Disusun Oleh:
Metodologi Penelitian
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas izin dan
karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah ini . Tak lupa pula kita hanturkan shalawat
serta salam kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW. Semoga syafaatnya mengalir
pada kita di hari akhir kelak.
Akhirul kalam, saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Besar
harapan saya agar pembaca berkenan memberikan umpan balik berupa kritik dan saran.
Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Aamiin.
Wassalamualaikum wr.wb.
BAB I ..................................................................................................................................
PENDAHULUAN ..............................................................................................................
PEMBAHASAN .................................................................................................................
PENUTUP...........................................................................................................................
Kesimpulan ..................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Analisis semiotik merupakan metode menganalisis karya sastra sebagai sebuah struktur,
pengkajian melalui tanda dan simbolisasi yang terdapat dalam karya sastra. Dalam analisis
semiotik, karya sastra dipandang sebagai proses penuangan imajinasi pengarang. Sehingga,
dalam analisis semiotik karya sastra dikaitkan dengan pengarang, realita, pembaca dan hal –
hal yang memiliki keterkaitan dengan karya sastra tersebut. Dalam analisis semiotik,
seseorang dapat memberikan makna yang berbeda. Hal ini dikarenakan dengan pengalaman
dan pengetahuan orang tersebut tentang tanda dan konvensi yang berlaku. Adanya analisis
semiotika kita dapat mengidetifikasi berbagai hal. untuk memahami simbol-simbol yang ada,
memecahkan masalah yang sulit untuk dipahami atau tidak disadari oleh sebagian orang.
Analisis semiotika adalah salah satu penelitian kualitatif dalam bidang komunikasi, analisis
ini secara terminologis dapat dikatakan mempelajari sesuatu yang mendasari keanehan akan
sesuatu atau perlu dipertanyakan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu analisis semiotika?
2. Siapa saja tokok semiotika?
3. Apa saja macam-macam semiotik?
4. Bagaimana sistematika penulisan penelitian semiotika?
C. Tujuan
Makalah ini dibuat dan dikumpulkan untuk memenuhi tugas metodologi penelitian
dan juga untuk memahami lebih jauh mengenai Analisis Semiotika Dalam Penelitian
Komunikasi.
BAB II
PEMBAHASAN
Secara etimologis semiotik berasal dari kata Yunani simeon yang berarti “tanda”.
Tanda tersebut dapat didefinisikan sebagai suatu hal yang menunjuk pada adanya hal yang
lain. Secara terminologis, semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari
sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa seluruh kebudayaan sebagai tanda. Contohnya
dalam sebuah kemasan atau di gedung perusahaan, terdapat tanda berupa asap. Maka dari
tanda tersebut orang-orang menginterpretasikannya sebagai api. Jadi dapat disimpulkan
bahwa semiotika adalah kajian mengenai produksi sosial dan komunikasi terhadap sistem
tanda (sign system) yang menganalisa berbagai hal yang dapat berdiri atas hal lain, yang
memiliki makna dibaliknya.
Semiotika merupakan ilmu tentang tanda-tanda. Semiotika adalah suatu ilmu atau
metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang dipakai dalam
upaya berusaha mencari jalan didunia ini, ditengah-tengah manusia dan bersama-sama
manusia. Pada dasarnya semiotika mempelajari bagaimana manusia memaknai hal-hal. Pada
dasarnya, analisis semiotika merupakan sebuah ikhtiar untuk merasakan sesuatu yang aneh,
yaitu sesuatu yang perlu dipertanyakan lebih lanjut, dikarenakan ketika kita membaca teks
atau narasi tertentu. Analisisnya bersifat paradigmatic, yaitu berupaya menemukan makna
termasuk dari hal-hal yang tersembunyi di balik sebuah teks.
B. Tokoh Semiotika
Ketika kita berbicara mengenai sebuah kajian ilmu atau sebuah teori, maka tidak bisa
terlepas dari tokoh-tokoh yang mencetuskan kajian tersebut. Semiotik tentunya memiliki
tokoh-tokoh yang menjadi pemikir terbentuknya sebuah tradisi semiotik itu sendiri, tokoh-
tokoh dalam kajian semiotik adalah:
1. Ferdinad de Saussure.
Ferdinad de Saussure menjadi salah satu tokoh yang berkecimpung dalam kajian
semiotik. Ferdinand de Saussure mengemukakan bahwa tanda terbagi atas dua elemen yaitu
signifier (penanda) dan signified (penanda). Saussure memaknai “objek” sebagai referent dan
menyebutkannya sebagai unsur tambahan dalam proses penandaan. Contohnya ketika orang
menyebut kata “anjing” (signifier) dengan nada mengumpat maka hal tersebut merupakan
sebuah tanda kesialan (signified).
2. Roland Barthes.
Denotasi.
Denotasi merupakan makna sesungguhnya, atau sebuah fenomena yang tampak
dengan panca indera, atau bisa juga disebut deskripsi dasar. Contohnya adalah
CocaCola merupakan minuman soda yang diproduksi oleh PT. Coca-Cola Company,
dengan warna kecoklatan dan kaleng berwarna merah.
Konotasi.
Konotasi merupakan makna-makna kultural yang muncul atau bisa juga disebut
makna yang muncul karena adanya konstruksi budaya sehingga ada sebuah
pergeseran, tetapi tetap melekat pada simbol atau tanda tersebut. Contoh adalah
CocaCola merupakan minuman yang identik dengan budaya modern, di mana Coca-
Cola menjadi salah satu produk modern dan cenderung kapitalis. Dengan
mengkonsumsi Coca-Cola, seorang individu akan tampak modern dan bisa dikatakan
memiliki pemikiran budaya populer.
Dua aspek kajian dari Barthes di atas merupakan kajian utama dalam meneliti
mengenai semiotik. Kemudian Barthes juga menyertakan aspek mitos, yaitu di mana ketika
aspek konotasi menjadi pemikiran populer di masyarakat, maka mitos telah terbentuk
terhadap tanda tersebut. Pemikiran Barthes inilah yang dianggap paling operasional sehingga
sering digunakan dalam penelitian.
Tanda
Dalam kajian semiotik, tanda merupakan konsep utama yang dijadikan sebagai bahan
analisis di mana di dalam tanda terdapat makna sebagai bentuk interpretasi pesan
yang dimaksud. Secara sederhana, tanda cenderung berbentuk visual atau fisik yang
ditangkap oleh manusia.
Acuan tanda atau objek.
Objek merupakan konteks sosial yang dalam implementasinya dijadikan sebagai
aspek pemaknaan atau yang dirujuk oleh tanda tersebut.
Pengguna Tanda (interpretant).
Konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu
makna tertentu atau makna yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang
dirujuk sebuah tanda.
C. Macam-Macam Semiotika
1. Semiotik analitik, yakni semiotik yang menganalisis system tanda. Pierce menyatakan
bahwa semiotik berobjekan tanda dan penganalisisnya menjadi ide, objek, dan makna.
Ide dapat dikaitkan sebagai lambang, sedangkan makna adalah beban yang terdapat
dalam lambang yang mengacu kepada objek tertentu.
2. Semiotik deskriptif, yakni semiotik yang memperhatikan system tanda yang dapat kita
alami sekarang, meskipun ada tanda yang sejak dahulu tetap seperti yang disaksikan
sekarang. Misalnya, langit yang mendung menandakan bahwa hujan tidak lama lagi
akan turun, dari dahulu hingga sekarang tetap saja seperti itu. Demikian pula jika
ombak memutih di tengah laut, itu menandakan bahwa laut berombak besar. Namun,
dengan majunya ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, telah banyak tanda yang
diciptakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya.
3. Semiotik faunal (Zoo Semiotik), yakni semiotik yang khusus memperhatikan sistem
tanda yang dihasilkan oleh hewan. Hewan biasanya menghasilkan tanda untuk
berkomunikasi antara sesamanya, tetapi juga sering menghasilkan tanda yang dapat
ditafsirkan oleh manusia.
4. Semiotik kultural, yakni semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang berlaku
dalma kebudayaan tertentu. Telah diketahui bahwa masyarakat sebagai makhluk
sosial memiliki sistem budaya tertentu yang telah turun temurun dipertahankan dan
dihormati. Budaya yang terdapat dalam masyakarat yang juga merupakan sistem itu,
menggunakan tanda-tanda tertentu yang membedakannya dengan masyarakat yang
lain.
5. Semiotik naratif, yakni semiotik yang menelaah system tanda dalam narasi yang
berwujud mitos dan cerita lisan (Folklore). Telah diketahui bahwa mitos dan cerita
lisan, ada diantaranya memiliki nilai kultural tinggi.
6. Semiotik natural, yakni semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dihasilkan
oleh alam. Air sungai keruh menandakan di hulu telah turun hujan, dan daun pohon –
pohonan yang menguning lalu gugur. Alam yang tidak bersahabat dengan manusia,
misalnya banjir atau tanah longsor, sebenarnya memberikan tanda kepada manusia
bahwa manusia telah merusak alam.
7. Semiotik normatif, yakni semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dibuat
oleh manusia yang berwujud norma–norma, misalnya rambu–rambu lalu lintas. Di
ruang kereta api sering dijumpai tanda yang bermakna dilarang merokok.
8. Semiotik sosial, yakni semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dihasilkan
oleh manusia yang berwujud lambang, baik lambang berwujud kata maupun lambang
berwujud kata dalam satuan yang disebut kalimat. Buku Halliday (1978) itu sendiri
berjudul Language Social Semiotic. Dengan kata lain, semiotik sosial menelaah
sistem tanda yang terdapat dalam bahasa.
9. Semiotik struktural, yakni semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang
dimanifestasikan melalui struktur bahasa.
Tidak ada struktur yang baku dalam teknik penulisan skripsi atau tesis yang
menggunakan analisis semiotika. Sama seperti penelitian kualitatif pada umumnya, tidak ada
struktur baku pada tahap-tahap penulisannya. Tidak ada keseragaman dalam sistematika
penulisan skripsi dan tesis yang menggunakan metode kualitatif khususnya penelitian
menggunakan analisis semiotika. Ini terkait dengan begitu kuatnya paradigma atau
pendekatan positivistik yang amat menekankan unsur objektivitas dan menggunakan teknik-
teknik statistik yang canggih. Meski pendekatan kuantitatif tidak sinonim dengan paradigma
positivistik, tetapi secara umum bisa dikatakan bahwa metodelogi kuantitatif didasarkan pada
filsafat positivistik yang terlihat jelas dari struktur, proses dan latar belakang teoritisnya.
2. Paradigma Penelitian
a) Ontologis
b) Epistemologis
c) Axiologis
d) Metodologis
b) Trustworthiness
c) Persetujuan intersubjektivitas
d) Conscientization
PENUTUP
Kesimpulan
Secara etimologis semiotik berasal dari kata Yunani simeon yang berarti “tanda”.
Tanda tersebut dapat didefinisikan sebagai suatu hal yang menunjuk pada adanya hal yang
lain. Secara terminologis, semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari
sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa seluruh kebudayaan sebagai tanda. Contohnya
dalam sebuah kemasan atau di gedung perusahaan, terdapat tanda berupa asap. Maka dari
tanda tersebut orang-orang menginterpretasikannya sebagai api.
Jadi dapat disimpulkan bahwa semiotika adalah kajian mengenai produksi sosial dan
komunikasi terhadap sistem tanda (sign system) yang menganalisa berbagai hal yang dapat
berdiri atas hal lain, yang memiliki makna dibaliknya. Analisis ini bersifat paradigmatik yaitu
upaya yang dilakukan untuk menemukan hal-hal yang tersembunyi. Analisis semiotika ini
adalah salah satu dari bagian dari bentuk analisis kualitatif yang mana memfokuskan untuk
menganalisis sesuatu yang tidak terlihat atau tersirat.
a. Semiotik analitik
b. Semiotik deskriptif
c. Semiotik faunal
d. Semiotik kultural
e. Semiotik naratif
f. Semiotik natural
g. Semiotik normatif
h. Semiotik sosial
i. Semiotik structural
DAFTAR PUSTAKA
Mudjiyanto, B. & Nur, E. (2013). Semiotika Dalam Metode Penelitian Komunikasi. Jurnal
Penelitian Komunikas, Informatika dani Media Massa-PEKOMMAS, vol 16, 73-74.
Fiske, John. Cultural and Communication Studies Sebuah Pengantar Paling Komprehensif.
Bandung: Jalasutra
Indiwan Seto Wahyu Wibowo (2013), Semiotika Komunikasi(aplikasi praktis bagi penelitian
dan skripsi komunikasi),Jakarta: Mitra Wacana Media
Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung. Remaja Rosdakarya.