Anda di halaman 1dari 14

TEORI STRUKTURALISME

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas


Pada mata kuliah Teori Sastra

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah swt. Tuhan Yang Maha Esa Karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah kami dengan judul TEORI SASTRA memang dalam pembuatan
makalah ini sangat banyak perjuangan- perjuangan yang didapatkan, dan kami
juga sadar banyak kekurangan di dalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan pembaca serta pengetahuan kita mengenali landasan pendidikan sastra.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan jauh dan terbelakangi dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami juga
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami
tulis , akan kami perbaiki dan kami tuangkan ide-ide baru dengan penuh kreatif di
lembaran kertas pada waktu yang akan datang , mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun . Makalah sederhana ini dapat dipahami
bagi siapapun yang membacanya.
Akhir kata tiada gading yang tak retak, begitu juga dengan makalah
ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun tetap kami nantikan
untuk kesempurnaan

Kuningan, Desember 2023

Penulis.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 4
1.1 Latar Belakang................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 5
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 6
2.1 Pengertian Srukturalisme.................................................................. 6
2.2. Tujuan Strukturalisme..................................................................... 7
2.3. Masa Strukturalisme........................................................................ 7
2.4. Ciri strukturalisme........................................................................... 7
2.5. Tokoh strukturalisme....................................................................... 7
2.6. Kelemahan Prinsip Strukturalisme.................................................. 9
2.7. Macam Teori Strukturalisme........................................................... 9
BAB III PENUTUP...................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan..................................................................................... 13
3.2 Saran............................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teori strukturalisme sastra merupakan sebuah teori pendekatan terhadap


teks-teks sastra yang menekankan keseluruhan relasi antara berbagai unsur teks.
Unsur - unsur teks secara berdiri sendiri tidak lah penting. Unsur - unsur itu
hanya memperoleh artinya didalam relasi, baik relasi asosiasi ataupun relasi
oposisi. Relasi - relasi yang dipelajari dapat berkaitan dengan mikroteks (kata,
kalimat), keseluruhan yang lebih luas (bait, bab), maupun intertekstual (karya-
karya lain dalam periode tertentu). Relasi tersebut dapat berwujud ulangan,
gradasi, ataupun kontras dan parodi (Hartoko,1986: 135-136). Istilah kritik
strukturalisme secara khusus mengacu kepada praktik kritik sastra yang
mendasarkan model analisis nya pada teori linguistik modern. tetapi umumnya
strukturalisme mengacu kepada sekelompok penulis di Paris yang menerapkan
metode dan istilah-istilah analisis yang dikembangkan oleh Ferdinan de Saussure
(Abrams, 1981:188-190).

Strukturalisme menentang teori mimetik, yang berpandangan bahwa karya sastra


adalah ( tiruan kenyataan), teori ekspresif, yang menganggap sastra pertama-tama
sebagai ungkapan perasaan dan watak pengarang, dan menentang teori-teori yang
menganggap sastra sebagai media komunikasi antara pengarang dan
pembacanya.Teori strukturalisme memiliki latar belakang sejarah evolusi
yang cukup panjang dan berkembang secara dinamis. Dalam perkembangan
itu terdapat banyak konsep dan istilah yang berbeda-beda, bahkan saling
bertentangan. Misalnya, strukturalisme di Perancis tidak memiliki kaftan erat
dengan strukturalisme ajaran Boas, Sapir, dan Whorf di Amerika. Akan tetapi

4
semua pemikiran strukturalisme dapat dipersatukan dengan adanya pembaruan
dalam ilmu bahasa yang dirintis oleh Ferdinand de Saussure. Jadi walaupun
terdapat banyak perbedaan antara pemikir-pemikir strukturalis, namun titik
persamaannya adalah bahwa mereka semua memiliki kaitan tertentu dengan
prinsip-prinsip dasar linguistik Saussure (Bertens, 1985: 379-381).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang di atas maka Rumusan Masalahnya

1. Apa pengertian landasan Teori Strukturalisme ?

2. Apa tujuan dari Teori Strukturalisme ?

3. Bagaimakah dengan masa Strukturalisme ?

4. Apa saja ciri-ciri teori strukturalisme ?

5. Siapakah tokoh-tokoh pada teori Strukturalisme ?

6. Apa saja kelemahan dari teori Strukturalisme ?

7. Apa sajakah macam dari teori strukturalisme ?

1.3 Tujuan

Tujuannya adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana yang dinamakan dengan teori Strukturalisme

2. Untuk mengetahui apa sajakah tujuan, ciri-ciri, tokoh, kelemahan, dan


macam-macam dari teori strukturalisme

3. Dan untuk mengetahui bagaimana dengan masa-masa pada strukturalisme

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Strukturalisme

Aliran Strukturalis atau Strukturalisme merupakan suatu pendekatan ilmu

humanis yang mencoba untuk menganalisis bidang tertentu (misalnya, mitologi)

sebagai sistem kompleks yang saling berhubungan. Ferdinand de Saussureg(1857-

1913)hdianggapjsebagai salah satu tokoh penggagas aliran ini, meskipun masih ba

nyak intelektual Perancis lainnya yang dianggap memberi pengaruh lebih luas.

Aliran ini kemudian diterapkan pula pada bidang lain, seperti sosiologi,

antropologi, psikologi, psikoanalisis, teori sastra dan arsitektur. Ini menjadikan

strukturalismeftidakbhanyagsebagaibsebuahhmetode, tetapi juga sebuah gerakan i

ntelektual yang datang untuk mengambil alaseksistensialisme di Perancis tahun

1960-an. Menurut Alison Assiter, ada empat ide umum mengenai strukturalisme

sebagai bentuk ‘kecenderungan intelektual’. Pertama, struktur menentukan posisi

setiap elemen dari keseluruhan. Kedua, kaum strukturalis percaya bahwa setiap

sistem memiliki struktur. Ketiga, kaum strukturalis tertarik pada ‘struktural’

hukum yang berhubungan dengan hidup berdampingan bukan perubahan. Dan

terakhir struktur merupakan ‘hal nyata’ yang terletak di bawah permukaan atau

memiliki makna tersirat.

6
2.2 Tujuan Strukturalisme

Tujuan Strukturalisme adalah mencari struktur terdalam dari realitas yang tampak
kacau dan beraneka ragam di permukaan secara ilmiah (obyektif, ketat dan
berjarak).

2.3 Masa Strukturalisme

Tahun 1966 digambarkan oleh Francois Dosse dalam bukunya Histoire du


Structuralism sebagai tahun memancarnya strukturalisme di Eropa, khususnya
di Prancis. Perkembangan strukturalisme pada tahun 1967-1978 digambarkan
sebagai masa penyebaran gagasan strukturalisme dan penerangan tentang konsep
strukturalisme serta perannya dalam ilmu pengetahuan.

2.4 Ciri-ciri Strukturalisme


Ciri-ciri strukturalisme adalah pemusatan pada deskripsi keadaan
aktual objek melalui penyelidikan, penyingkapan tabiat, sifat-sifat yang terkait
dengan suatu hal melalui pendidikan. Ciri-ciri itu bisa dilihat dari beberapa hal;
hirarki, komponen atau unsur-unsur, terdapat metode, model teoritis yang jelas
dan distingsi yanggjelas.bParahahlinstrukturalisme menentang eksistensialisme
dan fenomenologi yang mereka anggap terlalu individualistis dan kurang ilmiah.
Salah satu yang terkenal adalah pandangan Maurice Meleau-Ponty yang
menentang fenomenologi dan eksistensialisme tubuh manusia. Pounty
menekankan bahwa hal yang fundamental dalam identitas manusia adalah bahwa
kita adalah objek-objek fisik yang masing-masing memiliki kedudukan yang
berbeda-beda dan unik dalam ruang dan waktu.

2.5 Tokoh-tokoh teori Strukturalisme

1. Ferdinand De Saussure dalam linguistik.

7
Sebagai penemu stuktur bahasa, Saussure berargumen dengan melawan para
sejarawan yang menang dalam pendekatan filologi. Dia mengajukan pendekatan
ilmiah, yang didekati dari sistem terdiri dari elemen dan peraturannya dalam
pembuatannya yang bertujuan menolong komununikasi dalam masyarakat.
Dipengaruhi oleh Emile Durkheim dalam sebuah social fact, yang berdasar pada
objektivitas di mana psikologi dan tatanan sosial dipertimbangkan. Saussure
memandang bahasa sebagai gudang (lumbung) dari tanda-tanda diskusif yang
dibagikan oleh sebuah komunitas. Bahasa bagi Saussure adalah modal
interpretasi utama dunia, dan menuntut suatu ilmu yang disebut semiologi.

2. Levi-Strauss dalam masyarakat.


Metode Strauss adalah anthropologi dan linguistik secara serempak. Unsur-unsur
yang digelutinya adalah mengenai mitos, adat-istiadat, dan masyarakatnya
sendiri. Dalam proses analisisnya, manusia kemudian dipandang sebagai suatu
porsi dari struktur, yang tidak dikonstitusikan oleh analisis itu, melainkan
dilarutkan dengan analisis. Perubahan penekanan dari manusia ke struktur
merupakan ciri umum pemikiran strukturalis.

3. L.S Vygostsky, Jacques Lacan dan Jean Piaget dalam psikologi


Jacques Lacan (Freudian) dalam psikologi menggambarkan pekerjaan Saussure
dan Levi-Strauss untuk menekankan pendapat Sigmund Freud dengan bahasa
dan argumen yang, sebagai sebuah tatanan kode, bahasa dapat mengungkapkan
ketidaksadaran orang itu. Hal ini masalah, bahwa bahasa selalu bergerak dan
dinamis, termasuk metafora, metonomi, kondensasi serta pergeserannya . Jean
Piaget sendiri menggambarkan Strukturalismenya sebagai sebuah struktur yang
terpadu, yaitu yang unsur-unsurnya adalah anggota dari sistem di luar struktur
itu sendiri. Sistem itu ditangkap melalui kognisi anggota masyarakat sebagai
kesadaran kolektif Frege, Hillbert dalam meta-logika meta-matematika.

4. Roland Berthes menerapkan analis strukturalis pada kritik sastra dengan


menganggap berbagai macam ekspresi atau analisis bahasa sebagai bahasa yang

8
berbeda-beda Tugas kritik sastra adalah terjemahan, yaitu mengekspresikan
sistem formal yang telah dibentangkan penulisnya dengan suatu bahasa. Hal ini
terkait dengan kondisi zamannya.

5. Michel Foucault dalam filsafat.


Strukturalisme modern atau poststrukturalisme dalam bidang filsafat adalah
dengan mendekati subjektivitas dari generasi dalam berbagai wacana epistemik
dari tiruan maupun pengungkapannya. Sebagaimana peran isntitusional dari
pengetahuan dan kekausaan dalam produksi dan pelestarian disiplin tertentu
dalam lingkungan dan ranah sosial juga berlaku pendekatan itu. Dalam disiplin
ini, Focault menyarankan, di dalam perubahan teori dan praktek dari
kegilaan, kriminalitas, hukuman, seksualitas, kumpulan catatan itu dapat
menormalisasi setiap individu dalam pengertian mereka.

2.6 Kelemahan dari teori Strukturalisme

1. Pendekatan Intrinsik ada kalanya terlalu dimutlakkan


2. Karya sastra tidak dapat diteliti secara terasing karena sulit melepaskan karya
sastra dari latar belakang sejarah dan relevansi sosial budayanya.
3. Pembatasan pada analisis struktural yang menghilangkan konteks dan
fungsinya sehingga karya itu dimenaragadingkan dan kehilangan relevansi
sosialnya.

2.7 Macam-macam teori Strukturalisme


1. TEORI STRUKTURALISME SEMIOTIK
1.1 Prinsip Strukturalisme Semiotik
1. Semiotik adalah ilmu tentang tanda. Ilmu ini menganggap bahwa fenomena
sosial atau masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda semiotik.
Semiotik mempelajari sistem, aturan, dan konvensi yang memungkinkan tanda-
tanda tersebut mempunyai arti.

9
2. Semiotik memandang bahwa karya sastra merupakan struktur tanda yang
bermakna. Tanpa memperhatikan sistem tanda, makna dan konvensi tanda,
stuktur karya sastra tidak dapat dimengerti maknanya secara optimal sehingga
dapat dikatakan bahwa strukturalisme tidak dapat dipisahkan dari semiotik.

1.2 Langkah Strukturalisme Semiotik


1. Puisi dianalisis ke dalam unsur-unsurnya dengan memperhatikan saling
hubungan antara unsur-unsurnya dengan keseluruhannya.
2. Tiap unsur puisi dan keseluruhannya diberi makna sesuai dengan konvensi
puisi.
3. Setelah puisi dianalisis ke dalam unsur-unsurnya lalu dilakukan pemaknaan,
dikembalikan kepada makna totalitasnya dalam kerangka semiotik.
4. Untuk pemaknaan dilakukan pembacaan secara semiotik menurut Riffaterre
yaitu pembacaan heuristik dan pembacaan hermeuntik atau retroaktif.

2. TEORI STRUKTURALISME DINAMIK


2.1 Prinsip Strukturalisme Dinamik
Prinsip strukturalisme dinamik memandang bahwa pengkajian sastra dilakukan
dengan cara pengkajian strukturalisme dalam rangka semiotik. Artinya, karya
sastra dipertimbangkan sebagai sistem tanda. Sebagai suatu tanda karya sastra
mempunyai dua fungsi, yaitu berfungsi otonom (tidak menunjuk diluar dirinya)
dan bersifat informasional (menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan).
Kedua sifat itu saling berkaitan sehingga sebagai sebuah struktur, karya sastra
selalu dinamis.

2.2 Langkah Strukturalisme Dinamik


1. Peneliti bertugas menjelaskan karya sastra ke dalam struktur pembentuknya.
2. Peneliti bertugas menjelaskan kaitan antara pengarang, realitas, karya sastra, dan
pembaca.

10
3. TEORI STRUKTURALISME GENETIK
3.1 Pendekatan Strukturalisme Genetik
Pendekatan struktularisme genetik berpijak pada prinsip struktularisme yang
diperbaiki dengan memasukan faktor genetik dalam memahami karya sastra.
faktor yang terkait dengan karya sastra adalah pengarang dan sejarah yang turut
mengkondisikan saat karya sastra itu diciptakan

3.2 Langkah Analisis Strukturalisme Genetik


1. Penelitian sastra dilakukan dengan kajian unsur intinsik sastra, baik secara parsial
maupun dalam rangka keseluruhannya.
2. Mengkaji latar belakang kehidupan sosial kelompok pengarang.
3. Mengkaji latar belakang sosial dan sejarah yang turut mengkondisikan karya
sastra.

2.8 . Contoh Analisis Karya Sastra menggunakan Teori Strukturalisme

ANILISIS PADA SAJAK

AKU
Karya Chairil Anwar

Kalau sampai waktuku


Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari

11
Hingga hilang pedih perih
Dan aku akan lebih tidak perrduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
(DCD, 1959;7)

HasilbAnalisis

Secara struktural, dengan melihat hubungan antar unsur-unsurnya dan


keseluruhannya juga berdasarkan kiasan-kiasan yang terdapat didalamnya, maka
dapat ditafsirkan bahwa dalam sajak ini dikemukakan ide kepribadian bahwa orang
itu harus bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri: “ Ku mau tak seorang kan
merayu (bersedih)”. Orang lain hendaknya jangan campur tangan akan nasibnya,
baik dalam suka maupun duka, maka “Tak perlu sedu sedan itu”. Semua masalah
pribadi itu urusan sendiri. Dikemukakan secara ekstrim bahwa Si Aku itu orang
yang sebebas-bebasnya (sebagai “Binatang jalang”), tak mau dibatasioleh aturan-
aturan yang mengikat. dengan penuh semangat Si Aku akan menghadapi segala
rintangan (“tembusan peluru”, “bisa dan luka”) dengan kebebasannya yang
mutlakbitu. Makin banyak rintangan, makin tak memperduli-kannya. Sebab, hanya
dengan demikian, ia akan dapat berkarya yang bermutu sehingga pikiran dan
semangatnya itu dapat hidup selama-lamanya, jauh melebihi umur manusia. “Aku
mau hidup serribu tahun lagi”, berdasar konteksnya kalimat itu harus ditafsirkan
sebagai kiasan bahwa yang hidup seribu tahun adalah semangatnya, bukan fisiknya.
Begitulahhanalisisjstrukturalisme.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 kesimpulan

DaridpenjelasanddiatasddapatdkitadsimpulkandbanwadAliran Strukturalis atau


Strukturalisme merupakan suatu pendekatan ilmu humanis yang mencoba untuk
menganalisis bidang tertentu (misalnya, mitologi) sebagai sistem kompleks yang
saling berhubungan. Teori struktual juga mempunyai kekurangannya tersendiri.
Kemudian teori struktual ini juga mempunyai ciri-ciri masa dan tujuan.

3.2 Saran
Semestinya kita memahami Teori struktual sastra untuk menambah pemahaman
kita tentang teori sastra, ada baiknya kita menambah pengetahuan kita dengan
beberapa referensi yang relavan.hal ini sangat penting bagi pengetahuan dan
pemahaman kita.

13
DAFTAR PUSTAKA

Hartoko.Dick. 1984. Pengantar Ilmu Sastra, PT.Gramedia: Jakarta

Teeuw,A. 1988. Sastra dan Ilmu Satra, Teori pengantar Sastra .Pustaka Jaya :

Jakarta

Siswanto,wahyudi.2008.Pengantar Teori Sastra. Grasindo: Jakarta

Sofiana, rina. "Strukturalisme. " scribd.com.

https://www.scribd.com/doc/7597613334/ STRUKTURALISME

(diakses pada 1 Desember 2023)

Rahmawati, dian. “ Teori Strukturalisme Murni.” Blogspot.com.

http://dianrahmawati050197.blogspot.co.id/2015/06/teori-strukturalisme-

murni_6.html

(diakses pada1 desember 2023)

14

Anda mungkin juga menyukai