1 – April 2013
Abstrak -- Penelitian ini merupakan kajian semiotik mempelajari hakikat tentang keberadaan suatu
tanda, dimana persepsi dan pandangan tentang realitas, dikonstruksikan oleh kata-kata dan tanda-tanda
lain yang digunakan dalam konteks sosial. Tanda membentuk persepsi manusia, lebih dari sekedar
merefleksikan realitas yang ada. Tradisi semiotika mencakup teori utama mengenai bagaimana tanda
mewakili objek, ide, situasi, keadaan, perasaan, dan sebagainya yang berada diluar diri. Metode yang
digunakkan dalam penelitian ini adalah studi kajian literatur mengenai tanda pada kajian semiotika yang
dilakuakan pada bulan Januari sampai Maret 2013 yang tidak saja memberikan jalan atau cara dalam
mempelajari komunikasi, tetapi juga memiliki efek besar pada hampir setiap aspek (perspektif) yang
digunakan dalam teori komunikasi.
Kata kunci: Semiotika; Metode Penelitian Komunikasi.
Abstract -- Semiotic deals with essence of sign existence. Within sign, there is hiden thing which is not
the sign its self. Perception and view regarding reality is constructed by words & other sign used in
certain social context. Sign creates human perception, more than refelect reality. Semiotic tradition
covers main theory about how sign represent object, idea, situation, feeling, etc., which are beyond of
us. Study about signs not only gives a way in learning communication, but also has a great effect on
almost aspects (perspectives) used in communication theory.
Keyworks: Semiotic; Communications Research Method.
memahami artinya. Terdapat berbagai macam Memaknai berarti bahwa objek-objek tidak hanya
kode yang biasa digunakan dalam komunikasi membawa informasi, dalam hal mana objek-objek
antar manusia. itu hendak berkomunikasi, tetapi juga
Kajian semiotika membedakan dua jenis mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda. Studi
semiotika, yakni semiotika komunikasi dan tentang tanda dan segala yang berhubungan
semiotika signifikasi (Eco dan Hoed dalam Sobur, dengannya, cara berfungsinya, hubungannya
2003). Semiotika komunikasi menekankan pada dengan tanda-tanda lain, pengirimannya dan
teori tentang produksi tanda yang salah satu penerimaannya oleh mereka yang
diantaranya mengasumsikan adanya enam faktor menggunakannya. Semiotik mempelajari sistem-
dalam komunikasi, yaitu pengirim, penerima kode sistem, aturan-aturan, konvensi-konvensi yang
(sistem tanda), pesan, saluran komunikasi, dan mengungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai
acuan (hal yang dibicarakan) serta memberikan arti.
tekanan pada teori tanda dan pemahamannya Semiotika memecah-mecah kandungan teks
dalam suatu konteks tertentu. Semiotika menjadi bagian-bagian, dan menghubungkan
signifikasi tidak mempersoalkan adanya tujuan mereka dengan wacana-wacana yang lebih luas.
berkomunikasi. Yang diutamakan adalah segi Sebuah analisis semiotik menyediakan cara
pemahaman suatu tanda sehingga proses menghubungkan teks tertentu dengan sistem
kognisinya pada penerima tanda lebih pesan dimana ia beroperasi. Hal ini memberikan
diperhatikan dari pada proses komunikasinya. konteks intelektual pada isi: ia mengulas cara-cara
Konsep dasar yang menyatukan tradisi beragam unsur teks bekerja sama dan berinteraksi
semiotika adalah ‘tanda’ yang diartikan sebagai a dengan pengetahuan kultural untuk menghasilkan
stimulus designating something other than itself makna (Astuti, 2006).
(suatu stimulus yang mengacu pada sesuatu yang Semiotika menurut Berger memiliki dua
bukan dirinya sendiri). Pesan memiliki kedudukan tokoh, yakni Ferdinand De Saussure dan Charles
yang sangat penting dalam komunikasi. Menurut Sander Peirce. Kedua tokoh tersebut
John Powers (1995), pesan memiliki tiga unsur, mengembangkan ilmu semiotika secara terpisah
yaitu : (1) tanda dan simbol; (2) bahasa; dan (3) dan tidak mengenal satu sama lain. Saussure di
wacana (discourse). Menurutnya, tanda Eropa dan Peirce di Amerika Serikat. Latar
merupakan dasar bagi semua komunikasi. Tanda belakang keilmuan Saussure adalah linguistik,
menunjuk atau mengacu pada sesuatu yang bukan sedangkan Peirce adalah filsafat. Saussure
dirinya sendiri, sedangkan makna atau arti adalah menyebut ilmu yang dikembangkannya
hubungan antara objek atau ide dengan tanda. semiology. Semiologi menurut Saussure
Kedua konsep tersebut menyatu dalam berbagai didasarkan pada anggapan bahwa selama
teori komunikasi, khususnya teori komunkasi perbuatan dan tingkah laku manusia membawa
yang memberikan perhatian pada simbol, bahasa makna atau selama berfungsi sebagai tanda, harus
serta tingkah laku nonverbal. Kelompok teori ini ada dibelakangnya sistem pembedaan dan
menjelaskan bagaimana tanda dihubungkan konvensi yang memungkinkan makna itu. Di
dengan makna dan bagaimana tanda diorganisasi. mana ada tanda di sana ada sistem. Sedangkan
Studi yang membahas mengenai tanda disebut Peirce menyebut ilmu yang dibangunnya
dengan semiotika. Tanda mutlak diperlukan semiotika. Bagi Peirce yang ahli filsafat dan
dalam menyusun pesan yang hendak logika, penalaran manusia senantiasa dilakukan
disampaikan. Tanpa memahami teori tanda, maka lewat tanda. Artinya, manusia hanya dapat
pesan yang disampaikan dapat membingungkan bernalar lewat tanda. Dalam pikirannya, logika
penerima. sama dengan semiotika dan semiotika dapat
Semiotika merupakan ilmu tentang tanda- diterapkan pada segala macam tanda. Dalam
tanda. Semiotika adalah suatu ilmu atau metode perkembangan selanjutnya, istilah semiotika lebih
analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda popular daripada semiologi. (Tinarbuko, 2008).
adalah perangkat yang dipakai dalam upaya Teori semiotik dari Peirce, lebih
berusaha mencari jalan di dunia ini, ditengah- menekankan pada logika dan filosofi dari tanda-
tengah manusia dan bersama-sama manusia. tanda yang ada di masyarakat dan seringkali
Semiotika pada dasarnya hendak mempelajari disebut sebagai ‘grand theory’ dalam semiotika.
bagaimana kemanusiaan memaknai hal-hal. Menurut Peirce, logika harus mempelajari
Mamaknai dalam hal ini tidak dapat bagaimana orang bernalar. Penalaran itu, menurut
dicampuradukkan dengan mengkomunikasikan. hipotesis teori Peirce yang mendasar, dilakukan
menandakan penguasa Kesultanan Yogyakarta Ketiga kata inilah yang dijadikan Saussure
yaitu Sri Sultan Hamengku Buwono. sebagai alat penelitiannya. Parole adalah bahasa
Semiotika berangkat dari tiga elemen yang diekspresikan dari dalam individu pengguna
utama, Peirce menyebutnya teori segitiga makna itu sendiri. Parole tidak bisa disebut sebagai fakta
(triangle meaning). (1) Tanda adalah sesuatu yang sosial karena semuanya adalah hasil ekspresi
berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh panca sadar individu terlepas dari kaidah bahasa yang
indera manusia dan merupakan sesuatu yang ada. Sedangkan gabungan parole dengan kaidah
merujuk (merepresentasikan) hal lain di luar tanda bahasa disebut langage. Langage digunakan
itu sendiri. Acuan tanda ini disebut objek; (2) seluruh masyarakat namun belum bisa disebut
Acuan tanda (objek) adalah konteks sosial yang fakta sosial karena masih ada unsur ekspresi
menjadi referensi dari tanda atau sesuatu yang individu didalamnya. Terakhir, langue adalah
dirujuk tanda; (3) Pengguna tanda (interpretant) kaidah-kaidah bahasa yang digunakan oleh
adalah konsep pemikiran dari orang yang seluruh masyarakat. Langue memungkinkan para
menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu penutur saling memahami. Seperti sebuah kamus
makna tertentu atau makna yang ada dalam benak yang dimiliki oleh semua orang tapi sang pemilik
seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tidak bisa mengutak atiknya. Tujuan linguistik
tanda. adalah mencari pola-pola dasar yang sama
(langue) dari realitas yang ada (parole). Inilah
Analisis ini bersifat subjektif. Peneliti
yang menjadi dasar pendekatan strukturalisme.
berdiri seolah-olah ia memahami pemikiran
subjek yang dirisetnya. Tentu saja peneliti harus Bahasa dimata Saussure tak ubahnya
menyertakan konteks sosiobudaya, teori-teori, sebuah karya musik (simponi) dan bila kita ingin
konsep-konsep dan data-data untuk menjelaskan memahaminya kita harus memperhatian keutuhan
analisis dan interpretasinya. karya musik secara keseluruhan dan bukan kepada
permainan individual dari setiap pemain musik.
Peirce berpendapat bahwa penginterpretasi
Sedikitnya ada lima pandangan Saussure yang
harus mensuplai bagian dari makna sebuah tanda.
terkenal yaitu soal (1) signifier (penanda) dan
Dia menulis bahwa tanda “adalah sesuatu yang
signified (petanda); (2) form (bentuk) dan content
berdiri untuk seseorang atau sesuatu yang
(isi); (3) langue (bahasa) dan parole
mencerminkan suatu kapasitas atau kepentingan
(tuturan/ujaran); (4) synchronic (sinkronik) dan
tertentu (Budi, 2000). Peirce menyatakan
diachronic; serta (5) syntagmatic dan associative
semiotika penting karena “alam ini ditandai
atau paradigmatik.
dengan tanda-tanda, ataupun terdiri dari tanda-
tanda eksklusif”. Apapun yang dikerjakan dapat Menurut Saussure, tanda terbuat atau terdiri
dilihat sebagai sebuah pesan atau sebagaimana dari: (1) Bunyi-bunyi dan gambar disebut
yang dikatakan Peirce dimaksudkan sebagai “Signifier”; (2) Konsep-konsep dari bunyi-
sebuah tanda. Jika semuah didunia ini adalah bunyian dan gambar disebut “Signified” berasal
tanda, semiotika kemudian menjadi sangat dari kesepakatan.
penting Signifier adalah tanda atau simbol yang
Ferdinand De Saussure seorang ahli dapat mewakili atau bermakna hal lain. Sebuah
linguistik yang lahir di Jenewa, Swiss, memiliki kata dapat mewakili perasaan atau pemikiran
keinginan kuat untuk membuat linguistik sebagai seseorang. Signifier digunakan oleh orang yang
ilmu yang memiliki sistematika yang ketat, objek menghendaki terjadinya komunikasi. Signified
yang jelas dan lebih jauh sebagai ilmu yang adalah interpretasi penerima komunikasi atas
mandiri. tanda dan simbol yang diterimanya. Dengan
demikian, agar komunikasi terjadi dan dipahami,
Ferdinand De Saussure lebih terfokus pada
antara pemberi dan penerima komunikasi harus
semiotika linguistik. Saussure menggunakan
menggunakan tanda dan simbol yang sama
pendekatan anti historis yang melihat bahasa
(Sarosa, 2012).
sebagai sebuah sistem yang utuh dan harmonis
secara internal atau langue. Dia mengusulkan
teori bahasa yang disebut sebagai strukturalisme
untuk menggantikan pendekatan historis dari para
pendahulunya. Menurut Saussure, ada tiga kata
dalam bahasa Perancis yang merujuk pada
‘bahasa’, yakni parole, langage, dan langue.
sesuatu yang lain. Contoh Mobil Roll-Royce setiap interpretasi atau makna dari suatu tanda
diasosiasikan dengan “kekayaan”, karena harga akan berubah dari satu situasi ke situasi lainnya.
mobil tersebut mahal; (6) Synecdoche. Pertanyaan selanjutnya adalah, apa makna yang
Subkategori metonimi yang memberikan makna dibawa suatu tanda ke dalam pikiran seseorang
“keseluruhan” atau “sebaliknya”. Artinya sebuah yang berada pada situasi tertentu?;
bagian digunakan untuk mengasosiasikan (2) Wilayah kedua dalam studi semiotika adalah
keseluruhan bagian tersebut. Contoh Gedung sintaktik, yaitu studi mengenai hubungan di antara
Putih identik dengan “Kepresidenan Amerika”, tanda. Dalam hal ini, tanda tidak pernah sendirian
Pentagon identik dengan “Kemiliteran Amerika”; mewakili dirinya, tanda adalah selalu menjadi
(7) Intertextual. Hubungan antarteks (tanda) dan bagian dari sistem tanda yang lebih besar atau
dipakai untuk memperlihatkan bagaimana teks kelompok tanda yang diorganisir melalui cara
saling bertukar satu dengan yang lain, sadar tertentu. Sistem tanda seperti ini disebut kode.
ataupun tidak sadar. Parodi merupakan contoh Kode dikelola dalam berbagai aturan. Dengan
intertextual dimana sebuah teks (perilaku demikian, tanda yang berbeda mengacu atau
seseorang misalnya) meneru perilaku orang lain menunjukkan benda berbeda dan tanda digunakan
dengan maksud humor (Kriyantono, 2006). bersama-sama melalui cara–cara yang
Kajian semiotika memfokuskan tiga diperbolehkan. Menurut pandangan semiotika,
wilayah, yaitu (1) Tanda itu sendiri. Wilayah ini tanda selalu dipahami dalam hubungannya
meliputi kajian mengenai berbagai jenis tanda dengan tanda lainnya. Buku kamus tidak lebih
yang berbeda, cara-cara berbeda dari tanda-tanda dari katalog atau daftar kata-kata yang
didalam menghasilkan makna, dan cara tanda- menunjukkan hubungan antara satu kata dengan
tanda tersebut berhubungan dengan orang yang kata lainnya (satu kata dijelaskan melalui kata-
menggunakannya. Tanda adalah konstruksi kata lain). Dengan demikian, secara umum, kita
manusia dan hanya bisa dipahami didalam dapat memahami bahwa sintaktik sebagai aturan
kerangka penggunaan/konteks orang-orang yang yang digunakan manusia untuk menggabungkan
menempatkan tanda-tanda tersebut: (2) Kode- atau mengkombinasikan berbagai tanda ke dalam
kode atau sistem dimana tanda-tanda diorganisasi. suatu sistem makna yang kompleks. Jika kita
Kajian ini melingkupi bagaimana beragam kode mencoba meletakkan satu kata (misalnya’anjing)
telah dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan ke dalam suatu kalimat (misalnya, ‘anjing itu
masyarakat atau budaya, atau untuk mengejar saya’), maka dalam hal ini kita
mengeksploitasi saluran-saluran komunikasi yang berhubungan dengan tata bahasa atau sintak. Satu
tersedia bagi pengiriman kode-kode tersebut; dan gerak tubuh (gesture) sering kali harus digunakan
(3) Budaya tempat dimana kode-kode dan tanda- bersama-sama dengan sejumlah gerak tubuh
tanda beroperasi. Hal ini pada gilirannya lainnya agar dapat menghasilkan sistem tanda
bergantung pada penggunaan dari kode-kode atau nonverbal yang kmpleks, dan tanda nonverbal
tanda-tanda untuk eksistensi dan bentuknya harus digunakan bersama dengan bahasa untuk
sendiri (Fiske, 2012). mengungkapkan makna yang lebih kompleks.
Charles Morris (1946) dalam Morissan dan Aturan yang terdapat pada sintaktik
Wardhany (2009) membagi semiotika dalam tiga memngkinkan manusia menggunakan berbagai
wilayah, yaitu: kombinasi tanda yang sangat banyak untuk
mengungkapkan arti atau makna;
(1) Semantik. Semantik membahas bagaimana
tanda berhubungan dengan referennya, atau apa (3) Pragmatik, yaitu bidang yang mempelajari
yang diwakili suatu tanda. Semiotika bagaimana tanda menghasilkan perbedaan dalam
menggunakan dua dunia, yaitu ‘dunia benda’ kehidupan manusia atau dengan kata lain,
(World of Things) dan dunia tanda (World of pragmatik adalah studi yang mempelajari
Signs) dan menjelaskan hubungan keduanya. Jika penggunaan tanda serta efek yang dihasilkan
kita bertanya, tanda itu mewakili apa?, maka kita tanda. Pragmatik memiliki peran sangat penting
berada di dunia semantik. Buku kamus, misalnya, dalam teori komunikasi karena tanda dan sistem
merupakan referensi semantik; kamus tanda dipandang sebagai alat yang digunakan
mengatakan kepada kita apa arti suatu kata atau orang untuk berkomunikasi. Aspek pragmatik dari
apa yang diwakili atau direpresentasi oleh suatu tanda memiliki peran penting dalam komunikasi,
kata. Prinsip dasar dalam semiotika adalah bahwa khususnya untuk mempelajari mengapa terjadi
representasi selalu diperantarai atau dimediasi pemahaman (understanding) atau
oleh kesadaran interpretasi seorang individu, dan
Hikmat, Mahi.2011. Metode Penelitian: dalam Sarosa, Samiaji. 2012. Penelitian Kualitatif: Dasar-
Perspektif Ilmu Komunikasi dan Sastra. dasar. Jakarta: Indeks.
Yogyakarta: Graha Ilmu. Sobur, Alex.2002. Analisis Teks Media: Suatu
Hussein, Adnan, dkk.2011. Mix Methodology dalam Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis
Penelitian Komunikasi (Dilengkapi dengan Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung:
Aplikasi Metode Penelitian). Yogyakarta: Remaja Rosdakarya.
ASPIKOM. Sobur, Alex. 2003. Semiotika Komunikasi. Bandung:
Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Remaja Rosdakarya.
Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Tinarbuko, Sumbo. 2008. Semiotika Komunikasi
Media, Public Relations, Advertising, Visual. Yogyakarta: Jalasutra.
Komunikasi Organisasi, Komunikasi
Wibowo, 2011. Semiotika Komunikasi: Aplikasi
Pemasaran. Jakarta: Kencana.
Praktis bagi Penelitian dan Skripsi
Morissan dan Wardhany. 2009. Teori Komunikasi. Komunikasi. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Powers, John.1995. On the Intellectual Structure of the
Human Communication Discipline,
Communication Education 44.