Anda di halaman 1dari 70

ALIRAN IMPRESIONISME

Aliran Impresionisme ini lahir di kota Paris pada tahun 1870, yang menitik
beratkan pada kesan mengenai warna-warna, cahaya, bayang-bayang dan sebagainya.
Sedang mengenai bentuk obyeknya hampir tidak ditonjolkan, mereka belajar secara
intensip mengenai sinar dan efeknya pada berbagai permukaan. Kesan sesaat yang
diakibatkan oleh suatu penyinaran membuat pelukis-pelukis aliran ini menjadi cekatan,
sebab kalau tidak cepat dan sinar sudah berubah, kesannyapun beelainan sudah.
Seperti kesan warna rumah pada pagi hari akan berbeda dengan siang hari maupun
sore harinya.
Impresionisme adalah sebuah aliran yang berusaha menampilkan kesan-kesan
pencayaan yang kuat, dengan penekanan pada tampilan warna dan bukan bentuk.
Namun kalangan akademisi ada yang justru menampilkan kesan garis yang kuat dalam
impresionisme ini. Aliran Impresionisme muncul dari abad 19 yang dimulai dari Paris
pada tahun 1860an. Nama ini awalnya dikutip dari lukisan Claude Monet, "Impression,
Sunrise" ("Impression, soleil levant"). Kritikus Louis Leroy menggunakan kata ini
sebagai sindiran dalam artikelnya di Le Charivari.
Karakteristik utama lukisan impresionisme adalah kuatnya goresan kuas, warna-
warna cerah (bahkan banyak sekali pelukis impresionis yang mengharamkan warna
hitam karena dianggap bukan bagian dari cahaya), komposisi terbuka, penekanan pada
kualitas pencahayaan, subjek-subjek lukisan yang tidak terlalu menonjol, dan sudut
pandang yang tidak biasa.
Seniman impresionisme pada awalnya terinspirasi oleh teori-teori Eugene
Delacroix yang mulai merasakan ketidakpuasan terhadap perkembangan seni akademis
pada masa itu yang terlalu berkonsentrasi kepada mahzab seni lukis klasik. Ia
berpendapat bahwa lukisan tidak selamanya dibentuk dengan pengolahan garis secara
berlebihan seperti dikembangkan oleh Ingres selama bertahun-tahun. Sebaliknya
pengolahan bidang-bidang warna dengan penuh perhitungan akan menghasilkan bentuk
lukisan yang tidak kalah menariknya.
Namun Delacroix sendiri bisa dianggap gagal melepaskan diri dari pengaruh
pakem seni lukis akademi karena bagaimanapun lukisannya sendiri masih
berkonsentrasi pada bentuk-bentuk secara ideal.
Kemudian beberapa pelukis secara radikal melanggar aturan-aturan akademis dalam
pembuatan lukisan. Lukisan ini tidak lagi berkonsentrasi pada bentuk secara mendetail
dengan mementingkan kontur, volume, dan garis. Juga meninggalkan pengamatan
struktural bentuk suatu objek. Sebaliknya, suasana didapatkan dengan menangkap kesan
(impresi) cahaya yang ditangkap sekilas oleh mata. Akibatnya bentuk objek menjadi
lebih sederhana, tidak seperti lukisan naturalisme atau realisme.
Pada awalnya tidak hanya lukisan still life dan potret saja yang dibuat di dalam
ruangan, tetapi juga pemandangan. Hal inilah yang kemudian mendorong seniman
impresionis untuk menemukan bahwa ada kesan yang berbeda didapatkan jika lukisan
dibuat di area terbuka dengan langsung mengamati objek yang dibuat. Mereka memakai
goresan warna-warna pendek, pecah, dan sekaligus murni (dengan arti tidak
disengajakan untuk dicampur di atas palet) untuk memberikan nyawa kepada lukisan.
Penekanan lukisan kemudian bergeser kepada kesan keseluruhan daripada detail-detail
objek tertentu.
Perkembangan selanjutnya dari impresionisme adalah penemuan bahwa yang
lebih penting daripada teknik impresionisme sendiri adalah pembedaan dalam sudut
pandang. Impresionisme sebenarnya adalah seni pergerakan, pose, dan komposisi dari
permainan kesan cahaya yang dituangkan dalam warna-warna cerah dan bervariasi.
Pada akhir abad 19, masyarakat mulai mempercayai bahwa impresionisme adalah cara
pandang yang jernih dan jujur terhadap kehidupan, meskipun secara artisitik bukanlah
pendekatan yang benar dalam pembuatan karya.
Puncak gerakan seni impresionisme di Perancis terjadi hampir bersamaan
dengan di negara lain, antara lain di Italia dengan pelukis Macchiaioli, dan Amerika
Serikat dengan pelukis Winslow Homer.
Impresionisme menjadi pelopor berkembangnya aliran-aliran seni modern lain
seperti Post-Impresionisme, Fauvisme, and Kubisme.

SEJARAH
Dalam sejarah perubahan Paris oleh Napoleon III, Académie des beaux-arts
mendominasi kegiatan seni di abad 19. Akademi ini adalah penguasa standardisasi
tradisional lukisan-lukisan Perancis, termasuk dalam hal tema dan gaya. Tema historis,
religius, dan potret sangat dihargai pada saat itu, sementara tema pemandangan dan still
life hanya dipandang sebelah mata. Académie des beaux-arts juga menginginkan setiap
lukisan memperhatikan setiap detail dan finishing yang sempurna, dan jika bisa
mendekati kemiripan fotografis. Semua goresan kuas sangat diperhatikan dengan
mempertimbangkan bahwa hal tersebut adalah cerminan kepribadian, emosi, dan teknik
yang dimiliki seorang pelukis. Warna-warna gelap dan suram lebih dihargai.
Akademi mengadakan pameran tahunan Salon de Paris, dan pelukis yang
terpilih akan memenangkan sejumlah hadiah dan penugasan yang kemudian akan
menjamin keberlangsungan karya-karya pelukis tersebut. Secara tidak langsung, hal
inilah yang mendorong terbentuknya standardisasi lukisan yang tercermin dari pilihan
para juri.
Beberapa pelukis muda kemudian semakin cenderung memakai warna-warna
cerah dan terang dibanding generasi sebelumnya, dengan maksud mengembangka gaya
Realisme Gustave Courbet dan kemudian mendapat pengaruh Kelompok Barbizon yang
berusaha membiaakan diri melukis alam secara jujur di tempat yang dianggap indah.
Mereka juga lebih memilih tema pemandangan dan kehidupan sehari-hari dibanding
cerita sejarah.
Baik kelompok asli Barbizon maupun calon-calon pelukis neoklasik yang
kemudian bergabung ke dalamnya atau terinspirasi olehnya setiap tahun dengan gigih
mengirimkan karyanya ke pameran Salon de Paris, dan terus menerus ditolak oleh juri.
Kelompok pelukis muda ini antara lain Claude Monet, Pierre Auguste Renoir, Alfred
Sisley, dan Frédéric Bazille yang sebelumnya belajar kepada Charles Gleyre, sering
melukis bersama, dan menjalin persahabatan yang erat.
Pada tahun 1863, para juri menolak The Luncheon on the Grass (Le déjeuner sur
l'herbe) karya Manet yang menampilkan wanita telanjang yang dikelilingi dua pria
dalam sebuah piknik. Juri beranggapan bahwa ketelanjangan bisa diterima dalam
lukisan historis dan religius, tetapi menampilkannya dalam kehidupan sehari-hari adalah
hal yang melanggar norma. Manet merasa sangat kecewa dengan penolakan ini yang
sekaligus menimbulkan polemik di kalangan seniman. Meskipun Manet tidak secara
langsung menyebut dirinya sebagai seniman neoklasik, ia sebenarnya terlibat sebagai
pemimpin dalam diskusi di Café Guerbois, di mana seniman-seniman neoklasik
berkumpul, dan mengembangkan pengaruh neoklasik.
Setelah memperhatikan karya-larya yang ditolak pada tahun 1863, Kaisar
Napoleon III memutuskan bahwa masyarakat umum berhak menilai sendiri karya-karya
tersebut, dan mengadakan Salon des Refusés (Salon Penolakan). Kegiatan ini
berlangsung bertahun-tahun, hingga kemudian pada April 1874 seniman-seniman
impresionisme mendapatkan kesempatan menggelar pamerannya sendiri.
Namun kaum neoklasikme kemudian tetap tidak mendapatkan kepuasan dengan
fasilitas ini. Mereka kemudian merencanakan pameran yang terpisah dengan Salon.
Namun ide ini ditolak oleh Manet, sekalipun ia sendiri termasuk orang yang paling
berpengaruh di kelompok ini karena berpendapat bahwa perjuangan kaum neoklasikme
justru seharusnya dimulai dengan mendobrak tembok penjurian di Salon. Morisott,
salah satu dari sedikit wanita dari kelompok Café Guerbois memutuskan untuk turut
serta dalam pameran, sekalipun beberapa karyanya sudah siap dipamerkan di Salon.
Setelah menyaksikan pameran tersebut, Louis Leroy menulis review yang tidak
terlalu bersahabat di surat kabar Le Charivari. Leroy menyatakan bahwa [ Sunrise]
(soleil levant) oleh Claude Monet tidak lebih dari sekedar sketsa kasar dan belum bisa
digolongkan ke dalam karya yang bisa dikategorikan telah diselesaikan.
Istilah "neoklasik" menjadi sangat populer di kalangan seniman, tidak hanya
sebagai sindiran, tetapi kadang juga sebagai "lencana kehormatan". Pemberontakan dan
kemandirian menjadi jiwa utama dari gerakan ini, meskipun teknik masing-masing
pelukis bisa saja berbeda. Monet, Sisley, Berthe Morisot dan Camille Pissarro bisa
digolongkan neoklasik. Sementara Degas menolak pakem neoklasikme yang sudah ada
dengan karya-karya drawing dan grafisnya. Renoir berbalik menentang neoklasik sejak
1880an, dan tidak pernah kembali lagi kepada aliran ini.
Gelora neoklasik lenyap seiring dengan perpecahan di antara penganutnya.
Terutama pada pameran terakhir di mana seniman muda seperti Seurat mengemukakan
teori-teori baru dalam karya neoklasik dengan teknik pointillismenya. Akhirnya masing-
masing anggota memasuki babak baru dengan melepaskan diri dari teori ideal neoklasik
dengan memasuki masa neoklasikme.

CIRI KHAS ALIRAN IMPRESIONISME


 Goresan kuas pendek dan tebal dengan gaya mirip sketsa, untuk memberikan
kemudahan pelukis menangkap esensi subjek daripada detailnya.
 Warna didapat dengan sesedikit mungkin pencampuran pigmen cat yang
digunakan. Diharapkan warna tercampur secara optis oleh retina.
 Bayangan dibuat dengan mencampurkan warna komplementer (Hitam tidak
digunakan sebagai bayangan).
 Cat tidak ditunggu kering untuk ditimpa dengan warna berikutnya.
 Pengolahan sifat transparansi cat dihindari.
 Meneliti sedetail mungkin sifat pantulan cahaya dari suatu objek untuk kemudian
diterapkan di dalam lukisan.
 Dikerjakan di luar ruangan (en plein air)
Sebenarnya ciri ini hampir bisa ditemui di aliran-aliran lain, tetapi hanya impresionisme
lah yang memiliki ciri tersebut secara keseluruhan dengan sengaja.
Berikut karya lukis Aliran Impresionisme :

PAUL CEZANE
Paul Cézanne (lahir di Aix-en-Provence, 19 Januari 1839 – meninggal di Aix-
en-Provence, 22 Oktober 1906 pada umur 67 tahun) adalah pelukis Perancis yang hidup
pada masa Post Impresionis. Karyanya merupakan peralihan dari konsep seni abad 19
menuju kebebasan mutlak seni pada abad 20. Karyanya merupakan pemberontakan
terhadap pakem impresionisme yang saat itu sedang populer dan menjadi inspirasi
seniman pembaharu seperti gaya kubisme Picasso, meskipun gayanya sendiri belum
bisa disebut kubisme. Karyanya juga menginspirasi seniman fauvisme
Karya-karya Paul Cézanne memperlihatkan keahlian desain, warna, dan
komposisi. Goresannya yang repetitif, sensitif, menggairahkan, dan mengeksplorasi
mengesankan karakterisasi yang kuat. Beberapa sentuhan kuasnya sudah cukup
menggambarkan keseluruhan objek yang kompleks dan abstraksi-abstraksi yang
didapatkannya dari alam. Lukisan Cézanne juga memperlihatkan studi subjektif yang
teliti, pencarian, dan eksplorasi mendalam terhadap persepsi visual manusia.

The Basket of Apples Artist Paul Cézanne Year 1895 Type Oil on canvas Dimensions
65 cm × 80 cm (25.6 in × 31.5 in) Location Art Institute of Chicago, Chicago
Paul Cézanne, L'Estaque, Melting Snow, c. 1871, 28.75 cm × 36.25 cm. Private
collection.

Portrait of Louis Guillaume, c. 1882, 22 cm × 18.5 cm. National Gallery of Art,


Washington, D.C.
The Mont Sainte-Victoire and the Viaduct of the Arc River Valley
Artist Paul Cézanne Year 1882—1885 Material oil-on-canvas Dimensions 65.5 cm
× 81.7 cm (25.8 in × 32.2 in) Location Metropolitan Museum of Art, New York Owner
Metropolitan Museum of Art

Artist Paul Cézanne Year c. 1885 Type Oil on canvas Dimensions 73 cm × 92 cm


(37.5 in × 51.3 in) Location Barnes Foundation, Pennsylvania
Mont Sainte-Victoire with Large Pine Artist Paul Cézanne Year c. 1887 Type Oil on
canvas Dimensions 67 cm × 92 cm (26.4 in × 36.2 in) Location Courtauld Institute of
Art, London

Portrait of Madame Cézanne with Loosened Hair. 24 x 20 in. Philadelphia Museum of


Art.
Rideau, Cruchon et Compotier Artist Paul Cézanne Year 1893-1894 Type oil on canvas
Dimensions 60 cm × 73.0 cm (23.5 in × 28.75 in)

Paul Cézanne, The Card Players 1894–1895, Musée d'Orsay, Paris


The Boy in the Red Vest Artist Paul Cézanne Year 1888 or 1890 Type oil Dimensions
80 cm × 64.5 cm (31.5 in × 25.4 in) Location Foundation E.G. Bührle

Portrait of Gustave Geffroy Artist Paul Cézanne Year 1895 Type Oil on canvas
Dimensions 110 cm × 89 cm (43 in × 35 in) Location Musée d'Orsay, Paris
Paul Cézanne. Pyramid of Skulls, oil on canvas, c. 1901, 37 cm × 45.5 cm. Private
collection.

Forest Artist Paul Cézanne Year 1902–1904 Type Oil on canvas Dimensions 81.4 cm
× 66 cm (32.0 in × 26 in) Location National Gallery of Canada, Ottawa
Still Life with Teapot Artist Paul Cézanne Year c. 1902–1906 Type Oil on canvas
Dimensions 61.4 cm × 74.3 cm (24.2 in × 29.3 in) Location National Museum Cardiff,
Cardiff
CLAUDE MONET
Claude Monet (1840 – 1926) was a founder of French impressionist painting,
and the most consistent and prolific practitioner of the movement's philosophy of
expressing one's perceptions before nature, especially as applied to plein-air landscape
painting. For full biographical notes on Claude Monet see Part 1 - Introduction. For
earlier works see parts 2 - 6 also. Note: Dates, sizes, and locations of works are as best
as I found them. Apologies for any inaccuracies.
Monet lahir dari pasangan Adolphe dan Louise-Justine Monet di 45 Rue Laffitte.
Keluarganya kemudian pindah ke Le Havre pada 1845 di Normandia saat ia baru
berumur lima tahun. Nama baptisnya Oscar-Claude di Nortre-Dame-de-Lorette.
Ayahnya sangat menginginkan ia meneruskan usaha keluarga.
Awal April 1851 Monet memasuki sekolah Le Havre. Ia segera terkenal dengan
karikatur-karikatur carchoalnya, yang sering dipajang dan dijual seharga 10 hingga 12
francs. Monet pertama kali mendapat pelajaran drawing dari Jean-Francois Ochard,
sebelumnya murid dari Jacques-Louis David (1748 - 1825). Di pantai Normandia, ia
bertemu Eugène Boudin, yang melihat pajangan karya-karya karikaturnya dan
kemudian menjadi mentor and mengajarinya memakai cat minyak. Boudin juga
mengajarkan Monet teknik en plein air (melukis luar ruangan).
Pada 28 Januari 1857 ibunya meninggal. Ia kemudian dirawat bibinya Marie-
Jeanne. Saat Monet berkunjung ke Paris untuk mengunjungi The Louvre, ia melihat
banyak sekali pelukis yang meniru lukisan yang sudah lebih dulu terkenal. Monet,
dengan kegigihannya lebih memilih memperhatikan jendela dan melukis pemandangan
dengan peralatan dan tekniknya sendiri.
Pada Juni 1861 Monet bergabung dengan pasukan Resimen I Kavaleri Ringan
Afrika di Aljazair untuk dua tahun dari tujuh tahun masa wajib militer. Tapi penyakit
tipusnya membuat bibinya Madame Lecadre menyarankan untuk keluar dari militer dan
menyelesaikan studi seni rupanya di universitas. Karena merasa bertentangan dengan
pelajaran klasik yang diajarkan di universitas, ia kemudian bergabung dengan studio
Charles Gleyre di Paris, dan kemudian bertemu Pierre-Auguste Renoir, Frederic Bazille,
dan Alfred Sisley. Kemudian mereka bersama mengembangkan teknik baru dalam seni
rupa dengan melukis berdasarkan efek-efek pantulan cahaya yang ditangkap mata, awal
dari aliran yang sekarang kita kenal sebagai impresionisme.
Karya Monet Camille atau La Femme à la Robe Verte pada 1868, yang
menaikkan popularitas dirinya, adalah salah satu dari sekian banyak dari lukisan dengan
objek calon istrinya, Camille Doncieux.
Selama masa Perang Perancis-Prusia (1870 - 1871), Monet mengungsi ke
Inggris untuk menghindari konflik. Di sana ia belajar kepada John Constable dan J. M.
W. Turner, yang lukisannya menjadi inspirasi untuk Monet dalam memahami warna.
Pada rentang waktu 1871 hingga 1878 Monet tinggal di Argenteuil, desa di Seine di
dekat Paris. Di sinilah banyak karya terbaiknya dihasilkan.
Saat kembali ke Paris, sekitar 1872 - 1873 ia melukis Impression, Sunrise
(Impression, soleil levant) yang menggambarkan pemandangan Le Havre. lukisan ini
ditampilkan dalam pameran Impresionis pertama pada 1874 dan hingga kini menjadi
koleksi Musée Marmottan-Monet, Paris. Dari judul yang sebenarnya asal pilih ini,
Kritikus Louis Leroy memberikan sindiran "Kaum Impresionis", yang kemudian malah
terkenal sebagai identitas utama mereka.
Pada 1870, Monet and Doncieux menikah dan pada 1873 pindah ke rumah di
Argenteuil di dekat Sungai Seine. Mereka mendapat anak kedua, Michel, pada 17
Maret, 1878. Istri Monet kemudian meninggal akibat tuberculosis pada 1879.
Alice Hoschedé membantu merawat kedua anak Monet. Mereka tinggal di
Poissy. Pada April 1883 mereka pindahke rumah di Giverny, Eure, di Haute-
Normandie, yang kemudian ditatanya dengan halaman kebun yang besar dan berusaha
dilukisnya kembali hingga akhir hayatnya. Monet and Hoschedé menikah pada 1892.
Pada periode 1880-an dan 1890-an, karya Monet banyak berkutat pada eksperimen
lukisan dengan berbagai variasi sudut pandang dan cahaya. Seri pertamanya adalah
Katedral Rouen from dari berbagai sudut pandang dalam waktu berbeda-beda sepanjang
hari. Dua puluh sudut pandang ini kemudian dipamerkan di Durand-Ruel pada tahun
1895.
Pada kurun waktu 1883 hingga 1908, Monet melakukan perjalanan ke
Mediterania dan melukis banyak pemandangan darat dan laut seperti Bordighera.
Bangunan penting juga menjadi subjek utama Monet di sana. Istrinya Alice meninggal
pada 1911 dan anaknya Jean pada 1914.
Katarak menjangkitinya sehingga harus menjalani dua kali operasi pada1923.
Lukisannya pun berubah menjadi mempunyai tonality merah, suatu hal yang wajar
menjadi pemandangan sehari-hari bagi penderita katarak. Selain itu diduga ia juga
kadang-kadang bisa mendeteksi pantulan sinar ultraviolet akibat perlakuan pembedahan
katarak.
Setelah operasi ia banyak menggarap ulang karya-karyanya terdahulu. Monet
meninggal pada 5 Desember 1926 pada umur 86 dan dikuburkan di pemakaman gereja
Giverny. Rumah dan tamannya yang sudah menjadi terkenal menjadi daya tarik utama
bagi turis di Giverny.Di rumah ini juga banyak ditemukan karya-karya grafis Jepang.
Claude Monet 1874 Amsterdam in the Snow oil on canvas 56 x 73 cm Private
Collection

Claude Monet 1874 Boaters at Argenteuil oil on canvas Private Collection


Claude Monet 1874 Bridge, Amsterdam oil on canvas Shelburne Museum, Vermont VT

Claude Monet 1874 Canal in Amsterdam oil on canvas 55 x 65 cm Private Collection


Claude Monet 1874 The Zuiderkerk in Amsterdam oil on canvas 54.5 x 64.5 cm
Philadelphia Museum of Art PA

Claude Monet 1874 Fishing Boats Leaving the Port of Le Havre oil on canvas 101 x 60
cm Los Angeles County Museum of Art CA
Claude Monet 1874 Port of Le Havre oil on canvas 60.4 x 101.9 cm Philadelphia
Museum of Art PA

Claude Monet 1874 Geese in the Brook 1 oil on canvas 73.7 x 59.1 cm approx Sterling
and Francine Clark Institute, Williamstown MA
Claude Monet 1874 Geese in the Brook (detail from the above)

Claude Monet 1874 Le Havre, the Bassin Trade oil on canvas


Claude Monet 1874 Meadow at Bezons oil on canvas 57 x 80 cm Nationalgalerie,
Berlin

Claude Monet 1874 Regatta at Argenteuil oil on canvas 60.5 x 105 cm Musée d'Orsay,
Paris
Claude Monet 1874 Regatta at Argenteuil oil on canvas

Claude Monet 1874 Sailboat at Le Petit Gennevilliers oil on canvas 56 x 74 cm Lucille


Ellis Simon Foundation, Santa Monica CA
Claude Monet 1874 Snow at Argenteuil oil on canvas 50.5 x 65 cm Private Collection

Claude Monet 1874 Snow at Argenteuil oil on canvas 54.6 x 73.7 cm Museum of Fine
Arts, Boston MA
Claude Monet 1874 Sunset on the Seine oil on canvas 49.5 x 60 cm Philadelphia
Museum of Art, Philadelphia PA

Claude Monet 1874 The Allee du Champ de Foire at Argenteuil oil on canvas 50 x 61
cm
Claude Monet 1874 The Banks of the Seine at the Argenteuil Bridge oil on canvas
Private Collection

Claude Monet 1874 The Bridge at Argenteuil oil on canvas 60 x 79.7 cm The National
Gallery of Art, Washington D.C.
Claude Monet 1874 The Bridge at Argenteuil oil on canvas 60.3 x 80 cm Musée
d'Orsay, Paris

Claude Monet 1874 The Bridge at Argenteuil oil on canvas 89.8 x 81.4 cm Neue
Pinakothek, Munich
Claude Monet 1874 The Bridge at Argenteuil, Grey Weather oil on canvas

Claude Monet 1874 The Entrance to the Port of Honfleur oil on canvas 59 x 61 cm
Norton Simon Foundation, Los Angeles CA
Claude Monet 1874 The Pool seen from the Bridge, Argenteuil oil on canvas

Claude Monet 1874 The Promenade at Argenteuil, Setting Sun oil on canvas 60 x 81 cm
Claude Monet 1874 The Promenade near the Bridge of Argenteuil oil on canvas 53.7 x
72.1 cm St Louis Art Museum MO

Claude Monet 1874 The Railway Bridge at Argenteuil oil on canvas 54 x 71.4 cm
Philadelphia Museum of Art PA
Claude Monet 1874 The Railway Bridge at Argenteuil oil on canvas 14 x 23 cm Musée
Marmottan-Monet, Paris

Claude Monet 1874 The Railway Bridge at Argenteuil oil on canvas 55 x 72 cm Musee
d'Orsay, Paris
Claude Monet 1874 The Roadbridge at Argenteuil oil on canvas 50 x 65 cm Private
Collection

Claude Monet 1874 The Sea at Amsterdam oil on canvas


Claude Monet 1874 The Sea, Port in Amsterdam oil on canvas

Claude Monet 1874 The Seine at Argenteuil oil on canvas 54 x 73 cm RISD Museum,
Providence RI
Claude Monet 1874 The Seine near Argenteuil oil on canvas

Claude Monet 1874 The Studio Boat oil on canvas 50 x 64 cm Kröller-Müller Museum,
Otterlo, Holland
Claude Monet 1874 View of Amsterdam oil on canvas Fondation Rau pour le Tiers-
Monde, Zurich

Claude Monet 1874 View of the Prins Hendrikkade and the Kromme Waal in
Amsterdam oil on canvas 50 x 68 cm Van Gogh Museum, Amsterdam
Claude Monet 1874 Windmill on the Obekende oil on canvas 56 x 65 cm Museum of
Fine Arts, Houston TX

Claude Monet 1874c Woman Seated on a Bench oil on canvas 73.7 x 55.9 cm Tate
Gallery, London
Claude Monet 1875 A Corner of the Apartment oil on canvas 81 x 60 cm Musée
d'Orsay, Paris

Claude Monet 1875 Argenteuil oil on canvas


Claude Monet 1875 Argenteuil oil on canvas 56 x 67 cm Musée de l'Orangerie, Paris

Claude Monet 1875 Argenteuil oil on canvas


Claude Monet 1875 Boulevard de Pontoise under Snow oil on canvas 60 x 81 cm
Öffentliche Kunstsammlung Basel

Claude Monet 1875 Boulevard Saint-Denis, Argenteuil, in Winter oil on canvas 60.9 x
81.6 cm Museum of Fine Arts, Boston MA
Claude Monet 1875 Camille Embroidering oil on canvas 55 x 65 cm The Barnes
Foundation, Merion PA

Claude Monet 1875 Camille Monet and a Child in the Artist's Garden in Argenteuil oil
on canvas 55.3 x 64.7 cm Museum of Fine Arts, Boston MA
Claude Monet 1875 Cliffs at Varengeville oil on canvas 65 x 81 cm Private Collection

Claude Monet 1875 Frost oil on canvas 49.8 x 61 cm Private Collection


Claude Monet 1875 Girls in the Garden oil on canvas

Claude Monet 1875 In the Garden oil on canvas 70 x 101 cm Private Collection
Claude Monet 1875 Les Tuileries oil on wood 50 x 75.5 cm Musée d'Orsay, Paris

Claude Monet 1875 Madame Monet and her Son oil on canvas 100 x 81 cm National
Gallery of Art, Washington D.C.
Claude Monet 1875 Monet's Garden at Giverny oil on canvas 81.5 x 92 cm E. G. Bührle
Collection, Zurich

Claude Monet 1875 Poplars near Argenteuil oil on canvas 54.5 x 65.5 cm Museum of
Fine Arts, Boston MA
Claude Monet 1875 Poppy Field, Argenteuil oil on canvas

Claude Monet 1875 Poppy Field, Summer oil on canvas 51 x 65.5 cm Private
Collection
MARRY CASSATT
Cassat lahir di Allegheny City, Pennsylvania[1] pada 22 Mei 1884. Dia lahir di
keluarga yang berkecukupan. Ayahnya, Robert Simpson Cassat, meruapakan pialang
sukses dan ibunya, Katherine Kelso Johnston, berasal dari keluarga yang mempunyai
bisnis dalam bidang perbankan.

Self-portrait karya Mary Cassatt di Metropolitan Museum of Art, New York (±1878)
Alexander J Cassatt (1880)

At The Opera (1879)


Baby’s First Caress (1890)

Breakfast in bed (1987)


Child in a Straw Hat (!886)

Child Picking a Fruit (1893)


Maternal Kiss (1897)

The Boating Party (1893)


Spanish Dancer Wearing a Lace Mantilla (1873)

The Toreador (1873)


Pierre-Auguste Renoir
Pierre-Auguste Renoir (lahir, 25 Februari 1841 di Limoges, Perancis -
meninggal, 3 Desember 1919 di Cagnes) adalah seorang pelukis Perancis yang terkenal
dengan gerakan impresionis dalam lukisannya. Karya-karya awalnya yang biasanya
snapshot impresionis kehidupan nyata, penuh warna berkilau dan cahaya.
Renior berasal dari keluarga sederhana, Ia merupakan putra seorang penjahit,
Pierre-Auguste Renoir adalah anak keenam dari kedua orang tuanya, tapi dua dari
kakak-kakaknya meninggal sebagai bayi. Keluarganya beremigrasi ke Paris antara 1844
dan 1846, dan tinggal di dekat Louvre, museum seni terkenal di dunia. Renior
menempuh pendidikan sekolah Katolik di daerah setempat dekat kawasan rumahnya.
Sebagai seorang remaja, Renoir belajar bekerja sebagai seorang pelukis
porselen. Renior belajar untuk menyalin desain untuk menghias piring dan piring
lainnya. Tak lama kemudian, Renoir mulai melakukan jenis lain lukisan dekoratif untuk
mencari nafkah. Renior juga mengambil kelas menggambar bebas di sekolah seni kota
yang disponsori, yang dijalankan oleh pematung Louis-Denis Caillouette. Akhirnya
beberapa tahun Ia belajar melukis dengan meniru beberapa karya besar yang tergantung
di Louver. Setelah itu Renior masuk ke Ecole des Beaux-Arts, sekolah seni terkenal,
pada tahun 1862. Renoir juga menjadi mahasiswa Charles Gleyre. Di studio Gleyre itu,
Renoir berteman dengan tiga seniman muda lainnya: Frederic Bazille, Claude Monet,
Alfred Sisley dan. kemudian Ia bertemu bakatnya dan mulai berkembang seperti
Camille Pissarro dan Paul Cezanne

Le déjeuner des canotiers


Renoir, Pierre-Auguste : Bal au Moulin de la Galette à Montmartre

Renoir, Pierre-Auguste : Grand vase avec fleurs


Renoir, Pierre-Auguste : La Seine à Asnières

Renoir, Pierre-Auguste : Irene Cahen d'Anvers


Renoir, Pierre-Auguste : Danse à Bougival

Renoir, Pierre-Auguste : Deux filles au piano


Renoir, Pierre-Auguste : Danse à la ville

Renoir, Pierre-Auguste : Sur la terrasse


Renoir, Pierre-Auguste : Les grands boulevards

Renoir, Pierre-Auguste : Paysage d'été (Femme avec ombrelle dans un jardin)


Renoir, Pierre-Auguste : chemin avançant dans la haute herbe

Renoir, Pierre-Auguste : nature morte avec pivoine


Renoir, Pierre-Auguste : La petite fille à l'arrosoir

Renoir, Pierre-Auguste : Fille lisant


Renoir, Pierre-Auguste : Baignade dans la Seine, ou La Grenouillère

Renoir, Pierre-Auguste : Vase of Flowers


Renoir, Pierre-Auguste : Les parapluies

Renoir, Pierre-Auguste : Terrasses à Cagnes


EDGAR DEGAS
Edgar Degas (lahir di Paris, 19 Juli 1834 – meninggal di Paris, 27 September
1917 pada umur 83 tahun), terlahir sebagai Hilaire-Germain-Edgar De Gas (ilɛʀ ʒɛʁmɛ̃
ɛdɡɑʀ dœˈɡɑ), adalah seorang pelukis dan pematung dari Perancis. Ia dianggap sebagai
pendiri impresionisme meskipun menolak istilah itu, dan lebih memilih disebut realis.
Sebagai juru gambar berbakat, ia banyak dikenal dengan subyek tari, dan hampir
separuh karyanya menggambarkan penari. Hal tersebut menunjukkan keahliannya
dalam penggambaran gerakan, juga subyek perlombaan dan wanita telanjang. Potretnya
dikenal akan kompleksitas psikologisnya dan penggambaran isolasi manusia.

"A Woman Seated beside a Vase of Flower" by Edgar Degas


"At the Races" by Edgar Degas

"Aux courses en province At the Races in the Country" by Edgar Degas


"Ballet Rehearsal" by Edgar Degas

"Ballet Rehearsal on the Set" by Edgar Degas


"Before the Performance" by Edgar Degas

"Buhnenprobe" by Edgar Degas


"Dance Class at the Opera" by Edgar Degas

"Dance Class" by Edgar Degas


"Dancers Practicing at the Bar" by Edgar Degas

"La classe de danse (The Dancing class)" by Edgar Degas


"Ecole de danse" by Edgar Degas

"Four Dancers" by Edgar Degas


\

"Jockeys Before the Race" by Edgar Degas

"Jockeys" by Edgar Degas


"L'absinthe" by Edgar Degas

"Laundress (Silhouette)" by Edgar Degas


"Laundresses Carrying Linen in Tow" by Edgar Degas

"Madame Rene de Gas" by Edgar Degas

Anda mungkin juga menyukai