Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SEMIOTIK
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

Linguistik Umum

Dosen Pengampu : Dr. Maskub

Disusun Oleh Kelompok 13:

1. Agustia Melinda Rahmawati (21032023)

2. Moh. Dimas adib putra (21032098)

3. Muti Dwi Mutasya (21032005)

4. Nurul afifah (21032006)

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM DARUL 'ULUM LAMONGAN


DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………..

DAFTAR ISI ..........................................................................................................

BAB I .......................................................................................................................

PENDAHULUAN..................................................................................................

A. Latar Belakang...................................................................................................

B. Rumusan Masalah..............................................................................................

C. Tujuan................................................................................................................

BAB II.....................................................................................................................

PEMBAHASAN....................................................................................................

A. Pengertian Semiotik.............................................................................

B. Pengertian Semiotik Menurut Saussure.........................................................................

C. Pengertian Semiotik Menurut Charles Sanders Peirce..................................

D. Pengertian Semiotik Menurut Roland Barthes.................................................

E. Pengertian Semiotik Menurut Algirdas Greimas...................................................

BAB III....................................................................................................................

PENUTUP..............................................................................................................

A. Kesimpulan.................................................................................................

B. Saran...........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
KATA PENGANTAR

Assallamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia- Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Dengan selesainya makalah ini,
tidak lepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan banyak masukan kepada kami. Untuk itu
kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. H. Maskub, M.H. selaku dosen Mata Kuliah
“Linguistik Umum” yang telah bersedia memeriksa dan mengoreksi makalah kami. Kami menyadari
masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Maka dari itu, kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan demi tercapainya kesempurnaan dari makalah ini.

Wassallamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Lamongan, 26 November 2021

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semiotik adalah studi mengenai sistem tanda/lambang atau teori tentang pemberian
tanda/lambang.Wiryatmadja (1993:3) mengemukakan bahwa, “Semiotika merupakan ilmu yang
mempelajari tentang tanda dalam maknanya yang luas dalam masyarakat, baik bersifat lugas (literal)
maupunbersifat kias (figuratif), baik yang menggunakan bahasa maupun non bahasa”. Bahasa yang
merupakan sistem lambang biasanya mengandung beberapa hal misterius. Terkadang apa yang dilihat
tidak sama dengan keadaan sebenarnya.Ratna (2010:97) juga mengemukakan “Semiotik adalah studi
sistematis tentang pembuatan dan interpretasi tanda, bagaimana system kerjanya, dan apa
keuntunggannya pada kehidupan manusia”. Tujuan dari semiotik adalah untuk memahami makna yang
terdapat pada simbol/lambang atau menjelaskan maknanya, sehingga seseorang tahu bagaimana cara
menyampaikan pesan kepada pengirim atau penerima pesan (dalam hal ini berupa tanda atau lambang).

Semiotik berperan penting dalam mendalami dan mencari makna dari sebuah tanda yang terdapat
pada suatu karya sastra. Karya sastra memiliki elemen penyusun yang penting, salah satunya adalahgaya
bahasa. Gaya bahasa yangdigunakan bisa membangkitkan perasaan di hati pembaca.Gaya bahasa
biasanya digunakan untuk menarik perhatian pembaca supaya tidak jenuh, untuk menghidupkan serta
mewarnai karya sastra. Namun, gaya bahasa juga menempa emosi, hingga terjadi gejolak emosi yang di
rasakan pembaca.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksut semiotic?

2. Apa pengertian semiotik menurut Saussure?

3. Apa pengertian semiotik menurut charles Sanders peirce?

4. Apa pengertian semiotik menurut roland barthes?

5. Apa pengertian semiotik menurut algirdas greimas?


C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian semiotik

2. Untuk mengetahui semiotik menurut saussure

3. Untuk mengetahui semiotik menurut charles sanders peirce

4. Untuk mengetahui semiotik menurut roland barthes

5. Untuk mengetahui semiotik menurut algirdas greimas


BAB II

PEMBAHASAN

A. SEMIOTIK

1. Pengertian Semiotik

Semiotik adalah ilmu yang mengkaji tentang tanda. Semiotik diambil dari kata
bahasa yunani: semeion, yang berarti tanda. Tanda adalah sesuatu yang mewakili sesuatu;
metafora. Tampak sekali bahwa semiotika itu merupakan semiosis atau proses karena
mencakup tiga unsur yang bersamaan, yaitu tanda. Semiotik itu mempelajari sistem- sistem,
aturan-aturan, dan konvensi-konvensi yang memungkikan tanda-tanda tersebut mempunyai
arti.

2. Pendekatan semiotik

Pendekatan semiotik merupakan sebuah pendekatan yang memiliki sistem sendiri,


berupa sistem tanda. Tanda itu dalam sastra khususnya sastra tulis diberikan dalam suatu
bentuk teks, baik yang terdapat di dalam struktur teks maupun di luar struktur teks karya
tersebut.

3. Jenis jenis semiotik

Jenis-jenis semiotik ini antara lain semiotik analitik, diskriptif, faunal zoosemiotic,
kultural, naratif, natural, normatif, sosial, struktural.

4. Pemahaman Semiotik

Pemahaman semiotik penting untuk memahami postmodernisme. Bukan saja karena


argumen argumen pemikir postmodern yang terkenal, seperti Derrida, menyusun garap aja
pengetahuan semi optik tetapi seluruh jalan pikiran yang mulai dengan poststrukturalisme
memiliki tinjauan internal model semiotik. Karena perdebatan tentang matinya
strukturalisme dan bangkitnya ide-ide postmodern berpusat di Perancis, terutama di
lingkungan para intelektual Perancis, membahas ide ide postmodernis tanpa memahami
konteks ini bisa mengakibatkan kesalahan yang serius.

Postmodernisme sebagaimana digambarkan oleh praktisi akademis di amerika dan UK


hampir semuanya tentang d construction is medan problematika representasi. Di satu sisi
kupasang yang berkaitan dengan sastra dan filsafat perbaikan dengan pengikisan dasar-dasar
di mana climb kebenaran kurang abis ah karena filsafat adalah tulisan dan semua tulisan
hanya sebuah cara representasi. Di sisi lain kajian kajian kebudayaan sekarang sibuk dan
dengan hilangnya sesuatu yang nyata yang diganti oleh simulasi hiperrealitis, dan model.
Versi versi postmodernisme ini mengikuti kupasan epistemologis Derrida dan Lyotard yang
dilancarkan dalam filsafat Barat, atau tulisan Baudrillard bidang kajian kebudayaan. Namun,
dalam hal Derrida dan Baudrillard, argumen argumen didasarkan dengan mengkritik dari
semiotik tertentu, yaitu pendekatan saussure, yang mode tandanya sangat penting bagi
serangan postmodern pada pengetahuan dan representasionalisme. Tinjauan sosial dan
kultural yang mencoba mengaitkan dengan postmodern mengikuti tradisi anti-Saussure.

Argumen argumen postmodernis Perancis seharusnya disebut "post-Saussurean".


Mungkin mengejutkan bahwa tradisi semiotik dekonstruksionis atau post-Saussurean bukan
hanya model tanda atau pengertian yang mungkin kita memiliki mengenai representasi dan
problematikanya. Ada tradisi lain, yang didasarkan pada karya filsuf Amerika Pierce yang
mengikuti model semiotik tanda yang berbeda dan memiliki janji yang lebih besar bagi
pendekatan materialis terhadap kebudayaan.

B. Asal Semiotik : Saussure dan Peirce

Peradaban kuno memiliki praktisi medis. Beberapa dari mereka berhasil karena hukuman
bagi mereka yang kekal adalah kematian. Tabib kuno tidak mempunyai teori dan rangkuman
penyakit dan mengobati semua penyakit menurut gejalanya. Untuk setiap tanda kesukaran,
penyakit kulit, dan lain-lain. Ada obat yang rupanya memiliki efek tertentu. dari praktik kuno
inilah timbul definisi pertama tentang semiotik dalam bahasa Yunani - kajian tanda-tanda
medis atau ilmu tentang kejora penyakit.

Kemudian semiotik merupakan cara mengetahui atau cara memahami dunia sebagai
sistem hubungan yang unit dasarnya adalah 'tanda'. Semiotik mempelajari hakikat
representasi. Seperti yang dikatakan Eco, tanda adalah "sebuah kebohongan", tanda adalah
sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain.

Pada masa peralihan abad ke-20 dua orang sarjana dari dua benua yang berbeda mulai
mengadakan penyelidikan mengenai hubungan antara pengetahuan dan tanda. Ferdinand De
Saussure (1857-1913) seorang guru besar dalam bidang linguistik di Laussane dan Charles
Sanders Peirce (1839-1914), seorang filsuf di universitas chicago, mengembangkan dasar
untuk mengkaji semiotik secara modern atau "kehidupan tanda-tanda dalam masyarakat".
Kedua sarjana tersebut menyelidiki masalah pengetahuan yang muncul dari ide bahwa cara
kita memandang dunia bergantung pada bahasa, sebuah sistem tanda yang terorganisir.
Namun, rumusan dinamika semiotik mereka berdua sangat berbeda. Saussure mengkhususkan
tindak komunikasi. Peirce berhubungan dengan pengetahuan dan perkembangan sistem
bahasa yang menjadi instrumen dalam memperoleh dan mengakumulasikan pengetahuan,
seperti kosakata khusus dalam bidang ilmu pengetahuan alam.

C. Saussure

Sebagai seorang linguis, Ferdinand De Saussure memperhatikan perkembangan teori


umum bahasa alami. Sementara setiap bahasa yang dituturkan menggunakan kata-kata yang
berbeda, kata-kata tersebut semua yang digunakan untuk menunjukkan hal yang sama. Semua
masyarakat sama-sama mempunyai kebudayaan walaupun bahasa mereka berbeda. Saussure
memakai konsep tanda untuk menspesifikasikan alat mempelajari kesamaan ini. Menurut
Saussure, tanda terdiri atas dua komponen yang terpisah yaitu Signifier dan Signified,
Signifier yang artinya citra akustis dari kata yang dituturkan sebagaimana didengar oleh
penerima pesanan, sedangkan Signified yang artinya makna yang ditimbulkan dalam pikiran
penerima yang diakibatkan oleh stimulasi signifier. Tanda itu ada tiga, yaitu Signifier,
Signified, dan gabungan keduanya.

Bagi Saussure, tanda adalah kesatuan dari Signifier dan Signified. Kesatuan tersebut
dipengaruhi oleh kebudayaan. yaitu penugasan signifier tertentu seperti kata "chair", kepada
Signified, apa yang dipahami masyarakat pemakai bahasa tertentu sebagai "kursi" terjadi
dengan preskripsi kebudayaan. Sistem makna dan kata-katanya dikenal sebagai bahasa karena
itu bahasa adalah struktur yang mengkodifikasi kata-kata dan maknanya. Saussure menamakan
struktur, yang ada di luar individu, langue. Melalui latihan ketika anak-anak kita belajar
bahasa yang kita gunakan untuk menyampaikan pikiran kita. tindakan ini dinamakan "parole".

Saussure mengetahui bahwa bahasa mempunyai struktur dan bahasa merupakan


fenomena kebudayaan pengetahuan ini mengarah pada beberapa tumbuhan lainnya struktur
bahasa berartikulasi ganda. Ada dua cara yang berbeda makna disampaikan melalui struktur
struktur. di satu sisi, tuturan apapun terdiri atas rangkaian kata-kata yang berkembang secara
diakronis, sesuai dengan sumbu sintagmatis. setiap kata membawa makna kalimat dengan eksis
dalam konteks kata-kata lain. perangkat aturan yang mengatur penempatan kata-kata disebut
sintaksis.

Disamping sumbu sintagmatis, setiap pemakaian kata merupakan kesempatan memilih


dari serangkaian kata-kata yang berhubungan. kehadiran kata tertentu misalnya "girl" meng
implikasi kan eksistensi banyak kata yang absen yang sebenarnya dapat dipakai secara serupa.
kata-kata yang absen tetapi berhubungan merupakan sumbu paradigmatis makna. pemakaian
kata-kata yang benar diatur oleh aturan semantik.

Bagi Saussure, semua bahasa didasarkan pada hubungan bahasa terstruktur melalui
perbedaan atau kontras sesuai dengan sumbu hubungan sintagmatis dan paradigmatis yang
terpisah. Struktur sintagmatis dan asosiasi asosiasi dalam pikiran yang ditimbulkan oleh
masing-masing unitnya selalu berhubungan satu sama lain.

Saussure juga menyatakan bahwa kebudayaan merupakan fenomena pan linguistik.


semiotik adalah cara mempelajari semua bentuk kebudayaan, karena kebudayaan juga
terstruktur seperti bahasa. ringkas nya ciri-ciri struktur aksiologis - sintagmatis dan
paradigmatis, metonimi dan metafora, konvensionalitas, dan tanda sebagai kesatuan Signifier
dan Signified saat diterapkan pada semua aspek kebudayaan, seperti mode, arsitektur, masakan,
dan lain lain.

D. Charles Sanders Peirce

Semiontik menurut charles Sanders peirce adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk
mengakaji tanda .tanda tanda adalah perangkat yang dipakai dalam upaya berusaha mencari
jalan di dunia.di tentang tengah manusia dan bersama sama manusia. Ayah peirce adalah
seorang ahli matematika dan astronomi di universitas harvard bernama benjamin peirce. Peirce
memiliki beberapa kesamaan dengan saussure. Peirce juga mengembangkan sebuah pendekatan
yang digunakan untuk mengakaji tanda. Ia menamakannya semiotik. Peirce bukan seorang
linguis, melainkan seorang filsuf. Ia tidak memperhatikan bahasa, tetapi memperhatikan
bagaimana orang berpikir.

Khususnya, minatnya adalah pada konsep klaim kebenaran dan ia menayadari bahwa
memahami bahasa penting untuk mempelajari kebenaran. Karena itu, Ia mencoba
mengklasifikasikan bahasa sebagai model informasi.ia ku rang memperhatikan fenomena sosial
bahasa dibandingkan perhatiannya pada meta bahasa sistem logis, seperti ilmu pengetahuan
alam yang mensyaratkan teori logika yang bergantung pada struktur bahasa. Bagi Peirce,
klaim kebenaran, atau makna, muncul melalui bahasa hanya manakala ide atau konsep bisa
dihubungkan dengan sesuatu lainnya yang sudah ada dalam pikiran penafsir. Ini sama seperti
makna signified pada Saussure. Tidak seperti Saussure, Peirce memahami tanda sebagai
hubungan tiga bagian: sarana yang membawa ide ke pikiran, yang ia namakan representamen;
ide lain yang menafsirkan tanda, yang ia sebut interpretant; dan objek yang diwakili tanda.

Saussure memperhatikan bahwa bahasa sebagai mode komunikasi dan dalam sistemnya
ia tidak mempertimbangkan apakah dunia objektif penting bagi bahasa atau tidak. Sebaliknya,
Peirce bukan idealis. Ia percaya bahwa dunia nyata ada dan memainkan peran dalam
signifikasi. SemiotikPeircian mengakui eksistensi dunia objek, dengan demikian menghindari
idealisme.

Sejak tahun 1920-an banyak ahli semiotik bekerja untuk mengungguli ide Saussure dan
Peirce. Semiotik menjadi bidang internasional yang mempunyai mazhab penting di Praha,
Yunani, Itali, Kanada, dan Perancis. Saussure berpengaruh besar terhadap kehidupan
intelektual di Perancis. Di antara orang Perancis dua aplikasi terpenting.semiotik ditemukan
dalam karya Roland Barthes dan Algirdas

E. Roland Barthes

Menurut roland barthes semiotik adalah salah satu dari tujuh tradisi dalam teori
komunikasi memandang komunikasi sebagai sebuah proses yang berdasarkan pada sistem
tanda termasuk di dalamnya adalah dan semua hal yang terkait dengan kode2 nonverbal
dengan berbagi makna yang melintasi kesenjangan yang terjadi antara sudut pandang
subyektif. menghindari idealisme.

Sejak tahun 1920-an banyak ahli semiotik bekerja untuk mengungguli ide Saussure dan
Peirce. Semiotik menjadi bidang internasional yang mempunyai mazhab penting di Praha,
Yunani, Itali, Kanada, dan Perancis. Saussure berpengaruh besar terhadap kehidupan
intelektual di Perancis. Di antara orang Perancis dua aplikasi terpenting.

Semiotik ditemukan dalam karya Roland Barthes dan AlgirdasBarthes mengembangkan


teori tanda yang sangat berpengaruh. Menurut Barthes, tanda pada prinsipnya sebuah bentuk
denotasi, seperti diungkapkan oleh Saussure, signifier menamakan objek tertentu secara
langsung. Di samping itu, nda bisa juga merujuk ke implikasi yang ditentukan secara kultural,
atau konotasi yang memiliki makna tambahan. Jadi, kata "axe" menunjukkan alat khusus untuk
membelah kayu. Adanya kapak dalam beberapa kebudayaan bisa juga berkonotasi status sosial
tinggi. Karena itu, makn objek melibatkan tingkat konotasi yang lebih tinggi yang
berhubungan dengan cara yang lebih substantif dengan proses-proses kultural daripada sekadar
melalui mekanisme denotasi yang dimplikasikan Saussure. Bagi Barthes, tanda itu sendiri
menjadi penanda bagitanda lain, konotasi, atau tanda tingkat dua yang menandai nilai
kebudayaan, sperti status. Dalam hal ini, tanda menjadi "sarana tanda bagi aspek konotatif
kultural, seperti struktur status masyarakat.

Bagi Barthes, sistem tanda berhubungan dengan nilai-nilai kebudayaan atau ideologi
sebagai kode konotatif. Ini menghasilkan struktur makna yang lebih kaya. Pentingnya konotasi
atau tanda tingkat kedua penting bagi pendekatansosio-semiotik. Khususnya, Barthes
memperhatikan kemampuan tanda membangun dalam dirinya tataran asosiasi kedua, ketiga.
dan seterusnya, seperti regresi tak terhingga yang dikemukan oleh Peirce.

Karya Barthes dalam semiotik kebudayaan, Mythologies, memperluas pandangan


signifikasi dan menjadi model dalam menganalisis ideologi sebagai betuk kebudayaan. Dalam
karya ini ia memperkenalkan mitos. Sebagai tanda atau kesatuan signifier dan signified dengan
sendirinya bisa menjadi penanda yang lain, signified konotatif, tingkatan konotasi bisa
berkembang lebih jauh. Dalam hal tertentu, konotasi menjadi acuannya sendiri dan kita
mencapai tingkat mitos. Misalnya, tanda "axe" sampai ke tingkat konotatif status tinggi,ini
dapat dikaitkan dengan keadaan yang dikonotasikan oleh ideologi kehidupan yang mempunyai
status tinggi yang mengandung asosiasi lain melalui pemadatan dan hypostatization -
teknologi, modernisasi, kemajuan, perubahan sosial, dll.

F. Algirdas Greimas

Algirda Julien Greimas lahir pada tahun 1917 di Toula, rusia dan meninggal padatahun
1992 di Paris, Perancis, ini merupakan seorang bahasa dan ahli semiotik
berkebangsaanLituania. dalam dunia semiotik, Barthes dan Greimas merupakan doa ahli
semiotik Perancisyang pagar terkenal. Greimas merupakan ahli semiotik yang
mengembangkan analisisresmi bagaimana semiotik diproduksi, khususnya dalam cerita yang
berjenis naratif. Sepertiyang dilansir dalamhttp://www.signosemio.com/greimas/index.asp,
dalam analisis resmisemiotiknya, Greimas menawarkan lima konsep dasar. Kelima konsep
dasar itu adalah: A)isotop; B) Persegi semiotik; C) teori Aktansial; D) Program Naratif, dan; e)
semiotik alam.

A. isotop

Secara etimologi, isotop berasal dari bahasa Yunani yaitu iso 'sama' dan topos 'tempat'.
Secara istilah, isotop merupakan belakang dasar makna sifat atau seme dalam sebuah cerita.
isotop dapat pula diartikan sebagai termasuk petanda yang membentuksebuah objek tertentu.
banyak dari kita yang salah kaprah dan selalu tertukar antara isotopdan medan makna. Lalu,
bagaimana cara membedakan antara isotop dan medan makna?Medan makna merupakan
bagian dari sistem semantik bahasa yang menggambarkanset tidak yakin leksikal yang
maknanya saling berhubungan, sedangkan isotopmerupakan set tidak yakin leksikal yang
maknanya tidak saling berhubungan, namundapat memberikan petanda bagi para pengguna
bahasa tentang suatu objek yang dibentukoleh kumpulan tidak yakin leksikal tersebut.

B. Persegi semiotik

Persegi semiotik merupakan sebuah teori yang digunakan untuk menjaring sumber dari
konsep dan representasi visual dari konsep tersebut. Persegi semiotik memungkinkan kita
untuk memperbaiki analisis semiotik dengan menggunakan oposisi, baru antaradoa tidak
yakin bahasa untuk perbedaan arti, untuk melewati beberapa tingkat analitis yang berasal
dari oposisi yang diberikan. berikut ini adalah skema persegi semiotik.

C. teori Aktansial

Sebagai seorang bahasa strukturalis, Greimas berhasil mengembangkan


teoristrukturalisme menjadi strukturalisme menceritakan dengan memperkenalkan konsep
satuan terkecil yang disebut aktan teori, ini dikembangkan atas dasar analogi-analogi
struktural dalam linguistik yang berasal dari Ferdinand de Saussure, dan juga atas inspirasi
yangmuncul dari bahasa Rusia, Vladimir Prop yang menelaah tentang struktur cerita dengan
caramelihat struktur sintaktis yang berkonstruksi dasar atas subjek dan predikat.

4. Program Naratif

Program menceritakan (PN), yang dikembangkan oleh Greima, adalah rumus abstrak
yang digunakan untuk merepresentasikan suatu tindakan. Tindakan merupakan suksesi
sementara dari keadaan yang berlawanan yang diproduksi oleh agen yaitu subjek yang
melakukan,atau yang biasa ditulis dengan S.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Semiotik adalah ilmu yang mengkaji tentang tanda. Semiotik diambil dari kata bahasa
yunani: semeion, yang berarti tanda. Tanda adalah sesuatu yang mewakili sesuatu; metafora.
Tampak sekali bahwa semiotika itu merupakan semiosis atau proses karena mencakup tiga
unsur yang bersamaan, yaitu tanda. Semiotik itu mempelajari sistem- sistem, aturan-aturan,
dan konvensi-konvensi yang memungkikan tanda-tanda tersebut mempunyai arti. Jenis-jenis
semiotik ini antara lain semiotik analitik, diskriptif, faunal zoosemiotic, kultural, naratif,
natural, normatif, sosial, struktural.

B. Saran

Demikianlah makalah ini kami susun, smoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
Dalam penulisan ini kami sadari masih banyak kekurangan, saran dan kritik yang membangun
sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah kami ini.
DAFTAR PUSTAKA

Nur, mhd. Markub. 2018. Pengantar linguistik umum. Lamongan : pustaka ilalang.

Anda mungkin juga menyukai