Abstrak
Semiotika adalah salah satu dari tujuh tradisi teori komunikasi yang
diungkapkan oleh Robert T. Craig. Sebagai teori komunikasi, teori
komunikasi semiotik memandang komunikasi sebagai proses
berdasarkan sistem tanda yang mencakup bahasa dan semua kode non-
verbal terkait untuk berbagi makna melintasi celah antara perspektif
subjektif. Hal ini karena kita tidak pernah dapat mengetahui secara
langsung apa pikiran atau perasaan subyektif orang lain, sehingga
semua komunikasi didasarkan pada penggunaan tanda-tanda. Dari
perspektif semiotika, berbagai masalah komunikasi yang umum adalah
hasil dari kesalahpahaman atau perbedaan tugas makna yang
dipengaruhi oleh sifat kode semiotik dan penggunaan tanda-tanda
tersebut. Sebagai teori komunikasi, semiotika dapat digunakan untuk
menganalisis secara praktis berbagai isu yang berkaitan dengan bidang
komunikasi, termasuk interaksi, media, organisasi, konteks kesehatan,
budaya pop atau budaya populer, dll. Semiologi dapat diterapkan pada
konteks komunikasi yang berbeda oleh peneliti, seperti penelitian
media. Roland Barthes adalah salah satu ahli semiotik yang
menunjukkan doktrin semiotika baru yang memungkinkan para peneliti
menganalisis sistem tanda untuk menunjukkan bagaimana komunikasi
non-verbal dapat diinterpretasikan dengan makna tambahan atau
connotative.
Kata Kunci : Roland Barthes, Semiotik
1
PENDAHULUAN
2
dan formasi sosial pada masa itu, tetapi Barthes melihat itu sebagai pesan atau
ucapan yang mungkin benar meskipun tidak dapat dibuktikan. .1
Selain Mythologies, Barthes juga menerbitkan buku lain seperti S/Z dan The
Fashion System sebagai film dokumenter yang menunjukkan perkembangannya.
Dalam S/Z ia membagi novel Sarassine karya Balzac menjadi 561 pelajaran (unit
membaca). Itu dihancurkan dan kemudian dibangun kembali. Di mata Barthes, teks
hanyalah konstruksi belaka. Jika Anda ingin menemukan maknanya, Anda harus
merekonstruksi teks itu sendiri.
Pada saat yang sama, Barthes mengkajiThe Fashion System sebagai sistem
tanda mirip dengan model linguistik Saussure. Mitologi adalah kumpulan esainya
tentang berbagai aspek budaya Prancis, mulai dari bersepeda Tour de France,
striptis, mainan anak-anak, gulat, dll. Secara etimologis, istilah semiotika berasal
dari kata Yunani semeion, yang berarti “tanda”. Secara terminologi, semiotika
dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari banyak jenis objek, peristiwa
melalui budaya sebagai tanda. 2
SEMIOTIKA
Secara umum, semiotika adalah ilmu tentang tanda. Dalam semiotika, ada
beberapa jenis pengertian dalam semiotika yang di kemukakan oleh para ahli,
antara lain :
1
Kurniawan, Semiologi Roland Barthes, Magelang: Indonesiatera, 2001
2
E. Sumaryono, Hermeneutik, Sebuah Metode Filsafat, Yogyakarta: Kanisius, 1993.
3
b. Charles Sanders Peirce mendefinisikan semiologi ilmu umum tentang
tanda.
c. Umberto Eco mendefinisikan semiotika sebagai ilmu tentang segala sesuatu
yang dapat disebut sebagai tanda.
d. Roland Barthes menyatakan bahwa semiologi adalah tujuan untuk
mengambil berbagai sistem tanda seperti substansi dan batasan, gambar-
gambar, berbagai macam gesture, berbagai suara music, serta berbagai
obyek, yang menyatu dalam system of significance.3
Sejarah
Sebagai studi tentang tanda dan sistem tanda, semiotika modern pertama
kali muncul pada abad ke-17, dibentuk oleh tulisan-tulisan John Locke, yang
mengakui bahwa komunikasi memerlukan ide-ide yang jelas untuk diverbalkan.
Pada 1950-an dan 1960-an, sebuah gerakan intelektual yang disebut strukturalisme
berkembang, yang dimodelkan pada semiologi. Tokoh-tokoh yang menjadi bagian
dari gerakan itu antara lain Ferdinand de Saussure, Roman Jakobson, C. Levi-
Strauss, Julia Kristeva, Umberto Uco, Thomas Sebeok, dan Roland Barthes.
Strukturalisme dapat dikatakan berbeda dari ilmu bahasa karena fokus dari
strukturalisme adalah pada bahasa verbal dan pada setiap sistem tanda yang bersifat
seperti bahasa serta pemilihan teks dan artinya dalam kaitannya dengan
kebudayaan. Lebih lanjut McQuail menjelaskan bahwa semiologi atau semiotika
3
Berger, Arthur Asa. 2010., Pengantar Semiotika: Tanda-Tanda Dalam Kebudayaan Kontemporer.
Yogyakarta: Tiara Wacana.
4
Hoed, Benny H. 2011. Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya. Jakarta: Komunitas Bambu.
4
adalah ilmu umum tentang tanda yang mencakup strukturalisme dan hal-hal lain
yang sejenis. Karena itu, semua hal yang berkaitan dengan signifikansi
(signification) betapapun sangat tidak terstruktur, beraneka ragam dan terpisah-
pisah.
Signification
5
Fananie, Zainuddin. 2002. Telaah Sastra. Surakarta: Muhamadiyah University Press.
5
diungkapkan dengan signified. Misalnya, kata “kucing”. Ketika kita
mengintegrasikan signifier “kucing” dengan signified “hewan berkaki empat yang
mengeong”, maka bahasa tanda “kucing” pun muncul. Proses ini disebut sebagai
signification atau sebuah sistem signifikasi.
Pada bagian akhir dari bukunya yang berjudul Mythologies, Roland Barthes
mengkombinasikan beberapa contoh kasus ke dalam sebuah satu teori yang diramu
melalui tulisannya yang berjudul Myth Today. Barthes mencoba untuk
mengkonseptualisasikan mitos sebagai sebuah sistem komunikasi, oleh karena itu
sebuah pesan tidak dapat mungkin menjadi sebuah obyek, konsep, atau gagasan,
6
melainkan sebuah bentuk signification. Ia juga menganalisa proses mitos secara
jelas dengan menyajikan contoh-contoh yang khusus.
6
Anggoro, Albertus Rusputranto Ponco. "Konsep-konsep Dasar Semiotika Struktural Pada
Momen Ilmiah Roland Barthes." (2016).
7
ANALISIS SEMIOLOGI
7
Tiarbuko, Sumbo. 2009., Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jalasutra.
8
terhadap teks seperti iklan, berbagai jenis program televisi, film, lukisan dan lain-
lain. Terdapat beberapa tahapan untuk melakukan analisis semiologis, yaitu :
KESIMPULAN
8
Piliang, Yasraf Amir. 2010., Semiotika dan Hipersemiotika: Gaya, Kode, dan MatinyaMakna.
Bandung: Matahari.
9
Tiarbuko, Sumbo. 2009., Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jalasutra
9
Roland Barthes memperkenalkan konsep mitos. Mitos adalah media untuk
menyampaikan pesan. Bagi Roland Barthes, mitos bukan hanya pernyataan verbal,
tetapi pernyataan dapat berupa tulisan, foto, olah raga, lukisan atau iklan. Mitos
dapat dikatakan sebagai segala sesuatu yang memiliki representasi yang
membutuhkan interpretasi untuk memahami maknanya. Misalnya, tidak aman
untuk langsung memahami makna (makna) sebuah lukisan. Untuk mencapai
makna, seseorang harus melalui proses makna agar dapat diterima oleh akal. Jadi
mitos bukan hanya objek, konsep, atau ide yang stagnan. Mitos merupakan bagian
dari kajian semiologi, yaitu kajian tentang tanda. Semiologi berkaitan dengan
bentuk-bentuk yang menghasilkan bunyi, gambar, gerak dan lain-lain yang
berfungsi sebagai tanda. Sebuah mitos tidak menghindari tanda-tanda. Roland
Barthes membuat tiga elemen dasar dalam analisis mitos, yaitu penanda, petanda,
dan tanda. Ketiga elemen ini sangat berguna dalam menganalisis mitos, dan
keberadaan setiap elemen sangat diperlukan. Misalnya, jika tidak ada penanda yang
dapat digunakan sebagai penanda, maka tanda itu tidak terwujud, dan penanda itu
pastilah bentuk dari apa yang ditandakan.
10
DAFTAR PUSTAKA
11