Anda di halaman 1dari 3

Tokoh-tokoh dan sumbangan bidang strukturalisme

 Ferdinand De Saussure dalam linguistik.[7]

Sebagai penemu stuktur bahasa, Saussure berargumen dengan melawan para sejarawan yang
menang dalam pendekatan filologi.[8] Dia mengajukan pendekatan ilmiah, yang didekati dari
sistem terdiri dari elemen dan peraturannya dalam pembuatannya yang bertujuan menolong
komnunikasi dalam masyarakat.[8] Dipengaruhi oleh Emile Durkheim dalam sebuah social
fact, yang berdasar pada objektivitas di mana psikologi dan tatanan sosial dipertimbangkan.[8]
Saussure memandang bahasa sebagai gudang (lumbung) dari tanda tanda diskusif yand
dibagikan oleh sebuah komunitas.[8] Bahasa bagi Saussure adalah modal interpretasi utama
dunia, dan menuntut suatu ilmu yang disebut semiologi.[7]

 Levi-Strauss dalam masyarakat.[7]

Metode Strauss adalah anthropologi dan linguistik secara serempak.[7] Unsur-unsur yang
digelutinya adalah mengenai mitos, adat-istiadat, dan masyarakatnya sendiri.[7] Dalam proses
analisisnya, manusia kemudian dipandang sebagai suatu porsi dari struktur, yang tidak
dikonstitusikan oleh analisis itu, melainkan dilarutkan dengan analisis.[7] Perubahan
penekanan dari manusia ke struktur merupakan ciri umum pemikiran strukturalis.[7]

 Lev Vygotsky, Jacques Lacan dan Jean Piaget dalam psikologi.[7]

Jacques Lacan (Freudian) dalam psikologi menggambarkan pekerjaan Saussure dan Levi-
Strauss untuk menekankan pendapat Sigmund Freud dengan bahasa dan argumen yang,
sebagai sebuah tatanan kode, bahasa dapat mengungkapkan ketidaksadaran orang itu.[8] Hal
ini masalah, bahwa bahasa selalu bergerak dan dinamis, termasuk metafora, metonomi,
kondensasi serta pergeserannya.[8] Jean Piaget sendiri menggambarkan strukturalismenya
sebagai sebuah struktur yang terpadu, yaitu yang unsur-unsurnya adalah anggota dari sistem
di luar struktur itu sendiri.[6] Sistem itu ditangkap melalui kognisi anggota masyarakat sebagai
kesadaran kolektif.[6]

 Frege, Hillbert dalam meta-logika meta-matematika.[7]


 Roland Berthes menerapkan analis strukturalis pada kritik sastra dengan menganggap
berbagai macam ekspresi atau analisis bahasa sebagai bahasa yang berbeda-beda.[7]
Tugas kritik sastra adalah terjemahan, yaitu mengekspresikan sistem formal yang
telah dibentangkan penulisnya dengan suatu bahasa.[7] Hal ini terkait dengan kondisi
zamannya.[7]
 Michel Foucault dalam filsafat.

Strukturalisme modern atau poststrukturalisme dalam bidang filsafat adalah dengan


mendekati subjektivitas dari generasi dalam berbagai wacana epistemik dari tiruan maupun
pengungkapannya.[8] Sebagaimana peran isntitusional dari pengetahuan dan kekausaan dalam
produksi dan pelestarian disiplin tertentu dalam lingkungan dan ranah sosial juga berlaku
pendekatan itu.[8] Dalam disiplin ini, Focault menyarankan, di dalam perubahan teori dan
praktik dari kegilaan, kriminalitas, hukuman, seksualitas, kumpulan catatan itu dapat
menormalisasi setiap individu dalam pengertian mereka.[8]

 Guenther Schiwy dalam kekristenan


Strukturalisme terkait kekristenan dalam atemporal sturkturalisme sebenarnya cocok dengan
penekanan eternalistik kekristenan.[7]

TRUKTURALISME
Strukturalisme adalah faham atau pandangan yang menyatakan bahwa semua masyarakat dan kebudyaan
memiliki suatu struktur yang sama dan tetap.
[1]
 Strukturalisme juga adalah sebuah pembedaan secara tajam mengenai masyarakt dan ilmu kemanusiaan dari
tahun 1950 hingga 1970, khususnya terjadi di Perancis. Strukturalisme berasal dari bahasa Inggris,
structuralism
; latin
struere
 (membangung),
structura
 berarti bentuk bangunan. Trend metodologis yang menyetapkan riset sebagai tugas menyingkapkan struktur
objek-objek ini dikembangkan olerh para ahli humaniora. Struktualisme berkembang pada abad 20, muncul
sebagai reaksi terhadap evolusionisme positivis dengan menggunakan metode-metode riset struktural yang
dihasilkan oleh matematika, fisika dan ilmu-ilmu lain.
Tujuan dari Strukturalisme
Tujuan Strukturalisme adalah mencari struktur terdalam dari realitas yang tampak kacau dan beraneka ragam
di permukaan secara ilmiah (obyektif, ketat dan berjarak). Ciri-ciri itu dapat dilihat strukturnya: Bahwa yang
tidak beraturan hanya dipermukaan, namun sesungguhnya di balik itu terdapat sebuah mekanisme generatif
yang kurang lebih konstan. Mekanisme itu selain bersifat konstan, juga terpola dan terpola dan terorganisasi,
terdapat blok-blok unsur yang dikombinasikan dan dipakai untuk menjelaskan yang dipermukaan. Para
peneliti menganggap obyektif, yaitu bisa menjaga jarak terhadap yang sebenarnya dalam penelitian mereka.
Pendekatan dengan memakai sifat bahasa, yaitu mengidentifikasi unsur-unsur yang bersesuaian untuk
menyampaikan pesan. Seperti bahasa yang selalu terdapat unsur-unsur mikro untuk menandainya, salah
satunya adalah bunyi atau cara pengucapan. Strukturalisme dianggap melampaui humanisme, karena
cenderung mengurangi, mengabaikan bahkan menegasi peran subjek.

 
3
 
Filsafat Arsitektur-3
| Dr. Ir. Raziqhasan, MTArs
Masa Strukturalisme
Tahun 1966 digambarkan oleh Francois Dosse dalam bukunya
Histoire du Structuralism
 sebagai tahun memancarnya strukturalisme di Eropa, khususnya di Prancis. Perkembangan strukturalisme
pada tahun 1967-1978 digambarkan sebagai masa penyebaran gagasan strukturalisme dan penerangan
tentang konsep strukturalisme serta perannya dalam ilmu pengetahuan.
Ciri-ciri Strukturalisme
Ciri-ciri strukturalisme adalah pemusatan pada deskripsi keadaan aktual objek melalui penyelidikan,
penyingkapan tabiat, sifat-sifat yang terkait dengan suatu hal melalui pendidikan. Ciri-ciri itu bisa dilihat dari
beberapa hal; hirarki, komponen atau unsur-unsur, terdapat metode, model teoritis yang jelas dan distingsi
yang jelas. Para ahli strukturalisme menentang eksistensialisme dan fenomenologi yang mereka anggap terlalu
individualistis dan kurang ilmiah. Salah satu yang terkenal adalah pandangan Maurice Meleau-Ponty yang
menentang fenomenologi dan eksistensialisme tubuh manusia. Pounty menekankan bahwa hal yang
fundamental dalam identitas manusia adalah bahwa kita adalah objek-objek fisik yang masing-masing
memiliki kedudukan yang berbeda-beda dan unik dalam ruang dan waktu.
[4]
 
Tokoh-tokoh Paham Strukturalis
Ferdinand De Saussure dalam linguistik. Sebagai penemu stuktur bahasa, Saussure berargumen dengan
melawan para sejarawan yang menang yang pendekatan filologi. Dia mengajukan pendekatan ilmiah, yang
didekati dari sistem terdiri dari elemen dan peraturannya dalam pembuatannya yang bertujuan menolong
komnunikasi dalam masyarakat. Dipengaruhi oleh Emile Durkheim dalam sebuah
social fact
, yang berdasar pada objektivitas di mana psikologi dan tatanan sosial dipertimbangkan. Saussure memandang
bahasa sebagai gudang (lumbung) dari tanda tanda diskusif yand dibagikan oleh sebuah komunitas. Bahasa
bagi Saussure adalah modal interpretasi utama dunia, dan menuntut suatu ilmu yang disebut semiologi.
Levi-Strauss dalam masyarakat. Metode Strauss adalah anthropologi dan linguistik secara serempak. Unsur-
unsur yang digelutinya adalah mengenai mitos, adat-istiadat, dan masyarakatnya sendiri. Dalam proses
analisisnya, manusia kemudian dipandang sebagai suatu porsi dari struktur, yang tidak dikonstitusikan oleh
analisis itu, melainkan dilarutkan dengan analisis. Perubahan penekanan dari manusia ke struktur merupakan
ciri umum pemikiran strukturalis. L.S Vygostsky, Jacques Lacan dan Jean Piaget dalam psikologi.
Jacques Lacan (Freudian) dalam psikologi menggambarkan pekerjaan Saussure dan Levi-
Strauss untuk menekankan pendapat Sigmund Freud dengan bahasa dan argumen yang, sebagai sebuah
tatanan kode, bahasa dapat mengungkapkan ketidaksadaran orang itu. Hal ini masalah, bahwa bahasa selalu
bergerak dan dinamis, termasuk metafora, metonomi, kondensasi serta pergeserannya. Jean Piaget sendiri
menggambarkan Strukturalismenya sebagai sebuah struktur yang terpadu, yaitu yang unsur-unsurnya adalah
anggota dari sistem di luar struktur itu sendiri. Sistem itu ditangkap melalui kognisi anggota masyarakat
sebagai kesadaran kolektif. Frege, Hillbert dalam meta-logika meta-matematika. Roland Berthes menerapkan
analis strukturalis pada kritik sastra dengan menganggap berbagai macam ekspresi atau analisis bahasa
sebagai bahasa yang berbeda-beda. Tugas kritik sastra adalah terjemahan, yaitu mengekspresikan sistem
formal yang telah dibentangkan penulisnya dengan suatu bahasa. Hal ini terkait dengan kondisi zamannya.
 

 
4
 
Filsafat Arsitektur-3
| Dr. Ir. Raziqhasan, MTArs
Michel Foucault dalam filsafat. Strukturalisme modern atau poststrukturalisme dalam bidang filsafat adalah
dengan mendekati subjektivitas dari generasi dalam berbagai wacana epistemik dari tiruan maupun
pengungkapannya. Sebagaimana peran isntitusional dari pengetahuan dan kekausaan dalam produksi dan
pelestarian disiplin tertentu dalam lingkungan dan ranah sosial juga berlaku pendekatan itu. Dalam disiplin ini,
Focault menyarankan, di dalam perubahan teori dan praktek dari kegilaan, kriminalitas, hukuman, seksualitas,
kumpulan catatan itu dapat menormalisasi setiap individu dalam pengertian mereka.
DEKONSTRUKSI
Seiring pergerakan waktu, pergerakan pendulum dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan mengalami
berbagai bentuk evolusi. Seb

Anda mungkin juga menyukai