STRUKTURALISME,
PRAGMATIK, ANALISIS
WACANA, SEMIOTIK, DAN
PERKEMBANGANNYA
Amellia Oktiaputri (1900958)
Maryam Dzikrul Muwahidah (1902037)
Wanda Widian Febriantina (1900161)
1. PENGANTAR
Lahirnya semiotik, tidak dapat diepaskan dari bayangan strukturalisme
yang mendahuluinya dalam perkembangan ilmu pengetahuan budaya.
Strukturalisme sering kali tidak dapat menjelaskan beberapa gejala budaya secara
tuntas sehingga diperlukan penjelasan dengan menggunakan semiotik. Dalam hal
ini, kebudayaan dilihat bukan sebagai struktur, melainkan sebagai sistem tanda.
Perkembangan dari strukturalisme ke semiotik
terbagi dua, yakni:
Melalui buku Piaget, strukturalisme tidak hanya berkembang di Perancis, dan menariknya
strukturalisme tak hanya berkembang di bidang linguistik, tetapi telah menjalar ke bidang
sastra, sejarah, arsitektur, psikologi, biologi, fisika, botani, ekonomi, serta manajemen.
3. Struktur, Sistem, Sintagmatik, dan Paradigmatik
sejumlah struktur.
yakni signifiè.
5. PERKEMBANGAN
STRUKTURALISME
Dalam kaitannya
DAN "IDEALISTIK"
Strukturalisme melihat kebudayaan sebagai sesuatu yang tersturktur dan abstrak.
Teori tentang struktur tersebut bersifat "idealistik" yakni teori dan kajian yang
Teori "idealistik" mencari konsep yang berada di belakang berbagai gejala sosial, budaya,
dan alami.
Lèvi-Strauss melahirkan antropologi struktural.
ANTROPOLOGI
Strauss melihat ada suatu struktur (abstrak)
beraangkutan.
6. PRAGMATIK
Dalam pragmatik perbedaan paham atas makna suatu lambang
bahasa tidak selalu berlaku sama bagi setiap kelompok dalam
masyarakat bahasa yang sama.
2.Semiotik Komunikasi
Dalam semiotik kita bisa
mengkaji pemaknaan tanda dari segi
membedakan teori tentang tanda
interkasi antara pengirim dan penerima.
yang bersifat dikotomis dan
trikotomis.
8. PENUTUP
Strukturalisme sebagai suatu perangkat teori
telah mendominasi selama abad ke-20
hingga abad ke-21.