Anda di halaman 1dari 4

Nama : Tri Putri Anggowo Rizki

NIM : 21020089
Mata Kuliah : Apresiasi dan Kritik Seni
Kode Seksi : 202310200043 Selasa Pukul 07:00-09:40
Dosen Pengampu : Bapak Drs. Abd Hafiz, M.Pd.
Bapak Asra Ilal Khairi, S.Pd. M.Pd.
Tugas Pertemuan Minggu Ke-10

Teori Semiotika
menurut Saussure dan Charles Pierce

Semiotika merupakan ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Menurut
Sobur tanda adalah alat yang digunakan dalam upaya untuk mencari jalan di tengah-tengah
kehidupan manusia (Sobur, 2013: 15). Menurut pendapat John Fiske (2010: 60) ilmu
semiotika adalah ilmu yang mengkaji tentang tanda dan mempelajari tata cara tanda tersebut
dalam bekerja. Semiotika memfokuskan perhatian utamanya pada teks (Littlejohn & Foss,
2012: 54). Tanda yang berupa teks film, surat cinta, makalah, iklan, cerpen, pidato presiden,
poster politik, komik, kartun, dan semua hal yang mungkin bisa dilihat dalam aktifitas
penanda, maksudnya adalah tanda digunakan sebagai suatu proses signifikasi yang
menghubungkan objek dan interpretasi (Sobur, 2013:17). Gagasan utama dari semiotika
adalah tanda dan simbol. Konsep dasar semiotika yang pertama adalah sebuah tanda yang
menunjukkan sebagai stimulus dan di artikan untuk menandakan beberapa kondisi lain.
Konsep dasar semiotika yang kedua adalah simbol. Simbol dalam arti yang sangat
khususadalah penanda untuk tanda yang masih kompleks dan memiliki banyakarti (Littlejohn
& Foss, 2012: 54).
Semiotika komunikasi menekankan pada produksi teori tanda. Semiotika mempunyai
tiga bidang utama, yaitu:
a) Tanda itu sendiri, terdiri atas aturan tentang berbagai tanda yang berbeda, cara-cara
tanda yang berbeda dalam menyampaikan makna dan cara tanda-tanda itu terkait
dengan manusia yang menggunakannya.
b) Kode atau sistem yang mengorganisasikan tanda. Studi ini mencakup cara berbagai
kode dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan suatu masyarakat atau budaya atau
untuk mengeksploitasikan selama komunikasi yang tersedia untuk
mentransmisikannya.
c) Kebudayaan tempat kode dan tanda bekerja. Pada gilirannya bergantung pada
penggunaan kode-kode dan tanda-tanda tersebut untuk keberadaan dan bentuknya
sendiri.

Dua tokoh besar model/teori Semiotika yakni Charles Sanders Peirce dan Ferdinand
de Saussure, yang dalam perkembangan berikutnya melahirkan dua aliran utama semiotika,
yakni aliran yang pertama, adalah aliran yang tergabung dengan Pierce, tidak mengambil
contoh kajiannya dari ilmu bahasa, berkembang penggunaannya dalam bidang ilmu
komunikasi dan aliran yang kedua, adalah aliran yang tergabung dengan Saussure seorang
ahli bahasa (linguistic), yang menganggap ilmu bahasa sebagai pemandu, guru atau pengajar
(Sobur, 2004). Kedua aliran semiotika tersebut sesungguhnya berbeda latar belakang
keahlian, sama sekali tidak ada hubungan satu sama lain, namun sama-sama menyebut
model/teorinya “Semiotika”.
1. Charles Sanders Pierce
Semiotika filsuf Amerika Charles Sanders Pierce meletakkan landasan model
semiotikanya dengan logika dan filsafat dengan memfostulatkan pada segi tiga
semiotika, yang terdiri dari: “tanda, objek dan interpretant”. Ketiga aspek tersebut
digambarkan pada sebuah segi tiga, sehingga lebih dikenal sebagai sebutan segi
tiga makna. Hasil pemikiran Charles Sanders Pierce lebih dikenal sebagai ilmu
semiotika, yang banyak dihubungkan dengan komunikasi, karena penggunaan
semiotikanya berkaitan erat dengan proses komunikasi, sehingga dalam
perkembangannya muncul istilah “semiotika komunikasi”. Semiotika komunikasi
menurut Pierce adalah ilmu mengkaji tentang tanda, serta bagaimana
menghubungkan tanda dengan makna yang terkandung di dalamnya dalam proses
komunikasi.
Menurut Teori Semiotika Charles Sander Peirce, semiotika didasarkan pada
logika, karena logika mempelajari bagaimana orang bernalar, sedangkan
penalaran menurut Peirce dilakukan melalui tanda-tanda. Tanda-tanda ini menurut
Peirce memungkinkan kita berpikir, berhubungan dengan orang lain dan memberi
makna pada apa yang ditampilkan oleh alam semesta. Dalam hal ini manusia
mempunyai keanekaragaman akan tanda-tanda dalam berbagai aspek di
kehidupanya. Dimana tanda linguistik menjadi salah satu yang terpenting. Dalam
teori semiotika ini fungsi dan kegunaan dari suatu tanda itulah yang menjadi pusat
perhatian. Tanda sebagai suatu alat komunikasi merupakan hal yang teramat
penting dalam berbagai kondisi serta dapat dimanfaatkan dalam berbagai aspek
komunikasi.

2. Ferdinand de Saussure
Ferdinand de Saussure adalah seorang tokoh semiotika tradisi Eropa yang
melandaskan model/teorinya pada kajian linguistik yang mempostulatkan
semiotiknya sebagai ilmu “semiologi” (dari kata semiology, bahasa Prancis)
berarti ilmu mempelajari sistem tanda dalam masyarakat, meskipun dia sendiri
tidak mengembangkannya (Outhwaite, 2008, p. 758). Selanjutnya semiotika hasil
pemikiran Ferdinand de Saussure lebih dikenal sebagai “ilmu semiologi” atau
lebih dikenal semiotika signifikasi.
Sesungguhnya kedua istilah ini (semiotika dan semiology) berhubungan,
mengandung pengertian yang persis sama, walaupun penggunaan salah satu dari
kedua istilah tersebut biasanya menunjukkan pemikiran pemakainya. Mereka yang
bergabung dengan Pierce menggunakan kata semiotika, sedangkan mereka yang
bergabung dengan Saussure menggunakan kata semiologi. Namun dalam
perkembangannya, ada kecenderungan penggunaan istilah semiotika lebih popular
dari pada istilah semiologi, sehingga para penganut Saussure pun sering
menggunakannya (Sobur, 2004, p. 12).
Dalam perkembangan selanjutnya, selain dari dua tokoh besar tersebut,
kemudian muncul semiotika sosial dengan asumsi independensi yang didasarkan
pada linguistik Halidayan. Semiotika sosial mengeksplorasi peran konteks,
interkoneksi antara sistem sosial dan cara ia direalisasikan dalam bahasa (teks)
atau tanda semiotika lainnya. Semiotika sosial menelusuri hubungan antara sistem
sosial dengan teks/diskursus di mana teks dianggap sebagai realisasi sistematis
dari “potensi makna” (Outhwaite, 2008, p. 758). Bahasa merupakan sistem yang
terdiri dari unsur-unsur yang saling berhubungan, merupakan satu kesatuan
membentuk makna (Djajasudarma, 2007). Kesimpulannya, dalam semiotika sosial
sebuah tanda diekspresikan dan dikaitkan dengan dunia luar (secara eksternal)
dalam studi bahasa. Dalam semiotika sosial, ada keterkaitan antara penggunaan
semiotika dalam aktivitas sosial.
Sumber Referensi :

Dr. Drs. I Wayan Wirta, M. (2022). PENGANTAR TEORI SEMIOTIKA. Kota Bandung : CV.
MEDIA SAINS INDONESIA.
Teori Semiotika. (n.d.). Retrieved from Universitas Kristen Satya Wacana:
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/20330/2/T1_362011025_BAB
%20II.pdf
Yuwita, N. (n.d.). REPRESENTASI NASIONALISME DALAM FILM RUDY HABIBIE.
STUDI ANALISIS SEMIOTIKA CHARLES SANDERS PIERCE, hlm. 41.

Anda mungkin juga menyukai