Anda di halaman 1dari 71

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)


Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

BAHAN AJAR

SEJARAH SENI RUPA MANCANEGARA

OLEH :
Dr. M. IBNAN SYARIF, S. Pd., M. Sn.

JURUSAN SENI RUPA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERITAS NEGERI SEMARANG
2019

1
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

I. PENDAHULUAN

Hakikat: kebudayaan meliputi seluruh aspek kemanusiaan, mencakup beraneka ragam


aspek kehidupan (politik dan hukum, sosial dan ekonomi, dan seni)

Seni merupakan salah satu komponen utama budaya


- seni menjadi identitas suatu bangsa
- seni menjadi alat penentuan nilai-nilai dari suatu bangsa
- secara kodrati, manusia mencintai yang serba indah, yang mengejawantah dalam
kegiatan seni
- kegiatan seni terjadi pada berbagai aspek kehidupan manusia

Tujuan mempelajari sejarah seni adalah


- mengenal, memahami, dan menghayati proses perubahan atau perkembangan dari
masa lampau ke masa kini
- mengetahui falsafah yang melandasi penciptaannya
- menjadikan karya seni masa lampau sebagai sumber inspirasi atau sumber gagasan
dalam penciptaan karya seni

Kebudayaan mengalami proses perubahan dari masa ke masa


Seni sebagai unsur budaya
- mengalami perubahan
- perubahan pada seni (kesenian) terjadi karena sifat kesenian yang kreatif dan
dinamis
- dinamika seni tidak terjadi secara serentak, namun bertahap.

Faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan:


- perubahan dalam masyarakat
- pengaruh dari luar

Seni Rupa:
- merupakan hasil dari daya kreasi (kreativitas) bangsa
- mempunyai fungsi sebagai sarana pendidikan estetis dan menjadi alat pembentuk
jiwa yang beradab dan berbudaya

Pembahasan seni rupa mancanegara mencakup:


- Konsep penciptaan karya seni rupa dan faktor-faktor geografis, sosial dan budaya
yang berpengaruh.
- Bentuk, corak, dan karakteristik karya seni rupa (baik seni arsitektur, seni patung,
seni lukis, seni kriya, seni hias).

2
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

II.
SENI RUPA MESOPOTAMIA KUNO

Penemuan arkeologi membuktikan Mesopotamia lebih tua dari pada Mesir


Mesopotamia telah ada sekitar 7.000 SM, bukti:
- Kampung pertanian Jarmo di Irak
- Kota Catal Huyuk di Anatolia selatan (Turki), pusat kebudayaan neolithicum antara
7.000 – 5.000 SM, dan merupakan kebudayaan termaju pada masa tersebut.
- Kota yang dibentengi di Jericho pada sekitar 9.000 – 8.000 SM

Seni Rupa Mesopotamia


1. Seni rupa Tertua
a. Arsitektur: rumah dan rumah pemujaan
- bangunan rumah dari bata di atas fondasi batu
- bangunan rumah saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya,
membentuk benteng pertahanan
- kota tidak dilengkapi jalan
b. Lukisan pada rumah pemujaan
c. Patung kepala binatang (sbg pelindung) dan dewa pujaan dari Catal Huyuk terbuat
dari batu dan tanah liat
d. Relief pada rumah pemujaan
e. Seni kerajinan

2. Seni rupa Sumeria


Awal 4.000 SM merupakan masa penting di Mesopotamia
- Mengenal tulisan
- Sistem keagamaan yang mengatur hubungan antara manusia dan dewa.
- Sistem negara kota yang mempunyai dewa pelindung.
Bentuk pemerintahan baru: kerajaan, dengan dua raja terkenal dari bangsa Semit:
Sargon dan Hammurabi
Agama/kepercayaan bangsa Sumeria
- Percaya thd kekuatan alam
- Dewa mrp personifikasi dari kekuatan alam
- Anu: dewa langit
- Enlil: pencipta dan penguasa bumi/badai
- Ea (Enki): penguasa air
- Nannar: dewa bulan
- Utu (Shamash): dewa matahari yang juga menjadi dewa pelindung keadilan
- Innasa: dewi cinta dan kesuburan
- Ishtar: dewa perang
Seni arsitektur:
Ziggurat:

3
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

- Bangunan besar bertingkat dari batu bata, yang ditafsirkan sbg tangga dari surga
atau tiruan gunung (tempat bersemayam para dewa)
- Di puncaknya terdapat ruang suci sebagai aula menyembah dewa.
Ziggurat terbaik: Ziggurat di Ur, dibangun sekitar 2.100 SM

Seni patung:
- Patung wajah dengan mata besar (untuk menekankan arti mata sebagai ekspresi
jiwa atau mempunyai kekuatan gaib/supernatural, spiritual, dan sifat kedewataan)
- Mimiknya manis dan melankolis
- Sifat silindris, sifat formal/kaku, dan sederhana
- Berjanggut (baik pada manusia maupun binatang)

3. Seni rupa Akadia (2.300 SM)


Seni patung:
Patung perunggu Naramsim (cucu raja Sargon) sebagai Sang Penguasa Alam di Niniveh.
- Rambut digarap secara khas
- Ekspresi yang anggun
Seni relief:
Relief raja Naramsin dalam batu nisan, yang menggambarkan kemenangan raja.

4. Seni rupa Babylonia


Seni Relief:
- Relief Hammurabi pada batu nisan hitam
Karakteristik relief: formal, mata melotot, berjanggut, dan bentuknya yang silindris.

5. Seni rupa Assyria


Seni Arsitektur:
- Kota berbenteng raja Sargon II
- Istana yang memiliki lebih dari 200 kamar dan halaman, dan dilengkapi pusat
kegiatan duniawi dan akhirat.
Seni patung dan relief
- Patung penjaga berbentuk sapi berkepala manusia untuk mengusir musuh yang
tampak dan tidak tampak.
- Relief
- Naratif: tentang peperangan dan perburuan
- Naturalistis atau realistis

6. Seni rupa Babylonia Baru


Seni Arsitektur
- Taman gantung
7. Seni rupa Persia (480 SM)
Seni Arsitektur:
- Istana Persepolis yang dibangun oleh Darius dan Xerxes

4
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

- Aula atau apadana yang terdiri dari 36 buah tiang dengan kapitil yang khas
Seni patung dan relief
- Patung gerbang bertubuh sapi berkepala manusia di istana Persepolis
- Relief yang menggambarkan iring-iringan prajurit
- Silindris, dan kurang menekankan penggambaran otot
Seni kerajinan
- Kerajinan emas dan perak
- Cangkir dari perunggu

III SENI RUPA MESIR PURBA

Mesir Purba (Kuno) adalah suatu peradaban kuno di bagian timur laut Afrika.
- Budaya Mesir Kuno berkembang dan terpusat di sepanjang lembah S Nil dimulai
sekitar 3150 SM, dan berkembang selama 3 milenium di bawah kekuasaan Firaun.
o S. Nil adalah lambang dari kehidupan bagi Bangsa Mesir
o Daerah/lembah S Nil merupakan daerah yang sangat subur
- Mencapai puncak kejayaannya pada masa Kerajaan Baru, dan berakhir pada
sekitar 31 SM saat kekuasaan Firaun ditaklukkan Kekaisaran Romawi dan
wilayah Mesir Ptolemeus menjadi bagian dari provinsi Romawi, yang menandai
berakhirnya perkembangan peradaban merdeka Mesir.
- Herodotus (penulis pada sekitar 2.000 tahun lalu) mengatakan bahwa: Bangsa Mesir
merupakan bangsa yang tak tertandingi dalam hal rasa keagamaan dan karya
ciptanya

Peradaban Mesir Kuno


Didasari: pengendalian keseimbangan antara sumber daya alam dan manusia, yang ditandai
terutama oleh:
- irigasi teratur terhadap Lembah Nil dan membangun dam untuk menahan banjir
- menciptakan karya arsitektur dan seni rupa yang mengagumkan
- pendayagunaan mineral dari lembah dan wilayah gurun di sekitarnya;
- perkembangan sistem tulisan dan sastra;
- organisasi proyek kolektif;
- perdagangan dengan wilayah Afrika Timur dan Tengah serta Mediterania Timur;
serta
- kegiatan militer yang menunjukkan kekuasaan terhadap kebudayaan negara/suku
bangsa tetangga pada beberapa periode berbeda.

Pencapaian-pencapaian peradaban Mesir Kuno:


- teknik pembangunan monumen seperti piramida, kuil, dan obelisk;
- pengetahuan matematika;
- teknik pengobatan;
- sistem irigasi dan agrikultur;

5
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

- kapal pertama yang pernah diketahui;


- teknologi tembikar glasir bening dan kaca;
- seni dan arsitektur yang baru;
- sastra Mesir Kuno;
- dan traktat perdamaian pertama yang pernah diketahui.

Warisan peradaban Mesir yang abadi.


- Hasil budayanya (Seni dan arsitekturnya) bersifat monumental dan menjadi acuan
dan sumber inspirasi bagi seniman dunia selama berabad-abad.

Sosial dan Budaya


- Masyarakat Mesir Kuno terdiri dari kelompok/tingkatan kelas berdasarkan status
sosial.
- Wanita dan pria kelas elit menggunakan wig, perhiasan, dan kosmetik.
- Anak-anak tidak berpakaian hingga dewasa (sekitar 12 tahun, saat laki-laki disunat
dan dicukur).
- Firaun adalah raja yang berkuasa penuh atas negara dan memegang kendali atas
semua tanah dan sumber dayanya.
- Juru tulis dan pejabat (kelas kulit putih yang menggunakan linen berwarna putih)
memiliki strata tertinggi.
- Adanya perbudakan
- Sebagian besar masyarakat adalah petani.
- Menghargai penampilan dan kebersihan tubuh.
- Pakaian dibuat dengan linen sederhana yang diberi warna putih.
- Rumah terbuat dari tanah liat .

Tulisan
Tulisan hieroglif terdiri dari sekitar 500 simbol. Sebuah hieroglif dapat mewakili kata atau
suara. Hieroglif adalah aksara resmi, digunakan pada monumen batu dan kuburan.

Agama dan kepercayaan


- Percaya terhadap kekuatan gaib dan adanya kehidupan setelah kematian.
- Dewa memiliki kekuatan supernatural dan dimintai perlindungan
- Dewa tidak selalu baik sehingga perlu diberi sesajen agar tidak marah.
- Struktur dewa dapat berubah, tergantung siapa yang berkuasa.
- Setiap manusia terdiri dari fisik dan spiritual.
- Manusia juga memiliki šwt (bayangan), ba (kepribadian atau jiwa), ka (nyawa), dan
nama.
- Sejak lahir, seseorang ditemani oleh dirinya yang lain, yang dikenal dengan nama
Ka, yang setelah tubuh mati dapat mendiami dan tetap hidup pada jenazah. Agar Ka
dapat hidup aman, maka jenazah harus tetap awet dan utuh (mummi)
- Jantung merupakan pusat dari pikiran dan emosi.

6
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

- Setelah kematian, roh (jiwa) akan lepas dari tubuh dan dapat bergerak sesuka hati,
dan butuhkan tubuh/fisik (yang digantikan dengan patung) sebagai tempat untuk
pulang.
- Tujuan utama yang meninggal adalah menyatukan kembali ka dan ba dan menjadi
"arwah yang diberkahi."

Dewa-dewa bangsa Mesir


1. Ra (Re atau Amun-Ra) adalah dewa Matahari Mesir Kuno. Ra juga dianggap sebagai
dewa tertinggi dalam kebudayaan Mesir Kuno. Dalam salah satu dari banyak
perwujudannya, Ra digambarkan berkepala rajawali dan mengenakan mahkota
cakram matahari
2. Hathor (istri Horus) merupakan dewi langit, cinta, kecantikan, keibuan, negeri asing,
pertambangan, dan musik. Nama hathor berarti rumah dari kebijaksanaan. Hathor
dianggap sebagai ibu dari Isis, sehingga ada mirip dengan Isis.
3. Osiris ialah dewa maut Mesir Kuno, dalam beberapa literatur mesir kuno, ia disebut
juga dengan: Asar, Asari, Aser, Ausar, Ausir, Wesir, Usir, Usire orAusare.
4. Dewi Isis adalah Dewi ibu, sihir dan kesuburan istri dewa Osiris digambarkan sebagai
perempuan yang mengenakan mahkota berbentuk tahta; kadang mengenakan sayap
burung.
5. Dewa Set (juga ditulis Seth, Setesh, Sutekh, Setekh atau Suty)
adalah dewa gurun, badai, dan orang asing dalam agama Mesir kuno. Dalam mitos
selanjutnya ia juga adalah dewa kegelapan, dan kekacauan. Set digambarkan
sebagai hewan yang langsing dan anggun, dijuluki oleh Egyptolog sebagai Hewan
Set atau Binatang Topan. Binatang Topan ini memiliki moncong yang melengkung,
telinga persegi, ekor seperti garpu, dan tubuh seperti anjing; kadang digambarkan
sebagai manusia berkepala hewan
6. Dewi Nut (kadang disebut Nuit, Newet, dan Neuth) adalah dewi langit. Dewi Nut
dianggap salah satu dewi paling tua dalam pantheon Mesir
7. Nephthys adalah Dewi Perkabungan dan Ratapan digambarkan sebagai perempuan
muda, mengenakan mahkota berbentuk rumah dan keranjang
8. Dewa Anubis dalam kepercayaan Mesir Kuna dianggap sebagai dewa
kematian dengan wujud kepala anjing dan badan manusia. Anubis adalah
nama untuk dewa berkepala anjing yang berhubungan dengan mumi dan kehidupan
setelah kematian pada mitologi Mesir.
9. Horus adalah salah satu dewa paling penting dalam agama Mesir Kuna, ia dipuja
sejak kurun pra-dinasti hingga masa Yunani danRomawi. Bentuk perwujudan paling
awal dari Horus adalah Rajawali yang merupakan dewa pelindung Nekhen di Mesir
Atas dan juga merupakan salah satu dewa nasional pertama Mesir. Dewa ini secara
khusus dikaitkan dengan raja (firaun) yang ketika hidup dianggap sebagai manifestasi
Horus di muka bumi dan sebagai Osiris ketika sudah wafat

Tujuan hidup bangsa Mesir:

7
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

Mempersiapkan keamanan dan kebahagian hidup sesudah mati, sehingga:


- lebih mementingkan bangunan kuburannya dari pada tempat tinggalnya
- raja dianggap sebagai dewa, sehingga kuburannya dibuat dengan megah dari bahan
yang tahan lama.

Adat pemakaman
- Orang Mesir Kuno mempertahankan seperangkat adat pemakaman untuk menjamin
keabadian setelah kematian.
- Berbagai kegiatan dalam adat ini adalah: proses mengawetkan tubuh
melalui mumifikasi.
- Awalnya mayat dimakamkan di dalam lubang gurun, yang secara alami akan
mengawetkan mayat melalui proses pengeringan.
- Orang kaya dikubur di kuburan batu, dan melakukan mumifikasi buatan (dengan
mencabut organ internal, membungkus tubuh menggunakan kain, dan meletakkan
mayat ke dalam sarkofagus)
- Pada permulaan dinasti keempat, bagian tubuh mulai diawetkan secara terpisah
dalam toples kanopik.
- Pada periode Kerajaan Baru, orang Mesir Kuno telah menyempurnakan seni
mumifikasi melalui proses pengeluaran organ internal, pengeluaran otak melalui
hidung, dan pengeringan tubuh menggunakan campuran garam yang disebut natron.
- Orang kaya dikuburkan dengan jumlah barang mewah sebagai bekal
almarhum, disertai buku kematian dan patung shabti yang dipercaya akan membantu
pekerjaan mereka di akhirat.

Perkembangan Seni Rupa Mesir Purba

Periode Pradinasti (5000 atau 4400 hingga 4000 SM)


- Dua Peradaban yang maju: peradaban Badari di Mesir Utara dan Naqada di Mesir
Selatan,
- Mata pencaharian utama: perburuan, pertanian dan peternakan.
- Dapat menghasilkan tembikar dan barang-barang pribadi, seperti sisir, gelang
tangan, dan manik.
- Menghasilkan tembikar yang dicat, vas batu dekoratif yang berkualitas tinggi, pelat
kosmetik, dan perhiasan dari emas, lapis, dan gading.
- Mengembangkan glasir keramik yang disebut tembikar glasir bening.
- Menggunakan simbol-simbol tulisan yang akan berkembang menjadi
sistem hieroglif untuk menulis bahasa Mesir kuno.

Periode Dinasti Awal


- Penyatuan (unifikasi) kerajaan Mesir Hulu dan Hilir (3200 SM), yang digambarkan
tanda kebesaran kerajaan berupa pelat Narmer
- Peningkatan kekuasaan dan kekayaan Firaun yang dilambangkan
melalui mastaba (makam yang rumit dan struktur-struktur kultus kamar mayat di

8
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

Abydos, yang digunakan untuk merayakan didewakannya firaun setelah


kematiannya).

Mastaba:
- Mastaba (=meja dalam bhs Arab): bangunan dari batu berbentuk piramid terpotong,
dibangun di atas ruang kuburan bawah tanah, yang dihubungkan dengan dunia luar
oleh lorong vertikal.
- Bangunan yang “beratap” datar, berbentuk balok dengan sisi-sisi yang miring, terbuat
dari batuan tanah liat, dan merupakan tipe kuburan standar pada masa awal Mesir
- Mastaba merupakan situs pemakaman raja Dinasti Ketiga (Djoser), atau tokoh Mesir
Kuno terkenal.
- Mastaba diperluas struktur dasarnya menjadi berbentuk bujur sangkar, lalu
membangun struktur yang mirip dengan mastaba, tapi lebih kecil yang berbentuk
bujur sangkar di atasnya, dan kemudian menambahkan struktur bujur sangkar
keempat, kelima, dan keenam di atasnya lagi, yang disebut Piramida Bertingkat.
- Mastaba adalah cikal bakal dari Piramida .

Kemajuan dalam bidang arsitektur, seni, dan teknologi


Pembangunan piramida oleh Djoser dan Khufu, sbg simbol peradaban Mesir Kuno
- Tahun 2.750 SM, piramid berjenjang dari raja Zoser (kuburan raja monumental
pertama) dibangun di Saqqara, sebuah kota kuburan di Memphis. Fungsi: pelindung
mummi dan harta benda dan jasad raja, serta sebagai lambang kedigdayaan raja.
- Tokoh pembangunan piramid: Imhotep (pembantu utama raja Zoser, arsitek, dukun ,
tokoh agama, dan penulis)
- Di Gizeh (Giza), ada tiga buah piramid dari Firoun, yaitu: Khufu, Khafre, dan
Menkure.

Periode Menengah Pertama Mesir


-
Munculnya pemakaman yang lebih besar dan baik di antara kelas-kelas sosial
lainnya.
- Kreativitas meningkatnya: perajin menerapkan dan mengadaptasi motif-motif budaya
- Adanya kesejahteraan dan kestabilan negara, membangkitkan seni, sastra, dan
proyek pembangunan monumen.

Periode Menengah Kedua dan Hyksos (1650 SM)


Kerajaan Baru
Masa kekuasaannya yang berhasil dibuktikan oleh kuil kamar mayat yang elegan, pasangan
obelisk kolosal, dan kapel di Karnak.

Periode Menengah Ketiga

Periode Akhir (653 SM)


Dinasti Ptolemeus
- Pada tahun 332 SM, Alexander yang Agung menaklukan Mesir
- Budaya Yunani tidak menggantikan budaya asli Mesir.

9
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

- Dinasti Ptolemeus mendukung tradisi lokal untuk menjaga kesetiaan rakyat.


- Beberapa tradisi akhirnya bergabung. Dewa-dewa Yunani dan
Mesir disinkretiskan sebagai dewa gabungan (contoh: Serapis).
- Bentuk skulpturYunani Kuno juga memengaruhi motif-motif tradisional Mesir.

Dominasi Romawi
Mesir menjadi provinsi Kekaisaran Romawi pada tahun 30 SM
Meskipun Romawi berlaku lebih kasar daripada Yunani, beberapa tradisi, seperti mumifikasi
dan pemujaan dewa-dewa, tetap berlanjut.

Arsitektur Mesir Purba/Kuno


Proyek pembangunan dikelola dan didanai oleh pemerintah untuk tujuan religius, sebagai
bentuk peringatan untuk menunjukkan kekuasaan firaun.

Bangunan Mesir Purba:


Dibangun dari batu dengan peralatan sederhana namun efektif, dengan tingkat akurasi dan
presisi yang tinggi.

Arsitektur makam tertua adalah mastaba


- struktur persegi panjang dengan atap datar yang terbuat dari batu dan bata, yang
dibangun untuk menutupi ruang bawah tanah untuk menyimpan mayat.

Bangunan rumah
- Rumah kalangan elit maupun masyarakat biasa dibuat dari bahan yang mudah
hancur seperti batu bata dan kayu.
- Kaum tani tinggal di rumah sederhana.
- Rumah kaum elit memiliki struktur yang rumit, tembok dan lantai yang dipenuhi
hiasan dengan gambar pemandangan yang indah.

Bangunan kuil
- Dibuat dengan batu agar dapat bertahan lama.
- Kuil-kuil tertua terdiri dari ruang tunggal tertutup dengan atap yang didukung oleh
pilar.
- Pada Kerajaan Baru, ditambahkan halaman terbuka, dan ruangan hypostyle

Karya Seni Rupa Mesir Kuno yang paling terkenal antara lain:
- Piramida Giza
- Bangunan kuil, khususnya kuil di Thebes.
- Obelisk
- Seni Patung: Patung Sfinks, patung dewa, dan patung Fir’aun
- Seni Relief
- Seni lukis

Kuil Abu Simbel

10
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

- Terdiri dari dua kuil batu di selatan Mesir .


- Kuil ini dipahat dari tebing batu pasir saat Firaun Ramses II (sekitar tahun
1250 SM) untuk:
- Tanda tanah terakhir untuknya dan istrinya Nefertiti
- Memperingati kemenangannya pada Pertempuran Kadesh.
- Menakuti tetangga Nubia.
- Pemujaan para dewa utama dari Heliopolis, Memphis, dan Thebes.
- Bagian dalam dari kuil besar (disebut juga Kuil Ramses II)) memiliki ketinggian lebih
dari 55 m (sekitar 180 kaki) dan terdiri dari aula-aula dan ruangan yang mengarah
kepada pusat dari kuil.
- Struktur dari kuil ini dibuat sedemikan rupa sehingga cahaya dari matahari terbit
dapat menerangi patung dari 3 dewa dan Firaun Ramses II di bagian pusat dan
terdalam kuil. Kuil kecil (disebut juga Kuil Nefertari) diperuntukkan Firaun Ramses II
bagi ratu yang juga istrinya, Nefertiti, dan dewi Hathor.
- Di bagian depan dari kuil besar terdapat:
- 4 patung duduk Firaun Ramses II
- Patung-patung lebih kecil dari Firaun Ramses II, Nefertiti, dan anaknya yang
menghiasi bagian depan dari kuil kecil.
- Terdapat sejumlah prasasti dan relief yang melukiskan pertempuran
antara bangsa Mesir dengan Bangsa Hittite di Kaldesh.
Sfinks Agung Giza merupakan patung besar berbentuk separuh manusia, dan separuh
singa yang terdapat di Dataran Giza, tepi barat Sungai Nil, dekat Kairo sekarang. Spinks
terbuat dari satu batu utuh, dan dipercaya telah dibangun oleh Mesir Kunopada milenium
ketiga SM.
Obelisk adalah monumen tinggi, ramping bersisi empat yang dimahkotai kemuncak
berbentuk piramida. Obelisk purbakala biasanya terbuat dari monolit atau batu tunggal,
sedangkan obelisk modern dibangun dari batu dan memiliki ruangan di dalamnya.

III. SENI RUPA INDIA

Kebudayaan India berkembang dan mengalami kemajuan pada sekitar 2.300-1.750 SM


Bukti: peninggalan kota kuno yang dipengaruhi oleh kebudayaan Sumeria
- Harappa
- Mohenjodaro
Sejarah India yang berkelanjutan hingga sekarang berasal dari Bangsa Arya (dari dataran
tinggi di Iran) yang datang dan menyerbu India pada tahun 2.000-1.200 SM

Seni Rupa India

11
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

Karya seni rupa India sejak masa prasejarah (5.500 SM) hingga masa modern:
1. Diciptakan untuk keperluan/mengabdi kepada agama, maka untuk memahaminya
perlu memahami latar belakang agama yang mendasari.
Bukti-bukti:
- Lukisan gua bertema perburuan
- Patung dewi kesuburan dari masa Harappa dan Mohenjodaro, relief binatang
keramat, dan materai bermotif dewa.
2. Tidak naturalistis atau idealistis, namun bersifat simbolis, atau merupakan komunikasi
idiografik yang didasarkan pada vitalitas san perasaan tertentu.
3. Bukan merupakan fine art, namun untuk melayani tujuan tertentu.
4. Tujuan mencipta karya adalah untuk mempertinggi martabat para dewa.
5. Bentuk, ukuran, dan warna telah diatur,meskipun tidak ketat.
6. Dalam proses mencipta dan untuk menghayati karyanya, seniman melakukan yoga
untuk merenung dan memusatkan pikiran.
7. Variasi karya SR India terjadi karena pengaruh lokal, aliran keagamaan, dan
perkembangan zaman.
8. Bentuk karyaSR Budha, Hindu, dan Jaina sulit dibedakan. Perbedaan terdapat pada
fungsinya: pemujaan Budha, Hindu, dan Jaina.
- Patung Syiwa adalah patung Hindu
- Stupa adalah simbol pengabdian Budha
- Patung Mahawira adalah patung penyelamat yang dipuja umat Jaina
9. Adanya percampuran agama menyebabkan pengelompokan karya sulit dilakukan
10. Dipengaruhi budaya luar karena adanya hubungan antara India dengan wilayah lain.

Seni Arsitektur
- Terbuat dari bahan bangunan yang tahan lama (batu),

Jenis bangunan yang menonjol


1. Stupa
- Sebagai monumen dan tempat pemujaan
- Awalnya berbentuk gundukan tanah berbentuk payung, kemudian berbentuk
standar berukuran besar (spt stupa Borobudur).
2. Chaitya dan wihara
- Sbg tempat pertemuan, pemujaan, dan tempat tinggal biksu.
- Berupa ruang yang dibuat di bukit batu (berupa ceruk/gua buatan), yang
dianggap ideal untuk berkonsentrasi.
3. Candi sbg tempat pemujaan
- Terdiri dari ruang utama yang berisi patung dewa.
- Interior candi gelap (remang-remang) menimbulkan suasana magis dan
rahasia.
- Pada awalnya terdiri dari dua ruang: ruang utama dan ruang aula, kemudian
berkembang menjadi kompleks bangunan pada area luas seperti candi
Thiruwannamalai pada abad ke-12.

12
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

- Bersifat simbolis:
- Ruang berbentuk bujursangkar simbol alam semesta.
- Atap candi yang menjulang tinggi mrp simbol gunung milik dewa Syiwa,
manusia, atau tiang penghubung antara bumi dan langit.
- Corak candi:
Corak Utara: atap berbentuk melengkung sperti ujung peluru
Corak Selatan: atap bersusun seperti bentuk piramid.

Seni Patung
- Pembuatan seni patung dan relief telah menjadi tradisi sejak masa kebudayaan
Harappa dan Mohenjodaro.
- Seni patung kemudian berkembang lagi pada masa dinasti Maurya (322-185 SM)
berupa patung monumen agama Budha.

1. Patung Budha
- Patung/relief bermotif hias pohon bodhi, roda atau stupa dibuat sebagai simbol Budha
untuk pemujaan Budha.
- Pembuatan patung Budha dalam bentuk figur manusia diciptakan pada awal Masehi
bersamaan dengan lahirnya aliran Budha Mahayana, serta adanya kontak budaya
dengan budaya klasik Yunani/Romawi, shg patung Budha bercorak Yunani/Romawi.
- Penciptaan patung Budha bercorak India terjadi pada masa dinasti Gupta (320-535 M),
bercorak non naturalistis dan bersifat konseptualmelalui perenungan.
- Patung Budha sbg dewa yang dipuja ditampilkan dalam posisi duduk, berdiri, dan
berbaring, mengikuti pedoman (standar):
- Penggambaran “halo” (sinar suci) berbentuk lingkaran di bagian belakang figur.
- Tanda-tanda fisik Budha.
- Sikap tangan yang disebut dengan sikap tangan mudra.

2. Patung Hindu
- Dipengaruhi atau berkembang dalam tradisi yang sama dengan seni patung Budha.
- Bercorak non naturalistis dan mengekspresikan kondisi tertentu.
- Patung dewa-dewi digambarkan dengan simbol-simbol yang telah dibakukan.
- Brahma digambarkan berkepala empat dan bertangan empat, masing-masing
tangannya memegang tasbih, kendi, kitab, dan sendok, dengan kendaraannya berupa
angsa.
- Dewa Wisnu:
- Digambarkan berkepala satu bertangan empat, yang masing-masing memegang
cakra (cakram), bunga teratai, siput, dan tongkat, dengan kendaraan garuda.
- Ditampilkan dalam bentuk penjelmaan ikan, kura-kura, babi, rusa, atau orang
cebol.
- Dewi Laksmi atau Sri adalah pasangan dewa Wisnu.
- Dewa Syiwa (dewa yang paling ditakuti):
- Bertangan empat dengan memegang benda tertentu dan sikap tengan tertentu.

13
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

- Memakai mahkota bergambar tengkorak dan bulan sabit.


- Dipatungkan dalam bentuk raksasa membawa pisau.
- Kendaraan Syiwa adalah sapi.
- Pasangan Syiwa adalah dewi Parwati atau Durga.

3. Patung Jaina
- Memiliki corak yang sama dengan patung dalam agama Budha dan Hindu.
- Dewa Wisnu digambarkan dalam sikap mudra wara (tangan kanan di bawah) memberi
anugerah, dan tangan lainnya menunjukkan simbol dewa Wishnu.
- Tokoh pujaan penganut Jaina adalah Tirthankara dan dipatungkan dalam ukuran
raksasa, yang biasanya didampingi oleh patung Yakhsi dan Yakhsa (simbol kesuburan
dari tradisisuku bangsa Drawida), yang muncul juga dalam relief Budha atau Hindu.

Sifat umum patung India:


- Berwatak lemah lembut, yang tercipta dari:
- Penggunaan garis-garis gemulai yang berirama, yang menciptakan bentuk tiga
dimensional yang lemah lembut.
- Penggunaan komposisi patung secara berirama, yang merupakan pencerminan
dari pandangan India: kehidupan di dunia mrp bagian dari hidup Brahma yang
abadi dan tidak melihat perbedaan yang hakiki antara manusia, binatang, dan
tumbuh-tumbuhan.

Seni Lukis
- Peninggalan seni lukis India sangat terbatas, salah satunya ditemukan di gua Ayanta.
- Seni lukis India dianggap bermutu jika:
- penggambaran secara tepat
- proporsional
- memiliki kedalaman rasa dan kecermatan teknik
- ekspresif

Seni Rupa India Masa Awal

SR Masa Prasejarah
1. Seni Lukis
- Seni lukis tertua ditemukan sari masa sekitar 5.500 SM
- Menggambarkan adegan perburuan
- Menggunakan pewarna alami
- Penggunaan unsur garis yang kuat (sebagian digoreskan dengan jari tangan)
2. Seni bangunan batu (megalith): kuburan batu

Masa Harappa dan Mohenjodaro (2.300-1.750 SM)


1. Arsitektur dan tata kota

14
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

- Tata kota kuno yang dilengkapi benteng, sistem pengairan, kolam, dan pemukiman
yang teratur.
2. Seni Patung/relief
- Patung dewi kesuburan
- Patung teracotta berbentuk binatang (lembu, domba, gajah, badak, dan burung)
untuk mainan
- Patung penari wanita dari perunggu dari lembah sungai Indus, yang menggambarkan
suku India asli (bibir tebal, rambut keriting)
- Patung pendeta atau dewa dari batu
- wajah bercambang teratur
- mengenakan pita di kepala dengan hiasan berupa lingkaran di dahi
- ekspresi sedang semedi/yoga
- mengenakan jubah yang dihiasi motif daun semanggi sbg simbol kesucian (seperti
di
Mesir, Mesopotamia, dan P. Kreta)
- Patung torso dari batu kapur yang realistis dan monumental
- Relief pada materai dari batu yang berfungsi magis
3. Seni Kerajinan
- Kerajinan keramik berupa pot atau mangkuk, dihiasi motif flora, fauna, dan manusia.

Seni Rupa Budha

- Seni rupa Budha diciptakan untuk perenungan dan penyembahan


- Corak dan jenisnya sangat variatif:
- Aliran Hinayana: cerita jataka dan kehidupan Budha
- Aliran Mahayana: penggambaran Budha sebagai dewa
- Aliran esoterik: menonjolkan ragam hias mandala yang rumit
- Aliran Zen: menonjolkan kesederhanaan bentuk

1. Seni arsitektur
Fungsi:
- Tempat pertapaan dan pertemuan biksu
- Tempat pemujaan Budha (bagi ummat Mahayana)

Bentuk:
a. Stupa
- Merupakan bentuk arsitektur Budha yang penting.
- Tempat mengubur/menyimpan abu jenazah Budha atau benda-benda suci.
- Simbol kematian dan pencerahan Budha (bersifat transendental).
Perkembangan bentuk:
- Berasal dari bentuk kuburan sebelum masa Budha (yang disebut chaitya).
- Bentuk awal adalah gundukan tanah berbentuk payung
- Stupa Sanchi dari batu (Tahun 100 SM) menjadi prototipe bentuk stupa

15
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

Struktur stupa Sanchi


- Kubah dg landasan berbentuk lingkaran (medhi), di atasnya terdapat teras
bujur sangkar (harmika) dan tiang bermahkota piring atau payung (chatra)
- Paradiksina: jalan keliling medhi di tingkat dasar
- Vedika: pagar pembatas bangunan suci, yang terdiri dari pilar-pilar
dihubungkan tiga balok horizontal
- Empat pintu masuk pada pagar yg dihiasi torana
- Torana dihiasi dengan simbol Budha, spt:
- roda simbol hukum
- lotus (teratai) simbol kelahiran Budha
- pohon simbol ajaran Budha
- stupa simbol pengabdian Budha
- payung simbol kebangsawanan Budha
b. Chaitya (tempat pemujaan)
- Awalnya berupa stupa, altar, dan pohon
- Kemudian berupa tempat pemujaan berupa bukit yang digali
- Struktur chaitya (seperti bangunan dg konstruksi kayu)
- Berbentuk empat persegi panjang, yang ujung dalamnya berupa ceruk
(apsis) setengah lingkaran untuk meletakkan stupa atau patung Budha.
- Bagian samping berupa tiang-tiang yang sejajar.
- Langit-langit berbentuk lengkungan.
- Facade (depan) chaitya dihiasi dengan relief.
c. Wihara
- Wihara/biara: tempat tinggal biksu untuk melaksanakan kebaktian, yang
kemudian digunakan untuk tempat pemujaan dan dilengkapi patung Budha.
- Berupa cerukan di dekat chaitya, berbentuk bujur sangkar yang dikelilingi
ruang-ruang kecil untuk biksu
d. Candi
- Candi Mahabodhi di Bodhgaya didirikan pada masa dinasti Kushan (78-176
M).
- Berbentuk bujursangkar dan atap berbentuk piramid

2. Seni patung
a. Monumen tiang batu (dharmastambha atau stambha)
- Berawal pada masa dinasti Maurya (321-184 SM): monumen tiang batu.
- Masa Ahoka (273-232 SM): stambha dari batu tunggal (monolith) setinggi 15 mt,
terdapat maklumat berisi anjuran melaksanakan ajaran Budha dg baik.
- Stambha bermahkota patung binatang: singa, gajah, lembu, abacus (lempengan
batu) berelief, dan kapital. Contoh:
- Stambha di Laurya Nandangarh-Bihar (242/241 SM)
- Stambha di Sarnath bermahkotakan patung 4 ekor singa (simbol
kepemimpinan Budha dari suku Sakya), dan dibawahnya terdapat abacus

16
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

berelief roda (simbol ajaran Budha), dan kapitil teratai berbentuk genta
(simbol kelahiran Budha)
- Stambha di Rampurwa bermahkota patung lembu jantan (simbol kelahiran
Budha)
b. Relief
- menggambarkan yakshi/yakshini (dewi kesuburan) dan yaksha (laki-laki)
- Penggambaran Budha secara figuratif sebagai dewa muncul sbg relief pada
mata uang emas, dengan ikon:
- Sinar yang mengelili kepala/badan (halo)
- Ushnisa (sanggul di kepala) simbol pencapaian pengetahuan spiritual
yang tinggi
- Daun telinga besar
- Jubah

c. Patung Budha
Bentuk patung Budha yang realistis muncul pada abad I masehi, setelah terjadi
akulturasi antara budaya India dengan budaya Cina, Persia, dan Eropa.
- Corak Gandara: dipengaruhi seni patung Yunani: wajah dan lipatan kain.
- Corak Mathura: dipengaruhi tradisi India, menggunakan patung Yaksha
sebagai model dengan ciri: tubuh penuh, montok, lemah lembut, dan
berjubah.
Patung Budha mencapai keemasan pada masa dinasti Gupta (320-535 M), dengan
diterapkannya standar patung Budha:
- Bentuk lebih dekoratif, sederhana, dan monumental
- Ciri fisik: bahu lebar, pinggul ramping, bentuk kepala bulat telur, serta anggota
badan dan tangan menyerupai bentuk tabung
- Ciri Budha: ushnisa, urna (titik di antara dua mata) sebagai simbol mata hati,
halo (sinar kesudian), pohon bodhi dibelakangnya, dan sikap tangan mudra
abhaya.

3. Seni lukis
Lukisan Budha ditemukan di ruang pemujaan Budha di bukit di Ajanta
- Tema: kehidupan Budha dalam cerita jataka
- Teknik: fresko

Seni Rupa Hindu

1. Arsitektur
Candi
- Fungsi: tempat pemujaan dewa-dewa Hindu
- Bangunan candi terdiri dari garbha grha (ruang suci, atap lancip (sikara) yang khas
India, dan aula (balairung/jagamohan.pendopo)

17
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

2. Seni Patung
- Mengalami perkembangan pada masa dinasti Gupta
- Memiliki corak yang sama dengan patung Budha
- Tema: dewa-dewa Hindu dan cerita-cerita dewa

Seni Rupa Jaina

1. Arsitektur
- Candi sebagai tempat pemujaan Tirthankara (orang-orang yang dihormati).
Contoh: candi Wimala Sha di gunung Abu.
2. Seni patung
- Patung-patung Tirthankara yang monumental
Ciri-ciri: telanjang dan sikap formal

IV. SENI RUPA CHINA

Sepintas tentang budaya China

- China mrp bangsa yang memiliki budaya yang khas.


- Budaya China berkembang sejak sebelum tahun 2000 SM.
- Budaya China bersifat tertutup, sulit menerima pengaruh dari budaya lain kurang
berkembang (kolot).

Perkembangan budaya China dapat dibagi dalam beberapa masa:


1. Masa kebudayaan tertua (Zaman Batu Muda)
- Budaya: berburu, berternak, bertani (budaya agraris).
- Kepercayaan: pemujaan terhadap dewa kekuatan alam.
2. Masa dinasti Shang (1768 – 1122 SM)
- Budaya berkembang pada budaya industri. Muncul tradisi menghormati/memuliakan
leluhur/roh leluhur. Tradisi leluhur menjadi pedoman hidup yang baku.
- Penggunaan tulisan pictograf
3. Masa dinasti Chou (1122 – 256 SM)
Berkembang ajaran Confusius dan Taoisme.
- Confusius (551 – 479 SM), filosof: dng pemikiran tentang perbaikan moral
masyarakat melalui pendidikan, keteladanan, dan intelektualitas.
- Lao-tzu (filosof): setiap orang harus hidup sesuai dengan dirinya sendiri. Ajaran
Taoisme (tao: jalan): anjuran untuk mendekati alam, hidup sederhana, dan menjauhi
dunia untuk menemukan diri sendiri.
4. Masa dinasti Ch’in (221 – 206 SM).
5. Masa dinasti Han (206 SM – 220 M) dan Tiga Kerajaan (220 - 589).

18
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

- Masuknya agama Budha ke China (abad I Masehi) dan berkembang pada akhir abad
ke-5, ditandai dengan didirikannya sekolah seni lukis dan seni patung Budha.
- Penemuan kertas pada abad I.
6. Masa dinasti Tang (618 – 906 SM).
7. Masa dinasti Sung (907 – 1279 M
8. Masa dinasti Yuan ( 179 – 1368 M)
9. Masa dinasti Ming ( 1368 –1644 M)
10. Masa dinasti Ch’ing (1644 – 1912M)
11. Masa setelah revolusi (1912 – sekarang)

Tinjauan seni rupa China

1. Seni keramik
- China merupakan penghasil keramik berkualitas tinggi, orisinal dan unik.
- Seni keramik berkembang pada Zaman Batu Muda.
- Keramik China setara dng keramik dari Mesopotamia dan India.
- Karya keramik bersifat magis, utk sarana upacara.
- Sejak masa dinasti Han dihasilkan keramik porselin berupa pot/vas dgn berbagai
bentuk, warna, dan ragam hias.
- Keramik China mencapai masa kejayaan pada masa dinasti Ch’ing. Bentuk: vas,
hiasan lembut dalam warna enamel pada lapisan putih glazur biru.

2. Seni kerajinan logam


- Kerajinan logam berkembang sejak masa dinasti Shang. Teknik: cor, yang dihasilkan:
benda-benda upacara (tempat minum, lonceng yang digunakan dalam upacara
penyembahan dan penguburan)
- Pada masa dinasti Chou digunakan logam untuk uang koin.
- Pada masa dinasti Chou dihasilkan vas logam dengan ukiran yang indah, rumit, dan
menonjol.

3. Seni Arsitektur
Karya arsitektur yang terkenal:
- Tembok China sepanjang 1.400 mil di daerah utara utk menahan serangan bangsa
barbar, dibangun pada masa dinasti Ch’in.
- Istana besar di Kota Terlarang (Peking), dibangun masa dinasti Ming (1368-1644)
- Pintu gerbang sebagai monumen (mirip gerbang di Romawi).
- Ciri arsitektur China: (1) bahan kayu; (2) bersifat statis, corak tidak berkembang; (3)
berdinding kayu; (4) atap pelana, atap lengkung pada bagian ujung.

4. Seni Patung
- Awalnya patung dibuat utk keperluan penguburan mayat.
- Masuknya Budha berpengaruh pada seni patung: banyak dibuat patung Budha.
- Ciri-ciri patung China: (1) bentuk tiga dimensi; (2) realistis; (3) lebih menonjolkan
watak/karakter obyek; (4) bersifat statis.

19
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

- Contoh: patung Bodhisatwa dari Lungmen dari marmer, patung kuda dari masa
dinasti Tang dari teracota yang dicat.

5. Seni Lukis
- Pada awalnya berupa seni fresko (ttg confusius) dan relief pada tegel keramik (ttg
perburuan dan pertanian).
- Seni lukis mulai berkembang setelah ditemukan kertas (abad I)
- Pengaruh Budha: berkembang lukisan Budha (abad III).
- Pemujaan bodhisatwa melahirkan Zen Budhisme (filsafat Zen): memuja alam.
- Obyek utama yang dilukis: pemandangan alam (lukisan gunung dan air), dan potret
Ciri-ciri lukisan:
- Mementingkan obyek pemandangan alam, obyek manusia tidak ditonjolkan.
- Tidak mementingkan orisinalistas.
- Goresan spontan.
- Media: tinta pada sutera atau kertas.
- Tidak mempertimbangkan perspektif.
- Pada abad ke-6, diciptakan kaidah seni lukis ideal oleh Hsieh-Ho (6 kanon): (a).
Vitalitas ritmis; (b) organisasi goresan kuas; (3) keserasian dengan alam; (4) warna
harmonis; (5) komposisi yang arstistik; dan (6) penyelesaian karya.
- Seni lukis China mencapai masa klasik pada masa dinasti Tang, dng tema:
keagamaan dan sekuler (obyek: pemandangan alam dan potret).

Ada dua corak dalam seni lukis China


a. Corak utara
- Tokoh: Li Szu Hsun (651 – 716 M)
- Corak: naturalistis/realistis, kontras (dg penggunaan garis bentuk yang
jelas).
- Penganut: Li Cheng, Fan K’uan, Kuo His, Yen Wen Kuei, Huang Kung Wan
(1268-1374), Wu Chen (1280-1354).
b. Corak selatan
- Tokoh: Wang Wei (699 – 760)
- Corak: idealistis, menciptakan kesan samar (tanpa garis batas) dengan
teknik kuas kering, perpektifis, monokromatis.
- Penganut: Tein Yuang, Mi Fu, Mi Fei, Wang Meng.
- Lukis pemandangan mencapai puncak pada masa dinasti Sung, yang dipadu dengan
kaligrafi China.
- Pada abad ke-16/awal abad ke-17, pengaruh seni lukis barat mulai masuk ke China:
ditandai dengan adanya lukisan cat minyak. Matteo Ricci (misionaris) mendirikan
sekolah seni pada tahun 1600 M: memperkenalkan perspektif dan gelap terang.
- Pada tahun 1919 – 1922 didirikan akademi seni rupa di China. Ada dua corak seni
lukis China: corak barat dan corak China.

6. Seni Cetak

20
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

- Seni cetak berkembang pada masa dinasti Tang.


- Penggunaan stempel dengan teknik cetak blok (abad ke-8).
- Seni cetak (teknik blok) digunakan dalam penggandaan tulisan-tulisan suci (tahun
868).

7. Seni Kaligrafi China


- Seni kaligrafi China mulai berkembang pada masa dinasti Chou.
- Kaligrafi China sangat dikagumi karena memiliki tingkat kesulitan tinggi, dibuat secara
akuran dengan menggunakan kuas lembut.
- Bentuk artistik.

V. SENI RUPA JEPANG

Kepulauan Jepang disebut “Kepulauan Matahari Terbit”


Suku tertua: Ainu telah ada sejak 3000 SM
Suku/bangsa pendatang: bangsa Mongolia dan Melayu.

Budaya Jepang
 Budaya muda, tahun 25 M: Jepang masih primitif?
 Abad ke-5 mengenal huruf
 Agama asli: Shinto (memuja dewa alam: matahari)
 Tahun 538 Budha dari China masuk ke Jepang
 Banyak dipengaruhi oleh budaya China
 Pengetahuan dan teknologi barat yang masuk dan memacu Jepang ke arah modern

Periodisasi Budaya Jepang

1. Masa budaya tertua


Pola kehidupan
 Sebelum abad ke-4 s/d ke-3 SM:
- pengumpul makanan (berburu, menangkap ikan)
- belum mengenal strata sosial
 Setelah pengaruh China masuk pada abad ke-3 M
- Pola kehidupan: bertani
- Muncul dinasti-dinasti, dinasti Yamato sebagai pemimpin utama yang menjadi
pemerintahan kekaisaran Jepang.
Agama:
 animistis
 memuja alam dan leluhur (Shinto)
Karya seni rupa:
 Keramik berhias: pot, mangkuk yang diberi hiasan

21
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

 Kerajinan logam: lonceng (dari abad ke-1 M)


 Patung tanah liat: haniwa (patung kecil berbentuk: manusia, binatang, dan alat-alat),
tersusun melingkari bukit kuburan
 Bangunan monumental: 71 Kofun (kuburan raksasa berbentuk bukit yang dikelilingi
parit)

2. Masa kesuburan budaya China aatau Budha (552-794 M)

a. Masa ASUKA (552-645 M)


Tahun 585: rahib, arsitek, dan pelukis dari Korea masuk ke Jepang
Karya-karya seni rupa:
Arsitektur:
 Kuil Shitenno-ji (kuil Budha tertua)
 Kuil Horyu-ji (biara), mrp bangunan kayu tertua di dunia yg direkonstruksi abad ke-7
 Kuil Daian-ji
 Kuil Horin-ji

Seni patung
 Corak: perpaduan antara India (pada bagian kepala) dan China (pada penggunaan
lipatan kain yang berirama utk mengurangi penonjolan tubuh)
 Karya patung:
- Patung Sakyamuni (patung perunggu bersepuh emas), dibuat tahun 632 M,
ditempatkan di ruang utama (kondo) Kuil Horyu-ji
- Patung Kwannon (Bodhisatwa)

b. Masa NARA (648-794)


Dinasti Tang dijadikan sebagai model, ditandai dengan peniruan terhadap aturan, karya seni,
pakaian, dan bahasa China dari masa dinasti Tang

Karya-karysa seni rupa


Seni lukis:
- Lukisan pada dinding kondo kuil Horyu-ji (dibuat th 680-710)
Seni patung:
- Patung Gakko Bosatsu (Candraprabha) dari tanah liat.
- Corak: realistis.
Seni arsitektur:
- Gudang tempat penyimpanan harta Shoso-in

3. Masa pertumbuhan budaya nasional (Masa Heihan, 794-1185)

- Ditandai dengan terjadi perubahan budaya Jepang (terjadi akulturasi antara budaya
China dengan budaya Jepang)
- Pada abad ke-10 M, berkembang budaya nasional Jepang yang khas

22
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

- Penggunaan tulisan Kana sebagai tulisan Jepang


- Muncul sekte-sekte Budha.

Karya seni rupa


Seni Lukis
Seni lukis khas Jepang: Yamato-e
- Lukisan untuk ilustrasi novel, puisi, cerita rakyat dan sejarah. Karya: lukisan
gulungan Genji (awal abad ke-12)
- Lukisan untuk dokumentasi upacara kenegaraan dan militer
- Lukisan untuk agama Budha dan Shinto
- Lukisan karikatur untuk agama dan nasihat.
Teknik: tsukuri-e (make-up painting):
- dimulai dengan garis hitam, kemudian diberi warna mineral dalam beberapa lapisan
tebal
- pengulangan garis utama dengan tinta
- penggambaran wajah dengan garis lurus untuk mata, dan garis bengkok untuk
hidung
- penggambaran watak, emosi dan jenis kelamin tidak ditonjolkan
Seni Patung
- mencerminkan semangat Budha esoteris mistis (getaran jiwa tersembunyi)
- karya: Patung Yakushi Nyorai di kuil Jingoji
- karakter: bentuk mata tajam, pipi kembung, postur tubuh kuat, wibawa
Seni Arsitektur
- Amida-do: tempat suci untuk persembahan kepada Amida Budha

4. Masa pertengahan (1185-1573)

a. Masa Kamakura (1185-1392)


Seni lukis:
- lukisan gulungan bertema militer: Heiji Monotagari
- lukisan gulungan bertema Budha
- seni lukis potret (nise-e: kemiripan): lukis potret shogun Minamoto Yuritomo
Seni patung
- patung potret
- patung kolosal: patung Kongo Rikishi (8 meter) dan patung Amida Budha (37 kaki)
Arsitektur: kuil Todaiji

b. Masa Muromachi (1392-1573)


Berkembangnya sekte Budha Zen, yang menekankan:
- disiplin diri sendiri
- kesederhanaan dan ketegasan

Karya seni rupa:

23
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

Seni lukis
- teknik Suiboku-ga (ekspresi secara murni dalam bentuk kontur dan pengecatan tinta)
- muncul tradisi/corak lukisan khas keluarga, yang terkenal: lukisan keluarga Kano
Seni pertamanan:
- pandangan Zen: cinta alam, menjadi stimulasi seni pertamanan
- Karakter: menekankan kesederhanaan dan komposisi abstrak dari batu-batuan

5. Masa pra-modern

a. Masa Momomaya (1573-1615)


Karya seni rupa:
Seni arsitektur
- Istana benteng: benteng Himeji (Benteng Bangau Putih) abad ke-17, dengan
menaranya (tenshukaku)
Seni lukis
- berkembang eitoku (lukisan ukuran lebar yang dibuat di atas tirai atau pintu dorong
untuk istana)
Seni merangkai bunga
- merangkai bunga untuk upacara minum teh

b. Masa Edo (1615-1867)


- Pertumbuhan penduduk dan perkembangan kota pada abad ke-17 membawa
perubahan pada seni rupa.
- Terjadi pergeseran peranan dalam seni rupa
Peranan kaisar, bupati, tuan tanah, pemimpin militer, dan biara, bergeser pada
kalangan menengah dan pedagang
- Jepang mengarah pada tatanan masyarakat modern pada abad ke-19.
Seni Rupa:
Seni lukis
- Seni lukis bercorak dekoratif, tokoh: Towaraya Sotatsu, Ogata Korin, Ogata Kenzen,
dan Sakai Hoitsu.
- Seni lukis bercorak realistis barat, berdasarkan teori perspektif dan chiaroscuro
- Seni lukis bercorak China selatan
Ukiyo-e
- seni cetak blok kayu dikenalkan oleh Hishikawa Moronobu pada tahun 1681
- tema: kehidupan masyarakat sehari-hari, potret tokoh populer, gadis cantik, dan
pemandangan alam.
Keramik:
- keramik porselin untuk keperluan upacara minum teh
- piring besarberhias burung myna
- guci dengan motif hias bulan dan pohon plum.

6. Masa modern (1868-sekarang)

24
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

- Terbukanya budaya Jepang terhadap budaya luar (setelah tertutup sejak tahun 1640)
- Terjadi Restorasi (pengembalian kekuasaan dari shogun ke kaisar)
- Masuknya budaya barat: masa pembaratan, termasuk dalam seni rupa

VI. SENI RUPA ISLAM

Budaya Islam

Pandangan Islam:
- Islam sebagai agama samawi bukan sebagai bagian dari budaya
- Budaya bukan bagian dari Islam, tetapi Islam menjadi roh budaya

Fungsi Islam terhadap budaya


- Fungsi normatif : mengarahkan sesuai ajaran Islam
- Fungsi inspiratif : sebagai sumber inspirasi

Budaya Islam:
- Budaya yang merujuk pada cita-cita Islam (bersumber pada Al Qur’an dan hadist)
- Seleksi dari budaya lokal atau budaya sebelumnya yang dilengkapi dengan unsur-
unsur Islam sehingga memiliki corak khusus.

Seni Islam
- Pada awalnya Islam belum memerlukan seni, karena perhatian lebih ditujukan pada
peningkatan keimanan umat Islam dan penyebaran Islam
- Umat Islam memerlukan seni sebagai pengungkapan pandangan hidupnya yang
khas
- Seni Islam mulai berkembang setelah Islam menyebar berbagai kawasan, sehingga
terjadi komunikasi budaya antara Islam dengan budaya lokal dari berbagai kawasan
- Seni Islam merupakan seni yang mengungkapkan sikap pengabdian kepada Allah
(ketauhidan/keesaan Tuhan)
- Karya seni Islam tidak hanya sekedar mengungkapkan keindahan (nilai estetis),
namun juga merefleksikan pandangan hidup/nilai-nilai Islam

Bentuk Seni Islam


- Islam tidak menggariskan bentuk seni, selama tidak bertentangan dengan ajaran
Islam
- Segala bentuk seni tidak diharamkan dalam Islam, selama tidak bertentangan
dengan Al Qur’an dan hadist. Al Qur’an tidak mengatur seni.
- Hadist melarang peniruan/penggambaran makhluk hidup (bentuk
antropomorfis/realis/naturalis), karena dikhawatirkan dapat merusak iman.

25
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

- Seni Islam bukan seni Arab atau seni etnik tertentu.


- Seni Islam adalah seni dari berbagai kawasan yang memiliki ciri atau gaya yang
islamis
- Setiap wilayah Islam memiliki bentuk seni yang khas, sesuai dengan corak dan gaya
masing-masing wilayah.

Tujuan Seni Islam: sama dengan tujuan hidup muslim:


- Untuk memperoleh ridho Allah
- Untuk memperoleh kebahagiaan hidup dunia dan akhirat
- Menjadi rahmat bagi sesama dan alam semesta

Fungsi Seni Islam


- Sebagai perwujudan amal shalih, penunaian fungsi khalifah, pemenuhan tugas
ibadah, ungkapan dzikir, doa, dan syukur, yang diwujudkan dengan bentuk dan
corak, gaya, lambang, warna, dan gaya yang artistik dan estetis.

Ciri-ciri Seni Islam (seni hias Islam):


- Bentuk abstrak
- Terdiri dari bagian-bagian atau gabungan dari bagian-bagian
- Penuh dengan repetisi
- Dinamis dan penuh dengan kerumitan

Bentuk Seni Islam

1. Seni Arsitektur
Arsitektur:
- merupakan gambaran tingkat budaya (peradaban) suatu bangsa
- merupakan perwujudan dari cita-cita dan pandangan hidup masyarakat atau bangsa
Arsitektur Islam:
- dikembangkan dari arsitektur Persia, Romawi, Bizantium, Turki, Spanyol, dll
- mencapai puncak perkembangan dan kemajuan, terutama dalam arsitektur masjid
- memiliki bentuk dan corak yang beragam, yang dipengaruhi oleh unsur budaya
lokal/kawasan
- dibuat untuk memenuhi tuntutan jasmani dan rokhani
- wujud arsitektur Islam: masjid, istana, tempat tinggal dan tata kota.

Masjid
- Masjid merupakan tempat untuk sujud (masjidu: tempat sujud)
- Dalam pengertian luas: tiap tanah yang suci adalah masjid (tempat sujud)
Fungsi Masjid
- Tempat sholat berjamaah
- Tempat/pusat pendidikan, pembentukan dan pengembangan ajaran dan budaya
Islam

26
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

- Pada zaman Nabi Muhammad saw: masjid sebagai tempat menerima wahyu,
membahas masalah masyarakat, ekonomi, pemerintahan, perang, dan sebagainya.
Perkembangan Bentuk Masjid
- Pada masa awal: masjid berupa tanah lapang yang dibatasi oleh dinding
- Struktur masjid pada masa awal terdiri dari:
Liwan : ruang utama yang beratap
Shaan : halaman/ruang di bagian tengah yang terbuka tanpa atap
Riwaq : serambi beratap di sekeliling shaan
- Bentuk bangunan masjid semakin luas dan indah, seiring dengan perluasan wilayah
Islam dan penemuan ilmu dan teknologi bangunan.
- Tokoh pembangunan masjid: Walid bin abdul Malik dari Bani Ummayah
Menambahkan:
- menara sebagai identitas masjid dan tempat adzan
- kubah (diadopsi dari bangunan Bizantium dan Kristen)
Masjid yang didirikan: - Masjidil Haram di Makkah, Masjid Al Aqsa di Yerusalem, dan
Masjid Umar (Qubbah Al Sakhrah atau Kubah Batu) di Yerusalem
- Unsur penting yang menonjol pada masjid adalah penggunaan tiang dan batu merah
dan marmer.
- Bentuk masjidbanyak dipengaruhi oleh seni arsitektur pra Islam.
- Bentuk masjid di setiap kawasan berbeda, tampak dari: bentuk atap (kubah),
lengkung, menara, dan ornamennya
- Struktur bangunan masjid yang lengkap
- Liwan (ruang utama): tempat sholat berjamaah
- Shaan: ruang terbuka
- Riwaq: serambi untuk kegiatan ibadah selain sholat
- Mihrab: tempat imam
- Mimbar: tempat khotib berkhotbah
- Menara: tempat adzan
- Tempat wudlu.

2. Seni Kaligrafi
Kaligrafi (tahsinul khuthut): tulisan indah, khathat: kaligrafer
Menurut Israr, tulisan Arab memiliki:
- bentuk indah
- luwes
Keistimewaan huruf Arab:
- keindahannya (bentuk beragam, lentur dan kejur, ringkas)
- mudah dirubah
- berkaitan dengan agama
- untuk menulis Al Qur’an (mengandung nilai sakral, dianggap sbg seni suci)

Bentuk Khat
Bentuk dan jenis khat semakin berkembang dan indah

27
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

Ibnu Muqlah menciptakan rumus/kaidah penulisan khat standar (Al Khat Al Mansub)
berdasarkan
- standar silinder
- belah ketupat/titik
Jenis khat standar (Al Qalam Al Sittah):
- Kufi, Naskhi, Tsuluts, Muhaqqaq, Rayhani, Riqa’, Tawqi
Penerapan kaligrafi:
- penulisan Al Qur’an
- Dekorasi, dipadu dengan motif flora dan geometris, untuk: keramik, masjid, buku, dll.

3. Seni Hias
Hiasan (zukhruf): dalam seni Islam
- tidak hanya untuk memperindah saja atau mengisi bidang kosong (horror vacui)
- memiliki makna sakral (fungsi sakral)
Fungsi hiasan:
- peringatan terhadap tauhid
- menambah nilai benda (memiliki nilai rokhani)
- mengubah struktur benda yang dihias
- pengindahan (sejalan dengan hadits: Sesungguhnya Allah itu maha indah dan
menyukai keindahan)
Penerapan hiasan/ornamen:
- arsitektur
- Mushaf Al Qur’an
- Kerajinan
Motif:
- geometris
- flora
- kaligrafi
- arabes (perpaduan antara motif flora, kaligrafi dan geometris)

Arabes:
- merupakan seni hias khas Islam
- merupakan ornamen yang disusun secara geometris atau matematis, saling
berkaitan, jalin-menjalin, dan berkesinambungan
Ciri-ciri arabes:
-penuh pengulangan
- abstrak
- melahirkan gerak dinamis
- kompleks dan rumit
Jenis arabes:
a. Struktur terpisah: terdiri dari bagian-bagian/unit-unit
b. Struktur bersambung

28
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

- beralun: terdiri dari kaligrafi dan motif flora (daun, tangkai,dan bunga) yang
berkelanjutan
- meluas: tidak terbatas, meluas dari pusat

4. Seni Miniatur
Seni miniatur adalah seni lukis Islam:
- Corak: dekoratif
- Tema: kehidupan nabi, raja, atau bangsawan

VII. SENI RUPA YUNANI KLASIK DAN ROMAWI

Seni Rupa Yunani Klasik

Bangsa Yunani merupakan bangsa yang sangat mengutamakan keindahan.


Keindahan merupakan bagian dari kehidupan di dunia dan agama/kepercayaan.
- Bangsa Yunani percaya banyak dewa (politheisme), Zeus (dewa teragung), Poseidon
(dewa laut), Pallas Athena (dewi pengetahuan), Apollo (dewa kebudayaan), Hermes
(dewa perdagangan), yang bersemayam di Gunung Olympus (Yunani Utara).
- Dewa diwujudkan dalam bentuk patung berwujud manusia yang sempurna dan indah
(dewa adalah makhluk yang tampan dan cantik seperti manusia).
- Bangunan dibuat atas keindahan untuk menciptakan bentuk yang besar atau agung.

Zaman Prasejarah Yunani (3000 – 1000 SM)

Merupakan Zaman Minois dengan kota pentingnya adalah Mycenea


Pusat kerajaaan di Knosos di Pulau Kriti dengan raja Minos, dan zaman itu dan disebut juga
Zaman Kriti-Mycenea.
Bangsa yang mendiami Yunani adalah bangsa Aegea di Peloponesus

Peninggalan dari kekuasaan bangsa Achaea atas bangsa Aegea berupa:


- Bangunan tembok-tembok tebal dinamakan tembok cyclopis (yang dibangun oleh
raksasa (cyclop)
- Pintu gerbang yang dibuat dari batu besar dan tebal, yang bagian atasnya terdapat
lubang berbentuk segitiga dan ditutup dengan lembaran batu berukiran gambar
singa, sehingga pintu gerbang tesebut dinamakan gerbang singa (gerbang di
Mycenea)dan
- Menara-menara.
- Bangunan puri, yang memiliki persamaan dengan bangunan istana raja bangsa
Asiria, yaitu memiliki teras pada tempat yang ditinggikan.

Zaman Tengah Yunani (1000 – 500 SM)


- Zaman ini disebut juga sebagai zaman Archaea
- banyak peninggalan patung manusia dari batu pualam dan kayu

29
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

- patung bangsa Doria kebanyakan patung laki-laki dengan senyum archais)


- patung bangsa Ionia kebanyakan wanita.
- keramiknya tercatat sangat indah dan mengagumkan,
- bangunan kuil-kuil, dari kayu maka tidak ada lagi sisa yang diketemukan.

Zaman Gemilang (480 – 430 SM)


- bangunan menggunakan batu pualam,
- kuil sebagai tempat meletakkan patung-patung dewa (bahasa Yunani: naos, bahasa
Latin: cella), bukan sebagai tempat peribadatan.
- Pada kuil yang besar, naos dibuat dalam bentuk lebar dengan dua baris tiang
sebagai penahan langit-langit (seperti bentuk dalam gereja).

Seni Bangunan Kuil (bangunan religius)


Bagi bangsa yang mempumyai cita rasa keindahan yang tinggi, penempatan tiang serta
jumlahnya menurut jenis kuilnya, sebagai berikut:
1. Kuil Anten : ruang muka dengan dua tiang penyangga atap
2. Kuil Anten Rangkap: tiang dengan bentuk melengkung di atasnya
3. Prostylos: ruang muka yang terbuka dengan empat tiang
4. Amphirostylos: langit-langit lengkung dengan sisi-sisi yang terbuka
5. Peripteros: penempatan tiang-tiang yang merupakan jalan berkeliling (kuil Parthenon di
Athena dan kuil Zeus di Olympia)
6. Dipteros: memiliki tiang baris rangkap
7. Monopteros: kuil berbentuk bundar.
Pada tiang-tiang di beranda muka dibuat seimbang, dengan nama masing-masing:
- Tetrastylos → empat tiang
- Hexastylos → enam tiang
- Oktastylos → delapan tiang

Pada seni bangunan ini terdapat tiga bagian penting, yaitu:


1. Stylobate (kaki tiang yang biasanya terdiri dari 3 undak)
2. Kapital dan tiang
3. Pasangan induk, yaitu:
- Architrave (kaso induk yang dipasang di atas tiang)
- Frieze (papan diperuntukkan sebagai tempat hiasan)
- Geison (bingkai atas sebagai talang air)
- Tympanon (bagian muka dan belakang kuil, terletak di bawah atap)
Pengaturan bangunan kuil bangsa Doria dan Ionia berbeda, yaitu

Ciri-ciri Doria:
1. Tidak memakai stylobate
2. Capital (kepala tiang): Echinus dan Abachus
3. Tiang: 16 cannel yang bertaut
4. Architrave (kaso induk): licin

30
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

5. Frize: (tempat hiasan) berupa Tryglyph dan Metop berselang-seling


Kuil peninggalan bangsa Doria antara lain: Kuil Hera, Kuil Zeus, Kuil Parthenon.

Ciri-ciri Ionia:
1. Memakai stylobate
2. Capital : Echinus dan Abacus berbentuk ‘bantal’ yang berukir
3. Tiang: 24 cannel yang tidak bertaut
4. Architrave: tidak licin, bertingkat tiga
5. Frieze: tidak berselang-seling
Kuil peninggalan bangsa Ionia antara lain: Kuil Erectus, Kuil Nike.

Pengaturan bangunan kuil Korinthia sebagai selingan bangsa Ionia dalam membuat capital,
memiliki ciri-ciri:
- Kapital merupakan bunga yang diukir sekelilingnya
- Ukiran tangkai bunga disusun dua-dua yang ujungnya bergelung di bawah architrave
- Ke empat gulungan ujung bunga menghadap ke setiap penjuru
Seni Bangunan Profan (bangunan non religius)
- Teater merupakan gedung komedi
- Stadion, tempat untuk olympiade
- Odelon, gedung untuk bermain musik
- Ariopagus, tempat Mahkamah Agung bersidang

Seni Patung
- Patung pada awal Zaman Prasejarah Yunani berbentuk primitif, dan berkembang
mencapai puncak dalam bentuk yang indah dan sempurna.
- Peralihan Zaman Archaea ke Zaman Gemilang atau disebut dengan “Keajaiban
Yunani” serta Klasik → perpaduan seni Doria yang perkasa, agung, dengan seni
Ionia yang penuh perasaan dan permai, sehingga muncul gaya Attis (daerah Attica).

Seniman patung:
- Phidias → patung yang indah dan ideal (gaya luhung): Athena Lemnia, Athena
Parthenos, Zeus, Relief di Kuil Parthenon
- Myron → mengutamakan gerak: Pelempar cakram, Marsyas menari
- Polykleitos → penekanan pada sikap dan proporsi tubuh yang indah (terkenal
dengan canon Polykleitos): Pelempar lembing, Pemuda
Patung-patung ketiga seniman tersebut terbuat dari perunggu, yang dicetak ulang/ditiru
dengan batu pualam.

Penerus/pengikut sesudah mereka adalah:


- Praxiteles → penekanan pada sikap yang menarik dan indah (rupawan dengan
ukuran yang besar): Patung Hermes (masih asli)

31
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

- Skopas → mengutamakan gerak yang gesit dan penuh perasaan (pencipta dasar
gaya lincah/rasa): Manade, Makam raja Mousolos (Mosoleum) di Halicarnassus
- Lisyppos → lebih realistis (gaya Realis, dan mengutamakan karakter dari pada
bentuk). Membuat canon baru (kepala lebih kecil, badan lebih panjang → lebih kecil
dari pada canon Polykleitos).

Seni Lukis
Lukisan pada dinding Istana Knosos (Kriti) lebih merupakan dekorasi.
- Perspektif dan unsur cahaya/gelap-terang belum dikenal
- Dekoratif dengan motif tumbuhan, hewan darat dan laut.
- Abad ke-10 dan ke-8 SM: karya bergaya ilmu pasti (garis hias sederhana).
- Abad ke-8 SM: lukisan orang berwajah hitam pada jambangan
- Abad ke-9-8 SM: lukisan khayali (binatang ajaib, roh halus/setan)
- Abad ke- 6 SM; lukisan kisah-kisah mitos
- Abad ke-5 SM: lukisan warna merah.
- Pengaruh seni lukis Yunani sampai ke Mesir, yaitu potret-potret dalam kuburan.
Potret pada bagian kepala peti mumi yang ditemukan di Fayum → lukisan Fayum

Zaman Helenisme (sesudah 300 SM)


- Merupakan masa kegemilangan (percampuran kebudayaan Yunani dan Asia Depan
di Laut Mediterian).
- Pusat Helenisme di P. Rhodos. Seni patung menunjukkan keagungan dan
keserdahanaan.
Hasil peninggalannya:
- Patung Gaya Rupawan (Venus dari Milo), Gaya Lincah (Nike dari Samotrake)
- Relief di Altar kuil Zeus di Pergamon
- Patung-patung potret kepala dan pemain olah-raga bercorak realistis

Seni Rupa Romawi

Seni Bangunan
1. Bangunan jembatan, saluran air (Cloaca Maxima), gerbang (Porta Nigra di Truer, Pont du
Gard, dekat Nimes).
2. Pembangunan kota dibuat mewah dengan batu pualam (tiruan bangunan Yunani)
3. Perubahan bentuk kapital gaya Ionia dan Korinthia menjadi Gaya Komposit
4. Perubahan perluasan bantuk langit-langit lengkung:
- Langit-langit lengkung panjang untuk ruangan persegi panjang
- Langit-langit silang untuk ruangan bujur sangkar
- Langit-langit kubah (½ bentuk bola) untuk ruangan bentuk bundar
5. Dinding tembok dibuat tebal dan kuat menopang langit-langit yang berat.

Jenis bangunan
1. Kuil

32
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

- Bentuk kuil Romawi sama dengan kuil Yunani (Kuil Maison Carree di Nimes).
- Perbedaannya terletak pada penempatan lantai yang tinggi, tiang keliling, bentuk kuil
bundar (Kuil Vesta di Tripoli), ragam cannel dan langit-langit lengkung di atas cella
(Pantheon di Roma: perpaduan architrave Yunani, langit-langit lengkung Romawi).
2. Istana:
- Rumah-rumah bangsawan yang memiliki atrium (ruang muka yang luas)
- Rumah-rumah keluarga Vetti di Pompei (taman bertiang), berdinding fresco dan
berlantai mozaik
3. Basilika: bangunan rumah bentuk kapal sebagai ruang pengadilan
4. Theater: dengan ruang penonton berbentuk tapal kuda (cavea).
5. Amphitheater: tempat untuk perkelahian gladiator (Colosseum Flavium di Roma)
6. Therme: rumah pemandian umum (frigidrium, tepidarium, caldarium)
7. Triumphal Arch: Gerbang Titus, Septinus Sevius, dan Gerbang Konstantin
8. Makam: Mousoleum Hadrianus (terbesar), Monumen Cesilia Metella (menara bundar yang
besar). Khususn untuk bangsawan/jutawan menggunakan Sarcophagus/ Urn (kendi
tempat abu jenazah).
9. Tiang Pujaan: bentuk gaya Doria (Trajanus dan Marcus Aurelius).

Seni Patung
- Seni patung Romawi merupakan kelanjutan dari gaya patung Yunani yang terbuat
dari batu pualam, sedangkan relief-relief bertema peperangan.
- Pematungan terbaik bangsa Romawi adalah patung potret yang terpengaruh gaya
Yunani yang realistis (masa awal pemerintahan kaisar).
Seni Lukis
- Umumnya berupa lukisan dinding (mural) dengan teknik fresco.
- Unsur perspektif sudah diterapkan→ mozaik di lantai istana: pertempuran dekat Issus
(Iskandar Agung perang dengan orang Persia).

VIII. SENI RUPA ZAMAN RENAISANS

Abad Renaisans/Abad Pencerahan (1350-1600)


Merupakan masa puncak bagi masyarakat Eropa dalam bidang seni, filsafat, pengetahuan,
politik, ekonomi, perdagangan, agama (kristen) serta pendidikan.

Masa Renaisans (rebirth) dianggap sangat penting karena merupakan fase "starting point"
kelahiran sejarah peradaban dunia barat yang ditandai dengan:
- Kemunduran feodalisme dan dogma teologis
- Perubahan orientasi peradaban manusia dari kuno menjadi modern
- Muncul wacana untuk kembali pada falsafah Yunani
- Munculnya sikap "optimism, hedonism, naturalism dan individualism".
- Bangkitnya Seculer humanism yang bersifat "antroposentrik" (berpusat pada
kekuatan akal budi), yang mengutamakan kebebasan intelektual yang membuat
manusia menjadi imajinatif, kreatif serta innovative.

33
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

- Munculnya kosmologi baru yang bertentangan dengan kepercayaan sebelumnya


- Pada Abad Pertengahan: teori Ptolomeus (Ptolemy): bumi adalah pusat
universum
- Pada Zaman Renaisans: teori Copernicus: matahari sebagai pusat universum

Perubahan paradigma pada masa renaisans


- Zaman Pertengahan: dogmatis, teosentris, dan tidak rasional
- Zaman Renaisans: bertolak dari akal, daya nalar, ilmiah, dan rasional, yang
merupakan ciri utama kebudayaan Barat.

Berkaitan dengan kebudayaan Barat, muncul banyak pendapat bahwa:


- sifat ke”Barat”-annya terbukti tidak semua asli.
- Cukup banyak bukti tentang peranan budaya non Barat (Arab, Cina, India), yang
secara langsung atau tidak mempunyai andil dalam pembentukan budaya Barat.

Pada Zaman Renaisans terjadi perubahan dalam segala bidang


- Falsafah ilmu berubah, dan berkembang ilmu-ilmu baru yang mencari sebab-sebab
gejala alam
- Dalam seni rupa: alam menjadi objek dan tema seni, tidak lagi pada tema agama
saja, dan karya tidak anonim

Salah satu temuan yang penting pada masa Renaisans adalah:


- Penemuan teknik proyeksi perspektif dalam menggambar, yang memunculkan
persoalan tentang masalah impresi dan objektivitas visual manusia.

Zaman Renaisans merupakan awal dari abad sains dan teknologi:


- Diawali dengan berbagai penemuan dan pemikiran jagad raya, seperti Galilei,
Copernicus, Keppler, dan Giordano Bruno)
- Terbentuknya dasar sains melalui: tesis Galilei, spekulasi filosofis Bacon, serta
sistem berpikir Descartes.

Seni Rupa dan Arsitektur Masa Renaisans


Seni rupa (seni lukis) abad Pertengahan:
- Bertema agama
- Penggambaran manusia secara sederhana, kaku, dan selalu menghadap ke depan
(tampak depan) untuk menjaga aspek religius lukisan
- Tidak ada kebebasan berekspresi
- Menggunakan elemen dekoratif yang berlebihan untuk latar belakang

Seni rupa masa Renaisans:


- Tumbuhnya kebebasan individu dalam berekspresi seni.
- Tema lukisan berupa figur tokoh dan dilukiskan secara realistis, dengan gerak dan
lekuk anatomi tubuh, dan elemen (unsur) lukisan lebih kaya.

34
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

- Masih bernafaskan religi.


- Seni rupa menjadi otonom (seni merupakan bentuk ekspresi manusia (individu)
melalui media rupa dengan bahasa estetika).
- Seniman dalam bidang seni dan arsitektur, yang sebelumnya dianggap tukang atau
“pekerja seni”, mempunyai kedudukan tinggi dan mendapat penghargaan yang tinggi
dari masyarakat (identik dengan “high culture”)

Tokoh perintis realisme:


Giotto di Bondone dari Florentine
- Penggambaran manusia secara ekspresif
- Menggambarkan figur sesuai dengan skenario cerita dan posisi yang berbeda-beda.
Dalam hal ini banyak pendapat bahwa:
- sifat ke”Barat”-annya terbukti tidak semua asli.
- Cukup banyak bukti tentang peranan budaya non Barat (Arab, Cina, India), yang
secara langsung atau tidak mempunyai andil dalam pembentukan budaya Barat.

Karya seni rupa dibedakan dalam dua kelompok:


1. Mass culture (kebudayaan massa):
- Mengacu pada aturan (kanon) yang berlaku secara turun temurun)
- Perkembangan gayanya sangat lambat karena tidak mengedepankan unsur
representasi, dan menjaga kesinambungan gaya
- Contoh: bangunan tempat tinggal masyarakat biasa yang tidak dibuat oleh
seniman/desainer.
2. High culture (kebudayaan tinggi):
- Bertolak dari kerangka berpikir klasik klasik dan prinsip proporsi Vitruvius, logika
Phythagoras, dan Euclid.
- Gaya selalu berganti dari waktu ke waktu karena landasan sosio budaya dan cita
rasa selalu berubah dari masa ke masa.
- Contoh: bangunan prestis (gereja, katedral, istana, dll) yang dirancang/dibuat
oleh seniman atau arsitek.

Seni Rupa masa Renaisans dipengaruhi oleh alam pikiran Yunani:


- Estetika sebagai suatu yang intelektual dan mencoba menelusuri hakikat estetika dari
sudut pandang rasional.
- Estetika merupakan titik perfeksi yang paling positif dari sebuah gejala di alam adalah
sifat ketuhanan.
- Berkesenian bukanlah tujuan akhir, namun sebagai sarana untuk mencapai tingkat
penghayatan terhadap kehidupan religius.

Yang membedakan antara kebudayaan Renaisans dan kebudayaan lain:


- Kebudayaan Barat selalu berupaya untuk mencari padanan rasional dan penjelasan
yang masuk akal dan terukur dalam pengertian estetika.

35
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

Konsep estetika
Estetika klasik
- Xenophon: Keindahan berkaitan dengan aspek fisik dan aspek fungsi
- Plato: indah berkaitan dengan harmoni (keberaturan) dan spiritualitas

Konsep estetika klasik:


- Estetika atau keindahan merupakan bagian dari sifat-sifat karya seni
- Karya seni rupa merupakan tiruan kenyataan fisik dan spiritual dari objek seni
(manusia, alam), dan tiruan sifat-sifat baik, unggul, dan indah

Estetika Renaisans
- Karya seni tidak hanya mementingkan “pesan”
- Karya seni rupa menggunakan idiom seperti sensualitas, komposisi yang dinamis
dan dramatis, distorsi, pengulangan, dan penekanan pada bidang tertentu untuk
mencapai efek dramatik.
- Karya seni masa Renaisans lebih ekspresif dan antroposentris
Seniman masa renaisans: Sandro Botticeli, Raphael, Titian, dan El Greco.

Seni arsitektur Renaisans (awal abad ke-15 sampai awal abad ke-17)
- Terjadi kelahiran kembali budaya klasik terutama budaya Yunani kuno dan budaya
Romawi kuno.
- Gaya Renaisans pertama kali dikembangkan oleh Filippo Brunelleschi di Florence.

Tokoh-tokoh arsitektur masa Renaisans:


Vitruvius
Arsitektur harus memenuhi tiga syarat:
1. Utilitas (kegunaan/fungsi)
2. Venusitas (keindahan), harus memenuhi kaidah estetika yang berlaku pada masanya
dan serasi dengan lingkungan.
3. Firmitas (kekokohan, kekuatan, ketepatan konstruksi)
Leon Batista Alberti (1404-1472)
- Arsitektur padan dengan Hukum Dunia (“concinnitas”), yaitu tatanan yang
menyatukan berbagai unsur yang berlainan bentuk dan sifatnya menjadi satu
kesatuan yang indah.
- Paduan unsur-unsur beragam merupakan keindahan sempurna
Andrea Palladio (1508-1580)
- Keindahan suatu arsitektur terjadi karena adanya bentuk yang indah dan
keterpaduan berbagai unsur/komponen.
- Keindahan tidak terpisah dengan fungsi dan kelanggengan bangunan.

Seni arsitektur masa renaisans didasarkan pada:


- Ordo atau ordine (masalah utama) pada penataan dan bentuk kolom

36
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

Analogi Vitruvius:
- Kolom Doris: bentuk tubuh laki-laki yang berotot
- Ionis: bentuk tubuh wanita yang lebih langsing
- Korintis: bentuk tubuh perawan muda yang semampai dan halus.
- Unsur-unsur dasar arsitektur (angka, ukuran, dan proporsi) mempunyai arti metafisis
atau simbol agama Nasrani.
- Arsitektur Renaisans merupakan pengejawantahan dari keyakinan metafisis dan
pengalaman transenden.

Pencarian proporsi yang ideal


Leonardo da Pisa (1180-1240)
Menggunakan deretan angka Fibonacci (Filius Fibonacci)
- Angka selanjutnya merupakan penjumlahan dari angka sebelumnya: 1, 1, 2, 3, 5, 8,
13, 21, dst. Contoh: 1 + 1 = 2, 2 + 1= 3, dst.
- Hukumnya (rumusannya dapat ditulis dengan a n + 1 = an + an -1, dengan syarat awal
a1 = a2 =1

Euclid
Menggunakan Golden Number atau phi (Phidias)
- Disebut angka keramat atau Divine propotion
- Modular dikembangkan oleh Corbusier menggunakan sistem angka seri Fibonacci
dan rasio Golden Number untuk mendapatkan proporsi ideal,
- Bertolak dari angka satuan desimal ukuran antropometri – ukuran tubuh manusia dan
bagian-bagian antominya, seperti 113, 83, dan 226.

Golden Rectangle
Segi empat yang mempunyai sifat unik:
- Bila segi empat emas dikurangi dengan segi empat sama sisi, maka sisi-sisinya akan
membentuk segi empat emas.
- Proporsi segi empat emas sangat seimbang dan estetis

Perspektif
Merupakan teknik menggambar yang berusaha memindahkan image ruang ke atas
bidang 2 dimensi
- Kedalaman ruang dibuat dengan memanipulasi ukuran benda yang terlihat
- Semakin jauh benda semakin kecil ukurannya, sehingga image jarak dan ruang
dapat terjadi
Kesadaran perspektif:
- Gambar atau lukisan mempunyai dasar atau aturan tertentu, dan aturannya adalah
ilmu matematika.
- Realitas dapat digambarkan dengan matematika

37
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

- Hukum perspektif memberikan struktur ruang visual, dan yang berdiri di tengah
sebagai pengamat adalah manusia pengamat

Seni Zaman Renaisans

1. Seni Bangunan
- Pengaruh seni klasik Yunani dan Romawi melekat pada arsitektur bangunan
Renaisans.
- Arsitek masa itu menyadap keagungan dari kaum politheisme yaitu bangunan bentuk
lebar seperti Istana (Palazzo) Pitti: Fillipo Brunolesco; Palazzo Strozzi: Benedetto da
Mayone; Palazzo Rusellani: L. Batista Alberti.
- Bangunan vertikal gaya Gotik dihilangkan, diganti dengan bentuk horizontal.
- Seni bangunan di Florence yang terkenal adalah bangunan keluarga Medici dengan
pembuatan kubah(Koepel: 1446), diameter 42 m: arsitek F. Brunoslesco→Renaisans
awal (1). Perbaikan gereja Santo Petrus di Roma: arsitek Bramante, diselesaikan:
Michelangelo, beranda: Lorenzo Bernini.

2. Seni Patung
Patung masa Renaisans merupakan studi bentuk dari seni patung klasik Romawi.
Pematung masa ini yaitu:
- Bevendito Cellinbi: patung teknik cor
- Lorenzo Chiberti (1378-1455): perancang patung adegan, seperti “Pengorbanan
Abraham” yang terdapat di dinding dan pintu Baptisterium di Florence.
- Donataello (1386-1455): patung teknik cor: “Pengorbanan Nabi”, “Madonna”, “David”.
- Lucca Della Robbia (1400-1481)→ teknik glazuur pada terracotta: Tokoh Penyanyi
pada tribune gereja Florence.
- Andrea del Verocchio (1432-1488)→ pematung cor perunggu di Italia, pandai emas,
ahli musik, pemahat kayu, ahli matematika dan pelukis. Karya patung: David
Penunggang Kuda Bartolommeo Calleoni di Venesia, Itali.
- Michelangelo Buonarroti (1475-1564) → pematung, pemahat (mengutamakan
bentuk): Patung Pemuda, Pieta, Nabi Musa.

3. Seni Lukis
Seni lukis masa ini mengalami kemajuan, dan masih berkaitan dengan agama.
Para pelukis masa ini yaitu:
- Leonardo da Vinci (murid Verocchio): Monalisa, The Last Supper.
- Raphael Santi (1483-1520): pelukis potret dengan ciri khasnya: garis/coretan tepat,
daya tarik lukisannya terletak pada warna, bentuk, dan keseimbangan komposisinya.
Karya fresco: Madonna di Kapel Sistine.
- Michelangelo, dengan karya lukisnya bertema keagamaan, mengutamakan bentuk
daripada isi, tokoh agama dibuat gagah, atletis, ideal (8x kepala). Lukisan yang

38
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

terkenal pada langit-langit Kapel Sistine (Kejadian Adam, Bunda Maria, Putusan
Terakhir).

Tokoh lain pada puncak masa Renaisans:


- Titian (1477-1567): Madonna of the PesaroFamily
- Giovanni Bellinu (1430-1515): The Madonna of the Trees.

Perbedaan antara arsitektur masa Gotik dan Renaisans


Arsitektur Gotik Arsitektur Renaisans
- Bentuk bangunan lebih langsing, sederhana, - Proporsi yang harmonis
dan terbuka dibanding masa sebelumnya, - Bentuk denah keseluruhan simetri
namun memiliki struktur yang kuat. - Menara lebih sederhana dalam bentuk maupun
- Dinding yang lebih tipis namun kuat dan jumlahnya
jendela-jendela lebih lebar - Kesan skyline horizontal
- Kolom langsing dan banyak menumpu gaya - Atap kembali pada ½ lingkaran tanpa rib/ rusuk,
berat dari atap. sehingga ketebalannya sama (kesan kekokohan
- Banyak menara (menara majemuk) Romawi ditonjolkan kembali)
- Kubah dan menara semakin tinggi menjulang - Pedoman klasik (Yunani + Romawi)
berkesan semakin vertikal dipergunakan kembali dan distandarkan
- Lengkungan lancip (runcing) dan semakin menurut pemikiran humanis.
banyak
- Penggunaan warna hitam dan gelap yang
menonjol.
- Memiliki banyak menara (menara majemuk)
yang tinggi
- Ornamen yang rumit
- Lengkungan semakin lancip dan semakin
dominan.

Perbedaan seni lukis Gotik dan Renaisans


Seni lukis Gotik Seni lukis Renaisans
- Bersifat simbolis, bukan realis. - Penggunaan 3 unsur pokok:
- Berfungsi sebagai alat propaganda dan - Perspektif mekanis
penyampai pesan keagamaan. - Pemakaian bentuk anatomi manusia
- Adanya pelarangan penggambaran hewan dan - Pemakaian “chiaroscuro” yaitu cara melukis bayangan
manusia mendorong perkembangan dengan maksud memberikan ketajaman pada bentuk-
abstrakisme (pemisahan unsur bentuk yang bentuk yang terkena bayangan
"benar" dari benda). - lukisan lebih mendekati obyektifitas dan lebih realistis.
Penggunaan teknik “Sfumato” sebagai pengembangan
dari teknik Chiaroscuro, yakni pengaburan atau
peremangan garis bentuk suatu benda sehingga
menyatu dengan keadaan sekelilingnya, sehingga
memperkuat kesan obyek.

39
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

IX. SENI RUPA ABAD XIX


(SENI RUPA MODERN)

Menurut Sarah Newmeyer yang disitir Sudarso, dinyatakan:


- Seni modern itu boleh jadi berupa gambar bison yang digoreskan di gua-gua 20.000
tahun yang lalu, dan boleh jadi juga karya Picasso yang baru saja diselesaikan pagi
ini’.
- Menurut pendapat ini istilah modern tidak dikaitkan dengan kronologisnya peristiwa
sejarah, melainkan untuk menamai sekelompok lukisan yang memiliki ciri-ciri tertentu.
- Dalam pengertian lebih luas, seni rupa modern mencakup seni pra sejarah, sekaligus
dipersempit artinya bahwa apa yang dikerjakan sekarang belum tentu dapat
dimasukkan dalam kategori seni modern.

Canady menyatakan:
- ‘Modern art begins nowhere because it begins everywhere. It is fed by a thousand
roots, from cave paintings 30.000 years old to the spectacular novelties in last week’s
exhibitions’.
- Perkembangan seni dari masa-kemasa memberikan andil bagi terbentuknya seni
modern. Dalam hal ini seni rupa modern
- tidak dibatasi oleh ruang dan waktu,
- tidak dibatasi oleh objek lukisan, atau gaya tertentu,
- dapat menerima segala macam bentuk seni sejauh memiliki ciri tertentu yaitu
‘kreativitas’.
- Kreativitas menjadi ujung tombak bagi seni modern, sehingga seni rupa modern
disebut sebagai ‘seni rupa kreatif’.
- Dengan kreativitas tersebut dimungkinkan munculnya orisinalitas, kepribadian,
kesegaran gagasan, dll.
- Dengan kreativitas maka segala ikatan tradisi, dan ketentuan-ketentuan lain yang
berlaku dalam kehidupan sosial menjadi tidak berlaku.

John Canady menyatakan:


‘Today the boundaries are vague….horizons are infinite; the artist is tempted to explore in a
hundred directions at once’.

Seni modern:
- Seniman modern melihat dunia seperti baru saja diciptakan, artinya baru sekali itu
menghayati dan baru sekali itu pula menciptakannya. Sekalipun kenyataannya ia
telah berulang kali melakukannya. Sikap inilah yang membedakannya dengan seni
tradisi.
- Variasi dalam seni modern tak terhingga jumlahnya, dan barangkali relatif sulit untuk
dirangkum dalam definisi formal.
- Seni modern dapat berupa karya yang paling realistis sampai kepada yang paling
abstrak.

40
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

Faktor pendorong perkembangan seni modern


- ‘Museum without the wall’ menjadikan seni modern berkembang di seluruh dunia.
- Perkembangan ilmu jiwa modern memberi tambahan jelajah seni, yang
memperkenalkan dunia baru yang dapat dijadikan sebagai obyek berkarya seni.
- Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berpengaruh besar bagi
perkembangan seni modern, khususnya penemuan fotografi yang berpengaruh pada
orientasi fungsi karya yang berubah dari semula bersifat ilustrasi menjadi interpretasi.
- Dorongan pencarian nilai personalitas menjadi demikian kuat karena seniman
merasa memiliki otoritas penuh dalam menentukan arah karya seninya, yang tidak
lagi tergantung pada ‘patronage’ atau pelindung seni yang kadang sering berubah
menjadi diktator seni.

NEO-KLASIKISME DAN ROMANTISME

NEO KLASIKISME
‘ Neoclassicsm is the name given to the movement which originated in Rome in the
middle of the 18th century and spread rapidly over the civilized world. It arose partly in
reaction against the excesses of Baroque and Rococo’.(Murray: 1969) Neoklasikisme lahir
sebagai reaksi melimpah ruahnya seni Barok dan Rokoko kearah perkembangan
penyederhanaan bentuk yang lebih rasional. Teori Neo-klasikisme disebarluaskan oleh
penulis Jerman Johann Winckelmann tahun 1755, yang dirangsang dengan diketemukannya
kota Pompei dan Herculanom, kota pusat peninggalan kebudayaan Romawi Kuno yang telah
terkubur letusan gunung berapi pada tahun 79.
Revolusi Perancis 14 Juli 1789 mempengaruhi kehidupan seni – berakhirnya
pengaruh raja atas perkembangan seni. Seniman berkarya bukan atas dasar pesanan
semata, tetapi lebih didorong oleh kebutuhan pribadinya. Saat inilah fenomena modernisme
dalam sejarah seni rupa dimulai, dengan ditandai gejala individualisasi dan isolasi diri.
Revolusi Perancis tersebut telah melahirkan tokoh seniman yang sangat popular yaitu
Jacques Luis David.

Jacques Louis David (1748-1825).


Pelukis pertama dalam babakan modern, yang menjadi penting baik secara sosial,
politis, maupun intelektual. David adalah seorang protagonist dalam Akademi Seni Lukis dan
Seni Patung Kerajaan, dan pernah memenangkan ‘Prix de Roma’ lewat karyanya ‘ Antiochus
dan Stratonice’ (1774), karena lukisan tersebut memenuhi persyaratan kemahiran dalam
penguasaan teknik akademik/ teknik melukis realis
Pada 1784, David melukis ‘The Oath Of Horatii’ (Sumpah Horatii). Secara teknis
lukisan biasa saja (dengan teknik akademis), atau sebenarnya mengalami kemunduran jika
dibanding dengan pencapaian teknik pelukis Barok; namun menjadi sangat fenomenal sebab
lukisan tersebut tidak diperuntukkan bagi kenikmatan tetapi lebih ditekankan sebagai upaya
mendidik masyarakat. Dengan demikian kita menemukan letak inovasi yang dilakukan David
bukan pada teknik tetapi pada tema. David berupaya menanamkan semangat patriotisme

41
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

masyarakat untuk melawan tirani pada saat itu (Raja Luis XVI). Melalui lukisan itulah dunia
encatat terdapat orientasi baru dalam kegiatan seni lukis, dan David menyebutnya sebagai
Neo-Klasikisme.

Sifat keklasikan lukisan tersebut dapat dilihat pada bentuk lukisan, yang memiliki sifat:
1. Subjek lukisan ditata dramatik
2. Tidak menggairahkan
3. Komposisi dan lighting teatrikal
4. Irama lukisan kaku
5. Pengelompokkan tokoh sederhana (layaknya melihat tonil)
6. Tidak ‘pink-skined’.
7. Berkesan ‘dingin’ sebagai refleksi ciri seni klasik, hal tersebut dipertegas dengan
penggunaan back-ground arsitektur gaya Doria yang dingin dan kaku. Sifat
keklasikannya tampak juga pada ketepatan detail atribut yang digunakan para tokoh-
tokohnya seperti pada sandal, pedang, dan topi, mengingatkan pengenalan kita pada
ciri-ciri prajurit Romawi.
Karya karya David yang lain

David tidak saja menjadi pelukis revolusi tetapi pada perkembangannya ternyata
tampil juga sebagai diktator seni Perancis, sehingga seni gaya Barok dan Rokoko dalam
sekejap tenggelam dari percaturan seni di Perancis; diganti dengan seni yang bersifat Neo-
Klasik yang dingin, sederhana, dan kaku. David menguasai perkembangan seni rupa di
Perancis selama 32 tahun. Setelah Napoleon dibuang di St-Hellena, David diasingkan di
Belgia hingga meninggal. Sepeninggal David, School David diteruskan oleh penganutnya,
dan dipimpin oleh yang terbaik diantara mereka yaitu, Jean August Dominique Ingres (1780-
1867)

ROMANTISME

Generasi Napoleon adalah generasi yang tak kenal kompromi, suka berperang, dan
didorong oleh kesadaran bahwa hidup ini tidak kekal. Mereka bisa merasakan penderitaan,
kesakitan, ketakjuban, kekecewaan, kemenangan, kekalahan; mereka tak kenal ketenangan,
maka dapat dipahami jika mereka kemudian tak suka sandiwara klasik begitu juga cita rasa
estetis mereka pada seni rupa lambat laun meninggalkan yang klasik. Sikap-sikap tersebut
di atas demikian cocok dengan sifat romantisme.

Lukisan Romantisme memiliki ciri-ciri:


1. Berurusan dengan perasaan perseorangan.
2. Bersifat eksotis, suasana yang asing, dan kerinduan terhadap suasana yang jauh.
3. Teknik dan bentuk lukisan diupayakan untuk memancing perasaan apresiatornya.

Tokoh-tokoh Romantisme adalah bekas murid-murid Louis David, antara lain:


1. Girodet (1769- 1824): ‘ The Burial Of Atala’.

42
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

2. Jean Gros (1771- 1835): ‘Christine Boyer’ 1800.


3. Theodore Gericault (1791- 1824): ‘ The Raft of Medusa’ –1818, yang melukiskan
peristiwa tenggelamnya kapal transport Medusa tahun 1816 di pantai Afrika, dari 100
penumpang tinggal 15 orang yang masih hidup.
4. Delacroix (1798- 1863): ‘ The Massacre of Chios’ 1821-1824, ‘Kematian
Sardanapalus’, ‘Perampasan Rebecca’, ‘Lyberty Guiding the People’ 1830.

Romantisme x Neo Klasikisme.


Romantisme sering diposisikan sebagai lawan Neo-klasikisme, sebab Neo
Klasikisme mengutamakan corak klasik, Romantisme tidak berurusan dengan corak tertentu
tetapi lebih mengutamakan perasaan perseorangan. David mengatakan: ‘Rasio harus
menjadi pelita dan pemimpin seni’, sedangkan tokoh Romantisme mengatakan: ‘Hati
memiliki persoalan yang rasio tidak tahu’. Perbedaan lain yaitu: Neo Klasikisme cenderung:
berkesan mengedepankan Intelektualisme, rasional, generalisasi, dan non imajiner;
sedangkan Romantisme cenderung: emosional, misterius, pemakaian ukuran
kecenderungan yang individual dan imajiner.
Persaman antara keduanya adalah sama-sama memandang dunia ini sebagai misteri
yang dapat dijelajahi untuk menemukan alasan kehadiran manusia – keduanya adalah kaum
idealis yang tidak mau menerima dunia apa adanya – yang satu mengandalkan rasionya
sedangkan yang lain mengandalkan perasaannya.

REALISME DAN KELOMPOK BARBIZON

REALISME
Pada dasarnya realisme merupakan reaksi tehadap romantisme, ‘menghadirkan
alam tanpa koreksi’, atau ‘penghadiran objek secara rasional’
Atau boleh dikatakan ‘ realisme…memperlakukan segala kehidupan sehari-hari dalam suatu
gaya yang menunjukkan kenikmatan yang terus terang.
Gustave Courbet (1819-1877), Mendasari teori realismenya dengan pongah ia
pernah berkata: ‘Show me an angel and I will paint one ‘. Dengan pernyataan tersebut dapat
dipahami bahwa lukisan bagi Courbet adalah seni yang konkrit, menggambarkan sesuatu
yang ada dan nyata; ia hanya mendasarkan seninya pada pencerapan indrawi semata dan
meninggalkan fantasi dan majinasi. Bagi Courbet keindahan yang disajikan oleh alam jauh
lebih indah dari konvensi seniman manapun juga, oleh sebab itu ia berusaha menghadirkan
objek tanpa merubahnya. Namun pada perkembangan kemudian ternyata Courbet tidak
cukup konsisten dengan ucapannya, karena ia lebih berpihak pada kehidupan masyarakat
papan bawah. Hal demikian karena Courbet banyak mendapat pengaruh dari filsuf sosialis
Pierre Joseph Proudon, sehingga karya realismenya cenderung bersifat sosialistis. Lihat
lukisannya ‘ Stonebreakers’ dll.
Karyanya ‘ Habis Makan di Ornans’ masuk salon th. 1849, dan pada karyanya ‘ The
Burial at Ornans’ 1849 dia sebut sebagai “Penguburan Romantisme’ (Bandingkan ungkapan
tersebut dengan umpatan Gros atas karya Delacroix ‘Pembunuhan Besar-besaran di Scio’.

43
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

Pada th. 1855, di Paris diselenggarakan “Exposition Universalle’, dalam eksposisi ini
karya Courbet ditolak oleh dewan juri, dia marah dan kecewa. Sebagai pengobat
kekecewaannya ia membangun pavilion dekat world fair tersebut, yang ia sebut sebagai
‘Vavilion of Realism’. Di dalam pavilion ini terdapat karyanya yang ditolak juri, diantaranya
‘Painter’s Studio’ 1855 yang berukuran 3,5 x 6 m; merupakan karya Courbet yang gemilang.
Terhadap karya tersebut Delacroix berkomentar: ‘ …one of the most extraordinary works of
our time’. Tindakan Courbet menyelenggarakan pameran ini sungguh merupakan tindakan
berani dan rebellius, sebagai ungkapan rasa ketidak puasan atas para juri dari orang-porang
akademis.
Tokoh Realisme yang lain adalah: Honore Daumier ( 1808-1879)
Realisme Daumier disebut sebagai realisme tulen/sejati, sebab tema yang dibidik olehnya
tidak pilih-pilih, dari kehidupan rakyat kecil (‘ Kereta Kelas Tiga’ 1862.) hingga kehidupan
masyarakat kelas atas- anggota legislatif yang oportunistis ( ‘Le Ventre Legislatif’ 1834).
Karyanya diungkapkan dalam bentuk mendekati karikatural dengan teknik lithografi, hampir
4000 karya. Ia adalah seorang pekerja di persuratkabaran yang tidak ada sangkut pautnya
dengan dunia seni, namun karya-karyanya berbobot memenuhi kriteria seni. Pada karyanya
‘Kereta Kelas Satu’ 1864- kita menyaksikan sebuah kritik akibat pengaruh kehidupan
modern, dimana manusia dikejar oleh kepentingan individualnya – pada prinsipnya secara
psikologis manusia terpisah walaupun berada di tempat yang sama.
Francisxco De Goya (1746-1828). Pada usianya yang relatif sudah tua ia berkunjung
ke Paris, pengagum Delacroix. Karya-karyanya bernafsu, sapuan warnanya emosional, serta
kekuatan dramatiknya tidak hanya melampaui Delacroix yang lebih muda, namun lebih dari
itu karya Goya lahir dari pengalaman hidup yang bergelora penuh vitalitas.
Beberapa karyanya menunjukkan gejala Romantis, lihat karyanya ‘Kelelapan Rasio
Menimbulkan Monster’ 1798. Atau ‘Pembunuhan 3 Mei 1808’ yang sangat dramatik (sebagai
reaksi atas invasi Napoleon di Spanyol.) Namun dia juga termasuk seorang realis, sebab ia
cenderung memandang dunia tanpa ilusi, karyanya merupakan refleksi dari keadaan
sekitarnya. Ia sebagai pelukis istana yang berada pada lingkungan yang mewah dan dungu
terhadap kemelaratan masyarakat di sekitarnya (Lihat ‘Keluarga Charles IV’). Terdapat
beberapa karya portraitnya yang cukup berhasil diantaranya: ‘ Josefa Bayeu’, ‘Madame
Goya- 1798’, ‘Maya’ bertelanjang dan berpakaian 1797-98. Seperti halnya Delacroix pada
perkembangan kemudian Goya meninggalkan garis, karena menurutnya dalam bentuk tak
dijumpai garis.

KELOMPOK BARBIZON
Barbizon adalah nama desa dekat hutan Fountinableau dekati Paris. Secara formal
kelompok Barbizon bukan gerakan aliran yang memperjuangkan aliran tertentu atau ideologi
tertentu, tetapi semata-mata hanya diikat oleh tempat yang sama bagi mereka untuk
beraktivitas. Mereka kadang diklasifikasikan sebagai kelompok realis romantik. Mereka
mengambil objek langsung dari alam dan bekerja secara langsung. Sikap kekaguman dan
merasa kecil di dalam alam inilah menurut Myers ditengarai sebagai suatu gejala romantik.
Mereka mencari ‘moods’ atau ‘spirit’ dari objek-objek alam langsung, namun
penyelesaiannya kadang dilakukan di studio mereka. Gerakan Barbizon (1830-1840)

44
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

menjadi oposisi kaum akademik, namun lambat laun ternyata karya merekapun juga
diperbolehkan masuk Salon. Sesudah 1850 an, mereka banyak mendapatkan kesuksesan,
namun munculnya seni abad ke 20 mereka tersingkir. Kelompok Barbizon menjadi batu
loncatan kearah terwujudnya impressionisme.
Diantara pelukis Barbizon tersebut adalah:
Theodore Rousseau (1812-1867), Jules Dupre (1811-1889), Diaz De La Pena (1807-1876),
Constant Troyon (1810-1865), Charles Francois Daubigny (1817-1878); sedangkan pelukis
yang tidak terlalu terikat dengan kelompok ini namun karya-karyanya fenomenal : Jean
Francois Millet (1814-1875) dan Jean Babtiste Camille Corot (1796-1875). Canady
menyebut, mereka itu adalah orang-orang sial karena tidak diakui kepeloporannya.
Millet (1817-1878). Lukisannya menjadi tampak intim dengan objek-objeknya, dijiwai
oleh pengalamannya. Millet seorang yang cerdas, walaupun pendidikannya rendah. Ia
memiliki ketajaman mata hatinya untuk mengisi kanvasnya. Tokoh-tokoh lukisannya anonim
dengan wajah-wajah kegelapan, refleksi dari kehidupan yang keras, tubuh-tubuh yang kuat;
dengan begitu lukisannya menjadi realistis sekaligus romantik. Tahun 1847 lukisannya
‘Oedipus’ diterima masuk salon. Kemudian ia bergabung dengan kelompok Barbizon.
Lukisan Millet tampak apa adanya, bersahaja dan lebih uncivilized, lihat: ‘Tukang Tampi’,
‘Penabur benih’ 1850, ‘Pemungut Ceceran’ 1857. Lukisan-lukisan inilah yang lebih banyak
diminati orang-orang Amerika, khususnya dalam Paris Exposition 1867, Millet memanjatkan
namanya dan banyak meraup keuntungan.

Corot (1796-1875). Corot sering disebut sebagai penghubung antara tradisi dengan
pembaharuan, dan ia sangat memperhatikan konstruksi lukisannya. Kalau Poussin
mengkonstruksi lukisannya dengan cara… Composing sites after choosing the most
beautiful and the most noble elements offered by nature, tetapi Corot mengambilnya
langsung dari suatu tempat yang telah dipilihnya. Ikatan dengan tradisi dan seni yang akan
datang terlihat pada karya potretnya: ‘Wanita bermutiara’ 1868, yang mirip dengan
Monalisanya Leonardo. Corot tidak bermaksud menjiplak karya tersebut namun ia tahu
persis hakekatnya dan bisa berbuat serupa. Lukisan pemandangannya menunjukkan
kelembutan, dengan goresan dedaunan lincah dan penuh virtuositas tampak pada ‘Souvenir
de Montefontaine 1864’.
Menurut Canady: ‘Corot ia formal painter as well as artist of tender sensibillity’ dan ‘
His art is more robust and more profound…it is an art of solidity, of modesty, of dignity,
ofcontemplation, of serenity, it is an art where reverence for simplicity is combined with
mastery of civilized nuance.’

MANET DAN SALON DES REFUSES


Pada akhir abad XIX, jumlah pelukis muda di Perancis semakin banyak yang
berusaha melepas diri dari ‘L’Ecole des Beaux Arts’, mereka mengisi waktu dengan
berdiskusi di restoran, café; diantara mereka kemudian dikenal sebagai penulis seni yaitu:
Courbet, Gautier, Bauldelaire, Champfleury, mereka dikenal sebagai para kritikus muda .
Diantara pelukis yang ada pada perekembangan kemudian, mereka dikenal sebagai
kelompok Impressionisme. Bersamaan dengan itu populer pulalah istilah ‘Bohemianisme’

45
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

dengan pusat kegiatannya di sebelah sungai Seine. Menghadapi kondisi yang demikian para
juri salon resmi semakin memperketat seleksi bagi karya para pelukis yang ingin masuk
salon. Tahun 1863 ketika para Juri salon menyeleksi karya yang diperbolehkan masuk salon,
terdapat 4000 lukisan yang ditolak dengan semena-mena. Kemudian terpaksa Napoleon III
turun tangan, sebagai kolektor lukisan sebenarnya keinginannya sama dengan para juri,
namun sebagai pimpinan negara ia melihat suatu bahaya jika tidak ada tindakan
penyelamatan untuk menanggulangi kemarahan sekian banyak pelukis. Atas inisiatifnya
maka lukisan-lukisan yang ditolak tersebut dipamerkan di salon lain (walaupun di gedung
yang sama) yang dikenal dengan nama ‘Salon des Refuses’ atau salon bagi karya yang
ditolak.
Salon des Refuses tersebut ternyata menjadi kebanggaan bagi para pelukis muda
yang memang merasa berbeda karyanya dengan para pelukis akademis, namun merasa
menjadi penghinaan bagi beberapa diantara mereka karena karya mereka dianggap belum
layak memenuhi persyaratan akademis. Golongan yang terakhir ini banyak kemudian yang
menarik diri keluar dari salon tersebut, tercatat sekitar 600 karya yang ditarik.
Munculnya ‘Salon des Refuses’ merupakan skandal besar bagi para borjuis, namun
bagi pertumbuhan seni rupa menjadi tonggak pertumbuhan seni modern, merupakan: ‘the
sharpest dividing line in the history of painting since the French Revolution’
Edouard Manet (1832-1883). Dalam Salon des Refuses tersebut muncullah tokoh
Manet, dengan lukisannya yang revolusioner yaitu: ‘Le dejeuner sur Lherbe’ (Makan di
Rerumputan) 1863. Disampin itu terdapat pula ‘The Woman in White” karya Whistler; antara
keduanya ternyata Manet-lah yang lebih banyak disorot. Manet masuk studio Couture pada
tahun 1850, setelah selesai belajar kemudian ia berkelana ke beberapa negara; di antaranya
ke Spanyol dan berjumpa dengan Goya yang kemudian besar sekali mempengaruhi karya -
karyanya. Bandingkan’ Penembakan Raja Maximillian’ 1867, dengan karya Goya ‘
Pembunuhan 3 Mei 1808’, disamping itu kemudian ia banyak melukis tema-tema Spanyol,
antara kain: ‘Torero memberi salam’. ‘Lola de Valence’ 1862, ‘Pemain Guitar Spanyol’ 1860.
Disamping itu pada karyanya kita menemukan pengaruh grafis Jepang karya hokusai; sebab
tiga tahun setelah Jepang menerapkan politik ‘Pintu Terbuka’ ( Jasa Ferry 1853) banyak
barang-barang Jepang masuk Eropa dengan pembungkus yang diberi hiasan print karya
Hokusai. Kebetulan pula pada World Fair 1862 ada sudut khusus untuk Jepang yang
menyajikan porcelain dan printing yang sangat bagus; maka di Paris berjangkitlah penyakit
demam Jepang dan Manet termasuk kurbannya. Lihat karya ‘ Emile Zola’ 1968, dan ‘Wanita
dengan Kipas’ 1873.

‘Le Dejeuner’ dan Inovasinya.


Lukisan tersebut pantas ditolak juri saat itu sebab membikin ‘muak’, bukan karena
tokoh-tokohnya berkeringat namun karena tokoh-tokohnya menyajikan skandal – dua wanita
dan dua lelaki yang merepresentasikan orang-orang Perancis waktu itu berada pada kondisi
tidak layak; sedang asyik bermesraan dan makan-makan di rerumputan. Tema tersebut
dapat dijumpai pula pada ‘Olympia’ 1863 – bandingkan dengan lukisan telanjang pada
masa-masa sebelumnya ! Maka dikutuklah Manet sebagai pelukis amoral, walaupun dalam

46
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

waktu yang sama Cabanel melukis ‘ Kelahiran Venus’ 1863 yang lahiriahnya lebih
merangsang dibeli Kaisar.
Namun bagi Manet sesungguhnya melukis itu adalah persoalan ‘how to paint’ bukan
‘what to paint’, ia tidak serius memperjuangkan alasan kehadiran objek, baginya apa yang
dilukis itu tidak penting, namun persoalan bentuk/teknik bagaimana menghadirkan objek itu
dianggap jauh lebih penting. Inovasi Manet terletak paaaada teknik, tidak lagi tergantung
pada teknik standart, melainkan mencari jalan menemukan cara cipta yang cocok dengan
idenya. Ia ingin menangkap pandangan sesaat objek-objeknya, yang kemudian ia lakukan
penyederhanaan subjek menjadi bidang-bidang warna yang hampir mendatar; ia hilangkan
nada-nada transisi dengan demikian menjadi kontras antara subjek dengan bayangan yang
kadang bayangan itupun dipersempit tinggal kontur yang menebal sehingga memperkeras
intensitas warna-warnanya.
‘Le Dejeuner’ bukanlah lukisan yang ‘well organized’, perhatikan hubungan tokoh-tokohnya
dengan lingkungannya/pemandangan di sekitarnya tampak tidak menyatu, maklum
keduanya dikerjakan di tempat yang berbeda, pemandangannya diambil langsung dari alam
sementara tokoh-tokohnya dikerjakan di studio.
Bagi Manet lukisan adalah menjadi persoalan bentuk bukan persoalan isi, ia bisa
melukis apa saja tidak harus memperjuangkan tema sebagaimana Courbet, sehingga
realisme Manet disebut sebagai realisme objektif – maka lahirlah ‘l’art pour L’art’ –seni untuk
seni tidak untuk apapun – dan dalam perkembangan kemudian karena tema dihilangkan
maka lukisan tidak lebih adalah garis dan warna. Dengan begitu maka kita menjadi tahu
betapa pentingnya kehadiran peristiwa 1863 bagi perkembangan seni rupa di masa
kemudian. Manetlah yang mempelopori Impressionisme namun ia tidak termasuk
didalamnya, karyanya yang menunjukkan gejala impressionistis dapat dilihat pada ‘ Boating’
1874.(komposisinya informal, tokoh-tokohnya bermandikan cahaya matahari), dan menarik
untuk diperhatikan lukisannya yang terakhir ‘ Bar di Folies Bergeres’ 1881.

IMPRESSIONISME DAN POST- IMPRESSIONISME

IMPRESSIONISME
Pada tahun 1874, sekelompok pelukis mengadakan pameran di sebuah studio milik
seorang fotografer bernama Nadar. Karena heterogennya karya yang dipamerkan sehingga
sukar memberikan nama, maka diberinya nama Societe Anonyme des Artistes, Printres,
Sculpterrs, Graveurs (himpunan seniman, Pelukis, pematung, grafika, dsb…).
Salah satu karya yang dipamerkan terdapat karya Claude Monet yang berjudul “Impresion
rising sun”, dari judul tersebut oleh Louis Leroy dipakai untuk mengejek kelompok tersebut,
sebagai mana yang dimuat dalam koran ‘Charivari’ dengan artikelnya yang berjudul
“Exposisi dari Kaum Impressionist”. Ejekan tersebut ternyata malah dipakai oleh yang
bersangkutan dengan sebutan Paintres Impressionistes. Kelompok tersebut adalah para
pengagum Manet, yang terdiri dari para mahasiswa Ecole Des Beaux Arts antara lain:

47
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

Caude Monet, Auguste Renoir Frederic Bazille, Alfred Sisley, kemudian ditambah dengan
masuknya Edgar Degas, Suisse, Camille Pissaro dan Paul Cezane.
Kaum Impressionis ini tidak pernah memproklamirkan suatu manifesto, namun
ikatannya terlihat dalam penggarapan teknik maupun dalam kerja sama pengadaan
pameran. Tercatat dari tahun 1874 – 1886 telah 8 kali pameran. Nama Impressionisme,
kadang disebut juga dengan istilah Realisme-Cahaya, Light Painting, Out Door Painting,
bentuk tetapi melukis cahaya yang dipantulkan oleh suatu benda ke mata.
Sebagaimana telah diawali oleh Manet bahwa persoalan seni lukis bukan lagi
menjadi persoalan tema atau isi, maka kelompok Impressionisme inipun berusaha mencari
gantinya menekankan pada sektor bentuk/teknik. Maka dieksploitirlah sapuan kuas, tekstur
disebut sebagai unsur formal yang dahulu kurang diperhitungkan.

Ciri-Ciri Impressionisme:
- Merupakan tangkapan sesaat.
- Menghilangkan detail.
- Menghilangkan kesan linier, sebagimana yang dimiliki oleh kaum akademis.
- Warna cenderung cerah, segar, meriah.

Tokoh-Tokoh Impressionisme
CLAUDE MONET 1840-1926. Untuk mendasari karyanya dia pernah mengatakan
“alangkah baiknya kalau ia mendahului terlahir buta dan kemudian dapat melihat dunia ini
sehingga dapat betul-betul melihat obyek berdasarkan atas cahaya yang dipantulkan saja,
sebab ia belum punya gambaran formil dari bentuk obyek tersebut”.
Terdapat beberapa gejala Impres dalam karyanya antara lain:
1. Ia cenderung memandang semua obyek mendapat perhatian yang sama, ia
berusaha membuat hubungan antara tokoh dan lingkungannya senature mungkin.
Hal tersebut terlihat pada karyanya : Makan di Rerumputan (1865) dan Wanita-
Wanita di Kebun (1866), memperlihatkan bagaimana usaha Monet dalam menggarap
lingkungan tempat keberadaan tokoh, yang ternyata tidak hanya sekedar menjadi
latar belakang saja.
2. Dalam lukisan Pohon-Pohon Spring di Tepi Telaga (1888) serta beberapa lukisan
kolam terarainya, monet tidak menempatkan Sense of Volume. Dalam lukisan
tersebut cahaya menjadi alat pendusel yang meratakan semua substansi yang
ditimpalinya dengan begitu lukisannya menjadi formless (tak terbentuk).
3. Tahun 1891 bereksperimen dengan Instantaneity atau Kesesaatan. yaitu dengan
upaya memperoleh efek cahaya dari waktu yang berbeda dengan obyek yang sama,
misalnya : Ia telah membuat lukisan tumpukan jerami sebanyak 15 karya dan 40
karya lukisan cathedral Rouen pada saat matahari cerah, suram, sore, pagi
menjelang malam dll.
4. Dalam gejala lukisannya yang terakhir, Monet berusaha menghilangkan subject
matter, akibat makin kaburnya bentuk seakan-akan lukisan telah menjadi abstrak.

48
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

RENOIR 1841 – 1919. Dia merupakan pelukis yang gemar melukis wanita. Seakan-
akan meneruskan tradisi Perancis yang menempatkan wanita dalam posisi penting dalam
karya seni maupun dalam kehidupan. Ia lama berada pada kubu Impressionisme, kemudian
ia menyadari dari upaya melukis cahaya tersebut ternyata ia telah lupa pada pengaturan
komposisi dalam lukisan yang baik, maka dengan sadar ia kembali pada tradisi sebelumnya.
Pada tahun 1882 ia studi karya-karya Raphael di Vatican Itali. Ia belajar kembali bagaimana
mengolah garis yang baik serta komposisi yang penuh perhitungan. Hasilnya dapat dilihat
pada karya :
‘Dansa di Baugival’. Dan ‘Orang-Orang Mandi’ (1884).
Pada fase-fase berikutnya, ia mengombinir unsur-unsur formil dalam lukisan dengan
unsur-unsur Impressionisme. Kuasnya dibebaskan lagi, serta warna sebagai pernyataan
cahaya muncul lagi, sehingga sepintas yang dilakukan merupakan pengikaran terhadap
Impressionisme. Pada fase ini terlihat :
1.Warnanya lebih kaya serta lebih intensif.
2.Bentuknya menjadi lebih mantap tetapi tidak berkesan linier.

POST- IMPRESSIONISME
Ketika Impressionisme belum mengalami populer, ia telah mendapat tantangan dari
para seniman yang tidak puas hanya dengan realita cahaya.
Mereka merasakan adanya pengertian yang rancu antara keindahan seni dan keindahan
alam, sehingga muncul seniman yang tidak hanya menginginkan Passive Recording seperti :
1. Paul Cezane dan Georges Seurat, membawa seni ke arah bentuk yang kuat.
2. Van Gogh dan Paul Gauguin, membawa karya seni ke arah pengemukaan ekspresi
atau emosi yang menyala-nyala.
Mereka merasakan tidak hanya cukup hanya mengambil dari alam, maka perlu adanya
usaha untuk menemukan plastisitas baru dalam karya seni.
Sehingga istilah Post- Impressionisme tidak memiliki arti apa-apa kecuali hanya untuk
menamai karya-karya sekelompok pelukis yang sama-sama berangkat dari Impressionisme
kemudian mencari jalan yang berbeda dalam mensiasati karya seninya.
PAUL CEZANE 1939-1906. Dia mempelajari teknik kaum Impressionisme dari
Camille Pissaro. Ia kemudian tidak sepaham dengan Kaum Impres, karena baginya Kaum
Impres dikatakan dalam melihat dunia ini secara subjektif (menurut apa yang diterima oleh
matanya). Cezan lebih suka memasuki objeknya untuk menemukan sifat-sifatnya yang khas
di balik perwujudannya. Sehingga lukisan Cezane dikatakan tidak berwaktu.
Atas sikapnya tersebut, Herbert Read memandang Cezan sebagai perintis seni modern,
karena sikapnya See The World Objectively. Ia memandang objek tanpa intervensi pikiran
dan emosi, dengan mengembalikan pada hakekat objek yang sesungguhnya.
Pendapatnya dalam karya seni “I want to do Poussin over again, after nature and I want to
make of Impressionisme something solid and durable like the art of the museum”.
1. Ia melukis berdasarkan alam, sehingga tidak ada alternatif lain kecuali berusaha
memasuki pada hakekat objek yang sesungguhnya, sehingga dalam mensiasati
objek tersebut ia berpendapat bahwa geometri adalah basic dari segala bentuk yang
ada di alam. Semua bentuk yang ada di alam ini dapat dikembalikan pada bentuk

49
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

geometri seperti kubus, silinder, kerucut, dll. (Periksa karya-karyanya yang


menunjukkan gejala tersebut). Pendapat yang lain “I do not reproduce nature, I want
to recreate it” tidak ingin meniru alam secara mimesis melainkan berusaha
menciptakan kembali atau mengubahnya sesuai dengan keinginannya untuk
memperoleh bentuk yang kuat.
2. Pernyataan dalam teknik penggarapan objeknya diserahkan kepada warna dengan
segala nuansanya untuk mencapai plastisitasnya.
“Colors are expression of depth on the surface” warna adalah ekspresi dari
kedalaman yang dapat dilihat dari permukannya sehingga ia dapat mengesankan
jarak dan dapat mengesankan bentuk. Periksa karya-karyanya yang terkenal antara
lain :
- Rumah orang hukuman (1873)
- Pemandangan dari Gardane (1885)
- Pemain kartu (1890)
- The great bathers (1896), merupakan karya terakhir yang monumental.

GEORGES SEURAT 1859-1891. Ia keluar dari Impressionisme dengan


ketelatenannya membuat titik-titik pada kanvas-kanvasnya yang relative besar,
sebagaimana yang terlihat pada karyanya “Minggu Petang di Pulau La Grande Jatte (1884)”
dengan ukuran 2 x 3 meter. Seurat menyederhanakan bentuk alam ini menjadi silhouette
yang geometris dengan variasi yang sesuai dengan cita rasanya di dalam desain. Silhouette
tersebut diatur dalam kanvas dalam komposisi yang baik, dengan terlebih dahulu menyusun
pola yang kemudian diisi dengan titik-titik warna (pointillisme) namun tidak melenyapkan sifat
linier dari konturnya.
Dalam pemakaian warna, Seurat mengembalikan warna jadian kepada warna pokok yang di
jajarkan untuk mendapatkan kesan warna yang lebih cerah sehingga cara kerja yang
demikian ini kadang disebut sebagai Divisionism, sedangkan bila menilik dari hasilnya yang
cemerlang disebut sebagai Chromo-Luminarism.
Lukisan Seurat bukan hanya merupakan tangkapan objek yang hanya sesaat saja tetapi
lebih bersifat seni yang terencana dengan teliti untuk mengejar harmoni, dan bahkan hampir
mendekati irama musikal.
Lukisan yang lain :
- Orang-Orang Mandi (1883)
- Circus (1891)
- Les Poseuses (1888)

VINCENT VAN GOGH 1853-1890. Dari sapuan kuas Impressionis dan


Pointilismenya Seurat, ia mengembangkan teknik melukis dengan goresan pendek-pendek,
melengkung, melilit-lilit penuh irama tidak hanya pada struktur dasarnya saja tetapi sampai
pada detail yang sekecil-kecilnya. Ia merupakan tokoh Ekspressionisme, dikarenakan pada
karya-karyanya merupakan letupan dari emosi dan ambisi yang meluap-luap. Objeknya
mengarah pada penderitaan, kemelaratan serta cita rasanya mengarah pada kemanusiaan.

50
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

Pada awalnya ia melukis dengan warna-warna berat/gelap serta mendekati


monochrommatis, kemudian atas saran Pissaro kemudian berganti dengan warna-warna
cemerlamg yang karakteristik Impressionistis.
Dalam pernyataan objek-objeknya yang sederhana dia dapat mengungkapkan
keindahan objek lahir bersama sama dengan kegairahan perasaan hatinya (perasaan
kesepian butuh kasih sayang, butuh komunikasi, dll). Sehingga yang menjadikan dia
seorang artis yang patut diperhitungkan karena kemampuannya untuk menampilkan di
dalam karyanya pernyataan objek yang paling hakiki bersama-sama dengan pernyataan
perasaannya, realistis dan emosi dipersatukan, sehingga objeknya alamiah dan batiniah.
Masa hidupnya yang paling produktif ialah 2 tahun menjelang kematiannya saat ia tinggal di
Arles dan Saint-Remy. Sebagai sponsor yang amat menentukan keberhasilan Van Gogh
ialah adiknya sendiri yang bernama Theo.

Periksa karya-karyanya:
- Bunga Matahari (1888)
- Pemandangan dengan Pohon Jaitun (1889)
- Malam Penuh Bintang (1889), dll.

PAUL GAUGUIN 1848-1903. Dia lahir di Peru, kemudian pernah tinggal di Paris dan
menghabiskan hidupnya di Tahiti Lautan Teduh. Ia lari dari tata cara melukis Impressionistis,
karena dalam Impresionis tersebut ia tidak mendapatkan wadah yang dapat menampung
misterinya. Di dalam lukisannya yang berjudul “The Vision after the Sermon, Jacob Wrestling
with the Angel” terdapat jelas teori yang hendak dicari dalam lukisannya.
Ia menggunakan warna-warna murni dan cemerlang, bentuk-bentuk tokohnya
disederhanakan menjadi garis-garis yang essensiel saja serta berusaha menghindarkan
bentukan plastisitas lewat bayang-bayang. Dengan demikian lukisannya menjadi
kedekoratifan.
Ia lebih tertarik pada kehidupan primitif, dan akhirnya pergi meninggalkan kebudayaan Eropa
yang rasionalis pergi ke lautan teduh untuk memenuhi panggilan jiwanya yang senang pada
hidup yang diliputi misteri.
Ia berpendapat, kesalahan yang paling besar adalah terdapat dalam kesenian Yunani,
bagaimanapun indahnya kesenian tersebut.
Periksa karya-karyanya :
- ‘Ia Orana Maria’ (1891)
- ‘Manau Tupapau’ (1892)
- ‘Hina te Fatau’ (1893), dll.
Gauguin banyak mempengaruhi generasi berikutnya dan kemudian muncul aliran
Nabisme, setiap kata Gauguin selalu diikuti oleh pengikutnya sebagaimana layaknya kata-
kata seorang nabi, diantaranya adalah : “Do not copy too much from nature, take from nature
by dreaming about it … always scarch for the absolute! Dream and then just go a head and
paint”. Kata-kata yang lain adalah : “… To paint by heart”.
Tokoh-tokoh dalam Nabisme tersebut antara lain :
- Maurice Denis

51
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

- Pierre Bonnard
- Vuillard
- Paul Seruisier. (sebagai pimpinan)
Denis pernah berkata “Gauguin bagi generasi 1890 adalah sama dengan Manet bagi
generasi 1870”.

FAUVISME

Fauvisme berarti binatang jalang (istilah oleh Louis Vauxcelles) terhadap eksposisi
yang diselenggarakan oleh sekelompok artis di Salon d’Automne pada tahun 1905, oleh
yang bersangkutan nama tersebut justru diangkat sebagai nama resmi.
Anggota dalam kelompok tersebut antara lain :
- Henri Matisse (1869-1954)
- Andre Derain (1880-1954)
- Maurice de Vlaminck (1876-1968)
- Raoul Dufy (1877-1953)
- Georges Rouault (1871-1958).
Kehadiran Fauvisme merupakan reaksi terhadap metodisme yang lamban ala
divisionismenya G. Seurat dan P. Signac. Fauvisme shook off the tyranny of divisionisme.
Beberapa teori kesenilukisan gaya Fauvisme tampak menonjol pada karya Henri Matisse,
diantaranya dia berpendapat :
1. L’exactitude n’est pas la verite (ketepatan bukanlah selalu kebenaran).
2. Dalam lukisan harus mempunyai struktur yang kuat yang ditimbulkan oleh hubungan
warna-warna tertentu, pengaruh P. Cezanne.
3. Warna-warna murni mempunyai irama sendiri, struktur sendiri dan memiliki nilai
sendiri, tidak hanya sekedar memiliki fungsi mimesis dan simbolis.
Periksa beberapa lukisannya :
- ‘The Green Line (Madame Matisse)’ (1905)
- ‘Woman with the Hat’ (1905)
Pada periode sebelumnya Henri Matisse melukis pula secara impress sionistis, hal tersebut
terlihat pada karyanya :
La Desserte (1897) dan Still Life with Fruit Dish (1897).
Pada karyanya yang lain tampak ada pengaruh Seni Timur (Arabesque) sebagai
hasil studinya atas keramik Persia, Mozaik Byzantium, dan kesenian Islam. Pada lukisannya
menampakkan kemahirannya di dalam membuat irama garis, serta warna-warna yang datar
sebagai manifestasi dari sikap kesederhanaan dan kejelasan. Dalam usaha untuk
mendapatkan kualitas lukisan agar memiliki harmoni dari warna-warna yang datar tidak
segan-segan pula Matisse melakukan dengan cara aplikasi.

Dia berpendapat pula “Hanya yang dapat menyusun emosinya secara sistematislah yang
dapat disebut seorang artis”.
Periksa karya “Arabesque-nya”:
- Harmony in Red (1908)

52
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

- The Painters Family (1911)


- Odalisque in Red Trousers (1922),
serta karya-karyanya yang menampilkan aplikasi warna, antara lain : Zulma (1950),
Christmas Night (1952), The Parakeet and the Siren (1952), dll. Disamping melukis H.
Matisse juga membuat patung. Pada pribadi Georges Rouault, Fauvismenya tidak
menampakkan kebahagian melainkan lebih banyak melontarkan problema dan isinya lebih
banyak bersifat propaganda agama ……….. ia berhasrat menciptakan L’art pour L’homme.

EKSPRESSIONISME

Latar belakang
Diawali dengan “DIE BRUCKE (1905)”.
- Objek dalam lukisan memegang peranan penting, segala distorsi bentuk
maupun warna dilakukan untuk mengintensifkan pelukisan objek.
- Warna cenderung suram, keras dan tampak kegelisahan.

pada tahun 1911 di Munchen muncul kelompok DER BLAUE REITER.


- lukisannya lebih terasa segar serta menyenangi warna-warna meriah, serta
garis-garis yang lincah.

Tokoh utama dalam kelompok ini adalah :


- Franz Marc (1880-1916)
- Wassily Kandinsky (1866-1944).

Kandinsky:
- “suatu hasil seni terdiri dari dua unsur, unsur dalam ini ialah emosi dalam jiwa
seseorang seniman dan emosi ini punya kemampuan untuk membangunkan
emosi serupa dalam diri penonton”.
- Emosi mutlak diperlukan dalam karya seni, serta bentuk dan warna adalah
bahasa yang dapat mengekspresikan emosi.

Ada 3 sumber inspirasi menurut Kandinsky:


1. IMPRESI ialah kesan langsung dari alam yang ada di luar diri manusia.
2. IMPROVISASI ialah ekspresi yang spontan dan tidak disadari, yangbersifat spriritual.
3. KOMPOSISI ialah ekspresi dari dalam yang terbentuknya secara lambat dan
sadar.

Ekspresionisme:
- Lebih mengutamakan kebebasan distorsi bentuk dan warna untuk melahirkan
emosi ataupun sensasi dari dalam.

53
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

- Emosi dalam diri senimannya biasanya dihubungkan dengan penderitaan,


serta tendensinya ke arah sikap individualisasi dan isolasi diri.

Ekspressionisme dapat dikatakan sebagai lawan Impressionisme.


- Impressionisme: berusaha melukiskan kesan optis dari obyek, serta melihat
dunia ini sebagai tempat yang indah dan penuh warna
- Ekspressionisme: berusaha menjelajai jiwanya sendiri untuk mengungkapkan
endapan dari pengalaman.
Tokoh-tokoh Ekspressionisme:
- Kandinsky (Rusia)
- Jawlensky (Rusia)
- Edvard Munch (Norwegia)
- Van Gogh (Belanda)
- James Ensor (Belgia) , dll.
Dengan melihat diantaranya karya Kandinsky yang bersifat Improvisasi tersebut
maka ia dianggap sebagai perintis abstrak-ekspressionisme dan dari komposisinya
kemudian dianggap sebagai rintisan aliran Konstruktivisme.
Pada tahun 1924 terbentuklah kelompok DIE BLAUE VIER yang terdiri dari empat tokoh
yang pernah pula tergabung dalam kelompok Der Blaue Reiter antara lain :
1. Alexei Von Jawlensky (1864-1941)
2. Lyonel Feininger (1871-1956)
3. Paul Klee (1879-1940)
4. Kandinsky (1866-1944)

Secara kebetulan mereka adalah tetangga pengajar pada Bauhaus, ialah sekolah untuk
calon arsitek, seniman dan desainer yang amat berpengaruh di Eropa. Sehingga munculah
istilah gaya Bauhaus dalam karya seni rupa, yang diwarnai oleh pendekatan gaya susunan
formal.
Sebagai pelengkap pengenalan terhadap Die Blaue Vier ini Paul Klee pernah mengutarakan
teorinya bahwa ‘Art does not render the visible, rather, it makes visibl’ (Seni tidak
menggambarkan yang nampak, melainkan membuat yang tidak nampak menjadi nampak).
Tokoh-tokoh Ekspressionisme lain yang tidak tergabung pada kelompok di atas :
1. Amedeo Modigliani (1884-1920) …. Pelukis asal Itali yang menetap di Perancis,
mendeformasi tokoh-tokoh dalam lukisannya dengan proporsi yang dipanjangkan.
2. Oskar Kokoschka (1886 -….) …. Pelukis kelahiran Wina.
3. Chaim Soutine (1894-1943) …. Pelukis kelahiran Rusia dan menetap di Perancis
sejak 1911.
4. Kathe Kollwitz (1867-1945) …. Ekspressionis wanita yang terkenal karya
lithografinya.

Sebagai reaksi kemapanan dari beberapa kelompok di atas, pada saat terjadinya
Perang Dunia I munculah kelompok ; DIE NEUE SACHLICHKEIT (Objektivitas Baru).
Kelompok tersebut merasa tidak cocok dengan non objektivitas serta nafas yang segar pada

54
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

karya Kandinsky (Der Blaue Reiter), begitu pula dengan emosionalitas yang individu pada
Die Brucke.
Mereka menginginkan bentuk kesenian yang dapat menggambarkan masalah-masalah
umum, masalah sosial, politik serta kekejaman akibat Perang Dunia. Dengan demikian dapat
disebut bahwa kelompok ini memanfaatkan kemampuan ekspressinya dalam kehidupan
masyarakat, yang kadang dihubungkan juga dengan Realisme Sosial ala Komunis atau
Realisme Sosialnya Diego Rivera dan Orosco dari Mexico.
Tokoh-tokoh dalam kelompok ini adalah George Grosz, Otto Dix, Max Beckmann.

KUBISME

Kubisme lahir pada tahun 1907, ditandai oleh karya Pablo Picasso yang berjudul LES
DEMOISELLES D’AVIGNON. Bila disimak dalam karya tersebut terdapat kelanjutan konsep
Paul Cezanne terhadap pernyataan objek, serta pengaruh dari patung primitif dari Afrika dan
Iberia. Walaupun karya Picasso di atas telah mengandung elemen geometris namun belum
begitu kubistis dan baru dua tahun kemudian Kubisme ini berkembang secara intensif.
Istilah Kubisme sebenarnya lahir pula karena celaan yang pernah dilontarkan oleh
Henri Matisse terhadap karya George Braque. Ia mencela dengan sebutan Top de Cubisme
yang berarti terlau berbentuk kubis.

Pelahiran Kubisme mengalami dua periode :


1. Periode Analitis.
2. Periode Sintesis.

Periode Analitis
Pada sekitar tahun 1909-1912 teori analistis ini berkembang. Di dalam mensiasati
objek yang hendak dilukis, pelukis menganalisa objek tersebut dipecah-pecah menjadi faset-
faset dari berbagai sudut pandang kemudian dirangkumkannya sekaligus untuk dilukis.
Sebagai contoh karya Metzinger (1883-1956) yang berjudul ‘Tea Time’, cangkir dalam
lukisan tersebut separuh kelihatan dari samping separuh yang lain agak di atas, serta
permukannya mengesankan kadang terlihat dari samping dan kadang terlihat dari depan.
(Periksa pula karya yang lain).
Pada kubisme tersebut sebenarnya seniman telah membuat dimensi yang lain, yang
dinyatakan dalam ruang dan waktu, sering disebut Multi dimensional. Karena seniman
kubisme kurang memperhatikan warna. Dua tokoh besar dalam aliran tersebut adalah
Picasso dan George Braque pada umumnya hanya menggunakan warna abu-abu, coklat,
dan oker saja.
Pada perkembangan kemudian dua penulis statemen kubisme yang bernama Metzinger dan
Albert Glaizes, berusaha memasukkan pengaruh penggunaan warna dalam kubisme,
sehingga disamping kekuatan bentuk warnapun juga terasa segar dalam lukisan tersebut.
(Periksa karya-karya yang menunjukkan cirri-ciri di atas).

Periode Sintesis

55
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

Juan Gris (Spanyol) membuka jalan lain dalam kubisme, ialah kubisme Sintesis.
Apalagi dalam kubisme Analistis objek dipecah menjadi faset-faset, dalam Sintesis ini
seakan lukisan itu disusun dari bidang-bidang berlainan warna yang saling menumpang
dalam keadaan transparan sehingga memberikan kesan bentuk objek yang ditulisnya.
Untuk menganalisa karyanya Gris pernah berkata: ‘Bila Cezanne melukis silinder dari botol
maka saya melukis botol dari silinder’.
Jenis Kubisme ini ternyata lebih memberikan fasilitas kepada seniman untuk berkreasi, serta
menemukan interpretasinya sendiri terhadap bentuk objek.
Tokoh-tokoh Kubisme (seni lukis)
1. Pablo Picasso
2. George Braque
3. Juan Gris (1885-1927)
4. Fernad Leger (1881-1955)
5. Robert Delaunay (1885-1941)
6. Francis Picabia (1878-1953)
Tokoh-tokoh Kubisme (seni patung)
1. Pablo Picasso
2. Alexander Arhipenko
3. Buhamp Villion
4. Gonzales
5. Brancusi
6. Lipchitz, dll.

Pengenalan tokoh Pablo Picasso


Kubisme selalu dihubungkan dengan Picasso, padahal bila diamati tidak semua
karyanya bersifat kubistis, bahkan hanya beberapa tahun saja dari masa berkariernya yang
panjang. Picasso adalah kelahiran Spanyol dan pada usia 19 tahun, ia pergi ke Paris. Dari
kepindahannya itulah dia mendapatkan pengaruh dari pelukis yang telah mapan sebelumnya
diantaranya:
a. Dari Toulouse Lautrec …”Wanita Tua” 1901.
b. Paul Gauguin … “Herlequin Bertopeng Dagu” 1901.
Pada periode ini lukisan Picasso nampak terkontrol dengan baik, sebagaimana dalam
menempatkan tokoh-tokohnya serta aplikasi warna yang dekoratif dan sering menunjukkan
mood yang agak romantis.
1. Tahun 1902-1905 : Periode Biru
Pada periode ini lukisannya hampir hanya dibuat dengan satu warna biru saja.
Tokoh-tokohnya digambarkan dalam suasana kesedihan, kemungkinan kesediaan
tersebut terbawa oleh keadannya sendiri yang belum mapan di Paris kala itu.
Periksa karyanya : - Peminum (1902),- Pemain Gitar Tua (1903).
2. Tahun 1905-1907 : Periode Merah Jambu
Atas perkenalannya dengan Fernande Olivier yang telah memberinya suasana
persahabatan dan kehangatan hidup, serta pertemuannya dengan keluarga Medrano

56
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

Circus telah didapatkannya spirit yang segar dalam hidupnya, menjadikan lukisan
Picasso beralih ke periode merah jambu dengan warna-warnanya yang segar.
Pada periode ini banyak dilukisannya tema pemain-pemain circus, diantaranya
Keluarga Akrobat dan Kera (1905). Disamping tema-tema tersebut kadang
melakukannya pula dengan sentuhan, sebagaimana yang terlihat pada karyanya :
Gertrude Stein (1906), dan Wanita dengan Kipas (1905).
3. Tahun 1907 Melukis “Les Demoiselles d’Avignon”, yang menampakkan adanya
pengaruh konsepsi Paul Cezanne tentang objek serta pengaruh patung-patung
primitive Afrika dan Iberia. Lukisan tersebut yang pertama kali yang pertama kali
menampakkan gejala kubistis.
4. Tahun 1914, Perkembangan kubisme lebih lanjut, warna lebih diperkaya tidak hanya
sekedar mengandalkan kekuatan bentuk belaka dan pada periode ini kadang bahan
yang digunakan tidak hanya sekedar cat (papier collage).
5. Tahun 1915-1916 : Periode Kubisme linier.
6. Tahun 1915-1921 : Periode Realisme Klasik.
Dapat dilihat pada : Potret Olga (1917) dan Dua Wanita Duduk (1920).
7. Tahun 1924-1928 : Masa komposisi kubistis yang besar-besar, yang terlihat pada
Pelukis dengan Model (1928).
8. Tahun 1925 Periode Surealistis, yang terlihat pada karyanya: Tiga Penari (1925),
Wanita di Kursi Duduk (1929), Orang Mandi Duduk (1930).
9. Tahun 1928-1933 : Mulai mematung dengan metal construction.
10. Tahun 1932-1934 : Lukisannya menggunakan garis-garis hitam tegas dan kuat
dengan warna yang cemerlang serta banyak melukiskan tema tokoh wanita dengan
susunan garis yang melengkung-lengkung. Sebagai contoh Gadis di Muka Kaca
(1932).
11. Tahun 1937 Picasso melukis ‘Guernica’ dengan ukuran 350 x 782 cm.
11. Tahun 1938-1940 : Periode lukisannya yang besar-besar dan kuat sebagai contoh
Mencari ikan di malam hari (1939).
12. Tahun 1940-1944 : Kembali pada komposisi kubisme sintetis serta mulai aktif
mengerjakan patung.
13. Tahun 1946-1948 : Menyelingi hidupnya dengan tinggal di Antibes dengan karyanya
antara lain: La Joie de Vivre (1946), Pastorale (1946).
14. Tahun 1948-1954 : Aktif membuat keramik di Vallauris.

Perkembangan Kubisme
Bila disimak ternyata Kubisme cukup fleksibel dalam memberikan kemungkinan
pengembangannya bagi individu, sebagai contoh Fernand Leger, dalam usaha
mensiasatinya dengan menampilkan fiigur-figur yang kuat, berkesan masif serta didukung
pewarnaan yang cemerlang. Dia mengemukakan konsep ‘Manusia itu tidak harus ditangkap
secara nilai-nilai sentimentilnya, tetapi dapat juga dengan nilai-nilai plastisnya’.

FUTURISME

57
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

Disamping itu Kubisme dalam kesempatan lain berkembang pula menjadi


FUTURISME, terlihat pada karya Marcel Duchamp ‘Nude Descendinga Staircase’ (1912).
Dalam lukisan tersebut dibalik bentuknya yang kubistis, terdapat unsur gerak yang menarik,
oleh Karena itu sering disebut dengan istilah ‘ Kubisme Dinamis’. Lukisan ini menjadi
terkenal dan memiliki nilai historis karena pernah dipamerkan dalam ‘Armory Show’ (1913) di
New York. Filippo Tomasso Marinetti menyampaikan konsep yang mengalasi penciptaan
dalam aliran ini, yaitu : ‘A roaring motorcar, which runs like a machine-gun, is more beautiful
than the Winged Victory of Samothrace’.
Tokoh-tokoh Futurisme :
1. Filippo Tomasso Marinetti
2. Gino Severini
3. Giacomo Balla
4. Luigi Russolo
5. Umberto Boccioni (Pematung)
Sebenarnya aliran Futurisme ini lahir di Italia tahun 1909 dengan istilah ‘Manifesta
Futurista’, yaitu merupakan pernyataan mengenai pandangan hidup baru. Mereka
beranggapan bahwa, kehidupan harus diangkat setinggi-tingginya, bahkan peperangan dan
revolousi dianggap suatu cara yang dapat dilakukan pula untuk mengangkat derajat
kehidupan tersebut. Dengan demikian mereka sangat menjunjung tinggi jenis kesenian yang
memiliki kegesitan, kedinamisan serta unsur gerak yang memiliki kecepatan. Sebagai contoh
lukisan Giacomo Balla ‘Dynamis of a Dog on Leash’ (1912), maka tampak kaki anjing yang
semestinya hanya empat tersebut digambarkan banyak sekali.

ART NOUVEAU

Istilah Art Nouveau artinya seni baru/ New Art, di Jerman disebut ‘Jugendstil’. Dalam
buku Moden Art, a pictorial anthology disebutkan: Art Nouveau, sejenis ekspresi yang
memberi ciri karya seniman-seniman Eropa tahun 1890 dan awal tahun 1900, dengan
bentuk-bentuk yang khas yang dibuat penuh garis garis berliku yanmg tersirat dengan
bentuk tumbuh-tumbuhan seperti bunga-bunga, ranting-ranting dan pohon-pohon bunga
mawar liar dan nasturtium yang penuh lengkungan yang diulang-ulang. Art Nouveau tidak
begitu populer di Perancis, tetapi berkembang menjadi ekspresi yang besar pengaruhnya di
Eropa tengah dan di Inggris sebagai bagian dari spiritual mistik yang merupakan
pemberontakan terhadap materialisme industri di Eropa.
Art Nouveau memiliki sifat simbolik dan romantik dengan irama penuh lengkungan-
lengkungan diulang-ulang seperti tak ada puas-puasnya sebagai sumber inspirasi adalah
printing Jepang, hiasan-hiasan jambangan Minoan dan Yunani, ornamen Mesir dan
Mesopotamia Kuna. Gerakan ini bermula di Inggris dengan Tokoh William Morris (1834-
96)Dante Gabriel Rosseti (1828-82), dan ilustrator Aubrey Beardsley (1872-98)
danmendapat dukungan keras dari penulis John Ruskin (1819-1900). Gerakan tersebut
memancar ke segala arah termasuk Amerika, dan di daratan Eropa Art Nouveau mulai
mendapat formulasi bentuknya yang jelas di Brussel dengan tokoh Victor Horta dan Henry

58
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

Van de Velde. Horta dianggap sebagai penemu ‘Belgian Line’ yaitu lengkungan pada sayap
tangga yang didesainnya di Maison Tessel.
Di Perancis, Walaupun saat menjelang berakhirnya abad XIX ada kecenderungan
menggandrungi barang-barang dari Inggris namun Art Nouveau tidak begitu berpengaruh
kecuali barang-barang kecil-kecil seperti perhiasan dan pecah belah. Dalam arsitektur- satu-
satunya adalah Hector Grimard (1807-1942) membuat keistimewaan dengan desainnya
untuk pintu-pintu gerbang Metro yang sampai sekarang masih dapat diketemukan di sudut-
sudut kota Paris.
Di Spanyol Antoni Gaudi (1852-1926) merancang sebuah gereja yang sangat
ornamental, penuh garis dan dekorasi ala Modernista; yaitu gereja Sagrada Familia. Gereja
ini semula dirancang Francisco dekl Villar pada tahun 1882 dalam gaya Neo Gothic, tetapi
setahun kemudian diteruskan oleh Gaudi dalam gaya Modernista. Karya Gaudi yang lain
ialah gedung apartemen ‘Casa Mila’ dan kapel ‘Colonia Guell’; keduanya di Barcelona.
Karena Art Nouveau ini merupakan reaksi terhadap produk pabrikan yang lurus-lurus,
terukur, masal; maka seni kriya gengsinya naik. Maka seorang seniman tidak perlu malu
mengatakan (sebagaimana yang dikatakan Bahr): ‘Pada waktu saya membuat kursi, saya
mencari sesuatu yang sama dengan apa apa yang saya cari pada waktu saya melukis
ataupun seorang penyair menulis sajaknya, saya ingin mengkomunikasikan perasaan yang
sedang memikat hati saya kepada orang lain’. Dalam kuliahnya Filsuf Theodor Lipp di
Universitas Munchen mengemukakan tentang efek psikologis dari garis yang tersusun
tertentu. Art Nouveau tidak mendapatkan kesempatan berkembang dalam seni murni
sekalipun terasa pula pengaruhnya pada karya Van Gogh ‘La Berceuse’, Gauguin ‘Potret diri
dengan Praba’, Munch ‘Kekhawatiran’ dan karya-karya poster Loutrec.
Bentuk-bentuk bunga,daun, dan sulur-sulur itu lama-lama berubah menjadi garis-
garis abstrak, garis-garis yang tidak menggambarkan sesuatu apapun. Dan berkatalah
mereka: ‘Bentuk-bentuk yang murni dan indahlah jenis seni masa mendatang’.

ABSTRAKSIONISME

Dalam artian yang paling murni seni abstrak adalah ciptaan yang terdiri dari susunan
garis, bentuk dan warna yang terbebas dari ilusi bentuk-bentuk di alam. Dapat dikatakan
bahwa Abstraksionisme merupakan reaksi terhadap seni ‘objektif’ yang sudah ada. Dalam
abstraksionisme yang ditampilkan adalah ‘Non objektivisme’, dan ‘non figurative’. Kandinsky
dengan komposisi (cf.p. 57) dipandang sebagai pionir seni abstrak. Kemudian disusul
rekannya Kasimir Melevich (1878-1935) setelah mempelajari teori-teori Kandinsky
melangkah lebih jauh lagi. Kemudian munculah Suprematisme, Neoplastisisme (De Stijl),
Kontruktivisme, dan Purisme; yang pada dasarnya sama-sama meninggalkan bentuk-bentuk
di alam ini dan bagi mereka seni ‘dimurnikan’ , artinya bahwa seni semata-mata hanya terdiri
dari unsur-unsur yang abstrak saja yaitu garis dan warna.

Suprematisme

59
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

Dilahirkan oleh Malevich di Moskow tahun 1913. Pada dasarnya lukisannya


merupakan abstraksi murni sepwerti ‘Delapan Empat Persegi Panjang Merah’ (1914), dan
yang lebih eksptrim lagi adalah ‘Putih di atas Putih (1918) yang hanya merupakan kanvas
putih telanjang dengan garis putih tipis membentuk bujur sangkar yang diletakkan miring.
Lukisannya yang lain adalah ‘Bujur Sangkar Hitam di atas Dasar Putih’ yang dipamerkan
pada saat harikemerdekaan negerinya. Dua tahun kemudian (1927)teorinya diterbitkan oleh
Bauhaus di dalamnya ia menuliskan: (1). ‘Yang saya maksudkan suprematisme adalah
supremasi dari perasaan dalam seni’. (2) Ketika tahun 1913 pada saat diusahakan
pembebasan seni dari serangan kembali objektivitas (maksudnya objek-objek seni di alam),
saya mengungsi ke arah bentuk-bentuk bujursangkar hitam di daerah yang putih – maka
para kritisi dan masyarakat mengeluh: ‘Semua yang kita cintai telah hilang, kini kita berada di
tengah padang, di depan kita berdirilah sebuah bujursangkar hitam di atas dasar putih’
…tetapi, padang itu terisi dengan semangat perasaan non-objektif yang mwenembusi apa
saja. (3) Bagi seorang Suprematis sasaran yang paling cocok adalah sesuatu yang
memberikan ekspresi perasaan murni yang paling penuh dan tidak memusingkan objek-
objek yang tidak ada artinya. Begitu pula ide-ide dari pikiran sadar tidak ada gunanya.
Perasaan adalah faktor yang menentukan- maka sampailah seni pada representasi yang
non-objektif, pada Suprematisme.

Konstruktivisme
Aliran ini berasal pula dari Rusia pendirinya Vladimir Tatlin (1885-1958), tokoh-tokoh
lain yaitu Antoine Pevsner (1886-1962) dan Naum Gabo. Mereka berusaha menciptakan
bentuk tiga dimensi yang abstrak dengan menggunakan bahan-bahan bangunan seperti;
kawat, besi, kayu, plastik. Dengan bahan-bahan tersebut mereka mencari ‘supremasi reality’
seperti Malevich. Teorinya didapatkan dalam penerbitannya ‘Manifesto Realist’ 1920,
Mereka menentang ide bahwa seni harus diabadikan pada kegunaanya di masyarakat, dan
patung adalah sebuah massa yang statis dalam ruang. Mereka menghendaki parung-
patungnya menggambarkan gerak. Sayang setelah revolusi orang-orang Rusia tidak
menyukai lagi bentuk patung abstrak, karena tidak bisa dimanfaatkan untukpropaganda
sosial; dan terpaksalah para ‘Avant-garde’ tersebut meninggalkan negerinya. Gabo tiba di
Amerika Serikat tahun 1946, dan Bauhaus yang sejak 1920 menjadi pusat kaum
Konstruktivisme mengalaminasib yang sama tahuin 1933 ditutup oleh Nazi.

Neoplastisisme
Neoplastisisme dikenal pula sebagai De Stijl (diambil dari nama majalah yang
menyiarkan ide-idenya) berpusat pada diri seorang pelukis Belanda yang bernama Piet
Mondrian (1872- 1944). Semula ia adalah seorang pelukis yang mengarah pada
impressionisme dengan objek-objek pemandangan di negerinya, dalam tahun 1906 ia mulai
melakukan ‘perubahan-perubahan’ yang tampak pada karya-karyanya ‘Pohon yang
Mendatar’ 1911, dan lukisannya ‘Komposisi no 10 Plus dan Minus’ 1915, yang telah sama
sekali hilang objek-objek naturalnya. Gerakan itu sendiri lahir tahun 1917, bersama Bart Van
der Leck, Theo Van Doesburg, dll. Dari tulisan Mondrian dapat diketahui dasar gerakan ini:

60
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

1. Lukisan itu terdiri dari garis dan warna yang merupakan esensi dari padanya. Oleh
karena itu garis dan warna harus dibebaskan dari beban meniru alam dan
membiarkannya berada untuk dan atas nama garis dan warna itu sendiri.
2. Lukisan itu menempati bisdang datar oleh karena itu bidang datar tersebut harus
dihormati, dibiarkan seperti itu, tidak dikelabui dengan ilusi ruang. Lukisan harus
sedatar bidang dimana dia berada.
3. Pelukis yang berusaha untuk mengejar universalitas harus menyederhanakan
bentuk, makin sederhana makin mendekati sifat universal, dan bentuk yang paling
sederhaba adalah empat persegipanjang.

4. Makin murni warna makin cocok ia pada universalitas, dan warna murni ialah warna
primer: merah, kuning, dan biru. Oleh karenanya maka warna itu harus dimanfaatkan
agar bicara untuk dirinya sendiri.
Maka lahirlah karya-karya Mondrian ‘Komposisi dengan Kuning’ 1936, ‘Irama dalam Garis-
garis Lurus’ 1942, Broadway Boogie woogie’ 1942 dll.

Purisme
Dalam tahun 1916, Omedee Ozenfant (1886-1966) dan Le Corbusier (1987-1965)
mengemukakan teori Purisme. Gerakan ini dimaksudkan sebagai reaksi terhadap
keanalitikan Kubisme yang berlebihan yang perlu dimurnikan lagi. Bagi mereka Kubisme
telah sampai pada jalan buntu dan keberlebihannya menjadikan Kubisme tidak lain sekedar
ramuan dekoratif saja. Oleh karena itu harus ada reformasi untuk mengembalikan pada
abstraksi yang terarah.
Filsafat Purisme dikemukakan dalam manifestonya ‘Apres le Cubism’ yang diterbitkan
1918. sekalipun demikian aliran ini ternyata tidak mendapat tempat dalam seni lukis, namun
pengaruhnya dalam arsitektur dan disain cukup besar. Le Cobusier merngimplementasikan
Purisme tersebut pada arsitektur buatannya, ‘ Savoye House’, merupakan titik tolak dari
adanya revolusi arsitektur rumah tinggal. Sejalanm dengan apa yang ada dalam seni lukis
Savoye Hause ini merupakan desain yang abstrak yang terdiri dari integrasi antara bidang-
bidang datar dan melengkung, dari closet dan open space yang ditentukan oleh garis-garis
yang tajam dan bersih.
Constantin Brancusi (1876-1957) seorang pematung dari Rumania yang kemudian
memasuki pikiran Purisme tersebut. Ia banyak membuat karya-karya patung yang benar-
benar murni misalnya: ‘Burung di Udara’ 1925, ‘Patung Buat Si Buta’ 1924. Patrung-
patungnya benar-benar hanya berurusan dengan form and space dan benar-benar
bercirikan sculptural. ‘Burung di Udaranya’ merupakan inovasi dalam hal kristalisasi
perkembangan dan gerakan sebagai efek kedalaman, daripada sekedar penggambaran
gerak yang tampak dari luar. Sedang ‘Patung Buat Si Buta’ adalah patung yang harus
dipegang, diraba, dan dirasakan permukaannya yang tergosok halus. Patung ini menjadi
refleksi dari pikiran Brancusi sebagaimana patungnya yang lain, secara idial harus
dipandang sebagai meputar lambat-lambat, sehingga konturnya yang ditentukan oleh tepi-
tepi serta gelap terangnya tetap akan merupakan suatu lintasan yang tidak putus-putus.

61
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

DADAISME DAN SURREALISME

DADAISME

Kata ‘Dada’ (bhs Jerman): bahasa anak-anak untuk menyebutkan kuda mainan.

Dadaisme
- bersikap ‘nihilistik’, menolak semua hukum-hukum seni dan keindahan yang
telah ada, sebagai protes terhadap nilai-nilai sosial yang telah runyam akibat
PD I.
- Jika peraturan- misalnya hukum internasdional- tidak mampu mencegah
peperangan, buat apa ada peraturan.

Karya Dadaisme yang kontroversial:


Duchamp
- reproduksi lukisan Monalisa yang dibubuhi kumis karya Marchel Duchamp
- ‘ready mades’, ada roda sepeda, ada pengering botol, dan ada pula tempat
kencing
Raoul Haussman
- ‘Kepala yang mekanik’ 1919 karya yang merupakan gambaran kepala
manusia dari kayu dimana-mana dipakukan macam-macam barang.
Hans Arp
- automatic drawing
Tristan Tzara
- puisi yang tertulis di kartu kecil (sinisme, ketiadaan ilusi, main-main, mistis,
menimbulkan shock menjadi ciri dari Dadaisme).

Dada
- menolak setiap kode moral, siosial maupun estetika.
- pandangan estetikanya ialah ‘tidak ada estetika’, sebab estetika dihasilkan
oleh pikir, sedangkan dunia ini terbukti tanpa pikir.
- berasal dari kemuakan terhadap keadaan dunia yang sedang kacau.

Lahirnya Dadaisme menandai selesainya proses pengembangan seni rupa modern.

62
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

Pittura Metaficika Pengawal Surrealisme.

Carlo Carra (1881-1966) dan Giorgio de Chirico (1888-1978)


- seni lukis yang mendasarkan eksistensinya pada metafisika,
- segala sesuatu itu senantiasa memiliki dua aspek
- aspek yang biasa sebagaimana kita lihat sehari-hari (dan bisa ditangkap
oleh semua orang)
- aspek yang metafisis yang hanya bisa ditangkap oleh orang-orang
tertentu pada saat tertentu pula (transendental).
- Seni harus membawakan kualitas yang metafisis itu, kualitas yang tidak
nampak dari perwujudan yang biasa.

“Pittura Metafisica’ (Lukisan yang metafisis) yang merupakan cara baru untuk melihat dunia
ini, yang kemudian menjadi pembuka jalan bagi lahirnya Surrealisme.

SURREALISME

Tahun 1924 Breton menampilkan manifesto kaum Surrealis dan sejak itu Surrealisme
dianggap lahir.

Gejala surrealistis telah lama ada, tampak pada karya: Hieronymus Bosch (1450-1516),
Pieter Bruegel (1564-1637), William Blake (1757-1827), Odilon Redon (1840-1916) hanya
mereka tidak pernah memproklamirkannya.

Surrelisme
dipengaruhi oleh teori psikologi dan psikoanalisis Sigmund Freud.

Adre Breton:
- Surrealisme ialah otomatisme psikis yang murni, dengan apa proses
pemikiran yang sebenarnya ingin diekspresikan, baik secara verbal, tertulis,
ataupun cara-cara yang lain.
- Surrealisme berdasar pada realitas yang superior dan kebebasan asosiasi
yang telah lama ditinggalkan, pada keserbabisaan mimpi, pada pemikiran
yang otomatis dan tanpa kontrol dari kesadaran kita’.

Tokoh-tokoh:
- Jean Arp (1887-1966),
- Max Ernst (1841-1976),
- Paul Klee (1879-1940),
- Chirrico,
- Andre Masson,

63
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

- Joan Miro
- Picasso.
- Yves Tanguy (1900-55),
- Rene Magritte (1896-1967),
- Salvador Dali
- Roberto Matta.
Dua tendensi dalam Surrealisme yaitu:
1. Surrealisme ekspresif, yaitu seniman melewati semacam kondisi tidak sadar,
melahirkan bentuk-bentuk dan simbol dari perbendaharaannya yang dahulu.
Tergolong dalam kelompok ini: Andre Masson, Miro, Klee.
2. Surrealisme murni, ialah dalam melukis seniman menggunakan teknik akademik
(realistis)untuk menciptakan ilusi yang absurd. Tokoh-tokohnya antara lain Salvador
Dali, karyanya antara lain ‘Konstruksi Lunak dan Kacang Rebus’ 1963.

REALISME SOSIALISTIK MEXICO

Penolakan terhadap seni abstrak pernah berlangsung dalam tahun 1920-1930, justru
ketika mazab tersebut tengah berjuang memperteguh eksistensinya. Di Eropa maupun di
Amerika alasannya berbeda-beda. Di Rusia tidak dapat digunakan untuk alat propaganda
sosial, Kaum Dada menganggap terlalu rasional, Surrealisme memandang dalam Abstrak
tidak memberi kesempatan bagi munculnya pikiran bawah sadar, dan di Mexico dianggap
tidak sesuai bagi kepentingan tujuan dedaktik dan perjuangan mereka. Namun dalam
perkembangan kemudian seni abstrak di Amerika Serikat seni abstrak sangat dominan
peranannya, baik abstrak Ekspressionisme yang merupakan ciri khas seni rupa di Amerika
dan golongan ‘Hard edge’ yang lebih rasional.
Diego Rivera, adalah tokoh yang paling menonjol dalam panggung seni lukis Mexico
(1886-1957). Perlawatannya ke Eropa yang pertama (1910) menghasilakn pengenalan
karya-karya Eropa yang eklektik dan tidak wajar. Namun dalam perjalanannya ke Italia ia
menemukan Fresco-fresco Renaissance yang telah menjadi gurunya yang paling baik, dan
setibanya di Mexico segera ia menemukan corak yang nasionalistik ala Mexico dalam waktu
yang sangat singkat. Dan dalam waktu sepuluh tahun kemudian ia telah menutupi tembok-
tembok di Mexico dengan lukisan-lukisan dinding nya yang telah mendapatkan reputasi
internasional.
Pada karya seninya yang nasionalistik itu ia ingin menggali tradisi kultural negerinya
sekaligus mendidik rakyatnya yang masih banyak buta huruf. Karenanya Diego menjadi
populer, seninya dimengerti oleh orang banyak, kepopulerannya harus dibayar mahal karena
ekspresi individunya sendiri terkalahkan oleh dedikasi sosialnya. (Namun dedikasi sosial itu
apakah juga menjadi suara individunya ?)
Karya Diego yang terkenal, ‘Pembebasan Pekerja’ 1931, sebuah kombinasi teknik yang
tinggi, komposisi yang bagus, isi yang tepat, dan pengaturan yang terbaca oleh seorang buta
huruf sekalipun. Tampak dalam lukisan tersebut perkebunan seorang tuan tanah terbakar di
kejauhan, sementara itu di latar depan terdapat beberapa prajurit revolusioner sedang

64
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

melepas ikatan para pekerja serta menutupi tubuhnya yang telanjang. Tema-tema seperti ini
amat menarik waktu itu seiring dengan semangat rakyat Mexico yang sedang berjuang
menentang kezaliman penjajah, baik pemerintah maupun swasta.

Jose Climente Orosco (1883-1949). Jika kita berhadapan dengan fresco-fresconya,


seperti misalnya ‘ Dewa-dewa Modern’ 1932 yang ada di Dartmouth College, Amerika
Serikat, maka sesungguhnya kita seperti tidak menatap sebuah karya fresco. Gayanya
ekspresif sosialistik dan volume serta ruangnya tegas kuat mengingkari kedataran sifat
temboknya. Dalam karya tersebut Orosco menampilkan subjek jerangkong yang baru saja
melahirkan, bayi-bayi jerangkong tersebut tergeletak diatas buku-buku, di sampingnya
berserakan bayi tabung yang juga jerangkong, yang membedani juga jerangkong
berseragam kebesaran universitas, Di latar belakang tampak dederet profesor-profesor
jerangkong lengkap dengan tanda kebesarannya sedang menyaksikan proses kelahiran itu.
Sinis sekali penggarapan tema ini dengan judul ‘Dewa-dewa Dunia Modern’ tampaknya
Orozco ingin mencibir ke arah ilmu pengetahuan, buku-buku yang tebal, dan profesor-
profesor yang menyeramkan. Lukisan Orozco adalah lukisan dari artian yang sebenarnya,
mural tetapi tidak tergolong ‘appllied’ (tidak mementingkan kegunaan), dan sosialistik tapi
bukan propaganda, tema lukisannya adalah jiwanya, sehingga lukisannya adalah suatu
ekspresi bukan desain. Disamping dua tokoh tersebut setidaknya masih ada yang pantas
disebutkan yaitu David Alvaro Siqueros, Rufino Tamayo mereka tergolong lebih muda.
Alvaro lebih cenderung surealistik, sedangkan Tamayo kurang bersentuhan dengan apa
yang sedang berkecamuk di negerinya.

POP ART

Aliran ini muncul sebagai reaksi terhadap Abstrak Ekspresionisme yang juga diikuti
oleh Op Art. Kata Pop mencerminkan kesukaan para seniman terkait dengan budaya
populer atau budaaya rakyat kebanyakan. Banyak memanfaatkan gambar dan objek dari
media massa (film, TV, reklame, cetak, desain komersial). Pengamat memadankan Pop Art
dengan Neo-Realisme dan Neo Dadaisme, dikarenakan menggunakan benda sehari-hari
dan kebencian terhadap ‘Fine Art’, dan sebaliknya suka pada ‘found object’. Jika Dadaisme
dilandasi oleh keinginan melancarkan kriktik, maka bagi Pop Art dijiwai oleh rasa humor.
Aliran ini tumbuh di Ingris dan Amerika th.1950, dengan tokohnya: Richard Hamilton, Allen
Jones, Ronald B. Kitaj. Sedangkan di amerika berawal th. 1962, dengan tokoh-tokoh di
antaranya: Andy Warhol, George Segal,Edward Kienholz dan Roy Lichtenstein.

OP ART

Sebagai reaksi terhadap Abstrak Ekspresionisme, aliran ini disebut Perceptual


Abstraction atau Retinal Art/Optical Illution Art, atau juga seni Kinetik dan seni Teknologi.
Efek yang ditimbulkan dari lukisan Op Art tersebut antara lain:
- Color Alterimages: gambaran atau warna yang tampak setelah pengamatan yang terjadi
karena kelelahan retina.

65
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

- Color Distortion: terjadi penimpangan atau perubahan terhadap warna yang dilihat, yang
juga terjadi karena retina dapat ditipu.
- Tricks of Spatial Perspective: upaya menciptakan kesan-kesan perspektif atau ruang semu.
- Shitting More Patterns: gelombang yang berubah-ubah
- Moving Effects: (di antaranya) disebabkabkan oleh ada garis parallel
- Invisible Paintings: berkaitan dengan nuansa warna
- Dazzie Effects: (dampak mempersona atau sebaliknya menyilaukan), yang diperkuat
dengan menempatkan warna-warna komplementer.
Tokoh: Victor Vasarely (P’cis), Bridget Riley (Inggris), Larry Poons (Amerika).

POP-MODERNISME
 Di Barat ditandai oleh fenomena Youthquake, yaitu gelombang pencarian identitas diri
kaum muda.
 Latar belakang terjadinya "budaya pop".
- Resentment (penolakan terhadap batasan nilai atau norma kolot yang terlalu kaku,
otoriter, dan dekaden)
- Reaction (reaksi terhadap segala bentuk kesewenangan dan kemapanan)
- Rebelliousness (aksi pemberontakan)
 Hakikat Pop: pembangkangan dan kritik terhadap budaya modern dan kemapanan.
 Di Amerika Andy Warhol dan Roy Lichenstein merrintis Seni Pop (Pop Art). Pop, berusaha
mengangkat simbol dan idiom budaya massa sebagai kaidah seni, dan diyakini sebagai
karya estetika tinggi.
 Pop dipengaruhi oleh perlawanan estetika kaum Dadaisme, Surealisme, dan Seni Optik
(Optical Art).
 Kebudayaan pop periode berikutnya: cenderung sebagai aksi mencari popularitas,
sehingga banyak dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan ekonomi dan publikasi.

X. SENI RUPA POST-MODERN

Gerakan postmodern berkembang setelah era modern, dimulai di Amerika sekitar tahun
1960-1970-an dan kemudian menyebar ke Eropa dan seluruh dunia.
- Postmodern merupakan gaya akhir abad ke-20 dan teori konseptual dalam seni dan
arsitektur, ditandai dengan ketidakpercayaan umum terhadap ideologi seni.
- Postmodernisme bukanlah faham tunggal sebuah teori, namun justru menghargai
teori-teori yang beragam.
Banyak tokoh-tokoh yang memberikan arti postmodernisme sebagai kelanjutan dari
modernisme. Namun kelanjutan itu menjadi sangat beragam.
- Lyotard dan Geldner: postmodernisme adalah pemutusan secara total dari
modernisme.

66
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

- Derrida, Foucault dan Baudrillard: bentuk radikal dari kemodernan yang gagal dalam
menyeragamkan teori-teori.
- David Graffin: Postmodernisme adalah koreksi beberapa aspek dari moderinisme.
- Giddens: postmodern adalah bentuk modernisme yang sudah sadar diri dan menjadi
bijak.
- Habermas: postmodern merupakan satu tahap dari modernisme yang belum selesai.
Etimologi
- Post-modern-isme, berasal dari bahasa Inggris yang artinya faham (isme), yang
berkembang setelah (post) modern.
- Istilah ini muncul pertama kali pada tahun 1930 pada bidang seni oleh Federico de
Onis untuk menunjukkan reaksi dari modernisme.
- Pada bidang Sejarah oleh Toyn Bee dalam bukunya Study of History pada tahun
1947.
- Kemudian berkembang dalam bidang-bidang lain dan mengusung kritik atas
modernisme pada bidang-bidangnya sendiri-sendiri.

Faktor-faktor yang mendorong munculnya postmodern pada pertengahan 1960-an:


- orang menjadi semakin lebih kecewa tentang makna yang melekat dan nilai hidup
(dan seni), kekecewaan luas dengan nilai kehidupan dan makna seni yang
mendiskreditkan otoritas, keahlian, pengetahuan.
- Kekecewaan terhadap makna seni yang lebih memokuskan pada keterampilan atau
teknik produksi dan kurang menonjolkan kreativitas individu dan.
- Munculnya teknologi berbasis gambar baru (misalnya televisi, video, sablon,
komputer, internet, LED), yang menghasilkan besar gelombang film dan citra fotografi
dan berkurangnya ketergantungan pada mistar. Dengan memanipulasi teknologi baru
ini, seniman telah mampu menciptakan sesuatu yang baru.
- Pertumbuhan konsumerisme dan kepuasan instan selama beberapa dekade terakhir
dari abad ke-20 juga telah memiliki dampak besar pada seni visual. Konsumen
modern ingin kebaruan. Mereka juga ingin hiburan. Sebagai tanggapan, banyak
seniman, kurator dan profesional lainnya telah mengambil kesempatan untuk
mengubah seni menjadi "produk." Sebagai contoh, instalasi dan video yang telah
memungkinkan konsumen untuk mengalami seni dengan cara yang jauh lebih pro-
aktif.
- Adanya gaya universal dalam arsitektur menyebabkan arsitek postmodernis pada
sekitar tahun 1970, mulai kembali memanusiakan arsitektur akhir abad ke-20 dengan
merancang struktur dengan memasukkan unsur dari budaya populer dan tradisional.

Perbedaan antara modernisme dengan postmodernitas,


- Postmodernisme lebih menunjuk pada konsep berpikir.
- Postmodernitas lebih menunjuk pada situasi dan tata sosial produk teknologi
informasi, globalisasi, fragmentasi gaya hidup, konsumerisme yang berlebihan,

67
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

deregulasi pasar uang dan sarana publik, usangnya negara dan bangsa serta
penggalian kembali inspirasi-inspirasi tradisi.
- Hal ini secara singkat sebenarnya ingin menghargai faktor lain (tradisi, spiritualitas)
yang dihilangkan oleh rasionalisme, strukturalisme dan sekularisme.
- Setidaknya kita melihat dalam bidang kebudayaan yang diajukan Frederic Jameson,
bahwa postmodernisme bukan kritik satu bidang saja, namun semua bidang yang
termasuk dalam budaya.
Ciri pemikiran di era postmodern:
- Postmodern adalah pluralitas berpikir dihargai, setiap orang boleh berbicara dengan
bebas sesuai pemikirannya.
- Postmodernisme menolak arogansi dari setiap teori, sebab setiap teori punya tolak
pikir masing-masing dan hal itu berguna.
Perbedaan karakter Modernisme dan Postmodernisme :
- Modernisme : singular, seragam, tunggal.
- Post Modernisme : plural, beraneka ragam, bhinneka.
- Seniman modern harus memiliki keterampilan dalam perspektif, komposisi, teori
warna dan semua hal lain yang diperlukan untuk menciptakan karya yang
"bermakna"
- Seniman postmodern lebih mementingkan konsep yang menjadi kekuatan
dominan, dan mendukung dalam pembentukan seni yang lebih menekankan pada
"inovasi"

Postmodern pada seni arsitektur:


- Ditandai dengan munculnya ornamen, dekorasi dan elemen-elemen kuno (dari Pra
Modern) tetapi dengan melakukan transformasi atas yang kuno tadi.
- Menyertakan warna dan tekstur menjadi elemen arsitektur yang penting yang ikut
diproses dengan bentuk dan ruang.
- Tokohnya antara lain : Robert Venturi, Michael Graves, Terry Farrell.

Gerakan Seni Postmodern


Sejauh ini, belum ada gerakan seni internasional besar selama periode postmodernis.
Postmodern ditandai oleh sejumlah gerakan nasional bersama dengan beberapa artforms
baru.

Gerakan post-modern:
- Pop Art (1960 dan seterusnya), dipelopori oleh Andy Warhol (1928-1987) yang
membuat seni dari unsur, citra yang diproduksi secara massal.
- Seni Konseptual (1960 dan seterusnya), yang lebih mementingkan ide, yang
dipelopori oleh Yves Klein .
- Performance Art (Awal 1960 dan seterusnya), dengan cara baru untuk membuat
seni dapat diakses oleh massa, yang dipelopori oleh Gilbert & George .

68
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

- Instalasi Seni (1960 dan seterusnya), dengan cara baru untuk menarik penonton
dalam karya seni, seperti yang dicontohkan oleh Tracey Emin My Bed (1999).
- Video(1960 dan seterusnya) atau Animasi, yang menjadikan seni lebih dinamis, lebih
menyerap, lebih menarik, dengan penggunaan komputer seni untuk memanipulasi
dan mengontrol gambar.
- Minimalis (1960 dan seterusnya) yang berusaha mencari "kemurnian" dalam seni.
- fotorealisme (1960, 1970), yang dipelopori Chuck Tutup .
- Land Art (pertengahan 1960-an) yang diperjuangkan oleh seniman
eksperimental Robert Smithson (1938-1973), serta Christo dan Jeanne-
Claude (keduanya b.1935' dikenal sebagai seniman pembungkus' alam).
- Pasca-Minimalis (1971 dan seterusnya)
- Subjektivitas Baru (1970) dengan karyanya berada diantara seni klasik dan anarki
postmodern.
- Graffiti Art (Akhir 1960s/awal tahun 1970 dan seterusnya) yang berupa: lukisan
instan, ketenaran instan, yang dipelopori oleh seniman jalanan Banksy(b.1973-4) dan
Jean-Michel Basquiat(1960-1988).
- Neo-Ekspresionisme (1979 dan seterusnya) sebagai gerakan anti-post-modernis.
- Artis muda Inggris / Britart (1980s/1990s Akhir) dengan ide-ide mengejutkan, yakni
berpakaian sebagai seni, yang dipelopori oleh Damien Hirst (b.1965) dan Tracey
Emin (b.1963).
- Seni Fotografi yang dipelopori oleh beberapa kelompok postmodernis yang ahli
dalam penggunaan kamera.
- Neo-Pop Art(akhir 1980-an dan seterusnya) dengan karyanya berupa patung plastik
besar mainan anak-anak dan banyak lagi dalam vena yang sama, yang merupakan
karya-karya Jeff Koons(b.1955).
- Patung postmodernis (1970 dan seterusnya) seni plastik postmodernis telah sangat
dipengaruhi oleh seniman berikut: Jean Tinguely(1925-1991), seniman kinetik Swiss;
pematung superrealist Duane Hanson(1925-1996) dan John De Andrea (b.1941),
orang Prancis Arman (1928-2005), yang dikenal karena "akumulasi", yang
minimalis Donald Judd (1928-1994) danSol LeWitt (1928-2007); Pop pematung Claes
Oldenburg (b.1929), Richard Serra (b.1939) dan Anish Kapoor (b.1954), keduanya
dikenal untuk pekerjaan umum skala besar mereka, Bruce Naumann (b.1941), artis
postmodernis inovatif terkenal karena patung neon nya.

XI. SENI RUPA KONTEMPORER

Istilah "seni postmodern" kadang digunakan sebagai sinonim "Seni Kontemporer”.


Seni postmodern tidak identik dengan seni kontemporer
- Kontemporer lebih mengacu pada era (jangka waktu).
- Postmodernisme lebih merupakan sikap dan gaya dalam periode ini. Pada waktunya,
postmodernisme akan diganti dengan yang lebih baru "-isme" tapi keduanya akan
bentuk seni kontemporer.

69
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

Makna seni kontemporer masih menjadi bahan perdebatan.


- "Seni Kontemporer" didahului oleh " Modern Art ", dan tidak ada kesepakatan tentang
saat " Modern Art "berakhir.
- Gerakan seni kontemporer berfokus pada "bagaimana" seni diciptakan dan
disebarluaskan, bukan bahwa "apa" yang diproduksi.

Ada tiga makna utama atau penggunaan dari istilah "Seni Kontemporer."
- Seni diproduksi setelah 1945 (sejarawan seni menganggap sebagai seni yang telah
usang).
- Seni diproduksi di era atau hidup kita
- Seni diproduksi sejak tahun 1960-an (yang paling umum digunakan oleh kritikus
seni).
Gaya seni kontemporer meliputi:
• konseptualisasi (1960 dan seterusnya) lihat juga Seni Konseptual
• Performance Art (Awal 1960 dan seterusnya)
• Seni Instalasi (1960 dan seterusnya)
• Video Art (1960 dan seterusnya)
• Seni Minimal/Minimalis dan Op-Art (1960 dan seterusnya)
• Seni Foto-Realis, Surrealisme, Hyperealism (196)
• Earthworks (Seni Lingkungan/Land Art) (pertengahan 1960-an)
• Realisme Kontemporer
• Pasca Minimalis (1971 dan seterusnya)
• Subjektivitas Baru (1970)
• London School (1970)
• Graffiti Aerosol Semprot Lukisan (1970 dan seterusnya) lihat juga Graffiti Art.
• Transavanguardia (Trans-avant-garde) (1979 dan seterusnya)
• Seni Neo-ekspresionis (1980 dan seterusnya) dan Neo-Ekspresionisme .
• Britart (1980), Artists muda Inggris (YBAs), dan Charles Saatchi
• Neo-Pop (akhir 1980-an dan seterusnya), lihat juga Pop-Art
• New Leipzig Sekolah (c.2000 seterusnya)

70
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id

FORMULIR BAHAN AJAR


No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-05 03 1 dari2 27 Februari 2017

Daftar Referensi:

Arifin, Jauhar. 1986. Sejarah Seni Rupa. Bandung: Rosdakarya.


Atkins, Robert. 1990. Art Speak: A guide to Contemporary Ideas, Movements, and
Buzzwods, New York: Abbeville Press Publishers.
Bakar, M. Aboe. 1995. Sejarah Masjid dan Amal Ibadah di dalamnya. Banjarmasin: TB Adil
Casson, Lionel. 1983. ABM. Sejarah Kebudayaan Dunia Mesir.
Faruqi, Ismail R. & Louis Lamya Faruqi. 1992. Atlas Budaya Islam (terjm. Mohd. Ridzuan
Othman, dkk), Dewan Bahasa dan Pustaka Kementrian Pendidikan Malaysia, Kuala
Lumpur.
Faruqi, Ismail R. Al. 1991. Islam dan Kebudayaan (terjm. Yustiono), Bandung: Mizan.
Hagedorn, Annette dan A Vinoam Shalem. 2007. Facts and Artefacts Art in the Islamic
World, Boston: BRILL.
Kuntowijoyo, 2003. Metodologi Sejarah.
Lowoy, Bates. 1966. The Visual Experience: An Introduction to Art. New York: Prentice-Hall,
Inc. And Harry N. Abrahams, Inc.
Myers, Bernard, S. 1963. Understanding the Art. New York: Holt, Rinehart and Winston, Inc.
Nail, William H. Mc. 1967. A World History Volume 1. New York: Oxford University Press.
Salam, Sofyan dan Tangsi. 2007. Sejarah Seni Rupa Timur. Makasar: Badan Penerbit
UNM.
Kramer, Samuel Noah. 1972. Cradle of Civilization, Netherland: Time-Life International.
Schulberg, Lucille. 1983. ABM Sejarah Kebudayaan Dunia India Yang Bersejarah.
Soedarso SP. 2000. Sejarah Perkembangan Seni Rupa Modern. Yogyakarta: CV Studio
Delapan Puluh Enterprise dan Badan Penerbit ISI Yogyakarta.
Stangos, Nikos. 1994. Concepts of Modern Art From Fauvism to Postmodern, London:
Thames and Hudson.
Sumintardja, Djauhari. 1978. Kompendium Sejarah Arsitektur Jilid 1. Bandung.
Sutanto, Mikke. 2002. Diksi Rupa: Kumpulan Istilah Seni Rupa. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius.
Svasek, Maruska. 2007. Anthropology, Art and Cultural Production, London: Pluto Press.

71

Anda mungkin juga menyukai