Anda di halaman 1dari 40

MORFOLOGI

KATA
Disusun oleh:
Oktavia Safitri (16108241090)
Firman Yudi Saputra (1610824109.)
Nur Fadillah (16108241093)
Pengertian Morfologi
Morfologi ialah bagian dari ilmu bahasa yang
membicarakan seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh
perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan
arti kata; atau; morfologi mempelajari seluk-beluk
bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk
kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik
(Ramlan, 1983).
Lanjutan
Mengenai morfem dan kata, seorang ahli bahasa
Indonesia mengatakan bahwa morfem ialah
satuan gramatik yang paling kecil; dan kata ialah
satuan bebas yang paling kecil, atau dengan kata
lain, setiap satuan bebas merupakan kata. Kata
merupakan dua macam satuan, ialah satuan
fonologik dan satuan gramatik. Sebagai satuan
gramatik, kata terdiri dari satu atau beberapa
morfem (Ramlan, 1983).
Lanjutan
Morf adalah ujaran aktual dari bentuk (morf-)
dan alomorf adalah varian dari bentuk (morf-).
Morfologi dapat dibagi menjadi dua tipe analisis,
yaitu :
Morfologi sinkronik menelaah morfem-morfem
dalam satu cakupan waktu tertentu, baik waktu
lalu ataupun waktu kini.

Sedangkan morfologi diakronik menelaah sejarah


atau asal-usul kata, dan mempermasalahkan
mengapa misalnya pemakaian kata kini berbeda
dengan pemakaian kata pada masa lalu.
Deretan Morfologi
Adalah suatu deretan yang memuat atau berisi kata-kata
yang berhubungan baik dalam bentuk maupun dalam
maknanya.
Kata datang memiliki deretan morfologik sebagai berikut:
berdatangan
kedatangan
pendatang
mendatangkan
didatangkan
mendatangi
didatangi
datangkan
Proses Morfologi
Adalah proses pembentukan suatu kata dari
bentuk yang sudah ada menjadi bentuk yang
lain.
Misalnya kata cari menjadi kata mencari,
mencarikan, pencari, pencarian, dst.
Macam-Macam Proses Morfologi

1. Proses Afiksasi 2. Proses Reduplikasi


Adalah proses Adalah proses
pembentukan kata yang pembentukan kata yang
terjadi setelah dibubuhi terjadi setelah kata-kata
oleh afiks baik di awal, tersebut diulang.
tengah dan akhir.
contoh :
contoh : Jauh diulang jauh-jauh
me + jadi menjadi Gerak diulang gerak-gerik
me + datang mendatang Sayur diulang sayur-mayur
4. Morfem Unik
Lanjutan Adalah kata yang tidak dapat
3. Proses Kompositum berubah dari bentuk asalnya dan
Adalah proses tidak mempunyai arti selama tidak
bergabung dengan kata lain serta
pembentukan kata yang
berfungsi untuk menyatakan
terjadi setelah kata-kata tempat.
tersebut digabungkan
dengan kata-kata lain, Contoh :
sehingga dapat di di sana, di sini, di kala waktu,
menimbulkan arti baru. dst.
ke ke sana, ke sini, ke jakarta, dst.
contoh :
dari dari sana, dari sini, dari
kereta + api digabungkan surabaya, dst.
menjadi kereta api dalam dalam almari, dalam tas,
kaca + mata digabungkan dst.
menjadi kaca mata
Pengertian Kata
Adalah satuan yang terkecil dari kalimat yang dapat
berdiri sendiri dan mempunyai arti.
Misalnya : tari, batu, meja, makanan, kebijaksanaan,
ketidakadilan dan seterusnya.
Kata tari, batu, meja merupakan satuan terkecil yang
hanya terdiri satu morfem tunggal saja.
Berbeda dengan kata makanan, kebijaksanaan dan
ketidakadilan terdiri dari kata yang komplek karena
mempunyai beberapa morfem yaitu makan dan an,
ke-, bijaksana, -an, ke-, tidak, adil, -an.
Proses Morfofonemik
Morfofonemik atau biasa disebut morfofonologi adalah
mempelajari perubahan-perubahan fonem yang timbul
sebagai akibat pertemuan morfem dengan morfem lain.
(Ramlan: 1983 : 73)
Berbicara mengenai proses morfofonemik dalam
bahasa Indonesia, maka ada 3 hal penting, yaitu:
a) Proses perubahan fonem
b) Proses penambahan fonem
c) Proses penanggalan fonem
a. Proses perubahan fonem
1) Perubahan fonem /N/

(i) Fonem /N/ pada morfem meN- dan morfem peN-


berubah menjadi fonem /m/ kalau dasar kata yang
mengikutinya berawal dengan /b, f, p/, misalnya:
meN- + pakai memakai
peN- + pasang pemasang
meN- + fasih memfasihkan
peN- + fitnah pemfitnah
meN- + bawa membawa
peN- + bajak pembajak
(ii) Fonem /N/ pada {meN-} dan {peN-} erubah menjadi
fonem /n/ kalau dasar kata yang mengikutinya berawal
dengan fonem /d, s, t/. Perlu kita catat di sini bahwa
fonem /s/ hanya khusus bagi sejumlah dasar kata yang
berasal dari bahasa asing.
Misalnya:
meN- + daki mendaki
peN- + dakwa pendakwa
meN- + survei mensurvei
peN- + suplai pensuplai
meN- + tahan menahan
peN- + tawan penawan
(iii) Fonem /N/ pada {meN-} dan {peN-} berubah
menjadi // apabila dasar kata yang mengikutinya
berawal dengan /c, j, s, sy/.
Misalnya:
meN- + cabut mencabut
peN- + cari pencari
meN- + jahit menjahit
peN- + jaga penjaga
meN- + sayat menyayat
peN- + sandang penyandang
meN- + syaratkan mensyaratkan
(iv) Fonem /N/ pada {meN-} dan {peN-} berubah menjadi //
apabila dasar kata yang mengikutinya berfonem awal /g, h, k, kh/,
dan vokal.
Misalnya:
meN- + ganti mengganti
peN- + gerek penggerek
meN- + harap mengharap
peN- + halang penghalang
meN- + kait mengait
peN- + karang pengarang
meN- + khatamkan mengkhatamkan
peN- + khianat pengkhianat
meN- + angkat mengangkat
pen- + adu pengadu
2) Perubahan fonem /r/
Fonem /r/ pada morfem {ber} dan morfem {per} berubah
menjadi fonem /I/ sebagai akibat pertemuan morfem
tersebut dengan dasar kata yang berupa morfem {ajar}.
Contoh:
ber- + ajar belajar
per- + ajar pelajar
b. Proses penambahan fonem
Proses penambahan fonem biasanya terjadi pada dasar
kata yang bersuku tunggal. Hal ini pun sangat terbatas
dan terjadi sebagai akibat pertemuan dasar kata yang
bersuku tunggal itu dengan morfem {meN-} dan morfem
{peN-}. Fonem tambahannya itu ialah //, sehingga
berubah menjadi {mee-} dan {pee-}
Misalnya :
meN- + bom mengebom
peN- + bor pengebor
c. Proses penanggalan fonem
1) Proses penanggalan fonem /N/
Proses penanggalan fonem /N/ akan terjadi apabila morfem-
morfem {meN-, peN-} bertemu atau bergabung dengan dasar kata
yang berfonem awal /l/, /r/, /y/, /w/, dan /N/.
Contoh:
meN- + lawan melawan
peN- + lawak pelawak
meN- + rokok merokok
peN- + rasa perasa
meN- + yakinkan meyakinkan
meN- + wakilkan mewaakilkan
peN- + wangi pewangi
meN- + naiki menaiki
peN- + nasihat penaihat
2) Proses penanggalan fonem /r/
Proses penanggalan fonem /r/ pada morfem-morfem
{ber-, per-, ter-} merupakan akibat dari penggabungan
morfem-morfem tersebut dengan dasar kata yang
bermula dengan fonem /r/ dan juga dasar kata yang suku
pertamanya berakhir /r/.
Misalnya:
ber- + racun beracun
ber- + kerja bekerja
ber- + serbuk beserbuk
ber- + terbang beterbang
per- + racun peracun
ter- + ringkus teringkus
3) Proses penanggalan fonem /k, p, t, s/
Sebagai akibat pertemuan antara morfem {meN-} dan
morfem {peN-} dengan dasar kata yang berawal dengan
fonem-fonem /k, p, t, s/ maka fonem-fonem tersebut
ditanggalkan.
Misalnya :
meN- + kacau mengacau
peN- + kagum pengagum
meN- + putar memutar
peN- + pahat pemahat
meN- + sekap menyekap
peN- + sapu penyapu
meN- + tantang menantang
peN- + tagih penagih
Kaidah Morfofonemik dalam Bahasa Indonesia
a. Kaidah morfofonemik {meN-}

Kaidah I : meN- mem-

Morfem {meN-} berubah menjadi {mem-} apabila diikuti


dasar kata yang berfonem awal /b, f, p/. Perlu dicatat bahwa
fonem /p/ luluh, terkecuali pada beberapa dasar kata yang
berasal dari bahasa asing (yang masih mempertahankan
keasingannya) dan juga pada dasar kata yang berprefiks per-.
Contoh:
meN- + bahagiakan membahagiakan
meN- + fitnah memfitnah
meN- + pilih memilih
meN- + proklamasikan memproklamasikan
Lanjutan
Kaidah II : meN- men-
Apabila morfem {meN-} diikuti oleh dasar kata yang berawal
dengan fonem /d, s, t/ maka morfem tersebut berubah
menjadi {men-}, dalam hal ini fonem /t/ luluh, kecuali ada
beberapa dasar kata yang berasal dari bahasa asing (terlebih
yang masih mempertahankan keasingannya) dan pada dasar
kata yang berprefiks ter- juga /s/ hanya berlaku pada
beberapa dasar kata dari bahasa asing. Contoh :
meN- + dalami mendalami
meN- + tolerir mentolerir
meN- + tertawakan mentertawakan
meN- + suplai mensuplai
Lanjutan
Kaidah III : meN- meny-

Morfem {meN-} berubah menjadi {me-} apabila diikuti


oleh dasar kata yang berfonem awal /s/, kecuali yang
berdasar kata yang berasal dari bahasa asing (terlebih
yang masih mempertahankan keasingannya) dan dalam
hal ini fonem /s/.
Contoh :
meN- + semarakkan menyemarakkan
meN- + sewa menyewa
Lanjutan
Kaidah IV : meN- meng-

Morfem {meN-} berubah menjadi {me-} apabila diikuti


oleh dasar kata yang berfonem awal /g, h, k, kh, vokal/.
Dalam hal ini fonem /k/ luluh, kecuali pada beberapa dasar
kata yang berasal dari kata asing yang masih
mempertahankan keasingannya. Contoh :
meN- + guntur mengguntur
meN- + hampiri menghampiri
meN- + kirim mengirim
meN- + konsentrasikan mengkonsentrasikan
meN- + khususkan menkhususkan
meN- + atasi mengatasi
meN- + urus mengurus
Lanjutan
Kaidah V : meN- me-
Morfem {meN-} berubah menjadi {me-} apabila diikuti
oleh dasar kata yang berfonem awal /l, r, w, y, N/. Contoh
:
meN- + layari melayari
meN- + rapatkan merapatkan
meN- + walikan mewalikan
meN- + yakini meyakini
meN- + marahi memarahi
meN- + naiki menaiki
meN- + nyatakan menyatakan
Lanjutan
Kaidah VI : meN- menge-

Morfem {meN-} berubah menjadi {mee-} apabila


diikuti oleh dasar kata yang bersuku kata tunggal.
Contoh :
meN- + bom mengebom
meN- + pak mengepak
meN- + las mengelas
meN- + bor mengebor
meN- + cat mengecat
b. Kaidah morfofonemik {peN-}

Kaidah I : peN- pem-

Morfem {peN-} berubah menjadi {pem-} apabila diikuti


oleh dasar kata yang berfonem awal /b, f, p/. Dalam hal
ini fonem /p/ luluh. Contoh :
peN- + boyong pemboyong
peN- + fitnah pemfitnah
peN- + pikul pemikul
Lanjutan
Kaidah II : peN- pen-

Morfem {peN-} berubah menjadi {pen-} apabila diikuti


oleh dasar kata yang berfonem awal /d, s, t/. Dalam
proses ini /l/ luluh kecuali pada beberapa dasar kata yang
berasal dari bahasa asing yang masih mempertahankan
keasingannya; dan fonem /s/ hanya berlaku bagi
beberapa dasar kata yang berasal dari bahasa asing yang
masih mempertahankan keasingannya. Contoh :
peN- + datang pendatang
peN- + support pensupport
peN- + tari penari
Lanjutan
Kaidah III : peN- peny-

Morfem {peN-} berubah menjadi {pe-} apabila diikuti


oleh dasar kata yang berfonem awal /s/. Dalam hal ini
fonem /s/.
Contoh :
peN- + sadap penyadap
peN- + sita penyita
peN- + suluh penyuluh
peN- + sewa penyewa
peN- + sobek penyobek
Lanjutan
Kaidah IV : peN- peng-

Morfem {peN-} berubah menjadi {pe-} apabila diikuti


oleh dasar kata yang berfonem awal /g, h, kh, vokal/.
Dalam hal ini fonem /k/ luluh.
Contoh :
peN- + ganti pengganti
peN- + halau penghalau
peN- + kali pengali
peN- + khianat pengkhianat
peN- + atur pengatur
Lanjutan
Kaidah V : peN- pe-

Morfem {peN-} berubah menjadi {pee-} apabila diikuti


oleh dasar kata yang terdiri dari satu suku.
Contoh :
peN- + bom pengebom
peN- + bor pengebor
peN- + cat pengecat
peN- + las pengelas
peN- + pak pengepak
Lanjutan
Kaidah VI : peN- penge-

Morfem {peN-} berubah menjadi {pe-} apabila diikuti


oleh dasar kata yang berfonem awal /l, r, w, y, N/.
Contoh :
peN- + latih pelatih
peN- + rantau perantau
peN- + waris pewaris
peN- + yakin peyakin
peN- + makan pemakan
peN- + nalar penalar
peN- + ngiang pengiang
b. Kaidah morfofonemik {ber-}
Kaidah I : ber- be-

Morfem {ber-} berubah menjadi {be-} apabila diikuti


oleh dasar kata yang berfonem awal /r/, dan beberapa
dasar kata yang suku pertamanya berakhir dengan /r/.
Contoh :
ber- + rakit berakit
ber- + kerja bekerja
ber- + serta beserta
ber- + ternak beternak
Lanjutan
Kaidah II : ber- bel-

Morfem {ber-} berubah menjadi {be-} apabila diikuti


oleh dasar kata ajar.
Contoh :
ber- + ajar belajar
Lanjutan
Kaidah III : ber- ber-

Morfem {ber-} berubah menjadi {ber-} apabila diikuti


dasar kata selain pada kaidah I dan kaidah II di atas,
yaitu yang tidak berfonem awal /r/, dasar kata yang suku
pertamanya tidak berakhir dengan /r/, dan bukan ajar
dasar katanya..
Contoh :
ber- + arak berarak
ber- + ekor berekor
ber- + sambung bersambung
c. Kaidah morfofonemik {per-}
Kaidah I : per- pe-

Morfem {per-} berubah menjadi {pe-} apabila diikuti


oleh dasar kata yang berfonem awal /r/.
Contoh :
per- + racun peracun
per- + runcing peruncing
per- + rendam perendam
per- + ringan peringan
Lanjutan
Kaidah II : per- pel-

Morfem {per-} berubah menjadi {pel-} apabila diikuti


oleh dasar kata ajar.
Contoh :
per- + racun peracun
per- + runcing peruncing
per- + rendam perendam
per- + ringan peringan
Lanjutan
Kaidah III : per- per-

Morfem {per-} tetep saja merupakan {per-} apabila


diikuti oleh dasar kata yang tidak berfonem awal /r/, dan
dasar kata yang bukan ajar.
Contoh :
per- + baharui perbaharui
per- + kaya perkaya
per- + jarang perjarang
per- + halus perhalus
c. Kaidah morfofonemik {ter-}
Kaidah I : ter- te-

Morfem {ter-} berubah menjadi {te-} apabila diikuti oleh


dasar kata yang berfonem awal /r/, dan dasar kata yang
suku pertamanya berakhir dengan /r/.
Contoh :
ter- + rasa terasa
ter- + rekam terekam
ter- + perdaya teperdaya
Lanjutan
Kaidah III : ter- ter-

Morfem {ter-} tetap saja merupakan {ter-} apabila diikuti oleh


dasar kata yang tidak berfonem awal /r/, dan dasar kata yang suku
pertamanya tidak berakhir dengan /r/.
Contoh :
ter- + angkat terangkat
ter- + makan termakan
ter- + gambar tergambar

Anda mungkin juga menyukai