Anda di halaman 1dari 3

Nama : M.

Andra Renaldi

NIM : 2114016081

Prodi : Sastra Indonesia (D)

Mata Kuliah : Pengantar Filsafat dan Dialektik Pemikiran

Sejarah Lahirnya Strukturalisme

Dosen Pengampu Dahri D., M. Hum.Hum

Strukturalisme adalah suatu paham menjelaskan stuktur memiliki prioritas atas bagian-bagian
yang menyusun struktur tersebut. Jadi pandangan ini melihat bahwa setiap ada fenomena pasti
memiliki struktur-struktur mendasari fenomena tersebut. Setiap penelitian, riset, bahkan
investigasi statistik berupaya untuk menemukan stuktur tersebut pada tiap fenomena terjadi.

Menurut Francois Dosse dalam History of structuralism, pandangan ini lahir dari hasil ketidak
puasan pada pandangan eksistensialisme Jean Paul Sarte terutama setelah munculnya Claude
Levi Strauss salah satu antropolog. Claude Levi Strauss memiliki pandangan luas
mengembangkan sedemikian rupa ajaran pemikiran strukturalisme.

Orang-orang yang paling berpengaruh dalam perkembangan strukturalisme adalah: Roman


Jacobson, Levi Strauss, Roland Barthes dan Michel Foucault (dua yang terakhir juga post-
strukturalis). Tetapi diantara tiga orang ini, Claude Levi Strauss mengembangkan bermacam-
macam ide struktural sangat luas.

Cakupan sangat luas bisa menghasilkan strukturalisme variasi yang sangat besar bagi berbagai
produk budaya (Inggrid Steven, 1996: 4).Dalam perkembangannya, Levi Strauss berpijak pada
linguistik struktural, yang mengeksplorasi hubungan dengan populasi sosial budaya dalam
penyiapan ruang hidup. Kajian yang dicoba di Daerah Brasil Timur serta Tengah menampilkan
kalau warga mempunyai struktur (sosial) lingkungan yang didasarkan atas wujud dualisme, serta
menunjuk- kan tata kedekatan yang sangat simpel (Levi Strauss, 1963: 121). Pola- pola dualisme
ini mempunyai kaitan yang erat dengan sistem kekerabatan yang dibangun bersumber pada
ketentuan pernikahan, strata masyarakatnya ( baik yang bertabiat patrilineal ataupun patrilokal)
ialah tingkatan atas, menengah, serta dasar. Berkaitan dengan struktur ruang permukiman, Levi
Strauss (1963: 139-143) menampilkan kalau pemukimandi pedesaan memiliki ketentuan tertentu
yang sangat berkait dengan kebudayaan spesialnya struktur masyarakat- struktur keluarga serta
pula sebab perbandingan gender. Pembuatan ruang ini ditunjang oleh struktur sosial yang
lingkungan, yang ditunjukkan oleh sebagian kontras, ialah: terdapatnya wujud dualisme ataupun
dual forms, hirarki, perbandingan gender, maupun pembagian fungsi ruang bersumber pada tipe
penggunaannya.

Secara sejarah menurut para pemikir, strukturalisme lahir bukan dari ajaran filsafat tetapi dari
salah satu pandang ilmu linguistik (Fredinand de Saussure) walaupun sebetulnya dia tidak
menyatakan secara langsung kata strukturalisme . Strukturalisme pertama kali dinyatakan oleh
Romantis Jakobson (Rusia) pada tahun 1926.

Sejarah aliran strukturalisme diawali oleh Edward Branford Titchener (1867-1927). Dia
pengikut setia dari Wilhem Wunt dan pendekatan baru yang dibawa adalah strukturalisme.
Pendekatan ini dibawa Titchener dari Jerman ke Amerika Serikat dan mampu mencapai
kemasyhuran di Amerika Serikat dan bertahan sampai dua dekade sebelum akhirnya digulingkan
oleh gerakan-gerakan baru.

Strukturalisme dengan mudah diterima di Amerika Serikat dan Jerman karena sedikit
psikologi yang dikenal pada saat itu. Masyarakat juga dapat dengan mudah menerima adanya
aliran strukturalisme, karena pada waktu itu belum ada mazhab psikologi eksperimental dan
lainnya.

Bagi Titchener, strukturalisme membicarakan tentang pemahaman. Pemahaman ini ialah suatu
yang abstrak, sehingga tata cara yang digunakan buat mengukur pemahaman tersebut yakni
introspeksi dari pengalaman. Titchener membedakan pemahaman dengan mind. Mind itu sendiri
ialah akumulasi pengalaman sadar semenjak lahir sampai dikala ini. Dalam strukturalismenya,
Titchener memperkenalkan konsep fisiologi-psikologi. Faktor fisiologi dimasukkannya sebab
latar belakangnya yang ialah lulusan kedokteran.

Strukturalisme dikembangkan oleh J. Lacan. Menurutnya, bahasa terdiri dari termintermins


yang dipadukan dengan kaidah tata bahasa dan sintaksis. Kita menjadi individu hanya ketika
kita terlibat dalam permainan bahasa (Asmoro Acmadi, 2000: 125-27).
Strukturalisme ingin mempertahankan bahwa struktur kesadaran yang tidak dapat diubah
mendasari pengalaman kita yang sadar, bebas, dan bertujuan. Dekonstruksi Derrida, dengan
sengaja menyerang hipotesis kehadiran substansial dalam tindakan yang disengaja, dan dengan
menekankan transfer makna, menyebabkan runtuhnya fenomenologi sebagai Metode.

Referensi

https://youtu.be/pMeKs0V2fqk

https://youtu.be/4oLcUQMwRz

https://amry90.blogspot.com/2013/06/filsafat-strukturalisme.html

Prof. Dr. H. Duski Ibrahim, M. Ag., 2017 , Filsafat Ilmu, Dari Penumpang Asing Untuk Para
Tamu, Palembang, Noerfikri Offset

Mhd Halkis, 2020, Filsafat Ilmu Pertahanan: Suatu Pengantar, Bogor, UNHAN Press

Niken Phie, 2020, Filsafat Strukturalisme, Scribd

Anda mungkin juga menyukai