for Study of Symbolic Interaction. Kedua ilmuwan
komunikasi dan sosiolog aktif dalam organisasi ini.

Salah satu cara untuk menggambarkan pengaruh interaksionalisme simbolis yang luar biasa
adalah dengan menganalisis beberapa buku teks komunikasi interpersonal yang digunakan di departemen
Anda dengan siswa Anda. Di Jembatan Bukan Dinding, misalnya, John Stewart tidak secara eksplisit
merujuk pada pendiri interaksionisme simbolis, namun dia menunjukkan hutangnya kepada Mead ketika
dia berpendapat, "siapa kita - identitas kita - dibangun dalam komunikasi kita. Orang-orang datang ke
setiap pertemuan dengan 'diri' yang dapat diidentifikasi yang dibangun melalui interaksi masa lalu, dan
saat kita berbicara, kita menyesuaikan diri agar sesuai dengan topik yang sedang kita diskusikan dan
orang-orang yang sedang kita ajak bicara, dan kita berubah oleh apa yang terjadi pada kita saat kita
berkomunikasi "(30). Dalam edisi kesepuluh dari Looking Out, Looking In (Belmont, CA: Wadsworth,
2003), Ronald Adler dan Neil Towne tidak menyebutkan nama Mead, namun diskusi tentang persepsi diri
mereka didasarkan pada kerangka kerjanya (48-53) . Dalam Everyday Encounters: Pengantar Komunikasi
Interpersonal (Belmont, CA: Wadsworth, 1996), Julia T. Wood secara eksplisit menyebutkan Mead saat
dia membahas "komunikasi dan penciptaan diri sendiri" (51-54) dan simbol (107-08) . Trenholm dan
Jensen, juga, mead Mead dan interaksionis simbolis saat mereka membangun gagasan mereka tentang
konsep diri dalam Komunikasi Interpersonal, (edisi ke-3 [Belmont, CA: Wadsworth, 1996], 213-18).
Tampaknya bagi kita bahwa konsep interpersonal yang penting seperti kepekaan retoris, pengambilan
perspektif, dan pemantauan diri juga dapat ditelusuri kembali ke gagasan Mead.
BAB 5

COORDINATED MANAGEMENT OF MEANING

Perubahan Prinsipal
Meskipun banyak dari konsep inti tetap sama, Griffin secara signifikan merevisi bab ini-sekali
lagi. Untuk sebagian besar, kita melihat upaya untuk menyederhanakan pengobatannya terhadap teori
kompleks dan sering kali berat ini. Dia telah mengurangi atau mengurangi pentingnya komunikator
kosmopolitan dan cerita yang belum diceritakan. Selain itu, dua tokoh baru (5.1 dan 5.3) menggambarkan
masalah koherensi. Perlakuan komunikasi dialogis telah disesuaikan untuk mencerminkan konsepsi
Pearce. Tanggapan alternatif yang diilhami oleh CMM pada tanggal 11 September 2001 telah
ditambahkan dan referensi Second View telah diperbarui.
Saran untuk Diskusi
Sebuah teori yang rumit
Kita harus menekankan sejak awal bahwa materi Pearce dan Cronen sangat sulit diringkas. Fakta
ini seharusnya tidak mengherankan, teori apa pun yang banyak dipinjam dari Ludwig Wittgenstein pasti
akan menantang untuk hadir, entah itu ringkas atau verbose.

BAB 6
TEORI PELANGGARAN EXPECTANCY

I. Harapan ruang pribadi: sesuai atau menyimpang?


A. Judee Burgoon mendefinisikan ruang pribadi sebagai volume ruang tak terlihat dan variabel yang
mengelilingi individu yang mendefinisikan jarak yang dipilih individu dari orang lain.
1. Ukuran dan bentuk ruang pribadi kita tergantung pada norma budaya dan preferensi individu.
2. Ruang pribadi selalu merupakan kompromi antara pendekatan yang saling bertentangan - penghindaran
membutuhkan kita sebagai manusia untuk berafiliasi dan privasi.
B. Edward Hall menciptakan istilah proxemics untuk merujuk pada studi penggunaan ruang oleh orang
sebagai penjabaran budaya secara khusus.
1. Dia percaya bahwa kebanyakan penafsiran spasial ada di luar kesadaran kita.
2. Dia percaya bahwa orang Amerika memiliki empat zona proksemis.
Sebuah. Jarak intim: 0 sampai 18 inci.
b. Jarak pribadi: 18 inci sampai 4 kaki.
c. Jarak sosial: 4 sampai 10 kaki.
d. Jarak publik: 10 kaki sampai tak terbatas.
3. Dia berpendapat bahwa komunikator yang efektif menyesuaikan perilaku nonverbal mereka agar sesuai
dengan peraturan komunikatif pasangan mereka.
C. Burgoon menunjukkan bahwa, dalam kondisi tertentu, melanggar norma sosial dan harapan pribadi
merupakan strategi unggulan untuk menyesuaikan diri.

II. Tes terapan model asli.


A. Menurut model awal Burgoon, melintasi "ambang ancaman" yang membentuk batas jarak intim
menyebabkan ketidaknyamanan fisik dan psikologis.
B. Penyimpangan yang terlihat dari apa yang kita harapkan menyebabkan keadaan gairah meningkat dan
memacu kita untuk meninjau sifat hubungan kita dengan seseorang.
C. Seseorang dengan kekuatan "menghukum" harus mematuhi konvensi proxemic atau berdiri sedikit
lebih jauh dari yang diperkirakan.
D. Manfaat komunikator yang menarik dari pendekatan yang dekat.
Teori asli Burgon tidak didukung oleh penelitiannya, namun dia terus memperbaiki pendekatannya
terhadap pelanggaran harapan.

BAB 7
TEORI KEPUTUSAN INTERPERSONAL

Garis besar
I. Pendahuluan.
A. David Buller dan Judee Burgoon menjelaskan bahwa orang sering menemukan diri mereka dalam
situasi di mana mereka membuat pernyataan yang kurang jujur.
B. Ada tiga strategi penipuan: pemalsuan, penyembunyian, dan ketidakjelasan.
1. Pemalsuan membuat fiksi.
2. Penyembunyian menyembunyikan rahasia.
3. Equivocation menghindari masalah.
C. Kebanyakan orang percaya bahwa mereka bisa melihat penipuan, tapi teori penipuan interpersonal
(IDT) mengatakan kebanyakan tidak bisa.
D. Berbeda dengan asumsi umum, penelitian penipuan menunjukkan bahwa berbagai isyarat nonverbal
bukanlah indikator penipuan yang dapat diandalkan.

II. Sebuah teori interaksi strategis yang muncul.


A. Buller dan Burgoon mengabaikan nilai studi yang sangat terkontrol - biasanya eksperimen komunikasi
satu arah - yang dirancang untuk mengisolasi isyarat yang tidak jelas lagi bahwa orang-orang berbohong.
B. Buller mencatat kebutuhan akan IDT berdasarkan komunikasi dua arah.
C. Komunikasi interpersonal bersifat interaktif.
1. Peserta aktif dalam komunikasi terus menyesuaikan tingkah laku mereka dalam menanggapi umpan
balik dari peserta lainnya.
2. Interaksi, bukan individualitas, merupakan inti teori.
D. Penipuan strategis menuntut usaha mental.
1. Penipu yang sukses harus secara sadar menghadapi banyak tugas rumit.
2. Kelebihan kognitif dapat menyebabkan penipu memamerkan tampilan nonstrategis, biasanya dalam
bentuk perilaku nonverbal.
3. Kebocoran mengacu pada isyarat nonverbal yang tidak disadari menandakan keadaan internal.

BAB 8
TEORI PENETRASI SOSIAL

I. Pendahuluan.
A. Dikembangkan oleh psikolog sosial Irwin Altman dan Dalmas Taylor, teori penetrasi sosial
menjelaskan bagaimana kedekatan relasional berkembang.
B. Kedekatan berkembang hanya jika individu berjalan secara bertahap dan teratur dari tingkat pertukaran
yang dangkal dan intim sebagai fungsi dari hasil langsung dan perkiraan.

II. Struktur kepribadian: bawang berlapis banyak.


A. Lapisan luar adalah diri publik.
B. Inti adalah domain pribadi seseorang.

.IV. Kedalaman dan luasnya keterbukaan diri.


A. Item periferal dipertukarkan lebih sering dan lebih cepat daripada informasi pribadi.
B. Pengungkapan diri bersifat timbal balik, terutama pada tahap awal pengembangan hubungan.
C. Penetrasi cepat pada awalnya tapi melambat dengan cepat saat lapisan dalam yang rapat dibungkus
BAB 9
TEORI REDUKSI YANG TIDAK SESUAI

I. Pendahuluan.
A. Charles Berger mencatat bahwa permulaan hubungan pribadi penuh dengan ketidakpastian.
B. Teori pengurangan ketidakpastian berfokus pada bagaimana komunikasi manusia digunakan untuk
mendapatkan pengetahuan dan menciptakan pemahaman.
C. Salah satu dari tiga kondisi sebelumnya - antisipasi interaksi masa depan, nilai insentif, atau
penyimpangan - dapat mendorong dorongan kita untuk mengurangi ketidakpastian.

II. Ketidakpastian pengurangan: Untuk memprediksi dan menjelaskan.


Fokus A. Berger pada prediksi menggemakan Shannon dan Weaver.
B. Penekanannya pada penjelasan (kesimpulan kami tentang mengapa orang melakukan apa yang mereka
lakukan) berasal dari teori atribusi Fritz Heider.
C. Setidaknya ada dua jenis ketidakpastian.
1. Pertanyaan perilaku, yang sering dikurangi dengan mengikuti protokol prosedural yang diterima.
2. Pertanyaan kognitif, yang dikurangi dengan memperoleh informasi.

Teori aksiomatis: Kepastian tentang ketidakpastian.


A. Berger mengusulkan serangkaian aksioma untuk menjelaskan hubungan antara ketidakpastian dan
delapan variabel kunci.
B. Aksioma 1, komunikasi verbal: Karena jumlah komunikasi verbal antara orang asing meningkat,
tingkat ketidakpastian menurun, dan, sebagai hasilnya, komunikasi verbal meningkat.
C. Aksioma 2, kehangatan nonverbal: Karena peningkatan ekspresif nonverbal meningkat, tingkat
ketidakpastian akan menurun. Penurunan tingkat ketidakpastian akan menyebabkan peningkatan ekspresif
nonverbal.
D. Aksioma 3, pencarian informasi: Tingkat ketidakpastian yang tinggi menyebabkan peningkatan
perilaku pencarian informasi. Seiring tingkat ketidakpastian menurun, perilaku pencarian informasi
menurun.
E. Aksioma 4, keterbukaan diri: Tingkat ketidakpastian yang tinggi dalam suatu hubungan menyebabkan
penurunan tingkat keintiman konten komunikasi. Tingkat ketidakpastian yang rendah menghasilkan
tingkat keintiman yang tinggi.
F. Aksioma 5, timbal balik: Tingkat ketidakpastian yang tinggi menghasilkan tingkat timbal balik yang
tinggi. Tingkat ketidakpastian yang rendah menghasilkan tingkat timbal balik yang rendah.
G. Aksioma 6, kesamaan: Kesamaan antara orang mengurangi ketidakpastian, sementara ketidaksamaan
menghasilkan peningkatan ketidakpastian.
H. Aksioma 7, menyukai: Peningkatan tingkat ketidakpastian menghasilkan penurunan yang disukainya;
penurunan ketidakpastian menghasilkan peningkatan keinginan.
I. Aksioma 8, jaringan bersama: Jaringan komunikasi bersama mengurangi ketidakpastian, sementara
kurangnya jaringan bersama meningkatkan ketidakpastian.

BAB 10
TEORI PENGOLAHAN INFORMASI SOSIAL

Garis besar
1. Perkenalan.
saya. Cendekiawan yang mempelajari media elektronik baru telah menawarkan berbagai teori untuk
menjelaskan perbedaan yang melekat antara komunikasi mediated computer (CMC) dan komunikasi tatap
muka.
ii. Teori kehadiran sosial menunjukkan bahwa pesan berbasis teks menghalangi pengguna CMC untuk
merasakan bahwa orang lain terlibat secara bersama dalam interaksi
aku aku aku. Teori kekayaan media mengklasifikasikan setiap media komunikasi sesuai dengan
kompleksitas pesan yang dapat ditangani secara efisien.
iv. Teori ketiga berkonsentrasi pada kurangnya isyarat konteks sosial dalam komunikasi online.
v. Masing-masing teori ini mendukung interpretasi isyarat yang disaring sehubungan dengan tidak adanya
isyarat nonverbal sebagai kesalahan fatal medium.
vi. Joe Walter, seorang profesor komunikasi di Cornell University, berpendapat bahwa dengan diberi
kesempatan untuk pertukaran pesan sosial yang cukup dan pertumbuhan relasional berikutnya, tatap muka
dan CMC adalah medium yang sama berguna untuk mengembangkan hubungan dekat.

BAB 11

RELIAL DIALECTICS

Menerima kekacauan hubungan


Begitu banyak mahasiswa datang ke jurusan komunikasi yang berpegang teguh pada anggapan
romantis bahwa hubungan yang sempurna terletak tepat di tikungan, begitu telah ditemukan, semua
kontradiksi dan ketegangan akan mencair dalam lautan kebahagiaan. Rahasia sukses adalah menemukan
rangkap spiritual seseorang, atau seseorang yang begitu dekat dengan entitas mitos sehingga perbedaan
dapat "berhasil" melalui beberapa pembicaraan larut malam, dari hati ke hati. Bagi siswa semacam itu,
pendekatan Baxter dan Montgomery terhadap komunikasi dalam hubungan yang erat sangat
mengecewakan dan membebaskan. Kekecewaan terjadi ketika para siswa menyadari bahwa setelah
kesulitan dialektis, "bahagia selamanya" adalah kemungkinan yang tidak mungkin. Di sisi lain,
pembebasan dapat mengikuti ketika siswa memahami bahwa tidak ada yang salah dengan mereka, orang
tua mereka, atau perjuangan relasional yang pernah mereka saksikan dan alami dalam kehidupan
mereka. Griffin membuat poin yang sama di halaman 171 saat dia membahas "pemahaman baru tentang
orang."

Lebih dari segalanya, teori ini membebaskan individu untuk menerima siapa mereka dalam
hubungan dengan orang lain. Selanjutnya, seperti “sedih tapi bijaksana gadis” dirayu oleh Harry Hill di
musik The Music Man, mereka akan menemukan bahwa pengetahuan dan penerimaan mereka dari
kekacauan keintiman sebenarnya meningkatkan, bukan mengurangi, peluang mereka untuk kebahagiaan
tertinggi dalam hubungan manusia . Pada akhirnya, pepatah Heraclitus bahwa "Semua adalah fluks,
tidak ada yang tetap diam" seharusnya tidak menjadi pernyataan keputusasaan, tapi sebuah pengakuan
akan kenyataan yang kaya.

BAB 12
Pandangan interactional
Perubahan Prinsipal

Sebelumnya Bab 12, perawatan Griffin tetap pada dasarnya sama. Bab ini telah diedit untuk
kejelasan dan ketepatan.

Saran untuk Diskusi

Menerapkan teori itu pada keluarga sendiri


Mahasiswa yang sedang dalam proses melanggar banyak ikatan formal yang
menghubungkan mereka dengan keluarga mereka, sangat menyadari adanya masalah dengan
komunikasi yang membedakan sistem kompleks ini, dan dengan demikian bab ini mungkin
memiliki resonansi khusus untuk mereka. Untuk memberi izin kepada siswa untuk berbicara
mengenai situasi mereka sendiri, ingatkan mereka bahwa ungkapan "keluarga disfungsional" itu
berlebihan. Penting juga bagi siswa untuk memahami sejak awal bahwa meskipun keluarga
adalah subjek eksplisit bab ini, sebagian besar materi teoretis yang disajikan dalam tampilan
interaksi sangat sesuai dengan hubungan romantis, pertemanan, dan interaksi interpersonal pada
pekerjaan.

Efeknya bukan penyebabnya


Salah satu titik pertikaian bagi banyak siswa adalah fokus pada efek dari sistem keluarga
pada komunikasi, tetapi dengan tidak ada pemeriksaan menyertai penyebab kondisi tidak sehat
keluarga. Watzlawick dan rekan-penulis yang berkomitmen untuk pendekatan ini, dan memang
itu tercermin dalam judul buku mereka, The Pragmatik Komunikasi Manusia. Dalam
pendahuluan, fokus dari buku ini digambarkan sebagai, "efek pragmatis (perilaku) dari
komunikasi manusia, dengan perhatian khusus terhadap kelainan perilaku" (hal 13). Bagaimana
ini bisa mengubah perspektif seseorang-jika masalahnya tidak menjadi masalah, tapi tanda-tanda
lahiriah? Untuk drive titik rumah ini, Anda mungkin mempertimbangkan membaca langsung dari
The Pragmatik Manusia Komunikasi:

BAB 13
Kontruktivisme

kompleksitas kognitif = IQ komunikasi?


Ketika Anda membicarakan pentingnya RCQ dan kompleksitas kognitif dengan siswa Anda,
hati-hati mengambil klaim bahwa Delia telah dipisahkan kompleksitas kognitif dari karakter lain
dan faktor-faktor luar seperti IQ dan kemampuan menulis (193). Fakta dari masalah ini adalah
bahwa di tangan konstruktivis, kompleksitas kognitif telah menjadi terkenal besar. Demi
argumen, setidaknya, kami menyarankan bahwa hal itu telah menjadi de facto IQ komunikasi
macam, ukuran luas-menyapu kemampuan seseorang untuk berbicara, menulis, dan-akhirnya-
alasan tentang komunikasi efektif. sangat namanya, kompleksitas kognitif, menunjukkan bahwa
itu adalah ukuran dari kecanggihan pemikiran seseorang. Dalam hal ini, itu hanyalah langkah
kecil dari istilah favorit konstruktivis dengan kecerdasan. Apa konsekuensi dari menempatkan
begitu banyak berat badan pada konsep ini? Cara lain untuk mengatasi masalah ini adalah dengan
bertanya jenis berikut pertanyaan: Haruskah tingkat calon mahasiswa kompleksitas kognitif
dievaluasi untuk masuk ke perguruan tinggi? Harus kompleksitas kognitif diukur secara massal
oleh organisasi seperti ETS? Harus skor tersebut tersedia untuk penasehat akademik dan
profesor? Harus pengusaha menggunakannya untuk menyaring calon karyawan? Harus layanan
kencan meliputi nilai RCQ di profil mereka dari mitra potensial? Kami mendorong titik di sini,
tapi Anda bisa melihat logika keseluruhan dari query.
Hal menyebabkan
Isu sebab-akibat juga layak beberapa menit ekstra waktu kelas. Apakah kompleksitas
kognitif yang benar-benar meningkatkan atau menyebabkan rencana pesan, yang pada gilirannya
menghasilkan orang-berpusat pesan”(198), atau itu hanya berkorelasi dengan mereka? Jika yang
terakhir ini terjadi, maka konstruktivis perlu mencari keterampilan yang lebih mendasar atau
kemampuan yang terletak di belakang kedua kompleksitas kognitif dan komunikasi yang
canggih.

BAB 14
PENGHAKIMAN SOSIAL TEORI

Pernyataan Griffin yang “posisi ekstrim dan ego tinggi keterlibatan pergi bersama-sama” patut
dicermati tambahan dari kelas Anda (209). Seorang tokoh politik Texas terkenal pernah berkata bahwa
satu-satunya hal yang Anda temukan di tengah jalan adalah garis kuning dan armadillo mati, tapi tetap
saja setiap masyarakat mengandung moderat berkomitmen, pragmatis, pluralis, dan individu catholically
berpikiran lain yang merasa kuat dan percaya mendalam, tetapi yang juga mencari jalan tengah bila
memungkinkan. Bill Clinton cocok kategori ini, seperti halnya didedikasikan mediator dan mantan
Presiden Jimmy Carter. Angka-angka tersebut dapat memberikan tes menarik untuk kategori teori
penilaian sosial. Bahkan, Daniel O'Keefe menjelaskan bahwa “keterlibatan ego dan ekstremitas dari
posisi yang paling disukai adalah konsep yang berbeda” (Persuasion: Teori dan Penelitian , 33). Dia
melanjutkan dengan melaporkan bahwa “orang mungkin mengambil sikap ekstrim pada masalah tanpa
menjadi sangat ego-yang terlibat” dan bahwa “satu dapat sangat ego-terlibat dalam of-the-road posisi
menengah” (33). Dia, bagaimanapun, mengkonfirmasi bahwa “teori penilaian sosial tidak menunjukkan
bahwa ego-keterlibatan dan posisi ekstremitas akan secara empiris terkait, sehingga orang-orang dengan
posisi yang lebih ekstrim pada masalah akan cenderung lebih ego-yang terlibat dalam masalah itu” (33).

BAB 15
MODEL KEMUNGKINAN URAIAN

Ketika membahas bab ini, kami percaya bahwa sangat penting untuk menekankan gagasan dari dua
rute sebagai tiang pada pengolahan kontinum kognitif. Menggambar garis tebal antara “luas kerja
kognitif” dari rute pusat dan “pilot otomatis” dari rute perifer secara teoritis bersih dan elegan, namun
sebagai Petty dan stres Cacioppo, itu mungkin tidak benar dengan realitas yang kompleks pengaruh.
Kami ingin membahas, misalnya, bagaimana Cialdini enam isyarat untuk rute perifer (217) mungkin
tidak selalu menunjukkan pengorbanan lengkap proses kognitif yang kuat. Sebagai contoh, daya tarik
untuk konsistensi menyerupai aturan yang sangat kredibel keadilan ditekankan oleh ahli retorika Chaim
Perelman dan Lucy Olbrechts-Tyteca di The New Retorika: A Treatise on Argumentasi , trans. John
Wilkinson dan Purcell Weaver (Notre Dame: University of Notre Dame Press, 1969), 218-19, serta
argumen dari preseden, yang terletak di jantung pertimbangan hukum. Peradilan kita bergantung pada
praktek marshaling kasus sebelumnya sebagai pedoman untuk keputusan ini.

bukti sosial mungkin tampak ceroboh di awal. Hal ini sangat mirip dengan pidato ini kekeliruan
ikut-ikutan, namun mekanisme yang berada di pusat jauh dari logis. Dengan demikian, di tengah-tengah
keputusan sulit mengenai kebijakan, administrator perguruan tinggi yang bijaksana sering penelitian
bagaimana sekolah-sekolah lain telah ditangani masalah yang sama. Banyak kali, tren bahwa lembaga-
lembaga lainnya telah menetapkan mendorong presiden atau dekan untuk mengikutinya. Mengindahkan
otoritas bisa sangat logis jika-seperti yang sering terjadi di usia ini semakin kompleks teknologi-alasan
penting dalam kasus ini adalah di luar keahlian kami. Hal ini masuk akal, misalnya, untuk mengindahkan
saran dari mekanik seseorang dan mengganti ban botak, meskipun fisika yang tepat dari gesekan dan
kemudi mungkin tidak kita ketahui. Demikian juga, meskipun kimia yang rumit kolesterol diketahui
sangat sedikit awam, jutaan dari kita telah bijak diubah kebiasaan makan jangka panjang kami terutama
didasarkan pada otoritas relatif sedikit profesional kesehatan. Ada keterampilan yang terlibat dalam
mengevaluasi unsur-unsur persuasif seperti konsistensi, bukti sosial, dan otoritas yang bersifat kompleks
dan rasional.

BAB 16

COGNITIVE DISSONANCE THEORY

Hipotesis justifikasi minimal


Menurut pengalaman kami, ini adalah bab yang sulit untuk diajarkan karena setidaknya satu prinsip
utama teori ini sulit dipahami dan / atau berlawanan dengan intuisi. Secara khusus, hipotesis pembenaran
minimal membingungkan siswa, yang telah memahami bahwa lebih banyak dari pada yang
kurang. Sebagai individu yang bergerak ke atas, mereka percaya bahwa mereka memahami kalkulus
penghargaan dan hukuman, dan mereka tahu bahwa taruhan di dunia profesional mereka akan segera
masuk tinggi. Kami menyarankan agar Anda mengatasi kebingungan dan skeptisisme mereka secara
langsung. Sebagai sebuah kelas, perhatikan contoh-contoh yang Griffin berikan, berusaha untuk
menentukan apakah penjelasan lain untuk perilaku yang dilaporkan lebih menarik daripada yang
ditawarkan oleh teori unggulan. Ambil Griffin serius, misalnya, ketika dia bertanya dalam pertanyaan #
2 diPertanyaan buku teks untuk Mempertajam Fokus Anda, “Hasil yang terkenal $ 1 / $ 20 percobaan
Festinger dapat dijelaskan dalam beberapa cara. Penjelasan manakah yang paling memuaskan?
"(239). Temuan Festinger dan Carlsmith didasarkan pada keyakinan bahwa pembohong $ 1 benar-benar
berpikir bahwa mereka mengatakan yang sebenarnya saat mereka mengklaim telah menikmati tugas
yang membosankan. Apakah asumsi ini dijamin? Adakah penjelasan lain selain hipotesis justifikasi
minimal mengapa siswa seperti Joan akan menganggap pulau ini lebih berkesan dengan penekanan yang
lebih rendah pada tes (232)? Tantangan seperti ini membantu siswa untuk berpikir kritis tentang
interpretasi studi dan contoh kunci.

BAB 17
PERSPEKTIF FUNGSIONALTENTANG KEPUTUSAN KELOMPOK PEMBUATAN

dibangun erat, sangat rasional, pendekatan teoritis elegan Hirokawa dan Gouran untuk pengambilan
keputusan kelompok kecil kontras instructively dengan luas, epistemologis yang kompleks, pendekatan
teoritis amorf komunikasi yang disajikan oleh para sarjana seperti Pearce dan Cronen dan Barthes. (Teori
Yang terakhir ini akan disajikan dalam Bab 25.) The fungsional perspektif-dijiwai dengan iman dalam
alasan yang hampir platonis di alam, serta kesediaan untuk pare bawah realitas yang kompleks dari
proses sosial membingungkan untuk variabel kunci dan komponen-baik menunjukkan kekuatan dan
kelemahan sosial-ilmiah teori dan eksperimen, dan kami sarankan membahas plusses ini dan minus
dengan kelas Anda. Karena kekakuan dan ketepatan perspektif fungsional menjadikannya sebuah contoh
yang sangat baik,kami akan sangat menyarankan membawa beberapa Gouran dan artikel Hirokawa
untuk kelas untuk menunjukkan siswa Anda persis bagaimana pekerjaan semacam ini dilakukan. Selain
itu, kami mendorong Anda untuk mengundang siswa untuk menguji pendekatan Hirokawa dan Gouran
dengan mereka sendiri pengalaman.

Setelah memimpin Griffin dalam bab ini, membawa cerita Anda sendiri atau meminta narasi siswa
Anda untuk menunjukkan contoh ketika fungsi yang diperlukan adalah-atau seharusnya-mengerahkan
untuk membantu kelompok mencapai solusi kualitas dan keputusan yang tepat. Sama pentingnya,
tanyakan kepada siswa apakah mereka dapat mengingat saat-saat dimensi sosioemosional tampak
sebagai atau lebih penting daripada elemen murni rasional pengambilan keputusan. Apakah mereka
mengalami situasi di mana isu-isu relasional seperti persahabatan dan kekompakan tim, faktor emosional
seperti sukacita atau kebanggaan, anggota atribut seperti komitmen dan pengalaman, sebelum
pengambilan keputusan sejarah, atau kerangka kerja institusional yang menonjol?
BAB 18
ADAPTIF STRUKTURASI TEORI

bahan menantang
Sebagai Scott Poole sendiri mengakui (273), teori ini lambat akan untuk sarjana. Bahkan dalam
bentuk yang sangat mudah diakses ini, oleh karena itu, materi yang disampaikan di sini mungkin
menyajikan tantangan pedagogis yang signifikan. Sebaiknya menekankan unsur pemberdayaan. Pada
intinya, teori mendorong lembaga individu, kesadaran bahwa “kelompok membuat diri mereka sendiri”
(271), pengambilan keputusan yang demokratis dan pembagian kekuasaan. Ini adalah beton konsep /
nilai-nilai yang harus penting bagi siswa. Selain itu, penting untuk menekankan bahwa meskipun
program penelitian Poole adalah sangat tinggi, prinsip dasar teori berlaku dalam lingkungan berteknologi
rendah juga. Pada akhirnya, ini bukan teori tentang program komputer canggih dan perangkat elektronik
tetapi berbicara tentang efektif dalam grup.

Berfokus pada konsep inti


Sama seperti teori penipuan interpersonal (Bab 7) berpose kesulitan dalam menyajikan sebuah teori
luas mulai dalam waktu singkat, strukturasi adaptif bertemu hambatan serupa. Di sini, tantangannya
adalah memberikan rincian cukup dari macrotheory ekspansif (strukturasi Giddens ini) sehingga
memberikan titik keberangkatan yang memadai ke dalam microtheory (strukturasi adaptif Poole).
Sementara mengklarifikasi seluruh strukturasi akan membutuhkan mencurahkan waktu yang cukup,
sangat layak untuk mengenalkan siswa pada ide-ide kunci. Kami fokus pada definisi strukturasi sebagai
“produksi dan reproduksi sistem sosial melalui penggunaan anggota aturan dan sumber daya dalam
interaksi” (265). Di sini, istilah kunci termasuk interaksi, produksi dan reproduksi, dan aturan dan
sumber daya.Interaksi berfokus pada kemampuan seseorang untuk menjadi peserta aktif dalam
membentuk struktur sosial di mana mereka tinggal dan bekerja. Bagian dari itu “keaktifan” berasal dari
dualitas struktur-kemampuan untuk memproduksi dan mereproduksi struktur melalui penggunaan (atau
tidak digunakan). Mengambil tindakan, seperti bermain untuk kekuatan terhadap rekan kerja
mendominasi atau menenangkan rekan tentatif dari nilai mereka, pada dasarnya melayani dua tujuan.
Mereka lembaga yang tindakan dan menghasilkan struktur, sementara juga menegaskan kembali
bagaimana hal-hal yang dilakukan, sehingga mereproduksi struktur. Akhirnya, Anda mungkin ingin
mengatasi konsep aturan dan sumber daya sebagai sesuatu yang individu telah dan dapat menarikBagian
dari itu “keaktifan” berasal dari dualitas struktur-kemampuan untuk memproduksi dan mereproduksi
struktur melalui penggunaan (atau tidak digunakan). Mengambil tindakan, seperti bermain untuk
kekuatan terhadap rekan kerja mendominasi atau menenangkan rekan tentatif dari nilai mereka, pada
dasarnya melayani dua tujuan. Mereka lembaga yang tindakan dan menghasilkan struktur, sementara
juga menegaskan kembali bagaimana hal-hal yang dilakukan, sehingga mereproduksi struktur. Akhirnya,
Anda mungkin ingin mengatasi konsep aturan dan sumber daya sebagai sesuatu yang individu telah dan
dapat menarikBagian dari itu “keaktifan” berasal dari dualitas struktur-kemampuan untuk memproduksi
dan mereproduksi struktur melalui penggunaan (atau tidak digunakan).

BAB 19
SISTEM INFORMASI PENDEKATAN ORGANISASI

Teori Weick sebagai inovatif dan provokatif


Ketika mendiskusikan kerja Weick dengan kelas Anda, itu sangat penting untuk menekankan
ikonoklasme tebal yang ia menulis tentang organisasi. Ortodoks, pernyataan revolusioner Weick dan
inovatif, metafora berseni adalah sebagai menawan karena mereka kontroversial. Untuk memperkuat
titik ini, Anda mungkin ingin membaca atau meringkas analogi musik menyenangkan Weick marsekal
dalam artikel berseni nya, “Pengorganisasian Improvisasi: 20 Tahun Organizing,” yang Griffin termasuk
dalam bukunya Lihat Keduabagian. Berbagi dengan siswa Anda pendekatan berani untuk
berimprovisasi. Weick “Act, kemudian berpikir!” Pendekatan menciptakan rekan indah untuk
rasionalitas methodic dari perspektif fungsional. Jika Anda mengajar dua pasal ini kembali ke belakang,
pada kenyataannya, membuat sebagian besar perbedaan. Integratif Essay Pertanyaan # 30, di bawah,
menyediakan kendaraan untuk seperti perbandingan.
Dalam sebuah wawancara di Bravo “Di dalam Aktor Studio,” Mike Meyers menjelaskan
bagaimana pentingnya untuk terus menulis meskipun merasa bersemangat atau mengalami blok
penulis. Dia menyatakan bahwa lebih baik untuk menulis buruk dan merevisinya lambat untuk tidak
menulis sama sekali. Dia bercerita tentang hari menulis Bill Murray untuk komedian Gilda
Radnor. Ketika saat-saat bersemangat muncul, Bill akan menuliskan hal-hal dan kemudian menulis, “dan
kemudian Gilda melakukan sesuatu yang lucu.” Ini menyerang kita bahwa komentar Mike cermin Weick
“Undang-undang, maka pikirkan!”
BAB 20
BUDAYA PENDEKATAN ORGANISASI

Nilai deskripsi tebal


Tidak seperti teori-teori seperti penilaian sosial, elaborasi kemungkinan, dan pengurangan
ketidakpastian, pendekatan budaya untuk organisasi terdiri dari aparat teoritis minimal. Tidak ada
diagram alur, continua, atau persamaan yang kompleks di sini, dan itu mengatakan bahwa hanya
setengah lusin atau lebih istilah memenuhi syarat sebagai “kunci,” di atas. Seni etnografi, tentu saja,
adalah dalam penerapannya, yang mengapa pengobatan Griffin mengandung begitu banyak contoh kaya.
Tempat di balik karya Geertz dan Pacanowsky tidak sulit untuk menguasai; prestasi mereka didasarkan
pada kemampuan mereka untuk menghasilkan deskripsi tebal budaya yang bersangkutan. Pastikan siswa
Anda memahami hal ini ketika Anda membahas bab ini.

Untuk tujuan kontinuitas, kami sarankan Anda mengikuti cepat Griffin (291) dan merujuk siswa
kembali ke diskusi singkat etnografi dan Geertz terletak di Bab 1 (19). Dengan demikian, Anda akan
tanah diskusi tegas dalam perbedaan teoritis dengan yang A Look Pertama di Teori Komunikasi dimulai.

BAB 21
TEORI KRITIS PENDEKATAN KOMUNIKASI UNTUK ORGANISASI

Garis besar
I. Pendahuluan.
Teori komunikasi kritis Stanley Deetz berusaha menyeimbangkan kepentingan korporat dan manusia.
B. Karyanya didasarkan pada premis bahwa korporasi adalah institusi politik dan ekonomi.
C. Teori komunikasi dapat digunakan untuk mendiagnosa pengambilan keputusan perusahaan yang
terdistorsi.
D. Tempat kerja dapat dibuat lebih produktif dan demokratis melalui reformasi komunikasi.

II. Kolonisasi perusahaan dalam kehidupan sehari-hari.


A. Deetz memandang perusahaan multinasional sebagai kekuatan dominan di masyarakat.
B. Kontrol perusahaan telah menurunkan kualitas hidup sebagian besar warga negara.
C. Deetz meneliti struktur dunia usaha.
D. Teori komunikasinya "kritis" karena dia mempertanyakan keutamaan kemakmuran perusahaan.
Informasi vs komunikasi: perbedaan yang membuat perbedaan.
A. Deetz menantang teori Shannon dan Weaver bahwa komunikasi adalah transmisi informasi, pandangan
yang melanggengkan dominasi perusahaan.
B. Semua komunikasi perusahaan merupakan hasil proses politik yang biasanya tidak demokratis dan
biasanya merugikan demokrasi.
C. Model komunikasi Deetz menekankan peran bahasa dalam membentuk realitas sosial.
1. Bahasa tidak mewakili hal-hal yang sudah ada; ia menghasilkan apa yang kita yakini sebagai "nyata"
atau "alami".
2. Korporasi secara halus menghasilkan makna dan nilai.
D. Seperti Pearce dan Cronen, Deetz menganggap komunikasi sebagai konstruksi makna sosial yang
sedang berlangsung, namun ia menekankan bahwa masalah kekuasaan berjalan melalui semua bahasa dan
komunikasi.
E. Kontrol manajerial sering diutamakan daripada representasi kepentingan yang saling bertentangan atau
kesehatan perusahaan jangka panjang.
F. Codetermination, di sisi lain, melambangkan demokrasi partisipatif.
G. Keputusan publik dapat dibentuk melalui strategi, persetujuan, keterlibatan, dan partisipasi.

IV. Strategi: bergerak manajerial terbuka untuk memperluas kontrol.


A. Manajerialisme adalah wacana bahwa nilai-nilai kontrol di atas segalanya.
B. Bentuk kontrol yang berbasis pada sistem komunikasi menghalangi suara pekerja nyata dalam
menyusun pekerjaan mereka.

C. Keinginan untuk mengendalikan bahkan bisa melebihi keinginan untuk kinerja perusahaan.
D. Pencarian kendali terbukti dalam keengganan perusahaan terhadap konflik publik.
E. Kontrol strategis tidak menguntungkan perusahaan, dan ini mengasingkan karyawan dan menyebabkan
pemberontakan.
F. Karena kekurangan ini, sebagian besar manajer lebih memilih untuk mempertahankan kontrol melalui
persetujuan sukarela.
V. Persetujuan: bersedia menyetujui kontrol rahasia.
A. Persetujuan menggambarkan berbagai situasi dan proses di mana seseorang secara aktif, meski tanpa
sadar, menyelesaikan kepentingan orang lain dalam usaha yang salah untuk memenuhi kepentingannya
sendiri.
B. Persetujuan dikembangkan melalui kontrol manajerial terhadap unsur budaya perusahaan: bahasa
tempat kerja, informasi, formulir, simbol, ritual, dan cerita.
C. Komunikasi terdistorsi secara sistematis beroperasi tanpa kesadaran karyawan yang berlebihan.
1. Apa yang bisa dibicarakan atau dipikirkan secara terbuka?
2. Hanya pilihan tertentu yang tersedia.
D. Penutupan diskursif menekan potensi konflik.
1. Kelompok orang tertentu mungkin diklasifikasikan sebagai diskualifikasi untuk berbicara mengenai
isu-isu tertentu.
2. Definisi sewenang-wenang dapat diberi label "alami."
3. Nilai di balik keputusan dapat disembunyikan agar tampak objektif.

BAB 22
RETORIK

I. Pendahuluan.
A. Aristoteles adalah murid Plato yang tidak setuju dengan mentornya atas tempat berbicara di depan
umum di kehidupan Athena.
Pandangan negatif Plato tentang berbicara di depan umum didasarkan pada penilaiannya terhadap kaum
Sofis.
C. Aristoteles melihat retorika sebagai alat netral yang dengannya seseorang bisa mencapai tujuan mulia
atau curang.
1. Kebenaran secara inheren lebih bisa diterima daripada kepalsuan.
2. Meskipun demikian, pembujuk yang tidak bermoral dapat menipu penonton kecuali jika seorang
pembicara etis menggunakan semua cara persuasi yang mungkin untuk melawan kesalahan tersebut.
3. Pembicara yang mengabaikan seni retorika hanya menyalahkan kesalahan.
D. Meskipun Politik dan Etika Aristoteles dipoles, teks-teksnya teratur,
Retorika adalah kumpulan catatan kuliah.
E. Aristoteles mengangkat retorika ke sains dengan secara sistematis mengeksplorasi efek pembicara,
pidato, dan penonton.

II. Retorika: membuat persuasi mungkin dilakukan.


A. Bagi Aristoteles, retorika adalah penemuan dalam setiap kasus sarana persuasi yang tersedia.
B. Dalam hal situasi berbicara, dia memusatkan perhatian pada urusan sipil.
1. Pidato forensik menganggap bersalah atau tidak bersalah.
2. Pembicaraan yang disengaja mempertimbangkan kebijakan masa depan.
3. Berbicara secara epideitik menganggap pujian dan kesalahan.
C. Aristoteles mengklasifikasikan retorika sebagai pendamping dialektika.
1. Dialektika adalah percakapan satu lawan satu; retorika adalah satu orang yang menangani banyak hal.
2. Dialektika mencari kebenaran; retorika menunjukkan kebenaran yang ada.
3. Dialektika menjawab pertanyaan filosofis umum; retorika membahas yang spesifik dan praktis.
4. Dialektika berkaitan dengan kepastian; retorika mempertimbangkan kemungkinan.

BAB 23
DRAMATISM

I. Pendahuluan.
A. Kenneth Burke percaya bahwa bahasa adalah respons manusia yang strategis terhadap situasi tertentu.
B. Tugas kritikus adalah menilai motif.
C. Untuk Burke, hidup tidak seperti drama; hidup adalah drama.
D. Pada tahun 1952, Marie Hochmuth Nichols membawa Burke ke bidang komunikasi pidato.

II. Identifikasi: tanpanya, tidak ada persuasi.


A. Identifikasi adalah landasan bersama yang ada antara pembicara dan penonton.
1. Zat meliputi karakteristik fisik seseorang, bakat, pekerjaan, latar belakang, kepribadian, kepercayaan,
dan nilai.
2. Semakin tumpang tindih antara substansi pembicara dan substansi audiens, semakin besar identifikasi.
3. Meskipun ilmuwan sosial menggunakan istilah homophily untuk menggambarkan kesamaan yang
dirasakan antara pembicara dan pendengar, Burke lebih memilih referensi religius - identifikasi adalah
pembuktian ulang.
B. Identifikasi terbentuk melalui gaya dan konten.
C. Identifikasi mengalir baik antara pembicara dan penonton.
D. Identifikasi tidak pernah lengkap; pembagian merupakan bagian dari eksistensi manusia. Tapi tanpa
semacam pembagian, tidak perlu identifikasi dan, akibatnya, untuk persuasi.
A. pentad yang dramatis adalah alat untuk menganalisis bagaimana seorang pembicara mencoba
meyakinkan audiens untuk menerima pandangannya tentang kenyataan sebagai kenyataan.
1. Nama-nama tersebut bertindak sesuai dengan apa yang terjadi dalam pikiran atau perbuatan.
2. Adegan adalah latar belakang tindakan, situasi di mana hal itu terjadi.
3. Agen adalah orang atau jenis orang yang melakukan tindakan tersebut.
4. Instansi adalah sarana atau instrumen yang digunakan untuk melakukan tindakan tersebut.
5. Tujuannya adalah tujuan tindakan yang disiratkan atau dinyatakan.
B. Analisis isi mengidentifikasi istilah kunci berdasarkan frekuensi dan penggunaan.
1. "Istilah dewa" adalah kata yang kata-kata positif lainnya tunduk.
2. "Istilah setan" merangkum semua yang dianggap pembicara sebagai kejahatan.
3. Kata-kata adalah layar yang menentukan interpretasi drama kehidupan.
C. Burke membandingkan pentad dramatis tindakan yang disengaja dengan istilah ilmiah yang
menggambarkan gerak tanpa tujuan.
D. Rasio kepentingan antara pasangan individu istilah dalam pentad dramatis menunjukkan unsur mana
yang memberi petunjuk terbaik bagi motivasi pembicara.
E. Pandangan dunia pembicara terungkap saat satu unsur ditekankan selama empat lainnya.
1. Penekanan pada tindakan menunjukkan komitmen terhadap realisme.
2. Penekanan pada adegan merendahkan kehendak bebas dan mencerminkan sikap determinisme
situasional.
3. Penekanan pada agen konsisten dengan idealisme.
4. Penekanan pada agensi muncul dari pola pikir pragmatisme.
5. Penekanan pada tujuan menunjukkan keprihatinan mistisisme.
F. Tujuan dan motivasi Burke agak membingungkan.

BAB 24
PARADIGMA NARRATIF

Sebelum buku teks sampai di tangan Anda atau pelajaran siswa Anda, teks tersebut telah diulas
oleh banyak mata. Dalam kasus A First Look, Em, Glen, Emily, dan Robin (editor fotokopi di McGraw-
Hill) telah berkali-kali meninjau ulang kata-katanya. Tapi, sebagai bukti kesalahan kita, teks tersebut
berisi kesalahan kecil namun penting dalam bab ini di halaman 343. Di bawah lima asumsi paradigma
dunia rasional, item kedua saat ini menyatakan:
2. Kami mengambil keputusan berdasarkan alasan bagus, yang bervariasi tergantung pada situasi
komunikasi, media, dan genre (filosofis, teknis, retoris atau artistik).
Meskipun ini benar dari paradigma naratif (kumpulan kedua dari 5 asumsi), teori ini tidak berlaku bagi
dunia yang rasional, namun seharusnya membaca:
2. Kita mengambil keputusan berdasarkan argumen.
Kesalahan tipografis ini akan diperbaiki pada cetakan di masa depan, namun jika Anda menggunakan
buku dari batch awal, Anda ingin memberi tahu siswa Anda tentang materi yang telah diubah.
Garis besar
I. Pendahuluan.
A. Bagi Walter Fisher, pengisahan cerita melambangkan sifat manusia.
B. Semua bentuk komunikasi manusia yang sesuai dengan akal kita adalah cerita.
C. Menawarkan alasan bagus lebih berkaitan dengan menceritakan sebuah cerita yang menarik daripada
dengan menumpuk bukti atau membuat argumen yang ketat.
D. Paradigma narasi Fisher menekankan bahwa tidak ada komunikasi yang bersifat deskriptif atau
didaktis.

II. Narasi dan paradigma: mendefinisikan istilah.


A. Fisher mendefinisikan narasi sebagai tindakan simbolis - kata dan / atau perbuatan - yang memiliki
urutan dan makna bagi mereka yang hidup, menciptakan, dan menafsirkannya.
Definisi Fisher didefinisikan luas.
1. Narasi berakar pada ruang dan waktu.
2. Meliputi setiap aspek kehidupan berkenaan dengan karakter, motif, dan tindakan.
3. Ini mengacu pada pesan verbal dan nonverbal.
4. Bahkan komunikasi abstrak disertakan

BAB 25
SEMIOTIKA

I. Pendahuluan.
A. Roland Barthes memegang Ketua Literatur Semiologi di College of France.
B. Dalam Mitologi, dia berusaha untuk menguraikan makna budaya dari tanda-tanda visual, terutama
yang mengabadikan nilai-nilai sosial yang dominan.
C. Semiologi berkaitan dengan apapun yang bisa bertahan untuk sesuatu yang lain.
D. Barthes tertarik pada tanda-tanda yang tampaknya langsung, namun secara halus mengkomunikasikan
makna ideologis atau konotatif.
E. Barthes memiliki gaya yang tidak biasa untuk seorang akademisi dan sangat berpengaruh.

II. Gulat dengan tanda-tanda.


Perhatian sebenarnya A. Barthes adalah dengan konotasi - muatan ideologis yang dibawa ke mana pun
mereka pergi.
B. Struktur tanda merupakan kunci teori Barthes.
C. Ferdinand de Saussure menciptakan istilah semiologi untuk merujuk pada studi tanda-tanda.
D. Tanda adalah kombinasi penanda dan penanda.
1. Penanda adalah gambar; yang ditandai adalah konsepnya.
2. Dalam istilah Barthes, penanda itu bukan tanda yang ditandai - melainkan tanda itu adalah kombinasi
penanda dan penanda, yang dipersatukan dalam ikatan yang tidak terpisahkan.
3. Perbedaan ini berasal dari Saussure.
4. Hubungan antara penanda dan tanda dalam tanda verbal adalah sewenang-wenang.
5. Hubungan antara penanda dan tanda dalam tanda nonverbal didasarkan pada afinitas dan oleh karena
itu semaksimal mungkin.
E. Tanda tidak berdiri sendiri: itu adalah bagian dari sistem.
1. Analisis struktural dari fitur yang umum untuk semua sistem semiotik disebut taksonomi.
2. Barthes percaya bahwa sistem semiotik berfungsi dengan cara yang sama meskipun keragamannya
nyata.
3. Sistem semiotika yang signifikan menciptakan mitos yang menegaskan status quo sebagai alam, tak
terelakkan, dan abadi.

BAB 26
STUDI BUDAYA

I. Pendahuluan.
A. Ahli teori kritis seperti Stuart Hall mempertanyakan fokus ilmiah dari penelitian komunikasi arus
utama tentang pengaruh media.
B. Dipengaruhi oleh interpretasi Marxis terhadap masyarakat, perhatian utama Hall adalah bagaimana
media massa menciptakan dukungan untuk posisi ideologis hegemonik.
C. Hall dan teoretikus yang paling kritis ingin mengubah dunia untuk memberdayakan orang-orang di
pinggiran masyarakat.
II. Media sebagai alat ideologis yang hebat.
A. Hall percaya bahwa media berfungsi untuk mempertahankan dominasi yang berkuasa dan untuk
mengeksploitasi orang miskin dan tidak berdaya.
B. Ideologi didefinisikan sebagai "citra, konsep dan premis yang menyediakan kerangka kerja dimana kita
mewakili, menafsirkan, memahami dan 'memahami' beberapa aspek keberadaan sosial."
C. Penelitian komunikasi massa utama A.S. melayani mitos pluralisme demokrasi dan mengabaikan
pertarungan kekuasaan yang topeng media.
D. Untuk menghindari kompartementalisasi akademik, Hall lebih menyukai studi budaya mengenai studi
media.
E. Artikulasi berarti berbicara menentang penindasan dan menghubungkan penaklukan dengan media
komunikasi.
F. Misi Hall mencerminkan interpretasi Marxis tentang sejarah.
G. Studi budaya sangat erat kaitannya dengan teori kritis namun memberi penekanan lebih pada
ketahanan daripada rasionalitas.

BAB 27
TEORI BUDAYA

I. Pendahuluan.
A. George Gerbner berpendapat bahwa penayangan televisi yang berat menciptakan kepercayaan yang
berlebihan terhadap dunia yang jahat dan menakutkan.
B. Gerbner menekankan isi simbolis drama televisi.
C. Televisi telah melampaui agama sebagai pendongeng utama dalam budaya kita.
D. Kekerasan adalah pesan utama televisi, dan terutama bagi pemirsa setia.
E. Meskipun media lain memiliki konten kekerasan, televisi adalah yang paling signifikan.

II. Indeks kekerasan.


A. Gerbner mengembangkan ukuran yang obyektif untuk mengevaluasi kekerasan televisi.
B. Dia mendefinisikan kekerasan dramatis sebagai ekspresi kekuatan fisik secara terbuka (dengan atau
tanpa senjata, melawan diri sendiri atau orang lain) tindakan keras terhadap kehendak seseorang karena
sakit karena disakiti dan / atau dibunuh atau diancam menjadi korban karena bagian dari plot .
C. Gerbner dan rekan-rekannya memantau insiden kekerasan di televisi selama lebih dari dua puluh
tahun.
A. Gerbner menemukan bahwa penggambaran kekerasan sedikit berbeda dari tahun ke tahun.
B. Lebih dari separuh program prime time mengandung kekerasan atau ancaman kekerasan.
C. Dua pertiga karakter utama terjebak dalam kekerasan; pahlawan sama seperti penjahat.
D. Orang tua, anak-anak, Hispanik, orang Afrika Amerika, wanita, dan pekerja kerah biru lebih sering
menjadi korban.
E. Televisi menempatkan orang-orang terpinggirkan dalam bahaya ganda simbolis dengan secara
bersamaan kurang terwakili dan terlalu memaksakannya.
F. Tidak mengherankan, orang-orang terpinggirkan kemudian menunjukkan rasa takut paling besar
terhadap kekerasan akibat program televisi.

BAB 28
TEORI PENGATURAN AGENDA

I. Agenda aslinya: bukan apa yang harus dipikirkan, tapi apa yang harus dipikirkan.
A. Maxwell McCombs dan Donald Shaw menganggap Watergate sebagai contoh sempurna dari fungsi
pengaturan agenda media massa.
B. Mereka percaya bahwa media massa memiliki kemampuan untuk mentransfer arti penting item dalam
agenda berita mereka ke dalam agenda publik.
C. Isu teoritis dasar telah dibahas sebelumnya oleh Walter Lippman, Bernard Cohen, dan Theodore White.

II. Sebuah teori yang waktunya telah tiba.


A. Teori penetapan agenda berbeda dengan hipotesis pemaparan selektif yang berlaku, menegaskan
kembali kekuatan pers sambil mempertahankan kebebasan individu.
B. Ini merupakan pendekatan back-to-the-basics untuk penelitian komunikasi massa, dengan fokus pada
kampanye pemilihan.
C. Hipotesis memprediksi hubungan sebab-akibat antara konten media dan persepsi pemilih, khususnya
pertandingan antara agenda media dan agenda publik di kemudian hari.

BAB 29
SPIRAL KEHIDUPAN

I. Pendahuluan.
A. Elisabeth Noelle-Neumann mengklaim bahwa penilaian masyarakat tentang iklim politik dan
perkiraan tren masa depan lebih awal, indikator yang dapat diandalkan tentang apa yang akan terjadi
dalam sebuah pemilihan.
B. Noelle-Neumann's spiral of silence menjelaskan pertumbuhan dan penyebaran opini publik, yang
merupakan kekuatan yang sangat kuat.
C. Dia mendefinisikan opini publik sebagai "sikap yang dapat diungkapkan di depan umum tanpa
mengisolasi diri sendiri."
D. Spiral of silence mengacu pada meningkatnya tekanan yang dirasakan orang untuk menyembunyikan
pandangan mereka saat mereka berpikir bahwa mereka minoritas.

BAB 30
TEORI MANAJEMEN ANXIETY / UNCERTAINTY

Garis besar
I. Masukkan orang asing itu.
Teori manajemen kecemasan / ketidakpastian A. Gudykunst berfokus pada pertemuan lintas budaya
antara kelompok budaya dan orang asing.
B. AUM juga berlaku lebih umum lagi pada situasi dimana perbedaan antara orang menorehkan keraguan
dan ketakutan.
C. Dia berasumsi bahwa setidaknya satu orang dalam pertemuan antar budaya adalah orang asing.
1. Melalui serangkaian krisis awal, orang asing mengalami kecemasan dan ketidakpastian.
2. Mereka cenderung melebih-lebihkan pengaruh identitas budaya terhadap perilaku orang-orang dalam
masyarakat asing dan mengaburkan perbedaan individu.
D. AUM adalah teori yang sedang dibangun.

II. Komunikasi yang efektif: terhambat oleh kegelisahan dan ketidakpastian.


A. Komunikasi yang efektif mengacu pada proses meminimalkan kesalahpahaman.
1. Komunikasi yang efektif berarti menafsirkan pesan dengan cara yang sama seperti orang yang
mentransmisikan pesan.
2. Istilah paralel meliputi akurasi, kesetiaan, dan saling pengertian.
B. AUM dirancang untuk menjelaskan komunikasi tatap muka yang efektif.
Pendekatan Gudykunst terhadap ketidakpastian datang dari Berger.
D. Kecemasan adalah perasaan tidak nyaman, tegang, cemas, atau khawatir dengan apa yang akan terjadi.
E. Kecemasan dan ketidakpastian terkait dengan tingkat perbedaan antara budaya kelompok dalam dan
orang asing.
F. Sembilan dari 47 aksioma yang disajikan Gudykunst di AUM menarik dimensi Hofstede yang
mempertaruhkan perbedaan budaya kita.
G. Ambang bawah dan atas untuk ketakutan dan keraguan.
1. Kecemasan dan ketidakpastian tidak selalu buruk. Gudykunst menegaskan bahwa tingkat minimal
keduanya diperlukan untuk memotivasi kita untuk berkomunikasi dengan lebih baik.
2. Ambang batas minimal kecemasan adalah jumlah paling sedikit yang dapat kita rasakan namun tetap
dapat berkomunikasi secara efektif.
3. Ambang batas minimal ketidakpastian adalah jumlah terendah yang bisa kita miliki dan tidak merasa
bosan atau terlalu percaya diri tentang prediksi kita.
4. Kecemasan bisa mencapai titik di mana orang menjadi lumpuh karena ketakutan.
5. Bila ketidakpastian mencapai ambang atas, orang kehilangan kepercayaan pada prediksi mereka.

BAB 31
TEORI FACE-NEGOTIATION

I. Pendahuluan.
A. Teori negosiasi wajah Stella Ting-Toomey membantu menjelaskan perbedaan budaya dalam
menanggapi konflik.
B. Asumsi dasar adalah bahwa semua orang menegosiasikan "wajah."
1. Wajah adalah metafora untuk citra diri publik kita.
2. Konseling mengacu pada pesan verbal dan nonverbal yang khusus yang membantu mempertahankan
dan mengembalikan kehilangan wajah, dan untuk menegakkan dan menghormati keuntungan wajah.
C. Identitas kita selalu dipertanyakan, yang pasti menimbulkan konflik dan kerentanan.
D. Gaya dan gaya penanganan konflik bervariasi dari budaya ke budaya.
E. Ting-Toomey menyarankan bahwa perawatan wajah adalah variabel intervensi penting yang
menghubungkan budaya dengan cara orang dalam menangani konflik.

II. Budaya kolektif dan individualistik.


A. Harry Triandis mengatakan bahwa ada tiga perbedaan penting antara budaya kolektivis dan
individualistik - berbagai cara anggota memandang diri, tujuan, dan tugas.
B. Jepang dan A.S. mewakili budaya kolektif dan individualistik.
C. Sementara nilai kebutuhan dan tujuan kolektif Jepang (identitas kita), orang Amerika menghargai
kebutuhan dan tujuan individualistik (identitas saya).
D. Sementara orang Jepang memandang orang lain di dalam kita - mereka kategori dan kurang
mementingkan untuk mengejar sikap atau perasaan orang luar, orang Amerika berasumsi bahwa setiap
orang itu unik dan mengurangi ketidakpastian dengan mengajukan pertanyaan.

BAB 32
TEORI KODE SPEECH

I. Pendahuluan.
A. Gerry Philipsen dipengaruhi oleh ahli bahasa dan antropolog Dell Hymes.
B. Dia menghabiskan tiga tahun untuk menganalisis kode pidato "Teamsterville."
C. Kode ucapan adalah sistem simbol dan makna sosial, premis, dan peraturan yang berkaitan dengan
perilaku komunikatif.
D. Dia melakukan studi multi tahun kedua saat mengajar di University of California, Santa Barbara, dan
University of Washington.
1. Penelitian ini berfokus pada "Nacirema," yang kode ceramahnya dapat dimengerti, dan dipraktikkan
oleh, mayoritas orang Amerika.
2. Kode pidato Nacirema dicontohkan dengan pidato acara Donahue.
3. Ciri khasnya adalah keasyikan dengan metacommunication.
Tujuan utama Philips adalah mengembangkan teori umum yang akan menangkap hubungan antara
komunikasi dan budaya.
1. Untuk menunjukkan bahwa teorinya telah beralih dari deskripsi ke penjelasan dan prediksi, dia
memberi label teori kode ucapan kerjanya.
2. Dia telah mengembangkan enam proposisi umum.

II. Kekhasan kode ucapan.


A. Proposisi 1: Di mana ada budaya yang khas, ada dapat ditemukan kode ucapan yang khas.
B. Bagi mereka yang berada dalam budaya, kode ucapan memiliki kualitas yang bisa diterima.

. Banyaknya kode pidato.


A. Proposisi 2: Dalam komunitas pidato tertentu, beberapa kode ucapan dikerahkan.
B. Orang mungkin terpengaruh oleh kode lain atau menggunakan lebih dari satu kode.

BAB 33
GENDERLECT STYLES

I. Pendahuluan.
A. Deborah Tannen berpendapat bahwa komunikasi pria-wanita bersifat lintas budaya.
B. Miskomunikasi antara pria dan wanita sama-sama biasa dan berbahaya karena para pihak biasanya
tidak menyadari bahwa pertemuan itu bersifat lintas budaya.
C. Tulisan Tannen menggarisbawahi sifat percakapan pria dan wanita yang saling terkait.
D. Pendekatan Tannen berangkat dari banyak beasiswa feminis yang mengklaim bahwa percakapan antara
pria dan wanita mencerminkan dominasi laki-laki.
1. Dia mengasumsikan bahwa gaya percakapan pria dan wanita sama-sama valid.
2. Istilah genderlect menunjukkan bahwa gaya wacana maskulin dan feminin paling baik dipandang
sebagai dua dialek budaya yang berbeda dan bukan sebagai cara berbicara yang inferior atau superior.
E. Dengan risiko memperkuat determinisme biologis reduktif, Tannen menegaskan bahwa ada perbedaan
gender dalam cara kita berbicara.

II. Keinginan wanita untuk koneksi versus keinginan pria akan status.
A. Lebih dari segalanya, wanita mencari koneksi manusia.
B. Pria terutama berkaitan dengan status.
C. Tannen tidak percaya bahwa pria dan wanita hanya mencari status dan hubungan, namun ini adalah
tujuan utama mereka.

BAB 34
TEORI STANDPOINT

I. Pendahuluan.
A. Sudut pandang adalah tempat untuk melihat dunia yang menentukan apa yang kita fokuskan dan juga
apa yang dikaburkan dari kita.
B. Sandra Harding dan Julia Wood mengklaim bahwa kelompok sosial yang menjadi bagian kita
membentuk apa yang kita ketahui dan bagaimana kita berkomunikasi.
C. Teori-Teori Standpoint menunjukkan bahwa ketidaksetaraan sosial menghasilkan catatan khas tentang
alam dan hubungan sosial.
D. Menurut Harding, perspektif dari kehidupan yang kurang kuat bisa memberikan pandangan yang lebih
obyektif daripada perspektif dari kehidupan yang lebih bertenaga.
E. Kayu telah menerapkan logika sudut pandang ke bidang komunikasi.

II. Sudut pandang feminis berakar pada filsafat dan sastra.


A. Georg Hegel mengungkapkan bahwa apa yang orang "tahu" bergantung pada kelompok mana mereka
berada dan bahwa kendali yang kuat menerima pengetahuan.
B. Para teoretikus feminis feminis awal dipengaruhi oleh gagasan Marx dan Engels bahwa orang miskin
bisa menjadi "pengarang ideal" masyarakat.

BAB 35
MUTED GROUP TEORI

I. Pendahuluan.
A. Untuk Cheris Kramarae, bahasa adalah konstruksi buatan manusia.
B. Kata-kata dan pemikiran wanita diabaikan dalam masyarakat kita.
C. Ketika wanita mencoba mengatasi ketidakadilan ini, kontrol maskulin terhadap komunikasi
menempatkan mereka pada posisi yang kurang menguntungkan.
D. Wanita adalah kelompok yang diredam karena bahasa buatan manusia membantu dalam
mendefinisikan, mendepresiasi, dan mengecualikannya.
E. Kramarae memulai penelitiannya tentang bias gender dalam kartun.

II. Kelompok berpelukan: lubang hitam di alam semesta orang lain.


A. Edwin Ardener pertama kali mengusulkan agar wanita menjadi kelompok yang tidak berontak.
B. Dia mencatat bahwa banyak etnografer mengklaim telah "memecahkan kode" budaya tanpa merujuk
ucapan wanita.
C. Dia dan Shirley Ardener menemukan bahwa kebisuan disebabkan oleh kurangnya kekuatan yang
menimpa kelompok dengan status rendah.
D. Dia mengklaim bahwa kelompok yang diredam adalah "lubang hitam" karena mereka diabaikan,
diredam, dan dianggap tidak terlihat.
BAB 36
ORDER OUT OF CHAOS

I. Pendahuluan.
A. Namun bermanfaat, satu-bab-satu-teori organisasi buku ini mengelompokkan teori komunikasi.
B. Bab ini berusaha mengintegrasikan materi.
C. Teks ini telah menggunakan dikotomi objektif / interpretif untuk mengklasifikasikan teori, namun
beberapa teoretikus menolak menjadi pigeonholed.
D. Mengingat masalah ini, James Anderson menempatkan teori tentang sebuah rangkaian pandangan
dunia yang diliputi oleh istilah "objektif" dan "hermeneutika" (atau "interpretif").
E. Kontinum ini menempatkan teori berdasarkan bagaimana pengarangnya melihat sifat dunia fenomenal.

II. Merencanakan teori pada skala interpretasi objektif.


A. Para teoretikus obyektif percaya pada persatuan sains.
B. Ahli teori interpretasi percaya pada beberapa domain.
C. Anderson katalog perbedaan lain antara pandangan dunia.
1. Sementara para teoretikus objektif berpegang pada realitas sosial mandiri tunggal, independen, otonom,
para ilmuwan interpretif berasumsi bahwa kenyataan adalah status yang diberikan.
2. Sementara para ilmuwan objektif mengandaikan kenyataan sosial yang abadi, ilmuwan interpretif
melihat pengetahuan berdasarkan konteks.
3. Sedangkan para ilmuwan objektif memperlakukan bahasa sebagai referensial, ilmuwan interpretif
mempertanyakan sifat representasinya.
D. Gambar 36.1 menempatkan setiap teori di sepanjang kontinum interpretatif objektif.
1. Beberapa teori mudah masuk ke dalam kategori, namun ada yang sulit untuk dikategorikan.
2. Kontinum adalah pekerjaan yang sedang dalam proses.
E. Seluruh teks telah bekerja menuju sintesis ini.
F. Para ilmuwan yang berkonsultasi mengenai kontinum tidak selalu sepakat mengenai penempatan teori
individual, namun ketidaksepakatan semacam itu mencerahkan.

KESIMPULAN

Kelebihan
Berbasis internasional dalam bentuk jurnal
Kelemahan
Bahasa yang digunakan bahasa internasional sehingga susah dipahami

Anda mungkin juga menyukai