Anda di halaman 1dari 3

Lewat semiotika ruang berbagai

makna akan bisa diungkap. Semakin banyak


orang melakukan penelitian dengan
semiotika ruang akan semakin banyak
mengungkapmakna
'semiotika ruang'
adalah sebuah pendekatan yang sangat
menarik mengingat di Indonesia persoalan
ruang adalah sangat kompleks dan
bermacam-macam.
Berorientasi kultural.
Oleh karena itu dalam hal ini perlu dilakukan
penelitian yang terfokus pada aspek budaya.
Penggunaan proksemika sebagai
pendekatan dalam penelitian desain interior
adalah sangat penting karena persoalan
desain interior sangatlah kompleks. Pesatnya
pembuatan bangunan beserta interiornya di
berbagai kota di Indonesia menyebabkan
kompleksitas persoalan ini menjadi lebih
tampak. Dengan semakin mekarnya kotakota
di Indonesia, semakinmekar pula jumlah
penduduk. Jumlah manusia yang terus
bertambah ini menyebabkan semakin
kompleksnya ruang mikro yang mereka
bentuk. Berbagai bangunan yang setelah
didesain tidak menemui banyak masalah
pada akhirnya menemui banyak masalah
karena harus menghadapi pemakai ruang
yang jumlahnya semakin banyak. Karena
Indonesia adalah sebuah negara multietnik,
maka pembentukan ruang mikro menjadi

Karena itu, menurut Sumartono (2007:4) lewat semiotika ruang yang


terfokus pada aspek budaya akan bisa diungkapkan berbagai makna, misalnya
bagaimana ketidakdisiplinan mengikuti urutan kegiatan telah menyebabkan
manusia berdesak-desakan dalam melakukan kegiatan (misalnya dalam aktivitas
antri). Lewat pembahasan tentang makna sekunder/konotasi mungkin saja akan
terungkap bahwa sebagian besar mereka yang terlibat dalam kegiatan tidak

merasa salah untuk tidak disiplin karena ketidakdisiplinan merupakan bagian dari
budaya Indonesia (Sumartono, 2007:4).

Pengertian Semiotika

Semiotika berasal dari kata Yunani semeion yang berarti "tanda", atau
'seme' yang berarti penafsiran tanda (Cobley dan Jansz, 1999:4). Secara
terminologis, semiotika adalah cabang ilmu yang berurusan dengan pengkajian
tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda, seperti sistem tanda
dan proses yang berlaku bagi tanda (Zoest, 1993:1)1. Terdapat dua tokoh aliran
semiotika, aliran pertama yaitu signifikasi tersturktur oleh Ferdinand de Saussure
(1857-1913) seorang linguis yang berasal dari Swiss dan aliran kedua semiotika
komunikasi oleh Charles Sanders Peirce (1839-1914) seorang filsuf dari Amerika.

Para ahli semiotik modern mengatakan bahwa analisis semiotik modern


telah di
warnai
dengan dua nama
yaitu seorang linguis yang berasal dari Swiss bernama Ferdinand de de
Saussure (1857
1 Van Zoest, Aart, Semiotika: Tentang Tanda, Cara Kerjanya dan Apa yang kita Lakukan
Dengannya (Jakarta: Yayasan Sumber Agung, 1993)

1913) dan seorang filsuf Amerika yang bernama Charles Sanders Peirce
(1839
1914). Peirce menyebut model sistem analisisnya dengan semiotik dan
istilah tersebut telah
menjadi istilah yang dominan digunakan untuk ilmu tentang tanda.
Semiologi de Saussure
berbeda dengan semiotik Peirce dalam beberapa hal, tetapi keduanya
berfokus pada tanda

Anda mungkin juga menyukai