Anda di halaman 1dari 10

Volume 16 No.

1 t April 2013

Semiotika Dalam Metode Penelitian Komunikasi


Semiotics In Research Method of Communication
Bambang Mudjiyanto1 & Emilsyah Nur2

1
Balai Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Jakarta 2 Balai Besar
Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Makassar
Jl. Prof. Abdurrahman Basalama II N0.25 Makassar Telp.0411 4660370 Fax. 0411 4660084 Email :
emilsyah.nur@kominfo.go.id
Diterima : 27 Februari 2013 || Direview : 26 Maret 2013 || Disetujui : 9 April 2013

Abstrak -- Penelitian ini merupakan kajian semiotik mempelajari hakikat tentang keberadaan suatu
tanda, dimana persepsi dan pandangan tentang realitas, dikonstruksikan oleh kata-kata dan tanda-tanda
lain yang digunakan dalam konteks sosial. Tanda membentuk persepsi manusia, lebih dari sekedar
merefleksikan realitas yang ada. Tradisi semiotika mencakup teori utama mengenai bagaimana tanda
mewakili objek, ide, situasi, keadaan, perasaan, dan sebagainya yang berada diluar diri. Metode yang
digunakkan dalam penelitian ini adalah studi kajian literatur mengenai tanda pada kajian semiotika
yang dilakuakan pada bulan Januari sampai Maret 2013 yang tidak saja memberikan jalan atau cara
dalam mempelajari komunikasi, tetapi juga memiliki efek besar pada hampir setiap aspek (perspektif)
yang digunakan dalam teori komunikasi.
Kata kunci: Semiotika; Metode Penelitian Komunikasi.

Abstract -- Semiotic deals with essence of sign existence. Within sign, there is hiden thing which is not
the sign its self. Perception and view regarding reality is constructed by words & other sign used in
certain social context. Sign creates human perception, more than refelect reality. Semiotic tradition
covers main theory about how sign represent object, idea, situation, feeling, etc., which are beyond of
us. Study about signs not only gives a way in learning communication, but also has a great effect on
almost aspects (perspectives) used in communication theory.
Keyworks: Semiotic; Communications Research Method.
istilah cultural studies disebut teks. Dalam
PENDAHULUAN semiotik, sebuah teks merepresentasikan
sebuah rangkaian koheren dari signifiers
Penelitian komunikasi telah banyak
(Thomas, 1995. Dalam Birowo,2004).
dilakukan, para ahli bertanya tentang siapa,
Demikian sekilas gambaran tentang apa yang
apa yang dikatakan, menggunakan channel
menjadi perhatian dari penelitian dengan
yang mana, ditujukan pada siapa, dan apa
methodologi semiotik. Semiotika berasal dari
efeknya. Namun perkembangan selanjutnya,
kata Yunani: Semeion, yang berarti tanda.
muncul pertanyaan yang lebih mendasar
Semiotika adalah ilmu yang mempelajari
tentang dimediasikan dalam wacana.
tentang tanda (sign), berfungsinya tanda, dan
Pertanyaan yang muncul tidak hanya apa yang
produksi makna. Tanda adalah sesuatu yang
dilakukan media terhadap audiens, atau apa
bagi seseorang berarti sesuatu yang lain.
yang audiens lakukan terhadap media, tetapi
Segala sesuatu yang dapat diamati atau dibuat
lebih pada bagaimana media dan audiens
teramati dapat disebut tanda. Karena itu, tanda
berinteraksi sebagai agen-agen kehidupan
tidaklah terbatas pada benda. Adanya
tanda dalam masyarakat, dengan implikasi
peristiwa, tidak adanya peristiwa, struktur
pada nilai kehidupan sehari-hari maupun
yang ditemukan dalam sesuatu, suatu
struktur sosial.
kebiasaan, semua ini dapat disebut tanda.
Tanda-tanda sebagai objek studi bisa
Ide dasar semiotics adalah pesan dan
berupa beberapa artefak yang telah
kode. Satu-satunya cara pesan dapat dikirim
diinterpretasikan secara holistik sebagai
dari satu orang ke orang lain adalah
sebuah bentuk, gaya, atau genre, yang dalam
menggunakan kode. Encoding adalah proses

Jurnal Penelitian Komunikasi, Informatika dan Media Massa t PEKOMMAS 73


^u]} ]l o uD} Y ISSN : 1411-0385

mengubah pikiran atau komunikasi ke dalam metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-
pesan. Decoding adalah kebalikannya yaitu tanda adalah perangkat yang dipakai dalam
proses membaca pesan dan memahami upaya berusaha mencari jalan di dunia ini,
artinya. Terdapat berbagai macam kode yang ditengahtengah manusia dan bersama-sama
biasa digunakan dalam komunikasi antar manusia. Semiotika pada dasarnya hendak
manusia. mempelajari bagaimana kemanusiaan
Kajian semiotika membedakan dua jenis memaknai hal-hal. Mamaknai dalam hal ini
semiotika, yakni semiotika komunikasi dan tidak dapat dicampuradukkan dengan
semiotika signifikasi (Eco dan Hoed dalam mengkomunikasikan.
Sobur, 2003). Semiotika komunikasi Memaknai berarti bahwa objek-objek tidak
menekankan pada teori tentang produksi tanda hanya membawa informasi, dalam hal mana
yang salah satu diantaranya mengasumsikan objek-objek itu hendak berkomunikasi, tetapi
adanya enam faktor dalam komunikasi, yaitu juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari
pengirim, penerima kode (sistem tanda), tanda. Studi tentang tanda dan segala yang
pesan, saluran komunikasi, dan acuan (hal berhubungan dengannya, cara berfungsinya,
yang dibicarakan) serta memberikan tekanan hubungannya dengan tanda-tanda lain,
pada teori tanda dan pemahamannya dalam pengirimannya dan penerimaannya oleh
suatu konteks tertentu. Semiotika signifikasi mereka yang
tidak mempersoalkan adanya tujuan menggunakannya. Semiotik mempelajari
berkomunikasi. Yang diutamakan adalah segi sistemsistem, aturan-aturan, konvensi-
pemahaman suatu tanda sehingga proses konvensi yang mengungkinkan tanda-tanda
kognisinya pada penerima tanda lebih tersebut mempunyai arti.
diperhatikan dari pada proses komunikasinya. Semiotika memecah-mecah kandungan
Konsep dasar yang menyatukan tradisi teks menjadi bagian-bagian, dan
diartikan sebagai a stimulus designating menghubungkan mereka dengan wacana-
something other than itself (suatu stimulus wacana yang lebih luas. Sebuah analisis
yang mengacu pada sesuatu yang bukan semiotik menyediakan cara menghubungkan
dirinya sendiri). Pesan memiliki kedudukan teks tertentu dengan sistem pesan dimana ia
yang sangat penting dalam komunikasi. beroperasi. Hal ini memberikan konteks
Menurut John Powers (1995), pesan memiliki intelektual pada isi: ia mengulas cara-cara
tiga unsur, yaitu : (1) tanda dan simbol; (2) beragam unsur teks bekerja sama dan
bahasa; dan (3) wacana (discourse). berinteraksi dengan pengetahuan kultural
Menurutnya, tanda merupakan dasar bagi untuk menghasilkan makna (Astuti, 2006).
semua komunikasi. Tanda menunjuk atau Semiotika menurut Berger memiliki dua
mengacu pada sesuatu yang bukan dirinya tokoh, yakni Ferdinand De Saussure dan
sendiri, sedangkan makna atau arti adalah Charles Sander Peirce. Kedua tokoh tersebut
hubungan antara objek atau ide dengan tanda. mengembangkan ilmu semiotika secara
Kedua konsep tersebut menyatu dalam terpisah dan tidak mengenal satu sama lain.
berbagai teori komunikasi, khususnya teori Saussure di Eropa dan Peirce di Amerika
komunkasi yang memberikan perhatian pada Serikat. Latar belakang keilmuan Saussure
simbol, bahasa serta tingkah laku nonverbal. adalah linguistik, sedangkan Peirce adalah
Kelompok teori ini menjelaskan bagaimana filsafat. Saussure menyebut ilmu yang
tanda dihubungkan dengan makna dan dikembangkannya semiology. Semiologi
bagaimana tanda diorganisasi. Studi yang menurut Saussure didasarkan pada anggapan
membahas mengenai tanda disebut dengan bahwa selama perbuatan dan tingkah laku
semiotika. Tanda mutlak diperlukan dalam manusia membawa makna atau selama
menyusun pesan yang hendak disampaikan. berfungsi sebagai tanda, harus ada
Tanpa memahami teori tanda, maka pesan dibelakangnya sistem pembedaan dan
yang disampaikan dapat membingungkan konvensi yang memungkinkan makna itu. Di
penerima. mana ada tanda di sana ada sistem. Sedangkan
Semiotika merupakan ilmu tentang Peirce menyebut ilmu yang dibangunnya
tandatanda. Semiotika adalah suatu ilmu atau semiotika. Bagi Peirce yang ahli filsafat dan

74 Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Makassar


Volume 16 No. 1 t April 2013

logika, penalaran manusia senantiasa tanda yang mewakilinya. Setiap tanda dapat
dilakukan lewat tanda. Artinya, manusia memiliki arti yang berbeda dalam konteks
hanya dapat bernalar lewat tanda. Dalam yang berbeda.
pikirannya, logika sama dengan semiotika dan
METODE PENELITIAN
semiotika dapat diterapkan pada segala
macam tanda. Dalam perkembangan Penelitian ini menggunakan metode
selanjutnya, istilah semiotika lebih popular kajian pustaka (studi literature) dimana teknik
daripada semiologi. (Tinarbuko, 2008). yang digunakkan adalah mengumpulkan
Teori semiotik dari Peirce, lebih bahan bacaan dan literature secara spesifik
menekankan pada logika dan filosofi dari lalu kemudian menganalisis isi kajian
tandatanda yang ada di masyarakat dan berdasarkan focus permasalahan yang dibahas.
seringkali Kajian ini dilaksanakan antara bulan Januari
Menurut Peirce, logika harus mempelajari sampai dengan bulan Maret 2013.
bagaimana orang bernalar. Penalaran itu, Analisis semiotik berupaya menemukan
menurut hipotesis teori Peirce yang mendasar, makna tanda termasuk hal-hal yang
dilakukan melalui tanda-tanda memungkinkan tersembunyi di balik sebuah tanda (teks, iklan,
kita berpikir, berhubungan dengan orang lain, berita). Karena sistem tanda sifatnya amat
dan memberi makna pada apa yang kontekstual dan bergantung pada pengguna
ditampilkan oleh alam semesta. Manusia tanda tersebut.
mempunyai kemungkinan yang luas dalam Pemikiran pengguna tanda merupakan hasil
keanekaragaman tanda; diantaranya tanda- pengaruh dari berbagai konstruksi sosial
tanda linguistik merupakan kategori yang dimana pengguna tanda tersebut berada
penting, tetapi bukan satu-satunya. (Kriyantono, 2006). Peirce membedakan tipe-
Hal ini disebabkan karena gagasannya tipe tanda menjadi ikon (icon), indeks (index),
bersifat menyeluruh, deskripsi struktural dari dan lambang (symbol) yang didasarkan atas
semua sistem penandaan. Peirce ingin relasi diantara representamen dan objeknya.
mengidentifikasi partikel dasar dari tanda dan Dapat diuraikan sebagai berikut: (1) Icon:
menggabungkan kembali semua komponen sesuatu yang melaksanakan fungsi sebagai
dalam struktur tunggal. Sebuah tanda atau penanda yang serupa dengan bentuk objeknya
representamen menurut Peirce adalah sesuatu (terlihat pada gambar atau lukisan); (2) Index:
yang bagi seseorang mewakili sesuatu yang sesuatu yang melaksanakan fungsi sebagai
lain dalam beberapa hal atau kapasitas. penanda yang mengisyaratkan petandanya;
Sesuatu yang lain itu oleh Peirce disebut dan (3) Symbol: sesuatu yang melaksanakan
interpretant dinamakan sebagai interpretan fungsi sebagai penanda yang oleh kaidah
dari tanda yang pertama, pada gilirannya akan secara konvensi telah lazim digunakan dalam
mengacu pada objek tertentu. Dengan masyarakat (Sobur, 2002). Tipe-tipe tanda
demikian menurut Peirce, sebuah tanda seperti ikon, indeks, dan simbol, memiliki
langsung dengan interpretan dan objeknya nuansa-nuansa yang dapat dibedakan.
menurut Peirce merupakan suatu proses yang Perbedaan antara ikon, indeks, dan simbol
memadukan entitas (berupa representamen) dapat dilihat pada contoh berikut
dengan entitas lain yang disebut objek. HASIL DAN PEMBAHASAN Unsur-
Semiotika sebagai suatu hubungan antara Unsur Tanda
tanda , objek, dan makna. Tanda mewakili kon Indeks Simbol
objek (referent) yang ada didalam pikiran Lukisan Kuda Suara Kuda Diucapkannya
orang yang Kata Kuda
menginterpretasikannya (interpreter).
Gambar Kuda Makna Gambar
Representasi dari suatu objek disebut dengan Suara Langkah-
Patung Kuda Kuda
interpretant. langkah Kuda
Foto Kuda Makna Suara
Untuk menginterpretasi tanda Bau Kuda
dibutuhkan tiga elemen, yaitu tanda, objek, Kuda
dan penafsir. Penafsir adalah manusia yang Sketsa Kuda Gerakan Kuda
melakukan interpretasi terhadap objek dan Makna Bau Kuda
Makna Gerakan

Jurnal Penelitian Komunikasi, Informatika dan Media Massa t PEKOMMAS 75


^u]} ]l o uD} Y ISSN : 1411-0385
Kuda ’LD PHQXOLV EDKZD WDQGD
‡DGDODK VHVXDWX \DQJ berdiri untuk
seseorang atau sesuatu yang mencerminkan
Berdasarkan indicator diatas, terlihat
suatu kapasitas atau kepentingan tertentu
bahwa sesuatu yang berupa lukisan, gambar,
(Budi, 2000). Peirce menyatakan
patung, foto dan sketsa merupakan hal-hal
VHPLRWLND SHQWLQJ NDUHQD
yang bersifat ikonis. Sesuatu yang dapat
‡DODP LQL GLWDQGDL dengan tanda-
mengisyaratkan sesuatu hal melalui suara,
tanda, ataupun terdiri dari tanda-
langkah-langkah, bau dan gerak adalah tanda-
WDQGD HNVNOXVLI· $SDSXQ \DQJ
tanda yang bersifat indeksikal. Sesuatu tanda
GLNHUMDNDQ GDSDW dilihat sebagai
yang dapat diucapkan, baik secara oral
sebuah pesan atau sebagaimana yang
maupun dalam hati, arti atau makna dari:
dikatakan Peirce dimaksudkan sebagai sebuah
gambar, suara, bau, gerakan, merupakan
tanda. Jika semuah didunia ini adalah tanda,
sesuatu yang bersifat simbolis.
semiotika kemudian menjadi sangat penting
Tanda dapat diklasifikasikan menjadi
Ferdinand De Saussure seorang ahli
icon, index, dan symbol. Icon adalah tanda
linguistik yang lahir di Jenewa, Swiss,
yang menegaskan maknanya berdasarkan
memiliki keinginan kuat untuk membuat
kualitasnya itu sendiri. Misalnya dalam
linguistik sebagai ilmu yang memiliki
program komputer, icon keranjang sampah
sistematika yang ketat, objek yang jelas dan
mewakili tempat sampah file komputer. Index
lebih jauh sebagai ilmu yang mandiri.
adalah tanda yang mengindikasikan sesuatu
yang berarti lain. Misalnya adalah tanda Ferdinand De Saussure lebih terfokus
gambar siluet pria untuk menandakan toilet pada semiotika linguistik. Saussure
pria. Simbol adalah tanda yang berarti menggunakan pendekatan anti historis yang
tertentu. Misalnya gambar HoBo yang melihat bahasa sebagai sebuah sistem yang
menandakan penguasa Kesultanan Yogyakarta utuh dan harmonis secara internal atau langue.
yaitu Sri Sultan Hamengku Buwono. Dia mengusulkan teori bahasa yang disebut
sebagai strukturalisme untuk menggantikan
Semiotika berangkat dari tiga elemen
pendekatan historis dari para pendahulunya.
utama, Peirce menyebutnya teori segitiga
Menurut Saussure, ada tiga kata dalam bahasa
makna (triangle meaning). (1) Tanda adalah
Perancis yang merujuk pada
sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat
ditangkap oleh panca indera manusia dan EDKDVD¶ \DNQL SDUROH
ODQJDJH GDQ ODQJXH
merupakan sesuatu yang merujuk
Ketiga kata inilah yang dijadikan Saussure
(merepresentasikan) hal lain di luar tanda itu
sebagai alat penelitiannya. Parole adalah
sendiri. Acuan tanda ini disebut objek; (2)
bahasa yang diekspresikan dari dalam
Acuan tanda (objek) adalah konteks sosial individu pengguna itu sendiri. Parole tidak
yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu bisa disebut sebagai fakta sosial karena
yang dirujuk tanda; (3) Pengguna tanda semuanya adalah hasil ekspresi sadar individu
(interpretant) adalah konsep pemikiran dari terlepas dari kaidah bahasa yang ada.
orang yang menggunakan tanda dan Sedangkan gabungan parole dengan kaidah
menurunkannya ke suatu makna tertentu atau bahasa disebut langage. Langage digunakan
makna yang ada dalam benak seseorang seluruh masyarakat namun belum bisa disebut
tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. fakta sosial karena masih ada unsur ekspresi
Analisis ini bersifat subjektif. Peneliti individu didalamnya. Terakhir, langue adalah
berdiri seolah-olah ia memahami pemikiran kaidah-kaidah bahasa yang digunakan oleh
subjek yang dirisetnya. Tentu saja peneliti seluruh masyarakat. Langue memungkinkan
harus menyertakan konteks sosiobudaya, para penutur saling memahami. Seperti
teori-teori, konsep-konsep dan data-data untuk sebuah kamus yang dimiliki oleh semua
menjelaskan analisis dan interpretasinya. orang tapi sang pemilik tidak bisa mengutak
atiknya. Tujuan linguistik adalah mencari
Peirce berpendapat bahwa pola-pola dasar yang sama (langue) dari
penginterpretasi harus mensuplai bagian dari realitas yang ada (parole). Inilah yang
makna sebuah tanda. menjadi dasar pendekatan strukturalisme.

76 Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Makassar


Volume 16 No. 1 t April 2013

Bahasa dimata Saussure tak ubahnya Contoh:


sebuah karya musik (simponi) dan bila kita Signifier Signified
ingin memahaminya kita harus memperhatian
keutuhan karya musik secara keseluruhan dan < ^W}Z}v_ Tanaman Besar
bukan kepada permainan individual dari setiap Bunga Mawar Tanda Cinta
pemain musik. Sedikitnya ada lima pandangan Kode merupakan sistem
Saussure yang terkenal yaitu soal (1) signifier pengorganisasian tanda. Kode mempunyai
(penanda) dan signified (petanda); (2) form sejumlah unit (atau kadang-kadang satu unit)
(bentuk) dan content tanda. Cara menginterpretasi pesan-pesan
(isi); (3) langue (bahasa) dan paroleyang tertulis yang tidak mudah dipahami. Jika
(tuturan/ujaran); (4) synchronic (sinkronik) kode sudah diketahui, makna akan bisa
dan diachronic; serta (5) syntagmatic dan dipahami. Dalam semiotik, kode dipakai untuk
associative atau paradigmatik. merujuk pada struktur perilaku manusia.
Menurut Saussure, tanda terbuat atau Budaya dapat dilihat sebagai kumpulan kode-
terdiri dari: (1) Bunyi-bunyi dan gambar kode.
disebut konsep dari bunyi. Saussure merumuskan dua cara
Signifier adalah tanda atau simbol yang pengorganisasian tanda ke dalam kode, yaitu:
dapat mewakili atau bermakna hal lain. (1) Paradigmatik, merupakan sekumpulan
Sebuah kata dapat mewakili perasaan atau tanda yang dari dalamnya dipilih satu untuk
pemikiran seseorang. Signifier digunakan oleh digunakan. Misalnya, kumpulan bentuk untuk
orang yang menghendaki terjadinya rambu lalu lintas†persegi, lingkaran atau
komunikasi. Signified adalah interpretasi segitiga† merupakan bentuk-bentuk
penerima komunikasi atas tanda dan simbol paradigma, dengam paradigma itu sekumpulan
yang diterimanya. Dengan demikian, agar simbul dapat bekerja didalamnya. Karena itu
komunikasi terjadi dan dipahami, antara berlaku sistem seleksi tanda. Artinya, setiap
pemberi dan penerima komunikasi harus kita berkomunikasi, kita mesti memilih dari
menggunakan tanda dan simbol yang sama sebuah paradigma. Dalam semiotik,
(Sarosa, 2012). paradigmatik digunakan untuk mencari
oposisi-oposisi (simbol-simbol) yang
ditemukan dalam teks (tanda) yang bisa
membantu memberikan makna. Dengan kata
lain, bagaimana oposisi-oposisi yang
tersembunyi dalam teks menggeneralisasi
makna; (2) Syntagmatic, merupakan pesan
yang dibangun dari paduan tanda-tanda yang
dipilih. Rambu lalu lintas adalah sintagma,
yakni paduan dari bentuk-bentuk pilihan
Gambar 1. Model Semiotik Ferdinand De Saussure dengan simbol pilihan. Dalam bahasa
misalnya, kosakata adalah paradigma dan
Tanda (Sign) adalah sesuatu yang
kalimat adalah sintagma. Semua pesan
berbentuk fisik (any sound-image) yang dapat
melibatkan seleksi (dari paradigma) dan
dilihat dan didengar yang biasanya merujuk
kombinasi (ke dalam sintagma). Dalam
kepada sebuah objek atau aspek dari realitas
semiotik. Sintagma digunakan untuk
yang ingin dikomunikasikan. Objek tersebut
menginterpretasikan teks (tanda)
dikenal dengan
‡referent· ’DODP EHUNRPXQLNDVL berdasarkan urutan kejadian/peristiwa yang
VHVHRUDQJ menggunakan tanda untuk memberikan makna atau bagaimana urutan
mengirim makna tentang objek dan orang lain peristiwa/kejadian menggeneralisasi makna
akan menginterpretasikan tanda tersebut. (Kriyanto, 2006).
Syaratnya komunikator dan komunikan harus
Roland Barthes adalah penerus
mempunyai bahasa atau pengetahuan yang
pemikiran Ferdinand De Saussure. Saussure
sama terhadap sistem tanda tersebut agar
tertarik pada cara kompleks pembentukan
komunikasi lancar.
kalimat dan cara bentuk-bentuk kalimat

Jurnal Penelitian Komunikasi, Informatika dan Media Massa t PEKOMMAS 77


^u]} ]l o uD} Y ISSN : 1411-0385

menentukan makna, tetapi kurang tertarik 3XWLK LGHQWLN GHQJDQ


pada kenyataan bahwa kalimat yang sama bisa ‡.HSUHVLGHQDQ $PHULND·
saja menyampaikan makna yang berbeda pada 3HQWDJRQ LGHQWLN GHQJDQ
orang yang berbeda situasinya. Roland ‡.HPLOLWHUDQ $PHULND· (7)
Barthes meneruskan pemikiran tersebut Intertextual. Hubungan antarteks (tanda) dan
dengan menekankan interaksi antara teks dipakai untuk memperlihatkan bagaimana teks
dengan pengalaman personal dan kultural saling bertukar satu dengan yang lain, sadar
penggunanya, interaksi antara konvensi dalam ataupun tidak sadar. Parodi merupakan contoh
teks dengan konvensi yang dialami dan intertextual dimana sebuah teks (perilaku
diharapkan oleh penggunanya. Gagasan seseorang misalnya) meneru perilaku orang
Barthes ini dikenal lain dengan maksud humor (Kriyantono,
Order of Significations· pertandaan), terdiri 2006).
dari: (1) Denotasi. Makna kamus dari sebuah Kajian semiotika memfokuskan tiga
kata atau terminologi atau obyek (literal wilayah, yaitu (1) Tanda itu sendiri. Wilayah
meaning of a term or object); (2) Konotasi. ini meliputi kajian mengenai berbagai jenis
Makna-makna kultural yang melekat pada tanda yang berbeda, cara-cara berbeda dari
sebuah terminologi (the cultural meanings tanda-tanda didalam menghasilkan makna,
that become attached to a term). Hal ini dan cara tandatanda tersebut berhubungan
menggambarkan interaksi yang terjadi terjadi dengan orang yang menggunakannya. Tanda
ketika tanda bertemu dengan perasaan atau adalah konstruksi manusia dan hanya bisa
emosi dari pembaca serta nilai-nilai dari dipahami didalam kerangka
kebdayaannya. Konotasi mempunyai makna penggunaan/konteks orang-orang yang
yang subjektif atau paling tidak intersubjektif. menempatkan tanda-tanda tersebut: (2)
Dengan kata lain, denotasi adalah apa yang Kodekode atau sistem dimana tanda-tanda
digambarkan tanda terhadap sebuah objek, diorganisasi. Kajian ini melingkupi bagaimana
sedangkan makna konotasi adalah bagaimana beragam kode telah dikembangkan untuk
cara menggambarkannya. Konotasi bekerja memenuhi kebutuhan masyarakat atau budaya,
dalam tingkat subjektif sehingga kehadirannya atau untuk mengeksploitasi saluran-saluran
tidak disadari. Pembaca mudah sekali komunikasi yang tersedia bagi pengiriman
membaca makna konotatif sebagai fakta kode-kode tersebut; dan (3) Budaya tempat
denotatif. Karena itu, salah satu tujuan analisis dimana kode-kode dan tandatanda beroperasi.
semiotika adalah untuk menyediakan metode Hal ini pada gilirannya bergantung pada
analisis dan kerangka berpikir dan mangatasi penggunaan dari kode-kode atau tanda-tanda
terjadinya salah baca (misreading) atau salah untuk eksistensi dan bentuknya sendiri (Fiske,
dalam mengartikan makna suatu tanda; (3) 2012).
Metafora. Charles Morris (1946) dalam Morissan
Mengomunikasikan dengan analogi; (4) dan Wardhany (2009) membagi semiotika
Simile. dalam tiga wilayah, yaitu:
Subkategori metafor dengan menggunakan (1) Semantik. Semantik membahas
kataNDWD ‡VHSHUWL· Metonimi. bagaimana tanda berhubungan dengan
Mengomunikasikan dengan asosiasi. Asosiasi referennya, atau apa yang diwakili suatu
dibuat dengan cara menghubungkan sesuatu tanda. Semiotika
yang kita ketahui dengan sesuatu yang lain.
Contoh Mobil Roll-Royce diaVRVLDVLNDQ (World of Things) dan dunia tanda (World of
GHQJDQ ‡NHND\DDQ· NDUHQD KDUJD Signs) dan menjelaskan hubungan keduanya.
mobil tersebut mahal; (6) Synecdoche. Jika kita bertanya, tanda itu mewakili apa?,
Subkategori metonimi yang memberikan maka kita berada di dunia semantik. Buku
makna kamus, misalnya, merupakan referensi
‡NHVHOXUXKDQ· DWDX ‡VHEDOLNQ\ semantik; kamus mengatakan kepada kita apa
D· $UWLQ\D VHEXDK bagian digunakan arti suatu kata atau apa yang diwakili atau
untuk mengasosiasikan keseluruhan bagian direpresentasi oleh suatu kata. Prinsip dasar
tersebut. Contoh Gedung dalam semiotika adalah bahwa representasi
selalu diperantarai atau dimediasi oleh

78 Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Makassar


Volume 16 No. 1 t April 2013

kesadaran interpretasi seorang individu, dan dalam komunikasi, khususnya untuk


setiap interpretasi atau makna dari suatu tanda mempelajari mengapa terjadi pemahaman
akan berubah dari satu situasi ke situasi (understanding) atau kesalahpahaman
lainnya. Pertanyaan selanjutnya adalah, apa (misunderstanding) dalam
makna yang dibawa suatu tanda ke dalam berkomunikasi.
pikiran seseorang yang berada pada situasi Dari perspektif semiotika, kita harus
tertentu?; memiliki pengertian yang sama, tidak saja
(2) Wilayah kedua dalam studi semiotika terhadap setiap kata dan tata bahasa yang
adalah sintaktik, yaitu studi mengenai digunakan, tetapi juga masyarakat dan
hubungan di antara tanda. Dalam hal ini, tanda kebudayaan yang melatarbelakanginya, agar
tidak pernah sendirian mewakili dirinya, tanda komunikasi dapat berlangsung dengan baik.
adalah selalu menjadi bagian dari sistem tanda Sistem hubungan diantara tanda harus
yang lebih besar atau kelompok tanda yang memungkinkan komunikator untuk mengacu
diorganisir melalui cara tertentu. Sistem tanda pada sesuatu yang sama. Kita harus memiliki
seperti ini disebut kode. Kode dikelola dalam kesatuan rasa (sense of coherence) terhadap
berbagai aturan. Dengan demikian, tanda yang pesan. Jika tidak, maka tidak akan ada
berbeda mengacu atau menunjukkan benda pengertian dalam komunikasi. Kita juga harus
berbeda dan tanda digunakan bersama-sama memastikan bahwa apabila kita menggunakan
melalui cara–cara yang diperbolehkan. aturan tata bahasa, maka mereka yang
Menurut pandangan semiotika, tanda selalu menerima pesan kita juga harus memiliki
dipahami dalam hubungannya dengan tanda pemahaman yang sama terhadap tata bahasa
lainnya. Buku kamus tidak lebih dari katalog yang kita gunakan. Dengan demikian, mereka
atau daftar kata-kata yang menunjukkan akan mengerti makna yang kita maksudkan,
hubungan antara satu kata dengan kata lainnya people can communicate if they share
(satu kata dijelaskan melalui katakata lain). meaning (orang hanya dapat berkomunikasi
Dengan demikian, secara umum, kita dapat jika mereka memiliki makna yang sama).
memahami bahwa sintaktik sebagai aturan Dengan demikian, tradisi semiotik cenderung
yang digunakan manusia untuk fokus pada tanda dan fungsinya.
menggabungkan atau mengkombinasikan Studi apa pun yang mengkaji batas-
berbagai tanda ke dalam suatu sistem makna batas dan hukum-hukum semiotika harus
yang kompleks. Jika kita berangkat dari penentuan apakah (a) yang
berhubungan dengan tata bahasa atau sintak. dimaksud dengan LVWLODK
Satu gerak tubuh (gesture) sering kali harus VHPLRWLND¶ DGDODK disiplin khusus
digunakan bersama-sama dengan sejumlah yang memiliki metode dan objeknya sendiri;
gerak tubuh lainnya agar dapat menghasilkan ataukah semiotika itu adalah (b) sebuah
sistem tanda nonverbal yang kmpleks, dan bidang kajian yang terdiri dari berbagai studi
tanda nonverbal harus digunakan bersama dan oleh karena itu merupakan sebuah
dengan bahasa untuk mengungkapkan makna repertoar berbagai minat yang tidak padu
yang lebih kompleks. Aturan yang terdapat secara keseluruhan. Jika semiotika adalah
pada sintaktik memngkinkan manusia sebuah bidang kajian, maka studi-studi
menggunakan berbagai kombinasi tanda yang semiotis dapat dijustifikasi lewat
sangat banyak untuk mengungkapkan arti atau keberadaannya masing-masing: dengan
makna; demikian, adalah mungkin mendefinisikan
(3) Pragmatik, yaitu bidang yang mempelajari semiotika secara induktif dengan
bagaimana tanda menghasilkan perbedaan menyimpulkan dari bidang kajian studi-studi
dalam kehidupan manusia atau dengan kata tadi serangkaian kecenderungan utama dan
lain, pragmatik adalah studi yang mempelajari sebuah model yang padu (Eco, 2009).
penggunaan tanda serta efek yang dihasilkan Penelitian yang menggunakan alat
tanda. Pragmatik memiliki peran sangat analisis semiotics,mempelajari tanda dan
penting dalam teori komunikasi karena tanda simbol yang lazim digunakan dalam domain
dan sistem tanda dipandang sebagai alat yang tertentu dan memahami aturan pemakaiannya.
digunakan orang untuk berkomunikasi. Aspek Peneliti mengurai makna yang dibawa oleh
pragmatik dari tanda memiliki peran penting

Jurnal Penelitian Komunikasi, Informatika dan Media Massa t PEKOMMAS 79


^u]} ]l o uD} Y ISSN : 1411-0385

tanda-tanda tersebut. Ide dasar penggunaan Identifikasi teks/tanda; b) Berikan alasan


semiotics adalah menemukan aturan yang mengapa tes/tanda tersebut dipilih dan
mengatur perilaku manusia. perlu diidentifikasi; c) Tentukan pola
Tabel 2. Pendekatan Analisis Semiotics semiosis yang umum dengan
PENDEKATAN ANALISIS mempertimbangkan hierarki maupun
SEMIOTICS sekuennya atau pola sintagmatis dan
(Hackley, 2003) paradigmatik; d) Tentukan kekhasan
Pertanyaan yang Apa arti tanda tersebut bagi wacananya dengan mempertimbangkan
diajukan saya? elemen semiotika yang ada; (6) Analisis
Mengapa tanda tersebut data berdasarkan: a) Ideology, interpretan
memiliki arti tersebut bagi kelompok, frame-work budaya; b)
saya? Pragmatik, aspek sosial, komunikatif; c)
Apa arti tanda tersebut bagi
Lapis makna, intertekstualitas, kaitan
orang lain?
Mengapa tanda tersebut dengan tanda lain, hukum yang
memiliki arti tersebut bagi mengaturnya; d) Kamus vs ensiklopedia;
orang lain? (7) Kesimpulan.
Semiotics memiliki kelemahan.
Contohnya adalah gaya Kelemahan utama semiotics adalah
Sumber potensial berpakaian, Penggunaan
objek dalam Iklan, jenis kecenderungan berfokus hanya pada
tanda Objek (Visual
Semiosis) huruf, penggunaan struktur makna dan memperlakukan
simbol, dll. manusia sebagai unsur pasif. Semiotics
Contohnya adalah raut cenderung mengabaikan fakta bahwa
muka, perilaku ekspresif,
postur tubuh, tipe tubuh,
manusia selalu menciptakan makna baru.
tipe wajah, posisi tubuh Kelemahan semiotics yang kedua adalah
Gestur (Bodily dan produk, dll. ketergantungan yang mendalam terhadap
Semiosis) kemampuan peneliti untuk mendalami
Contohnya adalah idiom suatu topik. Pendalaman tersebt
yang digunakan, aksen membutuhkan kreatifitas tinggi si peneliti.
atau dialek penggunaan
metafora, nada bicara, KESIMPULAN
Ucapan (Verbal
volme suara, kecepatan
Semiosis)
bicara, penggunaan humor,
Semiotika merupakan salah satu
dll. metode penelitian komunikasi yang paling
interpretatif dalam menganalisis teks, dan
keberhasilan maupun kegagalannya
Semiotics dapat diterapkan sebagai sebuah metode bersandar pada
keberbagai macam penelitian, misalnya seberapa baik peneliti mampu
komunikasi massa, komunikasi visual, mengartikulasikan kasus yang mereka kaji.
tulisan, dan lainnya. Semiotics memiliki Tradisi semiotika terdiri atas
potensi bagus dalam menganalisis dan sekumpulan teori tentang bagaimana
menginterpretasikan data yang berbentuk tanda-tanda merepresentasikan benda, ide,
teks, musik, foto, video, dan lainnya. keadaan, situasi, perasaan, dan kondisi di
Secara sederhana tahapan riset luar tandatanda itu sendiri. Penelitian
semiotika dapat dilakukan sebagai berikut: tanda-tanta tidak hanya memberikan cara
(1) Cari topik yang menarik perhatian; (2) untuk melihat komnikasi, tetapi memiliki
Buat pertanyaan riset yang menarik pengaruh yang kuat hampir pada semua
(mengapa, bagaimana, dimana, apa); (3) perspektif teori komunikasi. Konsep dasar
tentukan alasan/rasionalitas penelitian; (4) yang menyatukan tradisi semiotika (1)
Tentukan metode pengolahan data (model tanda yang didefinisikan sebagai stimulus
semiotikanya); (5) Klasifikasi data: a) yang menandakan atau menunjukkan

80 Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Makassar


Volume 16 No. 1 t April 2013

beberapa kondisi lain, seperti ketika asap Melaksanakan Penelitian dalam Kajian
menandakan adanya api; (2) simbol yang Media dan Budaya. Yogyakarta: Benteng.
biasanya menandakan tanda yang Berger, Arthur Asa. 1998. Media Analysis
Techniques. Sage Publication, Inc.USA.Alih
kompleks dengan banyak arti , termasuk Bahasa. Budi, Setio. Teknik-teknik Analisis
arti yang sangat khusus. Beberapa ahli Media. Yogyakarta: Universitas ATMA
memberikan perbedaan yang kuat antara JAYA
tanda dan simbol. Tanda dalam realitasnya Yogyakarta.
memiliki referensi yang jelas terhadap Birowo, Antonius. 2004. Metode Penelitian
sesuatu, sedangkan simbol tidak. Komunikasi. Yogyakarta: Gitanyali.
Semiotika memiliki keuntungan dalam Eco, Umberto.2009. Teori Semiotika: Signifikasi
Komunikasi, Teori Kode, Serta Teori
yang bertekstur serta analisis-analisis yang Produksi – Tanda. Yogyakarta: Kreasi
kompleks. Karena sangat subjektif, Wacana.
semiotika tidak reliable dalam konteks Fiske, John, 2012. Introduction to Cummunicaton
pemahaman ilmu pengetahuan sosial , Studies. Diterjemahkan oleh Dwiningtyas,
peneliti lain yang mempelajari teks yang Hapsari, 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi.
sama dapat saja mengeluarkan sebuah Jakarta: Rajawali Pers.
makna yang berbeda. Namun, hal ini tidak Hackley, C.2003. Doing Research Projects in
Marketing, Management, and Consumer
mengurangi nilai semiotika karena Research. London: Routledge.
semiotika adalah tentang memperkaya Hikmat, Mahi.2011. Metode Penelitian: dalam
pemahaman terhadap teks. Sebagai sebuah Perspektif Ilmu Komunikasi dan Sastra.
metode, semiotika bersifat interpretatif Yogyakarta: Graha Ilmu.
dan, konsekuensinya, sangat subjektif. Hussein, Adnan, dkk.2011. Mix Methodology
Semiotika telah diterapkan dan menjadi dalam Penelitian Komunikasi (Dilengkapi
kajian yang melibatkan komunikasi dan dengan Aplikasi Metode Penelitian).
Yogyakarta: ASPIKOM.
transfer informasi dengan hasil yang
Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset
menarik. Dalam kenyataan beberapa
Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset
semiotikus menyatakan bahwa segala Media, Public Relations, Advertising,
sesuatu dapat dianalisa secara semiotik; Komunikasi Organisasi, Komunikasi
mereka memandang semiotika sebagai Pemasaran. Jakarta: Kencana.
ratunya ilmu interpretasi, kunci yang Morissan dan Wardhany. 2009. Teori Komunikasi.
membuka makna dari semua hal besar atau Jakarta: Ghalia Indonesia.
kecil. Ada dua aliran besar dalam Powers, John.1995. On the Intellectual Structure of
the Human Communication
semiotics.
Discipline,
Aliran pertama dominan di Eropa Communication Education 44.
berdasarkan karya ahli linguistik Perancis Sarosa, Samiaji. 2012. Penelitian Kualitatif:
Ferdinand De Saussure. Aliran ini Dasardasar. Jakarta: Indeks.
mempelajari peran simbol dan tanda dalam Sobur, Alex.2002. Analisis Teks Media: Suatu
kehidupan sosial. Aliran kedua dominan di Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis
Amerika Utara berdasarkan karya Charles Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung:
Sanders Peirce, aliran ini mempelajari Remaja Rosdakarya.
dokrin formal mengenai tanda dan simbol. Sobur, Alex. 2003. Semiotika Komunikasi.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
DAFTAR PUSTAKA Tinarbuko, Sumbo. 2008. Semiotika Komunikasi
Visual. Yogyakarta: Jalasutra.
Ardianto, Elvinaro.2010. Metode Penelitian untuk Wibowo, 2011. Semiotika Komunikasi: Aplikasi
Public Relations Kuantitatif dan K ualitatif. Praktis bagi Penelitian dan
Bandung: Simbiosa Rekata Media. Skripsi Komunikasi. Jakarta: Mitra
Astuti, Santi Indra. 2006. How To Do Media and Wacana Media.
Cultural Studies: Panduan untuk

Jurnal Penelitian Komunikasi, Informatika dan Media Massa t PEKOMMAS 81


Volume 16 No. 1 t April 2013

Halaman ini sengaja dikosongkan

Jurnal Penelitian Komunikasi, Informatika dan Media Massa t PEKOMMAS 73

Anda mungkin juga menyukai