KERANGKA TEORITIS
1. Pengertian Semiotika
sesuatu yang berhubungan dengan sistem tanda dan lambang dalam kehidupan
manusia.2 Secara etimologis, istilah semiotik merujuk dari kata Yunani semeion
yang berarti tanda. Tanda itu sendiri di definisikan sebagai sesuatu yang atas
dunia sebagai sistem hubungan yang memiliki unit dasar yang disebut sebagai
23
24
“tanda”. Semiotik sendiri berasal dari bahasa Yunani, semeion yang berarti
tanda.4
Semiotik (semiologi) telah menjadi salah satu alat analisis yang populer
untuk meneliti isi dari media massa dan telah banyak digunakan oleh
mahasiswa ilmu komunikasi dalam meneliti makna dari pesan yang termuat
dari tanda.6
itu, istilah semiotika, yang dimunculkan pada akhir abad 19 oleh seorang Filsuf
formal tentang tanda-tanda”. Yang menjadi dasar semiotika adalah konsep dari
tentang tanda: tak hanya bahasa dan sistem komunikasi yang tersusun oleh
tanda-tanda, melainkan dunia itu sendiri pun sejauh terkait dengan pikiran-
pikiran manusia seluruhnya terdiri atas tanda-tanda, karena jika tidak begitu
pemahaman gejala sastra sebagai alat komunikasi yang khas dalam masyarakat
tanda mewakili objek, ide, situasi, keadaan, perasaan dan sebagainya yang
berada diluar diri sendiri. Studi mengenai tanda tidak saja memberikan jalan
atau cara dalam mempelajari komunikasi tetapi juga memiliki efek besar pada
Beberapa tokoh yang menjadi pencetus kajian teori semiotika antara lain:
semiotika sebagai suatu hubungan tanda (simbol), objek, dan makna. Tanda
b. Ferdinand de Saussure
coretan yang bermakna (aspek material), yaitu apa yang ditulis, dikatakan,
atau dibaca. Petanda merupakan gambaran mental yaitu pikiran atau konsep
c. Roland Barthes
signification).
makna yang sama. Istilah semiotika lebih lazim digunakan ilmuwan Amerika,
penggunanya.
kota kecil yang terletak di dekat pantai Atlantik di sebelah barat daya Prancis.
Roland Barthes dikenal sebagai salah seorang pemikir struktualis yang giat
tanda.16 Fokus perhatian Roland Barthes lebih tertuju kepada gagasan tentang
Roland Barthes antara lain : Le degree zero de I’ecriture atau “Nol Derajat di
Salah satu area penting yang dirambah Barthes dalam studinya tentang
tanda dan peran pembaca (the reader). Konotasi, walaupun merupakan sifat
menjelaskan apa yang disebut sebagai sistem pemaknaan tataran kedua, yang
dibangun di atas sistem lain yang telah ada sebelumnya. Sistem kedua ini oleh
bagian tingkatan penandaan, yaitu denotasi dan konotasi. Kata denotasi berasal
dari bahasa Latin connotare, “menjadi makna” dan mengarah kepada tanda-
tanda kultural yang terpisah atau berbeda dengan kata (dan bentuk-bentuk lain
kehidupan keseharian orang Prancis, seperti steak dan frites, deterjen, mobil
Barthes juga melihat aspek lain dari penandaan yaitu “mitos” yang
tersebut akan menjadi penanda baru yang kemudian memiliki petanda kedua
dan membentuk tanda baru. Jadi, ketika suatu tanda yang memiliki makna
penanda dan petanda yang berbentuk tanda. Tanda inilah yang disebut makna
denotasi. Kemudian dari tanda tersebut muncul pemaknaan lain, sebuah konsep
mental yang lain yang melekat pada tanda ( yang kemudian dianggap sebagai
2. Signified
1. Signifier
(petanda)
(penanda)
4. CONNOTATIVE SIGNIFIER
5. CONNOTATIVE SIGNIFIED
(PENANDA KONOTATIF
(PETANDA KONOTATIF)
6. CONNOTATIVE SIGN
(TANDA KONOTATIF)
Sumber : Paul Colbey & Litza Janz, 1999. Introducing Semiotics. NY : Totem books, p. 51
Dari peta Roland Barthes diatas terlihat bahwa tanda denotatif (3) terdiri
atas penanda (1) dan petanda (2). Akan tetapi pada saat bersamaan, tanda
denotatif adalah juga penanda konotatif (4). Dengan kata lain, hal tersebut
merupakan unsur. material: hanya jika anda mengenal tanda “singa”, barulah
Jadi dalam konsep Roland Barthes, terdapat tanda konotatif yang bukan
penanda dan petanda, atau antara tanda dan rujukannya pada realitas, yang
Jadi, makna denotasi adalah makna pada apa yang tampak, makna yang
paling nyata dari tanda, sedangkan konotasi dapat menghasilkan makna lapis
kedua yang bersifat implisit25, tersembunyi. Dengan kata lain, denotasi adalah
dengan operasi ideologi yang disebutnya sebagai mitos, dan berfungsi untuk
Barthes ialah “pengkodean makna dan nilai-nilai sosial sebagai sesuatu yang
dianggap ilmiah.”26
Kata “mitos” berasal dari kata bahasa Yunani mythos yang artinya kata-
kata, wicara, kisah tentang para dewa. Ini bisa didefinisikan sebagai narasi
makhluk mistis, dengan plotnya adalah tentang asal-usul segala sesuatu atau
Mekanisme kerja mitos dalam suatu ideologi adalah apa yang disebut
dunia yang seolah terberi begitu saja alias alamiah. Nilai ideologis dari mitos
terdapat pola tiga dimensi, yaitu penanda, petanda, dan tanda yang dibangun
oleh rantai pemaknaan yang sebelumnya telah ada. Jadi, mitos adalah
1. Pengertian Film
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, film diartikan dalam dua
pengertian. Pengertian film pertama adalah selaput tipis yang terbuat dari
seluloid untuk tempat gambar negatif (yang akan dibuat potret) atau tempat
gambar positif (yang akan dimainkan di bioskop). Kedua, film diartikan juga
sebagai lakon (cerita gambar hidup).30 Dalam bahasa Inggris film dikenal
adalah:
drama dengan panduan suara dan musik, serta drama dengan panduan
satu bentuk media komunikasi massa dari berbagai teknologi dan berbagai
unsur-unsur kesenian. Sebagai seni ketujuh, film jauh berbeda dengan seni
sastra, teater, seni rupa, seni suara, musik, dan arsitektur yang muncul terlebih
dahulu. Seni dari film sangat mengandalkan teknologi baik sebagai bahan baku
30 http://kbbi.web.id/film, diakses pada tanggal10 April 2018 pada pukul 1:48 WIB
31 John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2010), h. 387
32 H.A.W. Wijaya, Komunikasi: Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2002), h. 84
33 Askurifai Baskin, Membuat Film Indie itu Gampang, (Bandung: Kataris, 2003), cet.
Ke-1, h. 3.
34
Irwanto (1999) dalam Alex Sobur mengatakan film selalu merekam cerita
Analisis Semiotik Pesan Moral Dalam Film 2012 Karya Roland Emmrich”,
“Film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media
dan atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk ,
jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses
menegaskan bahwa film merupakan bagian dari realitas sehari-hari kita dalam
banyak hal. Bahkan cara kita bicara sangat dipengaruhi oleh metafora film.
Majalah New Yorker menggunakan metafora ini dalam edisi khusus tentang
Film juga kerap disebut sebagai Moving Images (gambar bergerak). Prof.
lensa proyektor secara mekanis pada layar sehingga terlihat gambar itu hidup.
Film bergerak dengan cepat dan bergantian sehingga memberikan daya tarik
tersendiri.37 Sampai pada titik ini film telah menjadi media bertutur manusia,
dilakukan dengan lisan, lalu tulisan, kini telah muncul satu medium lagi:
lantas kita menyebut film sebagai representasi dunia nyata. Eric Sasono
citra bergerak pada tahun 1888 ketika ia membuat film sepanjang 15 detik yang
merekam salah satu asistennya yang sedang bersin. Segera sesudah itu,
pengambilan gambar jarak jauh atau long shot bahkan extrem long shot,
konsentrasi penuh dan identifikasi psikologi, yang mana ketika penonton fokus
untuk menyaksikan film, maka pikiran dan perasaannya akan larut dalam alur
37 Azhar Arsyad, Media Pengajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), cet. Ke-5,
h. 48.
38 John Vivian, Teori Komunikasi Massa Edisi ke-8, h. 162.
39 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h.69.
36
media pembujuk atau memiliki kekuatan persuasif yang besar. Seperti halnya
drama, film juga melakukan komunikasi verbal berupa dialog antar pemain,
selain itu juga film menggunakan bahasa gambar untuk membahasakan sebuah
cerita.41
bisa berasal dari imajinasi pembuat cerita itu sendiri. 42 Tak hanya itu , dimensi
waktu dalam film pun limitless, cerita yang disuguhkan bisa berasal dari kisah
masa lalu, masa sekarang, atau gambaran masa depan. Film juga mampu
kejam hingga memuakkan. Selain itu film yang baik senantiasa dapat
menimbulkan ilusi kejadian filmis yang berlangsung dalam batas waktu lebih
lama dari menonton film tersebut. Bahwa dalam kejadian itu ada permulaan,
antara media dengan massa dengan khalayaknya.44 Ciri utama media massa
media. Media yang dimaksud diantaranya adalah surat kabar, televisi, film,
iklan dan radio. Media yang disebutkan di atas memiliki kesamaan yaitu sama-
sama dapat menjangkau khalayak yang luas dengan waktu yang hampir
bersamaan.46
Sifat film yang audiovisual gerak mampu memiliki daya resistensi yang
lebih kuat dibandingkan dengan bentuk informasi lainnya. Dengan format dan
bentuk saluran penyajiannya, film mampu membangun opini publik pola pikir
masyarakat juga dapat diubah atau bahkan sengaja diciptakan melalui media
ini.47
Film bermula pada akhir abad ke-19 sebagai teknologi baru, tetapi konten
dan fungsi yang ditawarkan masih sangat jarang. Film kemudian berubah
menjadi alat presentasi dan distribusi dari tradisi hiburan yang lebih tua,
menawarkan cerita, panggung, musik, drama, humor, dan trik teknis bagi
dengan cepat, bahkan di wilayah pedesaan. Sebagai media massa film berperan
46 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT Citra
Aditya Bakti, 2003), h.61
47 Estu Miyarso, Pengembangan Multimedia Interaktif Untuk Pembelajaran
Sinematografi, Thesis (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2009), h. 2
48 Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa Edisi 6 Buku 1, h. 35.
38
dampak emosional, dan popularitas. Dua elemen lainnya adalah sejarah film
Film yang dibuat oleh Thomas Alfa Edison dan Lumiere bersaudara
masih berupa gambar yang diambil dalam frame 50 yang statis51 dan tidak ada
penyuntingan. Pada awal kemunculan film, hal itu sudah lebih dari cukup
untuk penonton pada saat itu. Namun seiring berjalannya waktu, penonton
bergerak, yaitu suatu film yang bercerita. Melies seringkali disebut sebagai
“artis pertama dalam dunia cinema” karena ia telah membawa cerita narasi
pada medium dalam bentuk kisah imajinatif seperti “A Trip to the Moon
(1902).” Film tersebut akhirnya sampai ke Amerika pada tahun 1903, dan para
pembuat film di Amerika tidak hanya meminjam ide untuk menggunakan film
film dapat menjadi alat untuk menyampaikan cerita yang lebih baik dengan
penyuntingan. Film berdurasi dua belas menit karyanya, yang berjudul “The
bergerak untuk menceritakan kisah yang relatif kompleks. 53 Film “The Great
Robbery” dianggap film pertama sebagai film cerita pertama karena teknik
penggabungan dua gambar yang terpisah , tetapi berkaitan dengan suatu cara
Pada tahun 1913, D.W Griffith seorang penulis, aktor dan juru kamera
yang juga terkenal sebagai sutradara yang brillian, membuat film yang berjudul
latihan terjadwal dan produksi yang didasari dengan naskah film. Griffith juga
yaitu Vsevold Poduvskon dan Sergei Einsenstein. Sebuah sequence dari film
53 Stanley J. Baran, Pengantar Komunikasi Massa, h. 125
54 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, h. 202.
55 Stanley J. Baran, Pengantar Komunikasi Massa, h. 216
56 Terj: Kelahiran Sebuah Negara
57 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, h. 202.
58 Stanley J. Baran, Pengantar Komunikasi Massa, h. 216.
59 Komposisi gambar –gambar yang dihasilkan dari percampuran unsur dari beberapa
sumber.
40
selama enam menit lamanya. Film tersebut diakui sebagai sequence yang
Film tersebut disajikan berbeda yakni bergaya film bisu, tetapi cukup
dalam keadaan belum sempurna seperti sekarang. Sejak saat itu terus dilakukan
Menurut Himawan (2008:2), film dibagi atas dua unsur, yaitu unsur
naratif dan unsur sinematik. Unsur naratif adalah bahan dasar (materi) yang
akan diolah berhubungan dengan aspek cerita atau tema film. 62 Unsur naratif
terdiri dari tokoh, masalah, lokasi, dan waktu. Sedangkan unsur sinematik
c. Sounds, yakni segala hal dalam film yang mampu kita tangkap melalui
terekam dalam kamera akan terasa lebih hidup dan nyata. Sound
menjadi tiga aspek, yakni kamera dan film framming, serta durasi
gambar.
kamera dan stok filmnya, seperti warna, penggunaan lensa, kecepatan gerak
yang akan diambil, seperti batasan wilayah gambar atau frame, jarak,
Berikut ini adalah salah satu aspek framming yang terdapat dalam
Thompson dan Bowen (2009) terdapat sembilan teknik shot kamera, dimana
a) Long shoot/Wide Shot (LS/WS): dengan teknik ini bisa diketahui siapa,
dimana dan kapan berkaitan dengan subjek. Selain itu, juga bisa
b) Medium shots (MS): dengan teknik ini bisa diketahui siapa, dimana
dan kapan berkaitan dengan subjek. Selain itu, juga bisa diketahui
68 Ari Novita Sari, Grammar of Film, Artikel diakses pada tanggal 11 April 2018 pada
pukul 3:46 dari : http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-Artikel%20Jurnal%20-20%20Ari
%20Novitasari%2007081657%20(AB).doc.
69 Diakses melalui website https://kbbi.web.id/urban , Arti : Berkenaan dengan kota,
bersifat kekotaan. Pada pukul 23:46 WIB
70 Diakses melalui website http://kamus-internasional.com/definitions/?
indonesian_word=suburban, pada pukul 23:47 11 April 2018 Arti : penduduk pinggiran Kota
71 Diakses melalui website https://brainly.co.id/tugas/1348655, Arti : wilayah pedesaan
dengan kehidupan sederhana. Pada tanggal 11 April 2018 pukul 23: 47 WIB.
43
panas, dll.
e) Very Long Shot (VSL): memperlihatkan lebih jelas lagi tentang siapa
berbagai sistem tanda yang bekerja sama dengan baik dalam upaya mencapai
efek yang diharapkan. Sistem semiotika yang lebih penting lagi dalam film
sutradara baik itu dari segi sudut pandang pengambilan, pencahayaan, tipe
Asal mula istilah ras diketahui sekitar tahun 1600. Saat itu Francois
atau karakteristik warna kulit dan bentuk wajah. Para antropologis menemukan
karakter ras ini juga dilihat dari kemampuan intelegensi, tempramen, dan
suatu realitas, suatu kenyataan dan bukan bersifat fiktif belaka. Ras terutama
menyangkut pengertian hayati atau biologis yang dapat dibedakan antara ras
yang satu dengan yang lainnya.76 Horton dan Hunt berpendapat bahwa ras
kelompok lainnya dalam segi ciri-ciri fisik bawaan, dalam banyak hal juga
ditentukan oleh pengertian yang kerap digunakan oleh masyarakat.77 para ahli
ciri fisik seperti warna mata, warna kulit, bentuk wajah, warna rambut, bentuk
kesatuan karena memiliki kesamaan sifat jasmani dan rohani yang diturunkan
sehingga berdasarkan itu dapat dibedakan dengan kesatuan yang lain.79 Ras
berhubungan dengan ciri-ciri fisik luar seperti warna kulit, tekstur rambut,
Indian di Amerika Serikat, isu hak sipil, dan yang terbaru tingkatan imigran.
Sulit untuk menyatakan akibat dari rasisme, karena efeknya dapat secara
sadar atau tidak sadar. Karena secara realita akibat dari rasisme secara tidak
77 J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan,
Cetakan ke-2, (Jakarta: Kencana, 2006), h. 195.
78 J.Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan, h.
196
79 N. Daldjoeni, Ras-ras Umat Manusia: Biogeografis, Kulturhistoris,
Sosiopolitis( Bandung: PT Citra Adhitya Bakti, 1991),h. 1.
46
suatu negara.80
2. Pengertian Rasisme
manusia yang ditentukan oleh dirinya sendiri atau oleh pihak lain, yang
berubah. Jadi ras dalam rasisme tidak ditentukan secara kesepakatan sosial,
Kata rasisme merupakan kata yang berasal dari bahasa Inggris yaitu
racism. Racism terambil ataupun berasal dari kata race yang mempunyai arti,
yaitu: pertama, suatu kelas populasi yang didasarkan pada kriteria genetik.
Kedua, kelas dari genotip-genotip. Ketiga, setiap populasi yang secara genetis
bahwa ras suatu suku atau bangsa tersebut yang paling unggul. 83 Terdapat
Soekamto, ras yang pertama, suatu kelas populasi yang didasarkan pada
kriteria genetik, kedua, kelas dari genotip-genotip, dan ketiga, setiap populasi
kelompok tersendiri.
kaitan kausal antara ciri-ciri jasmaniah yang diturunkan dan ciri-ciri tertentu
dalam hal kepribadian, intelektual, budaya atau gabungan dari semua itu, yang
lain.86
dua sikap dan kekuatan struktural. Bentuk-bentuk dari rasisme itu sendiri
merupakan kejadian brutal terbuka atau bahkan dapat tidak terlihat oleh
institusi tertentu.87
dalam sejumlah ciri dan menghubi suatu teritori serta seringkali berasal mula
Polinesia.
kulit agak gelap, rambut agak keriting, hidung sangat lebar, wajah
88 J.Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan, h.
196
89 Kategori untuk menunjukkan ras berkulit putih
90 Kategori atau istilah untuk menunjukkan ras berkulit hitam
91 Kategori atau istilah untuk menunjukkan ras bekulit kekuningan
49
sebagai sebagai sebuah kebodohan karena tidak mendasarkan (diri) pada suatu
Ras atau lebih dikenal dengan sebutan rasisme dan sering disamaartikan
semuanya.
pada ras tertentu terhadap ras yang lain. Rasialisme sering kali bertalian dengan
kebahasaan, etnik atau kultural atau hanya sebuah prasangka yang sering kali
dilihat dari stereotip dan kecemburuan sosial. Jadi dapat disimpulkan bahwa
ilmu tentang ras, ras ditentukan bukan secara sosial melainkan berdasarkan
ciri-ciri fisik.93
3. Perilaku Rasisme
terbentuknya rasisme yang meyakini bahwa rasa, kelompok, suku atau warga
kulit hitam memiliki atau berada di tingkat sosial yang lebih rendah
dibandingkan dengan ras, kelompok, suku atau warga kulit putih di Amerika.94
pada setiap anggota sebuah ras yang berbeda dengan ras yang lain. Sebuah
grup atau suku, yang menciptakan ke tidak seimbangan antara satu suku
keadaan fisik.
3. Bila dilihat dari dasar genetik sebuah suku, sebuah kelompok atau
suku merasa lebih kuat atau lebih baik dari suku yang lain.
a. Personal Racism
b. Institutional Racism
investigasi.98
(segregasi) tempat tinggal warga ras tertentu di dunia barat maupun timur. Juga
tata pergaulan antar ras yang memperlakukan etiket (sopan santun) berdasarkan
gejala psikologis yang ditandai dengan sikap penuh emosi yang tak disertai
Kedua aspek ini ternyata saling menguatkan dan tidak lagi dapat
suasana prasangka dan diskriminasi tidak terdapat tempat bagi toleransi dan
keterbukaan.
kulit hitam, ia akan diperlakukan buruk oleh sesama orang kulit putih.
Diskriminasi ras di Afrika selatan pada saat ini masih berlangsung, terlebih
ketika orang kulit putih khawatir akan kemungkinan majunya orang kulit hitam
pada segala bidang. Maka orang kulit putih dengan segala cara akan menghalau
99 Ramon Grosfoguel, “What is Racism?”,h. 9
100 N. Daldjoeni, Ras-ras Umat Manusia: Biogeografis, Kulturhistoris, Sosiopolitis,),
h. 95
101 Rachman Munawar, dkk, Dari Keseragaman Menuju Keberagaman : Wacana
Multikultural dalam Media, (Jakarta:LSPP, 1999), h. 97-98.
53
dan menutup segala pintu ke arah kemajuan yang mungkin dimanfaatkan orang
kulit hitam.102
communities, ia berpendapat bahwa setidaknya pada abad 17, ras kulit putih
muncul sebagai penanda istilah hukum dan pengatur kehidupan sosial. Ras ini
gereja, bisa menikahi siapa saja, dan bisa melakukan apapun tanpa ada batasan.
Ia menyimpulkan bahwa ras kulit putih memiliki hak-hak istimewa dan berhak
mendapatkan perlindungan yang lebih dibandingkan ras lain. Dan itulah yang
rasial dan terselubung ke dalam makna sosial terkait dengan perbedaan ras.
Perbedaan ini dapat terlihat dari proses afiliasi, dimana proses ini akan
membentuk kerja sama yang dilakukan beberapa orang untuk mencapai suatu
kesepakatan eksternal. Semua orang kulit putih akan lebih mudah untuk
mengklaim hak-hak istimewanya dibanding non kulit putih. hal ini perlu
diingat tentang permasalahan “whiteness” ialah bila orang kulit putih sadar
bahwa mereka dapat mengalami hukum yang berbeda dengan orang non kulit
putih, sedangkan orang non kulit putih bila ingin menjalankan suatu hal harus
Amerika Serikat yang nenek moyangnya banyak berasal dari Afrika di bagian
Afrika, Eropa dan Amerika Asli. Istilah yang digunakan untuk merujuk kepada
kelompok etnis ini dalam sejarah termasuk negro, kulit hitam, dan istilah
Alo Liliweri mengatakan bahwa bangsa kulit hitam pertama kali dijual
pemerintah untuk mengakui kehadiran mereka tak lebih sebagai budak adalah
Utara maupun Selatan menganggap budak sebagai suatu tatanan rendah dan
sama sekali tidak layak untuk bersosialisasi dengan ras kulit putih, baik dalam
hubungan sosial atau politik, dan lebih jauh, budak tidak memiliki hak yang
berkomunikasi, penafsiran keliru atas sandi merupakan hal yang lazim terjadi.
sebagai sistem yang mungkin tetapi sifatnya arbitrer. 3) Cara kita berpikir
tentang perbedaan budaya mungkin tidak ada kaitannya dengan cara kita
berprilaku.108
keagamaan tertentu amatlah penting. Namun sayangnya, hal ini kerap kali yang
kepercayaan bahwa bahwa ras, kebangsaan, atau agama seseorang lebih hebat
praduga dari penilaian negatif mengenai suatu kelompok dan setiap individu
dari anggotanya.110
Evaluasi negatif yang seringkali didukung oleh keyakinan negatif, inilah yang
sifat-sifat yang sama. Stereotip dapat saja bersifat negatif, positif, atau netral.
melihat bukti-bukti yang sesuai dengan stereotip dan menolak adanya persepsi