Anda di halaman 1dari 16

Tugas : Makalah Kelompok

Mata Kuliah : Analisis Wacan Kritis


Dosen Pengampu : Prof. Dr. Johar Amir, M.Hum.

MODEL ANALISIS WACANA KRITIS ROGER FOWLER DAN


APLIKASINYA

Disusun Oleh:

Kelompok 2
Astriyanti NIM: 220001301009
Nur Ainun Sari NIM: 220001301030
Hasmiati NIM: 220001301031
Nurul Al Fatana NIM: 220001301032
Oktabelti Limba NIM: 220001301035

Kelas B

PRODI PENDIDIKAN BAHASA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami hanturkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Analisis Wacana Kritis
Model Roger Fowler dan Aplikasinya. Penulisan makalah ini merupakan salah
satu tugas mata kuliah Analisis wacana kritis (AWK). Dalam penulisan dan
menyusun makalah, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada
dosen mata kuliah AWK, Ibu Prof. Dr. Johar amir, M. Hum. yang telah
memberikan nasihat dan bimbingan kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
Demikian yang bisa kami sampaikan, semoga makalah ini dapat
menambah khazanah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata.
Wassalamua’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Makassar, 17 April 2023

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 4
A. Latar Belakang .......................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 6
A. Model Analisis Wacana Roger Fowler…………………………………..6
B. Aspek Kosakata dalam Model Analisis Roger Fowler ............................. 8
C. Aspek Tata Bahasa dalam Model Analisis Roger Fowler .......................11
D. Contoh analisis Wacana Kritis Roger
Fowler…………………………………………………………………..12
BAB III PENUTUP ...........................................................................................15
A. Kesimpulan .............................................................................................15
B. Saran ........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Analisis wacana adalah alternatif terhadap kebuntuan-kebuntuan dalam
analisis media yang selama ini lebih didominasi oleh analisis isi konvensional
dengan paradigma positivis atau konstruktivisnya. Jika yang kedua ini terpancang
pada pertanyaan “apa”, maka analisis wacana lebih jauh pada “bagaimana” dari
sebuah pesan atau teks komunikasi. Lewat analisis wacana, kita akan tahu bukan
hanya bagaimana isi teks berita, tetapi bagaimana dan mengapa pesan itu
dihadirkan. Bahkan kita bisa lebih jauh membongkar penyalahgunaan kekuasaan,
dominasi, dan ketidakadilan yang dijalankan dan diproduksi secara samar melalui
teks-teks berita itu. Ulasan inilah yang akan diuraikan dalam modul ini.
Analisis wacana kritis adalah sebuah upaya atau proses (penguraian) untuk
penjelasan dari sebuah teks (realitas sosial) yang mau atau sedang dikaji oleh
seseorang atau kelompok dominan yang cenderungnya mempunyai tujuan tertentu
untuk memperoleh apa yang diinginkan.
Makalah tentang analisis wacana model Roger Fowler, dkk ini akan
mengantarkan kita pada pengertian tentang langkah-langkah analisis wacana yang
dilakukan oleh Fowler, dkk secara sederhana. Pengertian ini dapat dijadikan
sebagai acuan untuk mendapatkan pemahaman yang memadai tentang analisis
wacana kritis.
Roger Fowler, Robert Hodge, Gunther Kress, dan Tony Trew adalah
sekelompok pengajar di Universitas East Anglia. Kehadiran mereka terutama
ditandai dengan diterbitkannya buku Language and Control pada tahun 1979.
Pendekatan yang mereka lakukan kemudian dikenal sebagai critical linguistics.
Critical linguistics terutama memandang bahasa sebagai praktik sosial, melalui
mana suatu kelompok memantapkan dan menyebarkan ideologinya. Critical
linguistics terutama dikembangkan dari teori linguistik. Yang dilakukan oleh
sekelompok peneliti ini adalah melihat bagaimana tata bahasa /grammar tertentu
dan pilihan kosakata tertentu membawa implikasi dan ideologi tertentu, yang

4
dilakukan oleh Fowler, dkk., adalah meletakkan tata bahasa dan praktik
pemakaiannya tersebut untuk mengetahui praktik ideologi. Berikut ini akan
diuraikan satu persatu beberapa elemen yang dipelajari oleh Fowler dkk., tersebut.
Dalam membangun model analisisnya, Roger Fowler, dkk., terutama
mendasarkan pada penjelasan Halliday mengenai struktur dan fungsi bahasa.
Fungsi dan struktur bahasa ini menjadi dasar struktur tata bahasa, dimana tata
bahasa itu menyediakan alat untuk dikomunikasikan kepada khalayak. Apa yang
dilakukan oleh Fowler, dkk., adalah meletakkan tata bahasa dan praktik
pemakaiannya tersebut untuk mengetahui praktik ideologi. Berikut ini akan
diuraikan satu persatu beberapa elemen yang dipelajari oleh Fowler dkk., tersebut.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini, sebagai berikut.
1. Bagaimana model analisis wacana Roger Fowler ?
2. Bagaimana aspek kosakata dalam analisis wacana model Roger Fowler ?
3. Bagaimana aspek tata bahasa dalam analisis wacana model Roger Fowler
?
4. Bagaimana contoh analisis wacana kritis Roger Fowler?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penulisan makalah ini sebagai


berikut.
1. Untuk mengetahui model analisis wacana Roger Fowler
2. Untuk mengetahui aspek kosakata dalam analisis wacana model Roger
Fowler
3. Untuk mengetahui aspek tata bahasa dalam analisis wacana model Roger
Fowler
4. Untuk mengetahui contoh analisis wacana kritis Roger Fowler

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Analisis wacana model Roger Fowler

........... Menurut Roger Fowler (dalam Eriyanto 2001:3) wacana adalah istilah yang
dipakai berbagai bidang ilmu mulai dari politik, sosial, ekonomi, sosiologi, sastra,
bahasa, psikologi, komunikasi, dan sebagainya. Pengertian istilah wacana itu
sendiri sangat beragang bergantung pada bidang ilmu yang melingkupinya. Dalam
bidang sosiologi, wacana menunjuk terutama pada hubungan sosial antara konteks
sosial dan pemakaian bahasa.
........... Roger Fowler (dalam Eriyanto 2001:15) menjelaskan bahwa analisis
wacana adalah salah satu alternatif dari analisis isi selain analisis isi kuantitatif yang
dominan banyak digunakan. Jika analisis isi kuantitatif lebih menekankan pada
pertanyaan “apa” (what), analisis wacana lebih melihat pada “bagaimana” (how)
dari pesan/teks tersebut dikomunikasikan. Lewat analisis wacana kita bukan hanya
mengetahui bagaimana isi teks berita, tetapi juga bagaimana pesan itu disampaikan.
Lewat bentuk bahasa yang bagaimana sebuah berita disampaikan. Dengan melihat
bagaimana bangunan struktur kebahasaan tersebut, analisis wacana dapat lebih
melihat makna yang tersembunyi dari suatu teks.
........... Salah satu model wacana yang diusung oleh para ahli adalah model analisis
yang disuguhkan oleh Roger Fowler. Secara khusus bahasa yang dipakai oleh
media bukanlah sesuatu yang netral, tetapi mempunyai aspek atau nilai ideologis
tertentu.Permasalahan pentingnya di sini adalah bagaimana realitas itu dibahasakan
oleh media. Realitas itu bias berarti bagaiman peristiwa dan aktor-aktor yang
terlibat dalam peristiwa itu direpresentasikan dalam pemberitaan melalui bahasa
yang dipakai. Bahasa sebagai representasi dari realitas tersebut bias jadi berubah
dan berbeda sama sekali dibandingkan dengan realitas yang sesungguhnya. Teks
berita, kalau hendak dianalisis dengan memakai kerangka yang dibuat oleh Roger
Fowler, maka menjadi titik perhatian adalah pada praktik pemakaian bahasa yang
dipakai.

6
........... Roger Fowler, dkk. (Roger Fowler, Robert Hodge, Gunthur Kress, dan Tony
Trew) adalah sekelompok pengajar di Universitas East Anglia. Pendekatan yang
mereka lakukan dikenal sebagai critical linguistic yang memandang bahasa sebagai
praktik sosial, melalui mana suatu kelompok memantapkan dan menyebarkan
ideologinya.
........... Menurut Roger Fowler (dalam Eriyanto 2012:134), dalam membangun
model analisisnya, Roger Fowler. Terutama mendasarkan pada penjelasan Halliday
mengenai struktur dan fungsi bahasa. Fungsi dan struktur bahasa ini menjadi dasar
struktur tata bahasa, di mana tata bahasa itu menyediakan alat untuk
dikomunikasikan kepada khalayak. Apa yang dilakukan oleh Fowler. Adalah
meletakkan tata bahasa dan praktik pemakaiannya tersebut untuk mengetahui
praktik ideologi. Ada dua hal yang bias diperhatikan. Pertama, pada level kata.
Bagaimana peristiwa dan aktor-aktor yang terlibat dalam peristiwa tersebut hendak
dibahasakan. Kata-kata di sini bukan hanya penanda atau identitas tetapi
dihubugkan dengan ideologi tertentu, makna apa yang ingin dikomunikasikan
kepada khlayak. Pihak atau kelompok mana yang diuntungkan dengan pemakaian
kata-kata tersebut dan pihak atau kelompok mana yang dirugikan dan posisinya
termajinalkan. Kedua, pada level susunan kata, atau kalimat. Bagaiman kata-kata
disusun ke dalam bentuk kalimat tertentu dimengerti dan dipahami bukan semata
sebagai persoalan teknik kebahasaan, tetapi praktik bahasa. Yang ditekankan di sini
adalah bagaimana pola pengaturan, penggabungan, penyusunan tersebut
menimbulkan efek tertentu: membuat posisi satu pihak lebih menguntungkan atau
mempunyai citra posistif dibandingkan dengan pihak lain, atau peristiwa tertentu
dipahami dalam kategori pemahaman lain. Roger Fowler, ingin menggambarkan
teks berita dalam rangkaian bagaimana ia ditampilkan dalam bahasa. Dan bagaiman
bahasa yang dipakai itu membawa konsekuensi tertentu ketika diterima oleh
khalayak. Roger Fowler, memperhatikan konteks sejarah teks. Bahasa dipahami
sebagai perangkat sistem abstrak menuju interaksi antara bahasa dan konteks. Dari
perspektif kesejarahan tersebut, setiap bahasa tertentu dipahami dan dikritisi
kehadirannya yang disesuaikan dengan konteks di mana teks hadir.

7
........... Model teori Roger Fowler, dkk. dibagi menjadi dua yakni aspek kosakata
dan aspek tata bahasa. Dalam analisis wacana, analisis penggunaan kosakata yakni
penggunaan kosakata yang bermakna penghalusan sedangkan dalam tata bahasa
adanya penggunaan kalimat aktif-pasif dan kalimat nominal-verbal.
........... Aspek kosakata tersebut dibagi menjadi empat yaitu: (1) kosakata: membuat
klasifikasi adalah sebuah cara yang terbaik dalam menyederhanakan realitas yang
begitu kompleks kemudian disederhanakan agar pembaca mengetahui bahwa media
cetak sedang mengklasifikasikan kosakata ketika berita tersebut dipublikasikan ke
khalayak umum, (2) kosakata: membatasi pandangan adalah suatu hal yang sifatnya
membatasi pandangan dalam memaknai suatu peristiwa, (3) kosakata: pertarungan
wacana adalah pertarungan sebuah wacana yang masing-masing pihak mempunyai
versi yang berbeda dalam memenangkan opini publik, (4) kosakata: marjinalisasi
adalah kata- kata yang menggambarkan subjek pemberitaan dikucilkan dalam
sebuah pemberitaan.
........... Kemudian aspek tata bahasa dibagi menjadi dua yaitu (1) efek bentuk
kalimat pasif: penghilangan pelaku adalah sebuah kalimat pasif yang ditekankan
yakni sasaran dari suatu pelaku atau tindakan. Efek dari kalimat pasif ini tidak
hanya membuat halus atau netral posisi pelaku tetapi pelaku juga dapat dihilangkan
dalam struktur kalimat. Titik tekan kalimatnya adalah sasaran atau korban, (2) efek
nominalisasi: penghilangan pelaku adalah dengan melihat kalimat verbal menjadi
kalimat nominal. Dalam hal ini, wacana yang dihadirkan dengan menghilangkan
subjek atau pelaku karena dalam bentuk kalimat nominal titik tekannya bukan pada
tindakan tetapi pada peristiwanya (Eriyanto, 2009:134-162).

B. Aspek kosakata dalam analisis wacana model Roger Fowler

Roger Fowler dkk. memandang bahasa sebagai sistem klasifikasi. Bahasa


mendeskripsikan bagaimana realitas dunia dilihat, memberi kemungkinan
seseorang untuk mengontrol dan mengatur pengalaman realitas sosial. Klasifikasi
ini berbeda-beda antara orang atau kelompok satu dengan lainnya, sebab mengacu

8
pada pengalaman budaya, sosial, dan politik yang berbeda pula. Pengalaman dan
politik yang berbeda dapat dilihat dalam bahasa yang dipakai yang menggambarkan
bagaimana pertarungan sosial terjadi.
Di sini, peristiwa yang sama dibahasakan dengan bahasa yang berbeda.
Kata-kata yang berbeda itu semata-mata tidak saja masalah sintaksis tapi praktik
ideologi tertentu. Pembaca juga akan menerima dengan pandangan yang berbeda
pula terhadap penggunaan bahasa yang berbeda- beda.
1. Kosakata: membuat klasifikasi

Bahasa pada dasarnya selalu menyediakan klasifikasi. Realitas tertentu


dikategorikan sebagai ini, dan akhirnya dibedakan dengan realitas yang lain.
Klasifikasi terjadi karena realitas begitu kompleksnya, sehingga orang membuat
penyerdehanaan dan abstraksi dari 16 realitas tersebut. Realitas tersebut bukan
hanya dikenali, pada akhirnya berusaha dibedakan dengan yang lain. Klasifikasi
menyediakan arena untuk mengontrol informasi dan pengalaman. Klafikasi itu
bermakna peristiwa harusnya dilihat dalam sisi yang satu bukan yang lain.
2. Kosakata: membatasi pandangan

Menurut Roger Fowler (dalam Eriyanto 2012:137), bahasa pada dasarnya


bersifat membatasi_kita diajak berfikir untuk memahami seperti itu, bukan yang
lain. Klasifikasi menyediakan arena untuk mengontrol informasi dan pengalaman.
Kosakata berpengaruh terhadap bagaiman kita memahami dan memaknai suatu
peristiwa. Hal ini khalayak tidak mengalami atau mengikuti suatu peristiwa secara
langsung. Oleh karena itu, ketika membaca suatu kosakata tertentu, akan
dihubungkan dengan realitas tertentu.
3. Kosakata: pertarungan wacana

Kosakata haruslah dipahami dalam konteks pertarungan wacana. Dalam


suatu pemberitaan, setiap pihak mempunyai versi atau pendapat sendiri-sendiri atas
suatu masalah. Mereka mempunyai kebenaran, dasar pembenar dan penjelas
mengenai suatu masalah. Mereka bukan hanya mempunyai versi yang berbeda,
tetapi juga berusaha agar versinya yang dianggap paling benar dan lebih
menentukan dalam mempengaruhi opini publik. Dalam upaya menenangkan

9
penerimaan publik tersebut, masing-masing pihak menggunakan kosakata sendiri
dan berusaha memaksakan agar kosakata itulah yang lebih diterima oleh publik.
4. Kosakata: marjinalisasi

Argumentasi dasar dari Roger Fowler adalah pilihan linguistik


tertentu_kata, kalimat, preposisi_membawa nilai ideologis tertentu. Kata yang
dipandang bukan sebagai suatu yang netral, tetapi membawa implikasi ideologis
tertentu. Di sini pemakaian kata, kalimat, susunan, dan bentuk kalimat tertentu,
preposisi tidak dipandang semata sebagai persoalan teknis tata bahasa atau
linguistik , tetapi ekspresi dari ideologi: upaya untuk membentuk pendapat umum,
meneguhkan, dan membenarkan pihak sendiri dan mengucilkan pihak lain.
Pemakaian bahasa dipandang tidak netral karena membawa implikasi ideologis
tertentu. Teks memproduksi “posisi pembacaan” untuk khalayak, dalam arti
menyediakan perspektif bagaiman suatu teks harus dibaca dan dipahami_meskipun
pemaknaan suatu teks melibatkan juga hubungan transaksional dengan pembaca.
Pada level pilihan kata dipertanyakan bagaiman peristiwa dan aktor yang
terlibat dalam peristiwa tersebut dibahasakan. Penamaan itu berhubungan dengan
paling tidak tiga aspek: aktor-aktor yang terlibat maupun peristiwanya. Pilihan
kosakata yang dipakai ini, tidak dipahami semata-mata sebagai sekedar aspek teknis
atau melulu berurusan dengan persoalan tata ejaan tetapi ada aspek ideologis di
dalamnya. Bagaimana dengan kata-kata tertentu aktor-aktor dibahasakan dan
bagaimana peristiwa digambarkan yang berpengaruh terhadap pemaknaan ketika
diterima oleh khalayak
Titik perhatian dari Roger Fowler dkk. adalah pada representasi, bagaimana
kelompok, seseorang, kegiatan, atau peristiwa tertentu ditampilkan dalam wacana
publik. Proses representasi ini selalu melalui medium (bahasa). Bukan bias atau
distorsi dari pemakaian bahasa yang menjadi fokus utama, tapi bagaimana
pemakaian bahasa tertentu tidak objektif dan membawa nilai ideologis tertentu.
Karena itu model Fowler dkk., dipusatkan pada salah representasi
(misrepresentation) dan diskriminasi seseorang/kelompok dalam wacana publik.

10
Di sini, bagaimana pemakaian bahasa tertentu dapat secara sengaja atau
tidak memarjinalkan dan mendiskriminasikan seseorang/kelompok dari
pembicaraan public.

C. Aspek Tata Bahasa dalam model analisis wacana Roger Fowler

........... Penggunaan tata bahasa dalam mewacanakan suatu kasus atau peristiwa,
juga berdampak pada pemaknaan yang akan diterima oleh halayak pembaca. Roger
fowler dkk., memandang bahasa sebagai suatu set katagori dan proses yang
menggambarkan antara objek dengan peristiwa. Dalam hal ini, dapat dilihat dari
penggunaan bentuk kalimat. Seperti, penggunaan kalimat transitif (kalimat
langsung), yakni melihat aktor atau bagian mana yang dianggap penyebab dan aktor
bagian mana yang dianggap sebagai akibat. Juga pada kalimat intransitif (kalimat
tidak langsung), yakni aktor dihubungkan dengan proses tanpa menyebutkan atau
menjelaskan akibat atau aktor lain yang dikenakan tindakan. Umumnya dua kalimat
di atas biasanya digunakan pada bentuk kalimat aktif dan bentuk kalimat pasif.
Penggunaan tata bahasa dalam menganalisis wacana pemberitaan dapat dilakukan
dengan dua langkah:
1. Efek bentuk kalimat pasif : menghilangkan pelaku

........... Tata bahasa bukan hanya berhubungan dengan persoalan teknis kebahasaan,
ia bukan hanya melulu persoalan cara menulis, karena bentuk kalimat menentukan
makna yang dihasilkan oleh susunan kalimat tersebut. Ada dua bentuk kalimat:
kalimat aktif dan pasif. Dalam kalimat aktif, yang ditekankan adalah subjek pelaku
dari suatu tindakan, sedangkan kalimat pasif yang ditekankan adalah sasarannya
atau korbannya. Efek dari kalimat pasif ini tidak hanya membuat halus atau netral
posisi pelaku tatapi pelaku juga dapat dihilangkan dalam struktur kalimat. Titik
tekan kalimatnya adalah sasaran atau korban.

2. Efek nominalisasi: menghilangkan pelaku

11
........... Penghilangan pelaku tindakan, selain lewat bentuk kalimat pasif, dapat juga
dilakukan lewat nominalisasi (membuat verba menjadi nomina). Nominalisasi bias
menghilangkan subjek karena dalam bentuk nominal bukan lagi kegiatan/tindakan
yang ditekankan tetapi suatu peristiwa. Dalam kalimat yang menunjukan kegiatan,
membutuhkan subjek (siapa yang melakukan kegiatan), tidak demikian halnya
dengan peristiwa. Peristiwa pada hakikatnya tidak membutuhkan subjek. Kata
seperti pembunuhan, perkosaan, perceraian_semua kata tersebut hanya menunjuk
pada adanya suatu peristiwa, yang tidak harus menunjuk pada realitas acuan yang
konkrit baik pelaku, korban, tempat, dan waktu.

D. Contoh analisis wacana kritis Roger Fowler pada berita

........... Berikut merupakan contoh Analisis Wacana Kritis menurut Teori Roger
Fowler pada sebuah Koran Online yang bernama Koran Sumatera Ekspres Edisi
rabu, 06 Mei 2020 Judul berita tersebut “Rampok Kakek siang hari”. Wacananya
sebagai berikut :
Rampok Kakek siang hari
........... PALEMBANG-Komplotan pelaku pencurian dengan kekerasan (curas)
makin berani beraksi di siang hari. Merampok seorang kakek di sebuah warung
depan Kompleks Kenten Permai, Jl MP Mangkunegara, Kecamatan Kalidoni,
Minggu (3/5), sekitar pukul 14.00 WIB.
........... Korbannya, HA Yasan (74), warga Kompleks Kenten Permai, Kelurahan
Bukit Sangkal, Kecamatan Kalidoni. “Memang la kami awasi kareno sering duduk
di warung dan pegang duit banyak,” ujar tersangka Bahtiar (43), ditemui di
Mapolsekta Kalidoni, kemarin.
........... Bahtiar tidak sendiri, bersama dua rekannya yang masih DPO, yakni
Mangku dan Eko. Bahtiar dan Mangku memegangi korban, lalu mengambil uang
dikantong celana korban. Sedangkan Eko mengawasi daei seberang jalan atas
motornya.
........... Korban mencoba melawan dan terjadi tarik menarik. Setelah Bahtiar
berhasil mengambil uang korban, lalu mendorong korban hingga terjatuh. Apesnya

12
saat berlari untuk kabur, ketahuan warga dan patrol hunting Polsekta Kalidoni. “
Dak pacak berlari lagi. Sial nian,” tukas Bahtiar, warga Jl MP Mangkunegara ini.
........... Tersangka sempat dihajar massa. Sedangkan Mangku dan Eko, berhasil
kabur. Uang Rp. 8.200 milik korban yang sudah dipegang Bahtiar, bisa
diselamatkan. “ Aku pengen belikan anak aku baju baru untuk Lebaran nanti. Duit
dak megang,” ucap residivis narkoba, yang pernah divonis 5 tahun 2 bulan pada
tahun 2011, dan 5 tahun 3 bulan pada tahun 2014.
........... Kapolsekta Kalidoni AKP Irene melalui Kanit Reskrim Ipda Denny Irawan
mengatakan, dua pelaku yang DPO, yakni Mangku dan Eko, masoh dalam
pengejaran. “Kami sudah mendeteksi keberadaan keduanya.

Hasil Analisis
1. Kosakata No

Kosakata Kutipan
a) Klasifikasi Pelaku pencurian dengan kekerasan (curas)
makin berani beraksi di siang hari
b) Membatasi Pandangan Aku pengen belikan anak aku baju baru untuk
lebaran nanti. Duit dak megang
c) Pertarungan Wacana -

d) Marginalisasi Di hajar massa

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa hasil analisis kosakata pada teks
berita Rampok Kakek Siang Hari terdapat kosakata berdasarkan teori Roger
Fowler. Hal ini dapat dilihat dari;
a) Kosakata Klasifikasi

Point satu kosakata klasifikasi yang ditandai pada kutipan yang isinya tentang
pelaku dari tindak kriminal. Kosakata klasifikasi ditunjukkan melalui kosakata
pencurian , dengan menggunakan kosakata tersebut menjelaskan kepada khalayak
bahwa pelaku telah melakukan pencurian terhadap seorang kakek sehingga pihak
kepolisian memberikan tindak pidana pencurian dengan pemberatan, karena

13
pelaku telah melakukan pencurian dengan kekerasan terhadap korban yaitu dengan
mendorong korban hingga terjatuh.
b) Kosakata Membatasi Pandangan

........... Selanjutnya, pada point dua tabel di atas menunjukkan kosakata


membatasi pandangan. Kutipan di atas menceritakan tentang alasan pencurian yang
diberikan pelaku. Melalui Kosakata “aku pengen belikan anak aku baju baru,
duit dak megang” , dapat membatasi pandangan khalayak dengan memberikan
penilaian baik terhadap pelaku karena terdapat penyederhanaan dalam pemberitaan
dengan memberikan kutipan alasan pelaku atas tindakan yang dilakukan. Bahwa
pelaku melakukan tindakan tersebut karena ingin membelikan anaknya baju baru
tetapi tidak memiliki uang.
c) Kosakata Marginalisasi

........... Sedangkan pada point keempat pada tabel di atas merupakan bagian
kosakata terakhir yaitu kosakata marginalisasi. Peneliti menemukan penggunaan
kosakata marginalisasi yang ditunjukkan dengan kosakata “dihajar massa”.
........... Pemilihan kosakata di hajar massa merupakan pemilihan kosakata yang
menggunakan kosakata aefemisme atau penghalusan makna, kata di hajar massa
merupakan penghalusan makna dari kata penghantaman atau dihantam oleh orang
yang berjumlah banyak. Pemilihan kosakata tersebut dipakai untuk menghindari
persepsi negatif dari khalayak terhadap berita yang disampaikan.

2. Tata Bahasa

........... Dalam hal tata bahasa dapat dijelaskan bahwa, teks berita yang di atas
menggunakan tata bahasa nominalisasi, yang mana dalam pemberitaan tersebut
terjadi penghilangan pelaku. Dalam bentuk nominal bukan lagi tindakan yang
ditekankan tetapi suatu peristiwa yang ditunjukkan dengan kutipan “Pelaku
pencurian dengan kekerasan (curas) makin berani beraksi di siang hari”. Dalam
penggunaaan tata bahasa nominalisasi, kehadiran pelaku tidak dibutuhkan dalam
pemberitaan. Kutipan tersebut hanya berusaha menjelaskan bahwa ada pelaku
pencurian dengan kekerasan yang beraksi di siang hari.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Analisis teks wacana oleh Roger Fowler, dkk menjadikan bahasa sebagai
titik singgung dalam konsepnya, tetapi lebih ditekankan pada analisis bahasa dalam
teks yang tidak terbatas pada studi bahasa dalam pengertian linguistik tradisional,
melainkan juga melalui konteksnya. Konteks disini berarti bahasa itu dipakai untuk
tujuan dan praktik tertentu, termasuk di dalamnya praktik kekuasaan.
Roger Fowler, dkk sebagai kelompok aliran Linguistik Eropa Kontinental
memiliki pendekatan teori yang dikenal sebagai critical lingusitics dimana istilah
wacana dioposisikan dengan “ideologi”. Dalam model analisisnya, Roger Fowler,
dkk meletakkan tata bahasa dan praktik pemakaiannya tersebut untuk mengetahui
praktik ideologi dengan menitikberatkan pada penganalisisan teks berita pada level
kata dan susunan kata-kata atau kalimat. Sehingga, penggunaan kosakata dan
kalimat dapat dijadikan alat analisis dalam menggambarkan dan merepresentasi
peristiwa atau fakta serta membongkar ideologi pemberitaan.

B. Saran
Dengan mengucap syukur alhamdulillah pada Allah Swt., kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tentunya masih jauh dari harapan. Oleh
karena itu, kami masih perlu kritik dan saran yang membangun serta bimbingan,
terutama dari dosen pengampu mata kuliah Analisis wacana kritis (AWK). Model
analisis wacana Roger Fowler merupakan salah satu model analisis wacana kritis
yang perlu dipahami dengan baik oleh seorang calon pendidik bahasa untuk
menggambarkan atau membongkar peristiwa atau fakta yang ada dalam
pemberitaan. Oleh karena itu, sebaiknya pendidik bisa memahami dengan bijak
aspek penting dalam model analisis Roger Fowler.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis, Aamiin.

15
DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan.dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka
Balai.

Badara , Aris 2012. Analisis Wacana: Teori, Metode, dan Penerapan PadaWacana.
Bandung:

Yrama Widya. Cetak Bali Post Dan Jawa Pos: “Suatu Kajian Teori Roger Fowler,
Dkk.” dalam e- Jurnal Volume Vol 2 No:1 Tahun: 2014 Singaraja.

Chaer , Abdul. 2012. Linguistik Umum. Jakarta: Cipta Rineka.

Darma, Aliah, Yoce. 2009. Analisis Wacana Kritis. Bandung: CV Yrama Widya.

Eriyanto. 2001. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta:


LKIS.

Eriyanto.2003. Analisis Wacana: Pengaruh Analisis Teks Media. Yogyakarta:

Sugiono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Ramadhanti,

Sobur, Alex. 2001. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana,
Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: Remaja Rosdakarya.

16

Anda mungkin juga menyukai