Anda di halaman 1dari 1

NAMA: ZASKIA RAHMADHANI

NIM: 210511501013

KELAS: SASTRA INDONESIA A

DOSEN PENGAMPU: RIDWAN, M. A.

STRUKTURALISME LEVI STRAUSS DAN KONSEP PEMIKIRANNYA

(STRUKTURALISEME ANTROPOLOGI)

Claude Lévi-Strauss (1908-2009) merupakan seorang ahli antropologi dan etnografi terkemuka
Prancis yang dikenal sebagai bapak antropologi modern. Pandangannya yang utama adalah struktur
pemikiran manusia purba sama dengan struktur pemikiran manusia modern karena sifat dasar manusia
sebenarnya sama. Pemikirannya dituangkan dalam bukunya yang terkenal Tristes Tropiques yang
menempatkan Levi-Strauss menjadi salah satu tokoh terpenting dalam aliran strukturalis. Gagasannya
diterima di lingkungan ilmu-ilmu humaniora dan filsafat. Di bidang antropologi dua tokoh strukturalis
yang paling berpengaruh adalah Claude LéviStrauss (1908-2009) dan Roland Barthes3 (1915 –1980).

Strukturalisme bagi seorang Lévi-Strauss adalah sebuah epistemologi baru dalam ilmu-ilmu sosial-
budaya. Oleh karenany strukturalisme Lévi-Strauss tidak hanya penting dalam antropologi, tetapi juga
penting bagi ilmu-ilmu sosial budaya lain. Tidak mengherankan, setelah kemunculan strukturalisme ini
pandangan-pandangan antropologi kemudian strauss barangkali sudah dianggap kadaluwarsa, menyusul
munculnya banyak alternatif kerangka ataupun dasar-dasar pemikiran yang lebih menarik bagi
mempengaruhi cabang-cabang ilmu sosial-budaya yang lain seperti sosiologi, sastra, dan filsafat. Dalam
kajian antropologi, kerangka pemikiran strukturalisme para peneliti kebudayaan.

Strukturalisme dicermati menjadi salah satu penelitian kesastraan yg menekankan pada kajian
korelasi antar unsur pembangunan karya sastra yg bersangkutan. Strukturalisme Levi Strauss secara
implisit menganggap teks deskriptif, seperti mitos, sejajar atau seperti dengan kalimat berdasarkan 2 hal.
Pertama, teks merupakan kesatuan yang bermakna (meaningful whole), yg bisa diklaim mewujudkan atau
mengekspresikan, pemikiran pengarang, seperti kalimat yang mengejawantahkan pemikir

Strukturalisme Levi-Strauss bukan hanya sebuah cara analisis atau suatu kerangka teori baru dalam
antropologi budaya, namun dia pula sebuah filsafat perihal manusia, tentang masyarakyat serta
kebudayaan, sekaligus jua sebuah epistemologi baru dalam ilmu sosial dan humaniora, khususnya
antropologi. Sayangnya, sampai kini , pemikiran-pemikiran Levi-Strauss tidak begitu dikenal di
Indonesia, padahal pada dunia Barat strukturalisme Levi-Strauss ini malah telah mulai pudar
popularitasnya, walaupun ada keyakinan pengaruhnya masih tetap akan terus terasa dan analisis
strukturalnya masih akan poly digunakan serta diasah terus oleh para pakar antropologi asal generasi
setelah Levi-Strauss. Dewasa ini, pada jagad pemikiran antropologi sudah hadir pemikiran-pemikiran
baru lagi, yang banyak diantaranya lahir sebagai reaksi dan kritik terhadap strukturalisme, tetapi juga
sekaligus memperoleh ide darinya

Anda mungkin juga menyukai