Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“Proses Morfofonemik: Proses Penambahan, Pelepasan dan


Pergeseran”

DISUSUN OLEH

KELOMPOK III :

ILHAM (210001301027)

NURAINI (210001301028)

SYAHBAN NUR (210001301029)

ASMIATI (210001301030)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami hanturkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul Proses Morfofonemik: Proses
Penambahan, Pelepasan dan Pergeseran. Penulisan makalah ini merupakan salah
satu tugas mata kuliah Morfosintaksis. Dalam penulisan dan menyusun makalah,
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada dosen mata kuliah
Morfosintaksis, Ibu Dr. Syamsudduha, M.Pd. yang telah memberikan nasihat dan
bimbingan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan tepat waktu.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.

Makassar, 7 September 2021

Kelompok III
DAFTAR ISI

Kata pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah...........................................................................1

B. RumusanMasalah....................................................................................2

C. Tujuan Penulisan......................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

A. Proses Penambahan................................................................................3

B. Proses Pelepasan....................................................................................3

C. Proses Pergeseran...................................................................................5

BAB III PENUTUP................................................................................................7


A. Kesimpulan...............................................................................................7

B. Saran........................................................................................................7

Daftar Pustaka.....................................................................................................8
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah mengenai Morfofonemik hampir dialami oleh seluruh bahasa di


dunia mengalami proses ini. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi
V morfofonemik adalah telaah tentang perubahan-perubahan fonem yang terjadi
sebagai akibat pertemuan (hubungan) morfem dengan morfem lain;
morfofonologi. Apabila terjadi pertemuan satu morfem dengan morfem lain itu
dinamakan Proses Morfofonemik. Secara sederhana Proses morfofonemik adalah
proses yang terjadi pada suatu morfem akibat pertemuan satu morfem dengan
morfem lain dengan kata lain proses morfofonemik ditujukan kepada peristiwa
fonologis yang terjadi karena pertemuan antara morfem-morfem (allomorphis)
dengan morfem-morfem dasar (stem/root).

Proses morfofonemik atau morfofonologi yaitu sebuah istilah dalam


linguistic yang pertamakali diungkapkan oleh N. Trubetzkoy dalam karangannya
yang berjudul “Sur La Morphophonologie” yang di publikasikan melalui majalah
TPCL (Traveux Un Circle Linguistique de Proque) pada tahun 1929 yang
ditujukan kepada subsistem yang terbentuk dari 2 sistem yang berbeda tetapi
memiliki keterkaitan dalam pembentukan kata. Kedua subsistem yang dimaksud
adalah morfologi dan fonologi. Jadi, morfofonemik dimaksudkan sebagai
subsistem yang memiliki keterkaitan dengan perubahan fonem akibat pertemuan
antara morfem-morfem dalam pembentukan kata, baik dalam bahasa Indonesia
maupun bahasa lain.

Para pakar linguistic Indonesia seperti Harimurti Krida Laksana, Abdul


Chaer dan Vreehar, serta penulis seperti Zaenal Arifin dan Junaiyah memaparkan
bahwa dalam bahasa Indonesia ada sepuluh jenis proses morfofonemik, seperti
Asimilasi (Assimilatin), Disimilasi (Dissimilation), Pengurangan Klaster
(Reduction of Cluster), Pelepasan Konsosan (Loss of Consonant Phonem)
Pelepasan Vokal (Loss of Vowel phoneme), Penambahan fonem (Additional of
Phoneme), Palatalisasi (palatalization), Labialisasi (Labialization), Variasi Fonem,
yang dimana Ramlan mengelompokkan Proses morfofonemik yaitu Proses
Penambahan, Proses Pelepasan dan Proses Pergeseran, yang akan kita bahasa
pada makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Proses Penambahan Fonem?
2. Bagaimana Proses Pelepasan Fonem?
3. Bagaimana Proses Perubahan Fonem?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Bagaimana Proses Penambahan Fonem?
2. Untuk mengetahui Bagaimana Proses Pelepasan Fonem?
3. Untuk mengetahui Bagaimana Proses Perubahan Fonem?
D. Metode Pengumpulan Data

Adapun metode yang kami gunakan dalam menyusun makalah ini, yaitu
menggunakan metode studi kepustakaan dan mengunduh materi dari internet
seperti Jurnal Ilmiah, Artikel, dan sumber lainnya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Proses Penambahan Fonem


Proses penambahan fonem terjadi akibat pertemuan morfem meN- dan peN-
dengan bentuk dasarnya yang terdiri dari satu suku. Fonem penambahnya adalah
/?/, sehingga meN- berubah menjadi menge- dan peN- berubah menjadi penge-.
Misalnya: meN- + bom: mengebom
meN- + las: mengelas
meN- + bur: mengebur
peN- + bom: pengebom
peN- + las: pengelas
peN- + bur: pengebur

B. Proses Pelepasan Fonem

Proses hilangnya fonem /N/ pada meN- dan peN- terjadi sebagai akibat
pertemuan morfem meN- dan peN- dengan bentuk dasar yang berawal dari bentuk
fonem /l, r, y, w dan nasal.

Misalnya: meN- + lerai: melerai


meN- + ramalkan: meramalkan
meN- + yakinkan: meyakinkan
meN- + wakili: mewakili
meN- + nyanyi: menyanyi
peN- + lerai: pelerai
peN- + ramal: peramal
peN- + warna: pewarna
peN- + nyanyi: penyanyi

Fonem /r/ pada morfem ber-, per-, dan ter- hilang sebagai akib

3
at pertemuan morfem-morfem itu berawal dengan fonem /r/ dan bentuk dasar
yang suku pertamanya berakhir dengan /r/.

Misalnya: ber- + rapat: berapat


ber- + kerja: bekerja
ber- + serta: beserta
per- + ragakan: peragakan
ter- + rasa: terasa

Fonem-fonem /p, t, s, k/ pada awal morfem hilang sebagai akibat pertemuan


morfem men- dan pen- dengan bentuk dasar yang berawal dengan fonem-fonem
itu.

Misalnya: meN- + paksa: memaksa


meN- + tulis: menulis
meN- + sapu: menyapu
meN- + karang: mengarang
peN- + paksa: pemaksa
peN- + tulis: penulis
peN- + sapu: penyapu

Pada kata memperagakan dan mentertawakan fonem /p/ dan /t/ yang
merupakan fonem awal bentuk dasar kata itu tidak hilang karena fonem-fonem itu
merupakan fonem awal afiks, yaitu per- dan ter-. Demikian juga pada kata-kata
menterjemahkan, mensupplay, mengkoordinir, penterjemah, pensurvey, fonem-
fonem / t, s, k/ yang merupakan fonem awal bentuk dasar kata itu berasal dari
bahasa asing yang masih mempertahankan keasingannya.

4
C. Proses Perubahan Fonem

Proses perubahan fonem, misalnya terjadi sebagai akibat pertemuan


morfem meN- dan peN- dengan bentuk dasarnya.fonem /m/ pada kedua morfem
tersebut berubah menjadi /m, n, ny, ng/ sehingga morfem meN- berubah menjadi
mem-, men-, meny-, dan meng- sementara morfem peN- berubah menjadi pem-,
pen-, peny-, peng-. Perubahan-perubahan tersebut tergantumg pada kondisi bentuk
dasar yang mengikutinya. Kaidah-kaidah perubahannya dapat berikhtisar sebagai
berikut:

1. Fonem /N/ pada morfem meN- dan peN- berubah menjadi /m/ apabila
bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /p, b, f/.

Misalnya: meN- + paksa: memaksa


peN- + periksa: memeriksa
meN- + batik: membatik
peN- + buru: pemburu
meN- + fitnah: memfitnah
peN- + fitnah: pemfitnah

2. Fonem /N/ pada meN- dan peN- berubah menjadi fonem /n/ apabila
bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /t, d, s/. fonem
/s/ di sini hanya khusus bagi beberapa bentuk dasar yang berasal dari
bahasa asing yang masih mempertahankan keasingannya.
Misalnya: meN- + tulis: menulis
meN- + duga: menduga
maN- + sukseskan: mensukseskan
peN- + tulis: penulis
peN- + datang: pendatang
peN- + support: pensupport
6

3. Fonem /N/ pada morfem meN- dan peN- berubah menjadi // apabila
bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /s/ dalam
penulisannya tidak dihadirkan, tetapi hanya hadir apabila diucapkan.

Misalnya: meN- + sapu: menyapu


peN- + cukur: pencukur

4. Fonem /N/ pada meN- dan peN- berubah menjadi /y/ apabila bentuk
dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /k, g, x, h, dan vocal/.

Misalnya: meN- + kacau: mengacau


meN- + gertak: menggertak
meN- + hisap: menhisap
peN- + urus: pengurus
Pada kata mengebom, mengecat, mengelas, juga terdapat proses
moefofonemik yang berupa perubahan, yaitu fonem /N/ menjadi /Y/.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah mendapat gambaran tentang semua unsur dalam proses-proses


morfofonemik dalam pembentukan kata memperkaya wawasan kita tentang
sistematik yang melatarinya. Patut kita lihat lebih lanjut bagaimana semua itu
menggambarkan sifat dan potensi bahasa Indonesia dan seberapa jauh system
itu dapat berkembang, sehingga tumbuhnya bentyk-bentuk baru dalam
bahasa.

Adapun proses morfofonemik ada 10 yakni Proses pemunculan fonem,


proses pengekalan fonem, proses pemunculan dan pengekalan fonem, proses
pergeseran posisi fonem, proses pergeseran dan perubahan posisisi fonem,
proses pelesapan fonem, proses peluluhan fonem, proses pemunculan fonem
secara historis, proses pemunculan fonem berdasarkan pola bahasa asing,
proses variasi fonem bahasa sumber yang dimana ketika diklasifikasi
berdasarkan bentuk akan muncul 3 proses yaitu proses penambahan, proses
pelepasan dan proses perubahan.

B. Saran

Adapun saran yang ingin penyusun sampaikan adalah agar kita dapat
mengetahui lebih jauh mengenai proses morfofonemik, Penyusun berharap
agar makalah ini dapat dijadikan bahan bacaan atau referensi. Penting bagi
kita kita untuk mengetahui proses morfofonemik agar kita mampu berbicara
ataupun menulis dengan baik dan benar.

7
DAFTAR PUSTAKA

Kamsinah, Proses Morfofonemik Bahasa Indonesia (Makassar : Hasanuddin


University Repository) h.2
Kridalaksana, Harimurti. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. 1992.
Jakarta : Gramedia
Muslich, Masnur. Tata Bentuk Bahasa Indonesia. 2010. Jakarta Timur : PT Bumi
AksaraKBBI Edisi V
Nurjamal, Daeeng, DKK. Terampil Berbahasa. 2014. Bandung : Alfabeta
Suandi, I Nengsih, Keterampilan Berbahasa Indonesia. 2018. Depok : Kharisma
Putra Utama Opsset
Suhardi, Pengantar Linguistik Umum. 2014. Yogyakarta : Ar-Ruz Media
Internet : https://www.google.com/search?
q=apa+itu+morfofonemik&oqaqs+chrome
https://www.linguistikid.com/2016/11/proses-morfofonemik-dalam-bahasa.html

Anda mungkin juga menyukai