Anda di halaman 1dari 35

SEMIOTIK

MEMANDANG FENOMENA
BUDAYA DENGAN
KACAMATA SEMIOTIK
Anggota Kelompok
Amellia Oktiaputri (1900958)
Maryam Dzikrul Muwahidah (1902037)
Wanda Widian Febriantina (1900161)
BAGIAN I
Pengantar
1.1 SEMIOTIK DAN KEBUDAYAAN

SEMIOTIK KEBUDAYAAN

ilmu yang mengkaji tanda dalam dilihat oleh semiotik sebagai suatu
kehidupan manusia (semua yang sistem tanda yang berkaitan satu
hadir dalam kehidupan itu dilihat sama lain dengan cara memahami
sebagai tanda atau sesuatu yang makna yang ada di dalamnya
harus diberi makna) (keterkaitan itu bersifat
konvensional)
TANDA
Menurut Ferdinand de Saussure (1916)
menggunakan istilah signifiant untuk segi bentuk suatu tanda, dan signifié untuk segi maknanya (tanda
sebagai sesuatu yang menstruktur dan terstruktur didalam kognisi manusia - bersifat dikotomis dan
struktural)

Menurut Charles Sanders Peirce (1931-1958)


pemaknaan suatu tanda terjadi dalam bentuk proses semiosis dari yang konkret ke dalam kognisi manusia
yang hidup bermasyarakat, karena sifatnya yang mengaitkan tiga segi, yakni representamen, objek, dan
interpretan atau bersifat trikotomis)

Menurut Barthes (1957)


menggunakan pengembangan teori tanda Saussure (penanda dan petanda) sebagai upaya menjelaskan
bagaimana dalam kehidupan bermasyarakat didominasi oleh konotasi (pengembangan segi petanda-
makna atau isi suatu tanda- oleh pemakai tanda sesuai dengan sudut pandangnya)

Menurut Danesi dan Perron (1999)


mengembangkan semiotik Peirce, menamakan manusia sebagai homo culturalis yakni sebagai makhluk
yang selalu ingin memahami makna dari apa yang ditemukannya (meaning-seeking creature)
BAGIAN 1.2
Semiotik: Ilmu atau Bukan?
SEMIOTIK PRAGMATIS
YANG TRIKOTOMIS

SEMIOTIK STRUKTURALIS melihat tanda sebagai sesuatu yang


dapat ditangkap oleh pancaindra
YANG DIKOTOMIS

melihat tanda sebagai hubungan antara


dua komponen secara terstuktur

baik strukturalis maupun pragmatis-mengarahkan


perhatiannya pada kajian tentang kebudayaan
kebanyakan pakar di bidang semiotik, melihat
semiotik hanya sebagai perangkat teori (dua
pandangan, strukturalisme dan pragmatisme)
untuk mengkaji tanda, yakni sebagai sistem
yang hidup daam suatu kebudayaan.
APAKAH SEMIOTIK DAPAT DIGOLONGKAN
SEBAGAI "ILMU"?
semiotik sebagai ilmu, karena:

01 02 03 04 05
sudah dapat sudah memiliki sudah dapat sudah dapat temuan-temuannya
menunjukkan perangkat menghasilkan digunakan untuk memberikan
dirinya sebagai metodologi sejumlah melakukan kemungkinan untuk
suatu disiplin yang diturunkan hipotesis prediksi/perkiraan mengubah pandangan
yang mandiri dari teorinya tentang dunia objektif
BAGIAN 1.3
Metodologi, Metode, dan
Teknik Penelitian dalam
Semiotik
METODOLOGI
cara dalam penelitian untuk memperoleh
''pengetahuan" dan "pemahaman" dari
objek yang diteliti serta bagaimana
pengetahuan dan pemahaman itu
memenuhi tujuan penelitian
METODOLOGI
dapat dilihat pada tiga tataran, yakni:

01 paradigma yang digunakan

02 metode yang dipilih

03 teknik yang dipakai


METODE
berada pada satu tataran di bawah paradigma
metodologis perihal bagaimana objek penelitian
dikumpulkan, digolongkan, dan dipilah menjadi
data, dan bagaimana data dianalisis
METODE PENELITIAN SEMIOTIK
bertumpu pada paradigma metodologis kualitatif, berarti
pemilahan data disesuaikan dengan paradigma kualitatif.
(data penelitian kualitatif, meliputi data auditif, teks, data
audiovisual, visual, artefak, dan perilaku sosial)
teks dapat digolongkan menjadi dua subgolongan, yakni:

1) teks yang mewakili pengalaman


yang dapat dianalisis dengan teknik
elisitasi sistematis (mengidentifikasi
unsur-unsur teks yang merupakan
bagian dari suatu kebudayaan dan
2) teks sebagai objek analisis dengan
mengkaji hubungan di antara unsur-
melakukan analisis percakapan, narasi,
unsur itu)
atau struktur gramatikal

(cf. Ryan dan Bernard 2000: 769-802)


BAGIAN 2
Semiotik Struktural
DASAR-DASAR SEMIOTIK STRUKTURAL

tanda adalah sesuatu yang terstuktur dalam kognisi manusia dalam kehidupan bermasyarakat,
sedangkan penggunaan tanda didasari oleh adanya kaidah-kaidah yang mengatur (langue) praktik
berbahasa (parole) dalam kehidupan bermasyarakat atau bagaimana parole mengubah langue

apabila manusia memandang sesuatu gejala budaya sebagai tanda, maka ia melihatnya sebagai sebuah
stuktur yang terdiri dari penanda (yang bentuknya secara abstrak) yang dikaitkan dengan petanda (yakni
makna atau konsep)

manusia, dalam kehidupannya, melihat tanda melalui dua poros, yakni sintagmatik (jukstaposisi tanda)
dan asosiatif (hubungan antartanda dalam ingatan manusia yang membentuk sistem dan paradigma)

teori tandanya bersifat dikotomis, yakni selain melihat tanda sebagai terdiri dari dua aspek yang berkaitan
satu sama lain, juga melihat relasi antartanda sebagai relasi pembeda "makna" (makna diperoleh dari
pembedaan)

analisisnya didasari oleh sebagian atau seluruh kaidah analisis struktural, yakni imanensi, pertinensi,
komutasi, kompabilitas, integrasi, sinkroni sebagai dasar analisis diakronis, dan fungsional
BAGIAN 3
Barthes dan Derrida: Dua
Semiotikus Pascastrukturalis
BARTHES
Teori semiotik Barthes secara harfiah

diturunkan dari teori bahasa de Saussure.

Empat konsep teorites menurut de Saussure


1) langue-parole
2) significant-signifie
3) sintagmatik-paradigmatik
4) sinkroni-diakroni
Model dikotomis yang

dikembangkan oleh Barthes

Sintagmatik-Paradigmatik

Barthes mengembangkannya dengan


berbicara tentang sintagme dan sistem.
Sintagme adalah susunan dari unsur-unsur Denotasi-Konotasi
yang terjuktaposisi mengikuti poros
sintagmatik. Sedangkan sistem merupakan
jaringan relasi paradigmatik setiap unsur dari Barthes menyebut denotasi sebagai sistem
setiap kelompok yang memiliki relasi tertentu, "pertama" yakni makna yang dikenal secara
baik persamaan maupun perbedaan yang umum. Sedangkan konotasi sebagai sistem
semuanya terjadi dalam ingatan manusia. "kedua" adalah makna baru yang diberikan
pemakai tanda sesuai denga keinginan, latar
belakang pengetahuan, atau konvensi baru
yang ada dala masyarakat.
Derrida
Derrida melihat bahasa bersumber pada
"tulisan" sebagai the true level of language.

MODEL DIFFÈRANCE
adalah adanya proses penundaan, hubungan antara

penanda (bentuk tanda) dan petanda (makna tanda)

untuk menemukan makna lain atau makna baru.

Proses tersebut dikenal sebagai proses dekonstruksi.

proses dekonstruksi bisa juga ditafsirkan sebagai metode untuk

memahami sebuah teks secara lebih mandiri tanpa didominasi

pemikiran yang sudah tertanam dalam masyarakat.


BARTHES & DERRIDA
01 keduanya merupakan keturunan strukturalisme,
khususnya de Saussure.

02 Barthes mengembangkan teori de Sausssure terutama menjadi teori


konotasi. Ia menganggap semua yang dianggap sudah wajar dari suatu
kebudayaan adalah proses konotasi. Konotasi yang menjadu tetap, akan
menjadi mitos kemudian menjadi ideologi.

Derrida melihat tanda, yang terabadikan dalam tulisan, terbebas dari kungkungan
03 manusia. Tanda mengalami pemaknaan sesuai dengan oleh siapa dan dalam situasi aoa
tanda itu digunakan.

Meskipun mengkritik Saussure, teori menurut Derrida masih menggunakan


04 kaidah strukturalis dan dikotomis karena masih mengakui bahwa tanda
terdiri dari petanda dan penanda, hanya saja dibedakan oleh proses
dekonstruksi.

05 kita dapat menempatkan Barthes pada golongan awal


pascastrukturalis, sedangan Derrida pada golongan strukturalis
posmodernis.
BAGIAN 4
Semiotik Pragmatis:
Peirce dan Danesi & Perron
APA ITU TANDA?
Menurut Peirce, tanda merupakan
sesuatu yang mewakili sesuatu.
MENURUT PEIRCE

SEMIOSIS MELIPUTI TIGA


TAHAP
Representamen (sesuatu), lalu objek
(sesuatu di dalam kognisi manusia) dan
interpretan (proses penafsiran)
Proses semiosis ini tidak terbatas, karena
interpretan dapat berubah menjadi
representamen baru yang akan diproses
mengikuti semiosis secara tidak terbatas.
dalam teori semiotik ada yang disebut dengan
proses semiosis

APA ITU PROSES


SEMIOSIS?
Proses pemaknaan dan penafsiran
atas benda atau perilaku berdasarkan
pengalaman budaya seseorang.
HUBUNGAN ANTARA
REPRESENTAMEN DAN
OBJEKNYA IKON
Tanda yang hubungan antara representamen
terdapat tiga jenis tanda dan objeknya berdasarkan pada keserupaan
01 identitas
Contohnya: foto, lukisan arca, tiruan suara
INDEKS
Tanda yang hubungan antara representamen
dan objeknya berdasarkan hubungan antara
02 kontiguitas (sebab akibat)
contohnya: suara mesin indeks dari sebuah
mobil
LAMBANG
Tanda yang hubungan antara representamen
03 dan objeknya didasari konvensi sosial.
contohnya: rambu lalu lintas
MENURUT DANESI
DAN PERRON
Penelitian semiotik mencakup tiga ranah.
1. tubuhnya (kemampuan manusia sejak
lahir untuk memproduksi dan
memahami tanda/ semiosis)
2. pikirannya (kegiatan dalam kognisi
untuk mengaitkan representamen
dengan pengetahuan dna
pengalamannya/ representasi)
3. kebudayaannya (sistem tanda yang
berkembang sesuai kebudayaan
masyarakatnya/ signifying order)
TIGA DIMENSI DALAM
MENGAMATI TANDA
DIMENSI TEMPORAL
01 Sinkronis atau diakronis atau dimensi
menggunakan keduanya.

DIMENSI NOTASIONAL
Melihat makna tanda secara denotatif,
02 konotatif, atau anotatif (makna yang diberikan
secara individual)

DIMENSI STRUKTURAL
03 Pemaknaan dari segi pragmatik. sintagmatik
atau analogis
BAGIAN 5
Umberto Eco:
Semiotik Komunikasi dan
Semiotik Signifikasi
TEORI SEMIOTIK
MENURUT ECO
Tanda merupakan sebuah satuan
kultural.
Artinya, tanda di dalam suatu sistem
merupakan makna yang didasarkan
hasil konvensi di antara masyarakat
tertentu.
SEMIOTIK
SIGNIFIKASI
SEMIOTIK Memfokuskan perhatian pada
produksi tandanya sendiri
KOMUNIKASI Pusat perhatiannya: teori produksi
dan pemaknaan tanda

Melihat tanda sebagai alat


berkomunikasi yang melibatkan
pengirim dan penerima tanda
Pusat perhatiannya: teori tentang
sistem tanda (kode)
MELAKUKAN ANALISIS
SEMIOTIK

MIKROSEMIOTIK MAKROSEMIOTIK
melakukan analisis satuan-satuan secara menggabungkan hasil analisis
terpisah dan mikrosemiotik untuk menghasilkan
kesimpulan yang menyeluruh
BAGIAN 6
Penutup:
Kebudayaan sebagai Kajian
Objek Semiotik
"Semiotik menjadikan kebudayaan
sebagai objek kajian utamanya"
Semiotik Strukturalis oleh Barthes
Semiotik memliki peran jelas dalam kajian
budaya.

Menurut Peirce
Semiotik diarahkan pada bagimana kognisi
memahami apa yang ada di sekitar.

Menurut Morris
Semiotik diupayakan untuk memahami
kebudayaan manusia sebagai tingkah laku.

Menurut Eco
Tanda merupakan satuan budaya
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai