MAKALAH
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Budaya Lokal
Oleh
Dosen Pengampu
Prof. Dr. H. Nur Syam, M.Si
NIP. 195808071986031002
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah berjudul Mazhab Antropologi
Strukturalisme penulis susun sebagai salah satu tugas dari dosen pengampu pada
bidang mata kuliah Budaya Lokal.
Dalam penyusunan makalah ini penulis telah mendapatkan bantuan dari dosen
pengampu dan asisten dosen. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Prof. Dr. H. Nur Syam, M.Si selaku dosen mata kuliah budaya lokal
dan Kak Mevy Eka Nurhalizah, S. Sos, M. Sos selaku asisten dosen mata kuliah
budaya lokal yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Tiada gading yang retak, demikian pula pada makalah ini. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun penulis harapkan dari
pembaca makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk
masa yang akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................2
C. Tujuan Pembahasan..........................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN
A. Sejarah Antropologi Strukturalisme.................................................................3
B. Definisi Antropologi Strukturalisme................................................................4
C. Tokoh Antropologi Strukturalisme...................................................................5
D. Konsep Antropologi Strukturalisme.................................................................7
DAFTAR ISI.............................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aliran Strukturalisme merupakan suatu pendekatan ilmu manusia yang
mencoba untuk menganalisis bidang tertentu (misalnya, mitologi) sebagai sistem
kompleks yang saling berhubungan. Ferdinand de Saussure (1857-1913)
dianggap sebagai salah satu tokoh penggagas aliran ini, meskipun masih banyak
intelektual Perancis lainnya yang dianggap memberi pengaruh lebih luas. Aliran
ini kemudian diterapkan pula pada bidang lain, seperti sosiologi, antropologi,
psikologi, psikoanalisis, teori sastra dan arsitektur. Strukturalisme tidak hanya
sebagai sebuah metode, tetapi juga sebuah gerakan intelektual yang datang untuk
mengambil eksistensialisme di Prancis tahun 1960-an.
Strukturalisme adalah paham atau pandangan yang menyatakan bahwa
semua masyarakat dan budaya memiliki struktur yang sama dan tetap.
Strukturalisme juga merupakan pembeda yang tajam antara masyarakat dan
humaniora dari tahun 1950 hingga 1970, terutama di Prancis. Strukturalisme
berasal dari bahasa Inggris, structuralism; Latin struere (membangun), structural
berarti bentuk bangunan. Strukturalisme berkembang pada abad ke-20, muncul
sebagai reaksi terhadap evolusionisme positivis dengan menggunakan metode
penelitian struktural yang dihasilkan oleh matematika, fisika, dan ilmu-ilmu
lainnya. Menurut Levi Strauss, manusia memiliki ketaatan pada aturan yang
tidak mereka sadari tetapi mereka patuhi. Untuk mengungkap ini dinilai dari
betapa pentingnya menekankan kajian bahasa sebagai alat penelitian
antropologis. Bahasa adalah alat komunikasi, komunikasi bertujuan untuk saling
mengenal dan bertukar informasi, ide, dan keinginan, strukturalisme Levi Strauss
memiliki tujuan untuk "menyeragamkan" polanya budaya manusia melalui
metode sinkronis.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah makalah ini di latar belakangi oleh hal di atas, maka hasil
rumusan masalah makalah ini adalah
1. Bagaimana sejarah antropologi strukturalisme?
2. Bagaimana definisi antropologi strukturalisme?
3. Siapa tokoh antropologi strukturalisme?
4. Konsep apa yang dikaji dalam antropologi strukturalisme?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mendeskripsikan sejarah antropologi strukturalisme
2. Untuk mendeskripsikan definisi antropologi strukturalisme
3. Untuk mendeskripsikan tokoh antropologi strukturalisme
4. Untuk mendeskripsikan konsep yang dikaji dalam antropologi strukturalisme
BAB II
PEMBAHASAN
1
CLAUDE LÉVI-STRAUSS. STRUKTURALISME ANTROPOLOGI. PEMAHAMAN PERKEMBANGAN TEORI
SASTRA, 2020, 139.
memunculkan gerakan strukturalis di Prancis. Hal ini juga mendorong para
pemikir seperti Louis Althusser, psikoanalis Jacques Lacan, dan Nicos Poulantzas
untuk mengembangkannya sebagai Marxisme struktural. kebanyakan anggota
aliran strukturalisme ini tidak menggambarkan diri mereka sebagai bagian dari
gerakan-gerakan ini. Strukturalisme erat kaitannya dengan semiotika. Tidak lama
kemudian, muncul aliran baru post-strukturalisme dan mencoba membedakan
dirinya dari aliran struktural. Dengan mengangkat hal-hal yang kontradiktif
(dekonstruksi), para pengikut aliran ini mencoba menggunakan diri dari pemikiran
strukturalis. Beberapa intelektual seperti Julia Kristeva, mengambil
konstruksionisme (dan formalisme Rusia) sebagai titik awal karya mereka yang
kemudian ditampilkan sebagai salah satu tokoh pasca-struktural. Strukturalisme
memiliki berbagai tingkat pengaruh dalam ilmu-ilmu sosial, dan pengaruh yang
sangat kuat dapat dilihat di bidang sosiologi.
B. Definisi Antropologi Strukturalisme
Strukturalisme adalah cara pengetahuan tentang alam dan kehidupan
manusia yang tertarik pada hubungan daripada satu objek atau, sebagai suatu
alternatif, dimana objek didefinisikan oleh himpunan hubungan di mana mereka
menjadi bagiannya, dan bukan oleh kualitas diambil dalam yang dimiliki oleh
mereka. Claude Lévi-Strauss adalah juru bicara strukturalisme dalam Antropologi,
yaitu karya abad kedua puluh. Tiga makna strukturalisme akan dibedakan, yang
berbeda dengan rentang waktu yang berbeda: strukturalisme sebagai gerakan
intelektual Prancis tahun 1960-an, strukturalisme sebagai gerakan yang lebih luas
sikap epistemologis, dan strukturalisme Lévi-Straus2.
Strukturalisme Levi-Strauss adalah sintesis teoretis yang canggih dari
semiologi Saussurean, sosiologi Durkheim positivistik, psikoanalisis Freudian, dan
Marxisme menjadi antropologi baru yang diklaim tokohnya sebagai antropologi
yang lebih ilmiah. Namun, pertanyaan ilmiah di sini perlu dibedakan secara
2
James Wright. "International encyclopedia of the social and behavioral sciences." .
Departemen Antropologi, Universitas Negeri Campinas, São Paulo, Brasil: 2015.
metodologis antara ilmu manusia dan ilmu alam, pemahaman ilmu pengetahuan
dan sejarah manusia yang berkembang setelah Max Weber dan Wilhelm Dilthey
sejak abad ke-19. Sains dalam lingkup ilmu manusia bercirikan Verstehen
metodologis (memahami makna kemanusiaan dengan metode hermeneutis atau
interpretatif), sedangkan dalam konteks ilmu alam bercirikan Erklaeren
(penjelasan fenomena alam dengan metode hipotetiko-deduktif yang bersifat
kemudian melewati eksperimen). Mengapa sains manusia tidak eksperimental?
Karena sampai saat ini, sebut saja itu satu-satunya, yaitu moralitas, tidak dapat
dicirikan secara eksperimental. Namun, itu tidak boleh dianggap sebagai
hambatan, karena kita yang atas nama semangat ilmiah ingin melakukan
eksperimen neurobiologis pada manusia paling bermoral untuk memverifikasi
organ moralitas di otak tanpa pelakunya tidak bermoral? Mengapa para ilmuwan
lebih suka bermoral (tidak membunuh manusia demi eksperimen) ketika moralitas
tidak ilmiah? Metode memang tidak mungkin masuk ke dalam wilayah
eksperimen dalam filsafat yang disebut transendental atau non-empiris, yaitu
kondisi yang memungkinkan manusia itu sendiri menjadi manusia, salah satunya
moralitas. Wilayah ilmu manusia yang dilakukan secara lebih hermeneutis-
reflektif, karena ia ingin menemukan jawaban tentang apa artinya menjadi
manusia (kreatif, moral, sosial, dll), dan bukan untuk membuktikan secara
eksperimental fakta yang disebut manusia secara hipotetis-deduktif berdasarkan
hukum alam, konstruksi teori ilmu-ilmu manusia lebih bercirikan argumentatif,
bukan verificasionis.
C. Tokoh Antropologi Strukturalisme
Tokoh- tokoh strukturalisme adalah Levi-Strauss, Jacques Lacan, Roland
Barthes, Louis Althusser, dan Michel Foucaul, dan Ferdinand de Saussure.
1. Claude Levi-Strauss (Strukturalisme bidang antropologi)
Claude Levi-Strauss adalah seorang pemikir Prancis yang erat kaitannya
dengan strukturalisme, karena melalui karya-karyanya menjadi sebuah aliran
yang mendapatkan identitasnya sendiri. Strauss sering disebut sebagai "Bapak
Strukturalisme Prancis". Strukturalisme adalah metode yang diyakini dapat
membuat data empiris tentang institusi kekerabatan dan tungau lebih mudah
diakses daripada sebelumnya. Sistem kekerabatan seperti dikendalikan oleh
unsur-unsur atau aturan-aturan yang tidak terwujud. Struktur simbolik
kekerabatan, bahasa dan pertukaran barang merupakan kunci untuk memahami
kehidupan sosial. Sistem kekerabatan merupakan fenomena budaya yang
didasarkan pada inses, dan hubungan ini merupakan fenomena alam.
2. Jacques Lacan (Strukturalisme bidang filsafat)
Lacan menerapkan metode strukturalis untuk menganalisis pemikiran
Freud. Berawal dari psikoanalisis Freud ia mengungkapkan bahwa: Manusia
tidak dikendalikan oleh alam bawah sadar, tetapi oleh alam bawah sadar.
Ketidaksadaran adalah struktur yang mendominasi manusia, mimpi, gejala,
salah langkah adalah signifikan. Teori psikoanalitik Lacan didasarkan pada
penemuan Antropologi dan Linguistik Struktural. Salah satu keyakinan utama
teori ini adalah bahwa alam bawah sadar adalah struktur tersembunyi yang
mirip dengan bahasa.
3. Roland Barthes (1915-1980 M)
Roland Barthes adalah seorang pemikir yang turut meramaikan pemikiran
sastra, ia berjiwa petualang dalam merumuskan prinsip-prinsip baru untuk
memahami sastra, dan selalu provokatif yang menurutnya sudah ketinggalan
zaman. Barthes mengerahkan semua sumber daya teori linguistik terutama
bahasa sebagai sistem perbedaan untuk dapat mengenali mode dalam studinya,
Barthes menerapkan metode strukturalis untuk menganalisis perkembangan
fashion busana wanita. Metode pakaian sebagaimana bahasa juga memiliki
struktur yang dicirikan oleh sistem hubungan dan pertentangan.
4. Louis Althusser (1918-1990 M)
Althusser berpendapat bahwa individu ada sebelum munculnya kondisi
sosial. Kemudian dengan menggambarkan masyarakat sebagai suatu kesatuan
struktur yang terdiri dari tingkat-tingkat otonom yang cara artikulasi atau
efektivitasnya ditentukan oleh ekonomi. Menurut Louis Althusser, manusia
dalam pandangan Das Kapital telah tergusur dari pusat, manusia adalah produk
sekaligus dikendalikan oleh struktur sosial ekonomi yang berasal dari luar
dirinya, manusia bukanlah subyek yang otonom.
5. Ferdinand De Saussure ( Strukturalisme bidang linguistik).
Saussure menentang para sejarawan yang berjaya dalam pendekatan
filologis. Ia mengusulkan pendekatan ilmiah, yang didekati dari suatu sistem
yang terdiri dari unsur-unsur dan peraturan dalam penciptaannya yang
bertujuan untuk membantu komunikasi dalam masyarakat. Saussure
memandang bahasa sebagai gudang tanda-tanda diskusi dan dimiliki bersama
oleh suatu komunitas. Bahasa bagi Saussure adalah modal interpretatif utama
dunia, dan membutuhkan ilmu yang disebut semiologi.
4
Sahrul Gamajaya, hal. 2, diakses dari
https://www.academia.edu/35195730/TEORI_STRUKTURALISME_LEVI_pdf
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan