Sampai saat ini penentuan suatu defenisi yang defenit tentang strukturalisme dirasakan
masih sangat sulit untuk dilakukan. Kata struktur sendiri bisa diartikan sebagai kaitan-kaitan
yang tetap dan teratur antara kelompok-kelompok gejala. Sedangkan kata strukturalisme sering
diartikan sebagai salah satu gerakan pemikiran atau metodologi sains yang memberikan
implikasi idiologi. Yang dimaksud dengan idiologi disini ialah suatu pandangan dunia yang
menilai segala sesuatu atas dasar beberapa prinsif yang diterima begitu saja.
Berdasarkan uraian tersebut, strukturalisme dapat di definisikan juga sebagai salah satu
pandang yang menekankan pada persepsi dan deskripsi tentang struktur yang mencakup
keutuhan, transformasi, dan pengaturaan diri.
Dalam pandangan kaum strukturalis, secara khusus, manusia tidak dipandang seperi dalam
eksistensialisme. Bagi mereka manusia bukan sebagai pusat realitas, bukan pusat kenyataan,
pusat pemikiran, kebebasan, tindakan dan sejarah.manusia di biarakan sebagai roda kecil dalam
mekanisme otonom, lebih otonom daripada manusia sendiri. Fungsi manusia dalam keseluruhan
struktur-struktur dapat dibandingkan dengan fungsi kata dalam teks, iya tidak berbucara sebagai
suatu objek, tetapi lebih dibicarakan. Pandangan ini secara khusus telah mengguncangkan
doktrin eksistensialis yang meyakini manusia sebagai pusat realitas.
Beberapa tokoh penting dalam strukturalisme yang layak disebutkan , ialah Ferdinand de
Saussuure (1887-1913), Levi-Strause(1949), Louis Althusser (lahir 1918), Noam Chonsky(lahir
1926), dari amerika serikat Roland Barthes, Jaques Derrida, Jakobsen, dan Julia Kristeva.. tiga
orang terakhir juga disebutkan sebgai tokoh-tokoh peletak posstrukturalisme dalam sastra dan
pendukung posmodermisme.
Berdasarkan uraian diatas, maka langue dalam arti lain, adalah bahasa sejauh merupakan
milik bersama dari suatu golongan bahasa tertentu. Sedangkan parole adalah pemakaian bahasa
yang individu, ujaran, sapaan seorang, yaitu apa yang diucapkan dan apa yang didengar oleh
piahk penanggap ujaran.
Dari seluruh pangdanagan Saussurian ada dua implikasi penting, tapi baru di garap secara
besar-besaran pleh para pemikir dan praktisi dekonstruksi yang dijuluki sebagai kaum
posstrukturalisme dan posmodermisme.
Pertama, relasi antara realitas antara objektif dan bahasa yang mempresentasikannya tidak
dapat diilmiahkan. Yang dapat diilmiahkan hanya relasi structural antara pennda dan petanda,
atau antara le signifian dan le signifie.
Kedua, makna tidak pernah ditentukan oleh agen (pengguna bahasa) seperti dalam
Wittgenstein II. Makna ditentukan oleh sistem (strujtur-struktur) bahasa itu sendiri. sedangkan
sistem itu tidak pernah mati, karena dasar relasinya bersifat semena-mena.karena itu makna suatu
teks senantiasa bersifat terbuka, plural, penuh kemungkinan, dan diluar kendali agen atau subjek
tertentu. Pandangan ini bertentangan dengan logika modern, logika sains, dan merupakan musuh
kapitalisme dalam pembangunan.
Claude levi-strauss dilahirkan di brussel, Belgia, pada tahun 1908 dari orang tua keturunan
Yahudi yang berkebangsaan Prancis. Tahun 1914 mereka pindah ke Versailles, Prancis. Ia belajar
filsafat di Universitas Sarbonne.
Beberapa tulisannya yang terpenting ialah Les Structures elementaires de la parente (1949),
Tristes Tropique (1955), Antripologie Structurale (1958). Calaudi Levi-Strauss meyakini bahwa
analisis kebudayaan (bahkan analisi kehidupan sosial, termasuk seni dan agama) dapat
dilaksakan dengan menggunakan analisis bahasa sebagai model.
Seperti juga dalam lingustik, Levi strauss menerapkan metode sinkronik dalam upaya
mengidentifikasi unsur-unsur yang sekali pandang merupakan kumpulan yang tak beraturan
(Saussure: parole).
Secara implicit uraian tersebut menyediakan beberapa kesimpulan. Pertam, bahasa dalam
pandangan Levi-Strauss adalah sama dengan pandangan de Saussure, yaitu sebagai suatu sistem
yang memiliki keterkaitan satu sam lain dan tidak ada pengaruh dari luar. Kedua, karena bahasa
sebagai suatu sistem maka dalam penyelidikan bahasa harus menggunakan dua metode, yaitu
sinkronik dan diakronik. Ketiga, karena kebudayaan analog dengan bahasa yaitu sebagai suatu
sistem tanda, maka sistem itu harus dipelajri secara sinkronik dan diakronik, dan yang harus
didahulukan adalah sinkronik sebelum menyelami masalah-masalah diakronik. Keempat,
hukum-hukum linguistik memperlihatkan suatu taraf tak sabar, dan kebudayaan dapat disamakan
dengan bahasa maka dalam sistem kekerabatan pun berlaku semacam itu.
Ia lahir dikota Paris dan belajar ilmu kedokteran dan psikiatri di kota tempat kelahirannya itu.
Tahun 1932 ia meraih gelar dokter dengan disertasi La psychose paranoioque dons ses rapports
avec la personalite (psikonosa paranoia dalam hubungan dengan kepribadian). Dan juga salah
seorang strukturalis yang telah menerapkan linguistic bagi psikonoalisa.
Kesadaran manusia tidak dipandang sebagai pusat manusia yang mutlak dan otonom.
Manusia seakan tergeser dari pusatnya. Freud menytakan: manusia tidak lagi tuan dan penguasa
dalam rumahnya sendiri. dengan menyelami ketidaksadaran, teori Freud telah memperlihatkan
kepada manusia suatu lapisan yang lebih mendalam yang tidak terduga sebelumnya, suatu taraf
tak sadar serta anonym.
Ketidaksadara ialah bagia dari percakapan transividual yang hilang dalam disposisi subjek
sehingga dia tidak sanggup mempertahankan kontinietas dari percakapan yang sadar.
Beberapa distingsi yang memperjelas pikiran filosofis dan linguistic dari Naom Chomsky
adalah competence, performance, deep structure, surface structure, ditambah dengan istilah
lainnya, yaitu Igenerative dan grammar. Dua kunci tujuan filosofis Naom Chomsky adalah
generative dan grammar.
Generative mengandung dua makna, yaitu: pertama, menuju kepada pengertian prodoktivitas
dan kreativitas bahasa. Seperangkat kaidah atau pernyataan mana pun yang memberikan
kemungkinan untuk menganalisis bahasa atau struktur dari sejumlah besar kalimat yang tak
terbatasdapat disebut generative. Kedua, generative mengandung keformalan dan eksplisif. Dari
sudut pandang ini dapat dikatakan bahwa secara tepat kombinasi unsur-unsur dasar (fonem,
mofem, kata) yang di izinkan dan tepat(well-formed).
Strukturalisme tidak hanya berpengaruh atas stadi antropologi, pisikologi dan linguistic, tapi
juaga berpengaruh besar terhadap sastra. Oleh kelompok yang menamakan diri formalism
dasar-dasar linguistik strukturalisme saussurian dikembangkan untuk analisis sastra.
Menurut mereka seni hanyalah alat. Bahasa sastra sangat ditentukan oleh seni. Dalam
pandangan mereka sifat bahasa sastra timbul dengan menyusun dan mengubah bahannya yang
bersifat netral. Mereka memperlakukan kesusastraan sebagai satu pemakaian bahasa yang khas
yang mencapai perwujudannya lewat deviasi dan distorasi dari bahasa praktis. Bahasa praktis
digunakan untuk komunikasi, sedangkan bahasa sastra tidak mempunyai fungsi praktis sama dan
benar-benar membuat kita melihatnya secara berbeda.
Sebenarnya persoalan tanda dan fungsi tanda sudah lama dibicarakan, bahkan semenjak
zaman yunanikuno dulu.akan tetapi secara formal, semiotika diprkenalkan pada abat ke-18 oleh
filosofi jerman yang bernama lambert. Selanjutnya semiotika menempati posisi mapan dalam
khazanah ilmu pada abat ke-20, dimana logosintrisme menempati posisi penting dalam filsafat.
Dari sekian banyak tokoh yang sering disebut sebagai tokoh utama semiotika modern adalah
Ferdinand de Saussure (1857-1913) dan Carles Sandres Peirce (1839-19140.
https://fahmirizkyanda.wordpress.com/2011/07/23/filsafat-dan-bahasa-dalam-strukturalisme/
FILSAFAT BAHASA
Claude Levi Strauss dilahirkan di Brussel, Belgia, pada tahun 1908 dari orang
tua keturunan Yahudi yang berkebangsaan Perancis.
Jacques lacan adalah salah seorang pengikut freudian. Akan tetapi dalam
beberapa hal ia keluar dari cara yang ditempuh freud. Ia berusaha memberikan
suatu interpretasi baru mengenai psikoanalisis freud dalam persfektif strukturalis.
Menurut para tokoh formallisme, seni hanyalah alat Bahasa sastra yang
sangat ditentukan oleh seni. Dalam pandangan mereka sifat bahasa sastra tibul
dengan menyusun dan mengubah bahannya yang bersifat netral. Dalam hal puisi
bahan itu ialah bahasa biasa (praktis), dalam hal cerita bahan itu ialah riwayat
yang disajikan. Cara- cara pengolahan karya sastra puitik ialah metrum, ritme,
macam-macam bentuk paralelisme dan pertentangan, gaya bahasa dan kiyasan
(metafora).
Menurut Mukarovsky artefact harus memiliki suatu nilai atau sifat universal tertentu
yang menyebabkan para pembaca dari berbagai zaman selalu mengkonkretkannya.
Menurutnya nilai universal terjadi tidak karena artefact menunjukkan kepada fakta
sejarah, melainkan pada hakikat pokok dalam pengalaman manusia yang tidak
terikat kepada salah satu kurun waktu tertentu.
Istilah semiotika diambil dari kata semion (Yunani) yang artinya tanda.
Selain kata semiotika digunakan pula kata semiologi(istilah yang digunakan
Saussure), yaitu ilmu yang secara sistematis mempelajari tanda-tanda dan
lambang,sistem lambang dan proses perlambangan. Ilmu-ilmu bahasa ada di
dalamny. Terhadap ilmu ini strukturalisme telah memberikan dasar-dasar bangunan
yang kokoh.
Menurut pierce ada tiga factor yang menentukan adanya sebuah tanda yaitu
tanda itu sendiri, hal yang ditandai, dan sebuah tanda baru yang terjadi dalam batin
si penerima.