Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Teori Sastra
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Nazariyah Al-Adab

Dosen pengampu : Mastur S.Ag., M.Pd.

Disusun oleh:

Mochammad Alfan Ferdiansyah 212104030018

Fatkhur Sahrul Romadhon 211104030024

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA ARAB

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI K.H ACHMAD SIDDIQ


JEMBER

2022
Kata Pengantar

Hamdan Wasyukran Lillah. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Alloh


SWT atas limpahan Rahmat serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul "Teori Sastra"

Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita


Rasulullah Saw yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman
yang terang benderang yakni Addinul Islam wal iman .

Sehubungan dengan tersusunnya makalah ini, dalam kesempatan ini kami


kami menyampaikan ribuan terimakasih kepada Bpk. Mastur, S.Ag., M.Pd selaku
pembimbing mata kuliah Nazhariyah al-Adab dan juga semua pihak yang
membantu menyelesaikan makalah ini. Kami harap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca, khususnya Mahasiswa UIN KHAS JEMBER.

Semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan atau sarana dalam proses
pembelajaran. Kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna dan banyak
terdapat kesalahan maupun kekurangan oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca.

Jember, 26 September 2022

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang .....................................................................................................


B. Rumusan Masalah.................................................................................................
C. Tujuan ..................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Sastra ........................................................................................

B. Penjelasan Teori Sastra.........................................................................................

BAB III PENUTUP

A. kesimpulan.............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................

BAB I

3
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Rene Wellek dan Warren (2014:3) sastra adalah suatu kegiatan
kreatif, sebuah karya seni. Melalui karya sastra, seorang pengarang dapat
menuangkan pikiran dan hasil imajinasinya berupa tulisan maupun lisan.
Karya sastra yang dihasilkan oleh pengarang mengandung nilai-nilai dan
norma yang dapat dijadikan contoh dalam kehidupan sehari-hari.
................Seorang pengarang menggunakan karya sastra untuk menyampaikan
pandangannya tentang kehidupan yang ada di sekitarnya.
Sebuah karya sastra tidak bisa terlepas dari teori sastra. Rene Wellek
dan Warren (2014:35) mengungkapkan teori sastra adalah studi prinsip,
kategori, dan kriteria yang dapat diacu dan dijadikan titik tolak dalam telaah
di bidang sastra.Artinya, mengkaji suatu karya sastra harus berdasarkan
hasil penelitian langsung terhadap suatu karya sastra.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian teori sastra?
2. Ada berapa teori sastra? Dan bagaimana penjelasannya?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian teori sastra.
2. Mengetahui ada berapa dan bagaimana penjelasan teori sastra.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Sastra

4
Secara umum, yang dimaksud teori adalah suatu sistem ilmu atau
pengetahuan sistematik yang menetapkan pola pengaturan hubungan antara
gejala-gejala yang diamati. Menurut Wellek dan Warren (1993), sastra adalah
suatu kegiatan kreatif, sederetan karya seni. Sedangkan teori sastra adalah
studi prinsip, kategori, dan kriteria yang dapat dipacu dan dijadikan titik tolak
dalam telaah di bidang sastra. Teori sastra dalam arti sempit adalah studi
sistematis mengenai sastra dan metode untuk menganalisis sastra. Teori sastra
indonesia adalah studi sistematis tentang sastra dan metode untuk
menganalisis sastra Indonesia.
Teori sastra ialah cabang ilmu sastra yang mempelajari tentang prinsip-
prinsip, hukum, kategori, kriteria karya sastra yang membedakannya dengan
yang bukan sastra.1 Pada hakikatnya, teori sastra membahas secara rinci
aspek-aspek yang terdapat di dalam karya sastra, baik konvensi bahasa yang
meliputi makna, gaya, struktur, pilihan kata, maupun konvensi sastra yang
meliputi tema, tokoh, penokohan, alur, latar, dan lainnya yang membangun
keutuhan sebuah karya sastra.
B. Penjelasan Teori Sastra
Berikut adalah beberapa teori yang ada di dalam sastra, yaitu:
1. Teori Sosiologi Sastra
Teori sosiologi sastra menurut Sumarjan (1990: 5) adalah suatu ilmu
yang mempelajari struktur sosial dan proses sosial termasuk dengan
perubahan-perubahannya.2 Konsep sosiologi sastra didasarkan pada dalil
bahwa karya sastra ditulis oleh seorang pengarang, dan pengarang
merupakan a salient being, makhluk yang mengalami sensasi-sensasi
dalam kehidupan empirik masyarakatnya. Dengan demikian, sastra juga
dibentuk oleh masyarakatnya, sastra berada dalam jaringan sistem dan nilai
dalam masyarakatnya. Dari kesadaran ini muncul pemahaman bahwa
sastra memiliki keterkaitan timbal balik dalam derajat tertentu dengan
masyarakatnya, dan sosiologi sastra berupaya meneliti pertautan antara

1
Syahfitri, Dian. Teori Sastra Konsep dan Metode, hlm.3
2
Syahfitri, Dian. Teori Sastra Konsep dan Metode, hlm.4

5
sastra dengan kenyataan masyarakat dalam berbagai dimensinya. 3 Contoh
dari teori Sosiologi Sastra Ialah Novel Siti Nurbaya.
2. Teori Feminisme
Teori feminisme adalah teori yang menjelaskan cara penggambaran dan
menjelaskan potensi-potensi yang dimiliki oleh perempuan.4 Feminis
secara etimologis berasal dari kata femme (woman) yang bermakna
perempuan (tunggal) yang berjuang untuk memperjuangkan hak-hak
perempuan (jamak) sebagai kelas sosial. Philips Bob Cock Goefe
menyatakan bahwa feminisme yaitu teori mengenai persamaan antara laki-
laki dan perempuan dalam segala bidang seperti politik, ekonomi, sosial,
dan kegiatan terorganisasi yang mempertahankan hak-hak serta
kepentingan perempuan.5 Sedangkan Ratna (2004) menyatakan bahwa
feminisme merupakan gerakan kaum perempuan untuk menolak segala
sesuatu yang dimarginalisasikan, disubordinasikan, serta dikendalikan oleh
kebudayaan dominan, baik dalam bidang ekonomi, politik, maupun
kehidupan sosial pada umumnya.6 Contoh dari teori Fenimisme ialah
Ketimpangan Sosial antara perempuan dan laki-laki.
3. Teori Psikologi Sastra
Teori psikologi sastra adalah teori kajian sastra yang memandang sastra
sebagai aktivitas jiwa. Psikologi sastra merupakan cabang ilmu kajian
sastra yang melihat karya sastra sebagai aktivitas dan pantulan kejiwaan.
Psikologi sastra merupakan ilmu lintas disiplin, yang memiliki konsep
bahwa sastra adalah hasil karya cipta dari pengarang yang bisa diabadikan.
Sastra tercipta karena ide kreatif dan suasana hati seorang pengarang, yang
mencakup ungkapan perasaan pengarang tersebut. Oleh karena itu,
pengkajian sastra memiliki hubungan yang erat dengan psikologi.7
3
Soemanto 1993
4
Syahfitri, Dian. Teori Sastra Konsep dan Metode, hlm.4
5
Sugihastuti & Suharto, 2002
6
Ulviani, 2018
7
Astuti, Rika Endri; Mujiyanto, Yant; Rohmadi, Muhammad (2017). "ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA DAN
NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL ENTROK KARYA OKKY MADASARI SERTA RELEVANSINYA
SEBAGAI MATERI PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS". BASASTRA (dalam
bahasa Inggris). 4 (2), hlm.178.

6
4. Teori Postkolonialisme
Teori poskolonialisme (Gandhi, 2001 :44) adalah suatu teori yang
berkeinginan menyangkut akibat dan wacana kolonialisme di masa kini. 8
Secara definitive teori postcolonial lahir sesudah kebanyakan Negara-
negara terjajah memperoleh kemerdekaannya. Teori poskolonial mencakup
seluruh khazanah sastra nasional yang pernah mengalami kekuasaan
imperial sejak awal kolonisasi hingga sekarang. Seperti sastra Afrika,
Australia, Bangladesh , Canada, Karibia, India, Selandia Baru, Pakistan,
Singapura, Sri langka, Malaysia dan Indonesia.
5. Teori Strukturalisme
Teori strukturalisme adalah teori pendekatan terhadap teks-teks sastra
yang menekankan keseluruhan relasi antara berbagai unsur teks.9 Dalam
ilmu sastra pengertian "strukturalisme" sudah dipergunakan dengan
berbagai cara, yang dimaksudkan dengan istilah "struktur" ialah kaitan-
kaitan tetap antara kelompok kelompok gejala. Kebanyakan penganut
aliran strukturalis secara langsung atau tidak langsung berkiblat pada
strukturalisme dalam ilmu bahasa yang dirintis oleh Ferdinand De
Saussure.
6. Teori Semiotika
Teori semiotik adalah suatu teori yang mempelajari tentang tanda,
yang terdiri dari bunyi-bunyian dan gambar.10 Semiotik adalah ilmu yang
mempelajari tanda-tanda, sistem-sistem tanda, dan proses suatu tanda
diartikan.11 Dengan kata lain, ilmu yang mempelajari berbagai objek,
peristiwa, atau seluruh kebudayaan sebagai tanda.12 Tanda itu sendiri
diartikan sebagai sesuatu yang bersifat representatif, mewakili sesuatu
yang lain berdasarkan konvensi tertentu. Konvensi yang memungkinkan

8
Syahfitri, Dian. Teori Sastra Konsep dan Metode, hlm.4
9
Syahfitri, Dian. Teori Sastra Konsep dan Metode, hlm.4
10
Syahfitri, Dian. Teori Sastra Konsep dan Metode, hlm.4
11
Hartoko, 1986, hlm.131
12
Eco, 1979, hlm.6

7
suatu objek, peristiwa, atau gejala kebudayaan menjadi tanda itu disebut
juga sebagai kode sosial.
Pierce (1839-1914) adalah seorang filsuf Amerika yang meletakkan
dasar bagi sebuah bidang studi yang disebtu semiotik. Pierce menyebutkan
tiga macam tanda sesuai dengan jenis hubungan antara tanda dan apa yang
ditandakan.
 Ikon, yaitu tanda yang secara inheren memiliki kesamaan dengan arti
yang ditunjuk. Misalnya, foto dengan orang yang difoto, atau pera
dengan wilayah geografisnya.
 Indeks, yaitu tanda yang mengandung hubungan kausal dengan apa
yang ditandakan. Misalnya asap menandakan adanya api, mendung
menandakan bakal turun hujan.
 Simbol atau tanda, yaitu suatu tanda yang memiliki hubungan makna
dengan yang ditandakan bersifat arbitrer, manasuka, sesuai dengan
konvensi suatu lingkungan sosial tertentu.
7. Teori Stilistika
Teori stilistika menurut Kridalaksana (1983:15) adalah teori yang
menyelidiki bahasa yang digunakan dalam karya sastra.13 Stilistika adalah
ilmu yang mempelajari gaya bahasa suatu karya sastra. Hal ini sesuai
dengan pendapat Zhang (mengutip pendapat Lodge, 1966) bahwa untuk
menjembatani apresiasi karya sastra dengan bahasa, maka diperlukan
telaah yang dikenal dengan telaah ilmu gaya bahasa (Zhang, 2010: 155).
Sementara itu, Endraswara (2003: 72) mengatakan penelitian stilistika
berdasarkan asumsi bahwa bahasa sastra mempunyai tugas mulia. Bahasa
sastra memiliki pesan keindahan dan sekaligus membawa makna. Tanpa
keindahan bahasa, karya sastra menjadi hambar. Keindahan karya sastra,
hampir sebagian besar dipengaruhi oleh kemampuan pengarang dalam
memainkan bahasa. Secara definitif stilistika adalah ilmu yang berkaitan
dengan gaya dan gaya bahasa.14 Tetapi pada umumnya lebih banyak
mengacu pada gaya bahasa. Jadi, dalam pengertian yang paling luas,
13
Syahfitri, Dian. Teori Sastra Konsep dan Metode, hlm.4
14
Lafamane, Felta. Kajian Stilistika (Komponen Kajian Stilistika), hlm.4

8
stilistika sebagai ilmu tentang gaya, meliputi berbagai cara yang dilakukan
dalam kegiatan manusia.15
8. Teori Formalisme
Teori formalisme adalah teori yang digunakan untuk menganalisis
karya sastra mengutamakan bentuk dari karya sastra yang meliputi teknik
pengucapan sehingga sastra dapat berdiri sendiri sebagai sebuah ilmu dan
terbebas dari pengaruh ilmu lainnya.16 Secara Etimologis formalisme
berasal dari kata forma (latin), yang berarti bentuk atau wujud. Dalam ilmu
sastra, formalisme adalah teori yang digunakana untuk menganalisa karya
sastra yang mengutamakan bentuk dari karya sastra yang meliputi tehnik
pengucapan –meliputi ritma, rima, aquistik/bunyi, aliterasi, asonansi dsb,
kata-kata formal (formal words) dan bukan isi serta terbebas dari unsur
luar seperti sejarah, biografi, konteks budaya dan lain sebagainya sehingga
sastra dapat berdiri sendiri (otonom) sebagai sebuah ilmu dan terbebas dari
pengaruh ilmu lainnya.17 Teori formalis ini bertujuan untuk mengetahui
keterpaduan unsur yang terdapat dalam karya sastra tersebut sehingga
dapat menjalin keutuhan bentuk dan isi dengan cara meneliti unsur-unsur
kesastraan, puitika, asosiasi, oposisi, dan lain sebagainya.18
9. Teori Strukturalisme Genetik
Teori strukturalisme adalah suatu teori yang menganalisis atau meneliti
karya sastra yang menghubungkan antara struktur sastra dengan struktur
masyarakat melalui pandangan dunia yang diekspresikan.19 Teori ini
merupakan salah satu cabang sosiologi sastra yang memadukan antara
struktur teks, konteks sosial, dan pandangan dunia pengarang (Yasa,
2012:28). Teori ini menekankan hubungan antara karya sastra dengan
lingkungan sosialnya. Strukturalisme genetik dapat diidentifikasikan
sebagai metode non-murni dan merupakan metode penentangan terhadap
15
Ratna, 2009:167
16
Syahfitri, Dian. Teori Sastra Konsep dan Metode, hlm.5
17
Saleh, Fatulloh. Teori Formalisme - Balaghah, hlm.2
18
http://arwinkim.blogspot.co.id/2010/05/pengertianteori-formalisme.html diakses pada 03-11-2015 pukul
01.33
19
Syahfitri, Dian. Teori Sastra Konsep dan Metode, hlm.5

9
metode murni yang hanya menekankan penelitian sastra pada nilai-nilai
intrinsik saja.20 Metode ini lebih jauh melangkah pada struktur sosial dan
latar belakang karya sastra tersebut. Menurut Ratna (2004:123), secara
definitif strukturalisme genetik adalah analisis struktur dengan
memberikan perhatian pada asal-usul karya sastra. Secara ringkas berarti
bahwa strukturalisme genetik sekaligus memberikan perhatian terhadap
analisis instrinsik dan ekstrinsik.21
10. Teori Resepsi Sastra
Teori resepsi sastra adalah teori yang tidak berpusat pada teks sastra,
tetapi teks sastra dihubungkan dengan penerimaan pembaca. 22 Tumbuhnya
teori resepsi sastra dipicu oleh alam pemikiran filsafat (fenomenologi)
yang bekembang pada masa itu. Pergeseran orientasi kritik sastra, dari
pengarang kepada teks, dan dari teks kepada pembaca diilhami oleh
pandangan bahwa teks-teks sastra merupakan salah satu gejala yang hanya
menjadi aktual jika sudah dibaca dan ditanggapi pembacanya. Teks hanya
sebuah pralogik dan logika yang sesungguhnya justru ada pada benak
pembacanya. Teori `ini juga muncul sebagai reaksi terhadap sejarah sastra
yang tertutup dan hanya menyajikan deretan pengarang dan jenis sastra.

20
Helaluddin. Strukturalisme Genetik Lucien Goldmann dalam Pengkajian Karya Sastra, hlm.3
21
Helaluddin. Strukturalisme Genetik Lucien Goldmann dalam Pengkajian Karya Sastra, hlm.4
22
Syahfitri, Dian. Teori Sastra Konsep dan Metode, hlm.5

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Teori sastra ialah cabang ilmu sastra yang mempelajari tentang prinsip-prinsip,
hukum, kategori, kriteria karya sastra yang membedakannya dengan yang
bukan sastra. Teori sastra ada 10:

 Teori Sosiologi sastra, menurut Sumarjan (1990:5) adalah suatu ilmu yang
mempelajari struktur sosial dan proses sosial termasuk dengan perubahan-
perubahannya.
 Teori feminisme adalah teori yang menjelaskan cara penggambaran dan
menjelaskan potensi-potensi yang dimiliki oleh perempuan.
 Teori psikologi sastra adalah teori kajian sastra yang memandang sastra
sebagai aktivitas jiwa.
 Teori poskolonialisme (Gandhi, 2001:44) adalah suatu teori yang
berkeinginan menyangkut akibat dan wacana kolonialisme di masa kini

11
 Teori strukturalisme adalah teori pendekatan terhadap teks-teks sastra yang
menekankan keseluruhan relasi antara berbagai unsur teks.
 Teori semiotik adalah suatu teori yang mempelajari tentang tanda, yang
terdiri dari bunyi-bunyian dan gambar.
 Teori semiotik adalah suatu teori yang mempelajari tentang tanda, yang
terdiri dari bunyi-bunyian dan gambar. Ada tiga macam tanda sesuai dengan
jenis hubungan antara tanda dan apa yang ditandakan, yaitu ikon, indeks,
dan simbol atau tanda.
 Teori stilistika menurut Kridalaksana (1983:15) adalah teori yang
menyelidiki bahasa yang digunakan dalam karya sastra.
 Teori formalisme adalah teori yang digunakan untuk menganalisis karya
sastra mengutamakan bentuk dari karya sastra yang meliputi teknik
pengucapan sehingga sastra dapat berdiri sendiri sebagai sebuah ilmu dan
terbebas dari pengaruh ilmu lainnya.
 Teori strukturalisme adalah suatu teori yang menganalisis atau meneliti
karya sastra yang menghubungkan antara struktur sastra dengan struktur
masyarakat melalui pandangan dunia yang diekspresikan.
 Teori resepsi sastra adalah teori yang tidak berpusat pada teks sastra, tetapi
teks sastra dihubungkan dengan penerimaan pembaca.

12
DAFTAR PUSTAKA

Syahfitri, Dian. Teori Sastra Konsep dan Metode

Astuti, Rika Endri; Mujiyanto, Yant; Rohmadi, Muhammad (2017). "ANALISIS


PSIKOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL ENTROK
KARYA OKKY MADASARI SERTA RELEVANSINYA SEBAGAI MATERI
PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS". BASASTRA
(dalam bahasa Inggris). 4 (2).

Lafamane, Felta. Kajian Stilistika (Komponen Kajian Stilistika).

Saleh, Fatulloh. Teori Formalisme - Balaghah.

Helaluddin. Strukturalisme Genetik Lucien Goldmann dalam Pengkajian Karya


Sastra.

http://arwinkim.blogspot.co.id/2010/05/pengertianteori-formalisme.html diakses
pada 03-11-2015 pukul 01.33

13
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Psikologi_sastra

http://simpulanilmu.blogspot.com/2016/07/pengertian-teori-sastra-dan-
fungsi.html?m=1

14

Anda mungkin juga menyukai