Anda di halaman 1dari 9

731

ANALISIS LUKISAN KARYA MULYO GUNARSO


AN ANALYSIS OF PAINTINGS BY MULYO GUNARSO
Oleh: Catur Setyawan, Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, UNY
cartursetyawan@gmail.com

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis latar belakang penciptaan karya, tujuan
penciptaan karya, dan visualisasi karya lukis Mulyo Gunarso. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah deskriptif kualitatif. Sebagai subjek penelitian adalah latar belakang penciptaan karya, tujuan
penciptaan karya, dan visualisasi karya, dan yang dijadikan objek adalah tiga lukisan karya Mulyo
Gunarso, yaitu yang berjudul “Ironi Dalam Sarang”(dibuat pada tahun 2008), “Impian Sarang” (dibuat
pada tahun 2011), dan “Dibawah Bayang-Bayang” (dibuat pada tahun 2016). Instrumen penelitian adalah
si peneliti sendiri, dan dibantu oleh pedoman observasi, wawancara, dan dokumentasi. Tekhnik
pemeriksaan keabsahan data adalah dengan menggunakan metode peningkatan ketekunan dan triangulasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: Latar belakang penciptaan karya-karya lukis Mulyo Gunarso adalah
keprihatinannya terhadap permasalahan sosial dalam kehidupan sehari-hari yang ada di sekitarnya
terutama permasalahan mengenai kebudayaan dan kerusakan alam lingkungan. Makna lukisan yang
merupakan tujuan penciptaan karya lukis Mulyo Gunarso adalah untuk mengedukasi diri sendiri dan
masyarakat agar peduli dan mau untuk menjaga kelestarian alam dan lingkungan tempat
tinggalnya.Visualisasi karya lukis Mulyo Gunarso adalah dengan menggunakan cat akrilik dengan teknik
plakat (opaque). Dan corak yang dari karya-karya lukis Mulyo Gunarso adalah realisme dengan
penggarapan objek secara detail dan dengan tekstur yang halus.

Kata kunci: lukisan, ide, makna


Abstract
The objectives of this research was to analyze (1) the background of the artworks, (2) the purpose
of creating the artworks, and (3) the visualization of Mulyo Gunarso's paintings. The method used in this
research was qualitative descriptive. The subjects of research were the background, the purpose, and the
visualization of the artwork. The objects were three paintings by Mulyo Gunarso, namely “Ironi Dalam
Sarang” (made in 2008), “Impian Sarang”(made in 2011), and “Dibawah Bayang-Bayang” (made in
2016). The research instruments were the researcher, and assisted by observation guideline, interview,
and documentation. The technique of checking the validity of the data used the method of increasing
persistence and triangulation. The results showed that the background of Mulyo Gunarso's paintings is
his concern for the social problems in his daily life, especially the problems of the culture and natural
damage. The purpose of Mulyo Gunarso's paintings were to educate himself and the society to care,
preserve the nature and living environment. The visualization of Mulyo Gunarso's paintings were using
acrylic paint with opaque techniques. The style of Mulyo Gunarso's paintings were realism with the
creation of the objects in detail and with a smooth texture.

Keywords: paintings, ideas, meanings


732

PENDAHULUAN suatu ungkapan estetik seseorang yang


diungkapkan kedalam bidang dua dimensional
Yogyakarta adalah sebuah provinsi di
(dua matra), dengan menggunakan medium rupa
Indonesia yang terkenal dengan sebutan kota seni
berupa garis, warna, tekstur, bidang, dan
dan kota budaya, dengan kesenian dan budaya
sebagainya. Sedangkan media rupa dapat
yang beraneka ragam tersebar keseluruh penjuru
dijangkau dengan berbagai material misalnya
kota Yogyakarta. Kekayaan budaya yang sangat
tinta, cat/ pigmen, tanah liat, semen, dan berbagai
kental dan geliat proses berkesenian yang intens
aplikasi lain yang memungkinkan untuk menjadi
inilah yang menjadikan Yogyakarta dikenal
media rupa (Kartika, Dharsono S, 2017: 36).
dengan sebutan kota seni dan kota budaya.
Sehingga kepekaan estetis seorang seniman
Perkembangan seni di Kota Yogyakarta sangat
dalam mengolah titik, garis, tekstur, ruang,
pesat dan dinamis mengikuti perkembangan
warna, bidang, dan lain-lain disusun menjadi satu
zaman.Yogyakarta sebagai kota yang mempunyai
kesatuan yang utuh dengan menyesuaikan dan
predikat kota seni dan budaya mempunyai
memberikan tekanan, dengan pertimbangan
aktivitas seni rupa yang tinggi serta banyak
harmoni dan ritme, menentukan proporsi dan
organisasi seni rupa, museum seni rupa, gallery
variasi sangat mempengaruhi hasil karya yang
senirupa,dan pusat seni. Bahkan ada sekolah seni
dibuat oleh seniman sangat mempengaruhi hasil
menengah sampai perguruan tinggi yang hampir
karya yang dibuat. Dalam karya tulis ini peneliti
setiap pekan ada kegiatan berkesenian yang
mencoba untuk meneliti Mulyo Gunarso seorang
didukung oleh seniman besar. Budaya Jawa yang
perupa muda yang memiliki latar belakang, dan
masih sangat kental dan terjaga oleh keberadaan
semangat berkarya yang berbeda dengan seniman
keraton sebagai pusat kebudayaan sejak berbad-
seangkatan kebanyakan. Kalau kita berkunjung
abad yang lalu. Yogyakarta juga dikenal dengan
ke studio Mulyo Gunarso dan melihat karya-
dinamika perkembangan seni secara keseluruhan
karya yang terpajang disana maka kita akan
baik itu seni sastra, seni musik, seni tari, seni
langsung tahu betapa peduli dan kritisnya seorang
drama, seni rupa, dan sebagainya.
Mulyo Gunarso terhadap kerusakan lingkungan di
Seni selalu menarik untuk
sekitarnya. Karya-karyanya seolah bercerita
diperbincangkan, bukan melulu tentang
betapa ganasnya dampak dari pembangunan,
keindahanya akan tetapi pada realitanya bahwa
modernisasi, dan globalisasi terhadap
kita hidup dalam keseharian tidak akan lepas atau
kelangsungan hidup dan keseimbangan alam
jauh dari seni. Seniman rupa selalu mengolah rasa
lingkungan kita. Ia seolah sangat terusik dengan
dan karsanya dengan menggabungkan antara
maraknya pembangunan yang tidak berwawasan
unsur seni, konsep, ide, serta prinsip berkesenian
lingkungan,penebangan hutan yang membabi-
yang dituangkan dalam media menggunakan kosa
buta, dan maraknya sampah yang tidak ditangani
rupa dalam hal ini adalah seni lukis. Dalam
dengan serius sehingga mencemari lingkungan
definisinya seni lukis dapat diartikan sebagai
hidup kita, dan isu-isu lingkungan lainya.
733

METODOLOGI PENELITIAN Peneliti menggunakan observasi,


wawancara tak terstruktur dan dokumentasi di
Jenis Penelitian
dalam penelitian ini. Observasi dilakukan untuk
Penelitian yang berjudul Analisis Lukisan mengetahui data atau keadaan sebenarnya yang
Karya Mulyo Gunarso ini menggunakan ada di lapangan.. Wawancara juga dilakukan
pendekatan kualitatif dan data yang dihasilkan untuk mendapatkan data yang tidak bisa didapat
berupa kata-kata atau deskripsi. Dengan demikian melalui observasi. Kegiatan wawancara ini
penelitian ini termasuk dalam penelitian dilakukan dengan teknik tak terstruktur.
deskriptif kualitatif. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data

Subjek Dan Objek Penelitian pendukung, dokumentasi yang diambil berupa


foto, video, rekaman suara, dan catatan.
Subjek penelitian ini adalah perupa Mulyo
Gunarso. Sedangkan objek dalam penelitian ini Instrumen pada penelitian ini peneliti

adalah tiga karya lukis Mulyo Gunarso yang menggunakan pedoman observasi dan pedoman
berjudul “Ironi Dalam Sarang”(dibuat pada wawancara. Pedoman observasi dan wawancara

tahun 2008), “Impian Sarang” (dibuat pada dikembangkan berdasarkan Sugiyono (2014:60).

tahun 2011), dan “Tumbuh Dibawah Bayang- dan Lexy J. Moleong (2014: 168).

Bayang” (dibuat pada tahun 2016). Kemudian Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
objek formal dalam penelitian ini adalah
Pada penelitian ini pemeriksaan
Kesenimanan Mulyo Gunarso, latar belakang
keabsahan data dilakukan dengan ketekunan
penciptaan karya dan makna lukisan Mulyo
peneliti dan triangulasi. Triangulasi yang
Gunarso.
dilakukan adalah triangulasi teknik. Triangulasi
Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan dengan mengabukan data dari dua

Penelitian mengenai Analisis Lukisan teknik pengumpulan data yaitu observasi dan

Karya Muyo Gunarso dilaksanakan di Studio wawancara untuk mendapat data yang paling

Mulyo Gunarso pada tanggal 15 Mei 2018 valid. Kemudian peneliti juga melakukan

sampai dengan bulan 05 Agustus 2018. wawancara dengan pakar untuk memvalidasi data
yang didapatkan
Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan
Data Teknik Analisis Data

Data yang akan dicari dalam penelitian ini Analisis data dilakukan dengan reduksi

adalah mengenai kesenimanan Mulyo Gunarso, data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

ide/gagasan dari penciptaan karya, makna dari Mereduksi data berarti merangkum,

karya lukisan Mulyo Gunarso serta wujud visual memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada

karya lukis Mulyo Gunarso. hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan.


Dengan kata lain, peneliti mengamati dan
734

menganalisis data yang dianggap valid untuk 6. Data mengenai karya-karya seni lukis Mulyo
disajikan dalam laporan penelitian dan Gunarso khususnya dari tiga buah lukisan
menghilangkan data yang dirasa tidak perlu yaitu “Ironi Dalam Sarang”(dibuat pada
digunakan. tahun 2008), “Impian Sarang” (dibuat pada
Data yang sudah direduksi selanjutnya tahun 2011), dan “Tumbuh Di bawah
akan disajikan. Dalam penelitian kualitatif, Bayang-Bayang” (dibuat pada tahun 2016).
penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk 7. Data mengenai aliran lukisan karya Mulyo
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, Gunarso.
flowchart dan sejenisnya (Sugiyono, 2016: 249). 8. Data mengenai konsep penciptaan lukisan
Dengan menyajikan data, maka akan karya Mulyo Gunarso.
memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, 9. Data mengenai pengorganisasian unsur-unsur
merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa seni rupa dalam karya-karya seni lukis
yang telah dipahami tersebut. Mulyo Gunarso.
Setelah semua rangkaian penelitian sudah 10. Data mengenai tanggapan ahli seni lukis
dilaksanakan dengan prosedur yang berlaku, tentang karya-karya seni lukis Mulyo
peneliti melakukan penarikan kesimpulan Gunarso.
terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan. HASIL PENELITIAN DAN
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah PEMBAHASAN
merupakan temuan baru yang sebelumnya belum Mulyo Gunarso adalah seorang perupa
pernah ada. Temuan berupa deskripsi, gambaran, muda yang berdomisili di bagian selatan
atau rangkuman dari hasil penelitian dari objek Yogyakarta tepatnya di Dusun Sudimoro,
yang sebelumnya masih jelas kemudian setelah Sewon, Bantul. Mulyo Gunarso tinggal di
diteliti menjadi jelas. sebuah rumah yang sekaligus ia jadikan sebagai
studio pribadinya bersama dengan istri dan dua
Data yang diperoleh oleh peneliti
orang anaknya. Mulyo Gunarso lahir di kota
dalam penelitian “Analisis Lukisan Karya Mulyo
Kediri Jawa Timur pada tanggal 31 Juli tahun
Gunarso” ini adalah:
1979. Ia menghabiskan masa kecilnya di sebuah
1. Data mengenai letak lokasi rumah sekaligus
dusun yang bernama Srikaton, Ringinrejo,
studio Mulyo Gunarso.
Kediri, Jawa Timur. Ia adalah seniman yang
2. Data mengenai biografi Mulyo Gunarso.
dikenal dengan karya-karya yang kritis terhadap
3. Data mengenai latar belakang penciptaan
permasalahan sosial di sekitarnya serta
karya lukisan Mulyo Gunarso.
kerusakan lingkungan yang selalu mengusik
4. Data mengenai proses berkesenian Mulyo
pikiranya. Dari banyak karyanya yang telah
Gunarso.
dihasilkan selama ini lingkungan hidup adalah
5. Data mengenai tujuan penciptaan karya seni
tema yang sering dia angkat, dalam karya-
lukis Mulyo Gunarso.
karyanya kita akan menemukan masalah-
735

masalah keseharian yang sering kita jumpai karya-karya mereka. Kelompok “Denting” telah
tentang lingkungan disekitar kita. Karya-karya melakukan pameran perdananya di Galeri Biasa
Mulyo Gunarso selalu menyoroti tentang Jalan Suryodiningratan 10 B Yogyakarta pada
permasalahan sosial dan lingkungan hidup yang tahun 2009. Melalui pameran seni rupa FKY ke-
mengalami kerusakan. 22 ini, kelompok “Denting” diberi kesempatan
Mulyo Gunarso menamatkan studinya dari untuk berpartisipasi memeriahkkan dalam konsep
sekolah dasar sampai sekolah menegah atas di Jogja Art Scene. Dan di galeri milik Nana Tedja
Kota Kediri, dan pada tahun 2001 Mulyo tersebut menjadi saksi pameran terakhir dari
Gunarso pindah ke Yogyakarta untuk penggagas terbentuknya kelompok “Denting”
melanjutkan studinya di Institut Seni Indonesia yaitu Alm Deska Juswadi semasa hidupnya.
Yogyakarta Fakultas Seni Rupa dan Desain Kelompok “Denting” sampai saat ini masih terus
Jurusan Seni Murni dan akhirnya lulus pada eksis dan terus melakukan pertemuan berkala.
tahun 2006 dengan predikat cumlaude. Selain Berkesenian adalah kegiatan sehari-hari
disibukan dengan kegiatan keseharianya yaitu Mulyo Gunarso, ia banyak menghabiskan
melukis, Mulyo Gunarso juga aktif dalam sebuah waktunya untuk melukis, diskusi seni, dan
kelompok senirupa bernama “Denting”. Denting berbagai kegiatan seni lainya, baik secara
adalah sebuah kelompok seni rupa yang terbentuk individu maupun kelompok. Terkadang ia juga
pada tanggal 2 Juli 2009 yang diprakarsai oleh diminta menjadi seorang juri dalam perlombaan
Alm. Deska Juswardi yang merupakan perupa menggambar. Berpameran adalah wadah bagi
seangkatan Mulyo Gunarso di ISI Yogyakarta Mulyo Gunarso untuk mengkomunikasikan
dan sama-sama menekuni bidang seni lukis. ide/gagasan maupun wacana yang hendak
Kelompok “Denting” merupakan kelompok seni ditawarkan oleh Mulyo Gunarso kepada audiens.
rupa yang beranggotakan pelukis-pelukis muda Mulyo Gunarso adalah seniman yang mempunyai
yang rata-rata merupakan alumni ISI Yogyakarta banyak ide/gagasan dan nilai-nilai yang hendak ia
Fakultas Seni Rupa dan Desain angkatan tahun komunikasikan dengan audiens. Ia adalah
2001. Kelompok “Denting” terbentuk dari sebuah seniman yang sangat aktif berpartisipasi dalam
obrolan ringan para anggotanya ketika sedang pameran baik di dalam atau di luar negeri. Selain
mengobrol santai di salah satu angkringan di mengikuti banyak pameran, baik di dalam
daerah Wijilan Yogyakarta. Adapun anggotanya maupun di luar negeri, Mulyo Gunarso juga
adalah Giring Prihatyasono, Karte Wardaya, sering mengikuti berbagai kompetisi seni lukis.
Mulyo Gunarso, dan Nunung Rianto. Para Mulyo Gunarso telah aktif mengikuti berbagai
anggota kelompok “Denting” memiliki perbedaan kompetisi lukis sejak dia masih duduk dibangku
yang khas satu sama lain dalam karya masing- sekolah dasar, dan semakin banyak kompetisi
masing. Dan mereka menjadikan perbedaan yang dia ikuti setelah dia masuk dibangku
tersebut sebagai modal untuk tetap saling perkuliahan FSRD ISI Yogyakarta pada tahun
menghargai, dan saling mengapresiasi antar 2001. Mulyo Gunarso telah banyak meraih
736

penghargaan, baik secara individu maupun Mulyo Gunarso mengangkat permasalahan


kelompok. Latar belakang/ide dari penciptaan tentang kerusakan alam. Dari berita-berita yang
karya Mulyo Gunarso adalah permasalahan dalam didapat di media masa maupun di media sosial
kehidupan sehari-hari, hal ini dibuktikan dengan atau bahkan pada lingkungan sekitar Mulyo
visualisasi lukisan yang mengangkat objek sehari- Gunarso sendiri dia banyak menjumpai
hari dan ada di lingkungan sekitar kita misalnya permasalahan yang menyangkut tentang
objek sarang, awan, semut, rumput, gunung, dan kerusakan lingkungan. Mulyo Gunarso banyak
yang lainya. Selain objek yang digunakan, Mulyo mengkritisi tentang pesatnya pembangunan,
Gunarso juga mengangkat tema tentang pembukaan lahan secara ilegal, dan pembalakan
permasalahan yang sering muncul dalam liar yang tidak mempertimbangkan dampak
kehidupan sehari-hari. Tema yang diangkat oleh negatif pada lingkungan. Kerusakan alam
Mulyo Gunarso dan di visualkan ke dalam karya- merupakan dampak dari perilaku buruk manusia
karyanya adalah mengenai permasalahan isu-isu yang tidak mau menjaga kelestariannya. Dari
sosial maupun lingkungan yang pada saat ini permasalahan tesebut Mulyo Gunarso tergerak
telah menjadi permasalahan serius yang begitu untuk menciptakan karya-karya seni lukisnya.
kompleks. Melalui simbol-simbol dalam karya lukisnya,
Tema yang dipilih fokus terhadap Mulyo Gunarso ingin mengingatkan diri sendiri,
permasalahan kerusakan alam dan lingkungan penikmat karya-karyanya maupun masyarakat
yang diangkat Mulyo Gunarso dalam karya- umum akan pentingnya menjaga kelestarian alam
karyanya nampak dalam visualisasi lukisan yang dan tidak merusaknya. Hal ini dapat kita lihat dari
dianalisis oleh peneliti yang berjudul “Ironi simbol-simbol yang ia angkat, sarang merupakan
Dalam Sarang”, “Impian Sarang”, dan “Tumbuh objek utama yang selalu diangkat oleh Mulyo
Di Bawah Bayang-Bayang”. Dalam lukisan yang Gunarso dalam karya-karyanya, ia memaknai
berjudul “Ironi Dalam Sarang”. Mulyo Gunarso sarang sebagai objek yang menjadi tempat tinggal
ingin mengangkat sebuah permasalahan yang burung yang merupakan simbolisasi dari
sering kita temui sehari-hari yaitu tentang kehidupan. Kebanyakan dari karya-karya Mulyo
kerusakan lingkungan. Konsep karya yang ada Gunarso bercerita tentang elegi dan ironi, ia
dalam ketiga lukisan yang dianalisis oleh peneliti selalu mengangkat tentang permasalahan dan
yang masing-masing adalah “Ironi Dalam dampak negatif dari kerusakan alam. Tetapi pada
Sarang”(dibuat pada tahun 2008), “Impian setiap karya Mulyo Gunarso selalu menawarkan
Sarang” (dibuat pada tahun 2011), dan “Tumbuh adanya harapan, hal ini disimbolkan dengan telur
Di Bawah Bayang-Bayang” (dibuat pada tahun burung atau penggunaan warna latar lukisan yang
2016) memiliki kemiripan dalam konsep cerah.
penciptaanya, karya-karya tersebut sama-sama . Setelah melakukan wawancara dengan
mengangkat tentang permasalahan sosial dalam Mulyo Gunarso selaku pencipta karya dan
kehidupan sehari-hari. Dari ketiga karya tersebut Nunung Riyanto, selaku sahabat seprofesinya
737

yang tergabung dalam kelompok seni rupa yang lukisannya, mengkritisi permasalahan yang
sama yaitu kelompok “Denting”. Peneliti diangkat yang biasanya menyoal tentang
mendapat informasi tentang tujuan penciptaan kerusakan alam, lalu mengajak audiens untuk
karya Mulyo Gunarso. Dari wawancara mengenai menjaga alam. Komposisi lukisan Mulyo
karya-karya seni lukis Mulyo Gunarso termasuk Gunarso baik, asas keseimbanganya terpenuhi,
tiga karya yang diambil oleh peneliti sebagai walaupun cenderung menggunakan asas
sampel yaitu lukisan yang masing-masing keseimbangan yang asimetris. Teknik melukis
berjudul “Ironi Dalam Sarang”, “Impian Mulyo Gunarso bagus ia mampu memvisualkan
Sarang”, dan “Tumbuh Di Bawah Bayang- objek dengan baik. Penggunaan media lukis oleh
Bayang” dapat diambil kesimpulan bahwa Mulyo Gunarso dalam karya yang berjudul
tujuan utama dari penciptaan karya lukis Mulyo “Ironi Dalam Sarang“, “Impian Sarang”
Gunarso adalah untuk sarana edukasi. Mulyo dan“Tumbuh Di Bawah Bayang-Bayang” bagus,
Gunarso barharap, dengan penciptaan karya- pemakaian media cat akrilik karena daya kering
karya lukisnya dan sampai ke audiens, maka cat yang relatif lebih cepat, sehingga
audiens akan sejenak merenungi, sehingga mempengaruhi waktu pengerjaan yang lebih
tergugah rasa kepeduliannya untuk ikut menjaga cepat pula. Aliran atau corak lukis pada karya
kelestarian alam lingkungan di sekitarnya. Mulyo Gunarso yang berjudul “Ironi Dalam
Gagasan untuk mengedukasi masyarakat supaya Sarang” ini adalah lukisan realisme. Pesan yang
menjadi lebih peduli tehadap permasalahan sosial terbaca dari lukisan berjudul “Ironi Dalam
sehari-hari dan tentang kerusakan alam sekitar Sarang” ini adalah ingin menyampaikan pesan
dapat tersampaikan dengan baik kepada kepada tentang pelestarian alam, dan ajakan kepada
audiens karena Mulyo Gunarso Menggunakan penikmat karyanya untuk turut menjaga
corak lukis realisme dengan objek-objek alam kelestarian alam.
berupa benda sehari-hari yang ada di sekitar kita Nunung Riyanto beranggapan bahwa,
sehingga audiens bisa memahami pesan yang Mulyo Gunarso biasa mengangkat tema-tema
ingin disampaikan dengan mudah sosial dalam karya-karyanya, seperti dalam karya
berjudul “Ironi Dalam Sarang“, “Impian Sarang”
Djoko Maruto berpendapat bahwa, karya-
dan“Tumbuh Di Bawah Bayang-Bayang” ini,
karya Mulyo Gunarso mengangkat tema-tema
sosial, dari ketiga lukisan yang dianalisis, semua selain itu ia sering mengangkat tema tentang

mengangkat tema kerusakan alam yang kerusakan alam yang disebabkan oleh ulah

disebabkan oleh ulah manusia. Ia memaknai manusia. Ia memaknai karya-karyanya sebagai

karya-karyanya sebagai tanda bahwa tanda bahwa keberlangsungan alam adalah

keberlangsungan alam adalah tanggung jawab tanggung jawab manusia itu sendiri. Dalam

manusia itu sendiri. Mulyo Gunarso seperti ingin karya-karyanya Mulyo Gunarso, biasanya

mengajak audiens untuk masuk ke dalam cerita audiens diajak untuk masuk ke dalam cerita
738

lukisan, mengkritisi permasalahan yang diangkat umum agar peduli terhadap kelestarian alam
yang biasanya menyoal tentang kerusakan alam, lingkungan.
lalu mengajak audiens untuk menjaga alam.
Karya berjudul “Ironi Dalam Sarang“, “Impian SIMPULAN DAN SARAN
Sarang” dan“Tumbuh Di Bawah Bayang-
Simpulan
Bayang” mempunyai objek dengan penggarapan
Kesimpulan yang dapat diambil dari
yang realis., karena objek-objek yang digunakan
penelitian yang telah dilakukan adalah
dalam lukisannya sama persis dengan objek yang
sebagai berikut:
ada di alam. Mulyo Gunarso menggunakan media
1. Mulyo Gunarso adalah seniman muda asal
berupa cata akrilik dengan alasan pengerjaanya
Kediri yang berdomisili di Yogyakarta.
lebih cepat kering dan lebih aman bagi kesehatan.
Dalam riwayat kesenimanannya Mulyo
lukisan “Ironi Dalam Sarang“, “Impian Sarang”
Gunarso telah mengikuti banyak pameran
dan“Tumbuh Di Bawah Bayang-Bayang”
baik di dalam maupun di luar negeri, baik
mempunyai corak yang realis, komposisinya
secara individu maupun kelompok. Mulyo
seimbang walaupun menggunakan asas
Gunarso tergabung dalam kelompok seni rupa
keseimbangan yang non formal. Pewarnaanya
“Denting” yang keseluruhan anggota
bagus, teksturnya halus dengan pengerjaan yang
kelompoknya merupakan perupa yang fokus
detail pada objek-objeknya Dari analisis terhadap
pada bidang seni lukis.
tiga lukisan Mulyo Gunarso yang dijadikan
2. Ide penciptaan karya lukis Mulyo Gunarso
sampel oleh peneliti, dapat diambil kesimpulan
adalah karena keprihatinan Mulyo Gunarso
bahwa makna dari karya lukisan Mulyo Gunarso
terhadap kerusakan alam dan lingkungan
adalah untuk mengedukasi masyarakat agar
hidup yang ada di sekitarnya, dan juga
peduli terhadap permasalahan kerusakan
permasalahan yang sering ditemui dalam
lingkungan sehingga tergerak untuk menjaga
kehidupan sehari-hari. Permasalahan
kelestarianya. Permasalahan sosial yang berupa
kerusakan alam lingkungan yang pada saat ini
kerusakan lingkungan merupakan permasalahan
telah menjadi permasalahan serius yang
yang begitu kompleks dan sangat kita rasakan
begitu kompleks dan sangat kita rasakan
dampak negatifnya dalam kehidupan kita. Hal
dampak buruknya pada saat ini, begitu
inilah yang mengusik pikiran Mulyo Gunarso dan
mengusik pikiran Mulyo Gunarso dan
menggerakan hatinya untuk menciptakan karya-
mendorongnya untuk memvisualkan ke dalam
karya yang berisi kritik sosial yang disampaikan
bentuk karya seni berupa lukisan.
dengan wujud karya lukisan. Melalui karya-
3. Makna dari penciptaan karya-karya seni lukis
karyanya Mulyo Gunarso ingin mengingatkan diri
Mulyo Gunarso adalah untuk sarana edukasi
sendiri, penikmat seni, maupun masyarakat
baik untuk diri sendiri, penikmat seni,
maupun masyarakat umum. Gagasan untuk
739

mengedukasi masyarakat supaya menjadi besarnya saja akan tetapi juga mengerti tentang
lebih peduli tehadap permasalahan sosial latar belakang dan cara berproses si seniman.
sehari-hari dan tentang kerusakan alam Baik itu dalam membuat karya seni maupun
sekitar dapat tersampaikan dengan baik dalam meraih kesuksesan sebagai seorang perupa
kepada audiens. Sehingga harapan Mulyo tentunya. Diharapkan juga kita akan menjadi kaya
Gunarso berharap dengan penciptaan karya- wawasan akan pengetahuan terhadap media , alat
karya lukisnya, maka audiens akan sejenak maupun bahan yang digunakan dalam proses
merenungi pesan yang terkandung dalam melukis . Dan yang paling penting adalah
karya tersebut, lalu ia sadar sehingga bagaimana proses kreatif si seniman dalam
tergugah rasa kepeduliannya untuk ikut berkarya dimulai dari proses penemuan ide
menjaga kelestarian alam lingkungan di sampai dengan tahapan disajikan kepada audiens
sekitarnya. atau dipemerkan.
Saran
Saran yang dapat diberikan berdasarkan DAFTAR PUSTAKA
kesimpulan penelitian Analisis Lukisan Karya
Kartika, Dharsono S. 2017. Seni Rupa Modern.
Mulyo Gunarso adalah sebagai berikut: Dari hasil Bandung: Rekayasa Sains.
penelitian ini, penyusun mencoba mendapatkan
Moleong, Lexy J. 20014. Metodologi penelitian
masukan yang bermanfaat khususnya untuk diri Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
sendiri maupun mahasiswa pada Program Rosdakarya.
Pendidikan Seni Rupa di Universitas Negeri Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Yogyakarta agar mereka mau mengenal seniman
secara lebih dekat, tidak hanya tentang nama

Anda mungkin juga menyukai