Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

ALMUHKAM WAL MUTASYABBIH

DIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH STUDI AL-QUR’AN


Dosen pengampu : Dr. Syafruddin Edi Wibowo.Lc.M.Ag

Disusun Oleh :
Ulil Absor (211104030026)
Szasza Balqis El Muslim Himam

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA ARAB


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI K.H ACHMAD SHIDDIQ JEMBER
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat- Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Sholawat
teriring salam semoga selalu tercurah kepada suri tauladan kita Rasulullah SAW beserta
keluarga, sahabat dan pengikutnya yang tetap istiqomah hingga akhir zaman.
Selanjutnya kami mengucapkan terimakasih kepada Ustadz Dr. Syafruddin Edi
Wibowo.Lc.M.Ag selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Studi Al-Qur’an. Selain itu kami
juga mengucapkan terimakasih kepada para penulis yang kami kutip tulisannya sebagai
bahan rujukan makalah ini. Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan
manfaat dan wawasan kepada kita semua, dan kami menyadari bahwa makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami berharap adanya kritik dan saran dari
pembaca yang membangun, demi perbaikan makalah ini.

Jember, 28 Oktober 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Al-Qur’an merupakan sumber rujukan utama bagi seluruh umat Islam, yang
menjadi petunjuk serta tolak ukur pemisah antara yang haq dan yang bathil. Namun,
untuk memahami atau menafsirkan Al-Qur’an harus memahami dan menguasai
kaidah dan tata cara dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an.
Dalam makalah ini, penulis ingin menjelaskan tentang Al Muhkam Wal
Mustasyabbih

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Al Muhkam Al Mutasyabbih
2. Sikap Ulama’ Terhadap Al Muhkam Wal Mutasyabbih
3. Pembuka Pembuka Surat
4. Hikmah Adanya Ayat Al Muhkam Wal Mutsyabbih

C. Tujuan
1. Apa Pengertian Al Muhkam Al Mutasyabbih
2. Sikap Ulama’ Terhadap Al Muhkam Wal Mutasyabbih
3. Pembuka Pembuka Surat
4. Hikmah Adanya Ayat Al Muhkam Wal Mutsyabbih
BAB II

A. ALMUHKAM WAL MUTASYABBIH

Almuhkam adalah ayat ayat yang sudah jelas maknanya ,Sedangkan Almutsyabbih
adalah ayat ayat yang belum jelas sehingga perlu ditakwil untuk mengetahui maksud dari
ayat tersebut.

Allah SWT menjelaskan masalah ini didalam alqur’an, allah berfirman dalam alqur’an :

ٌ ‫ب َواُخَ ُر ُمت َٰشبِ ٰه‬


) ٧:‫ت (العمران‬ ِ ‫ت ه َُّن اُ ُّم ْال ِك ٰت‬ ٌ ‫ب ِم ْنهُ ٰا ٰي‬
ٌ ٰ‫ت ُّمحْ َكم‬ َ ‫ك ْال ِك ٰت‬ ْٓ ‫ه َُو الَّ ِذ‬
َ ‫ي اَ ْن َز َل َعلَ ْي‬

Berkata ibn habib annisaburi: disini ada tiga masalah

1.semua ayat alqur;an itu muhkam, dalilnya :

ْ ‫) ۤال ٰر ۗ ِك ٰتبٌ اُحْ ِك َم‬


ٗ‫ت ٰا ٰيتُه‬ )١ :‫هود‬

2.semua ayat alqur’an itu mutasyabbih, dalilnya :

 )٢٣ :‫ِك ٰتبًا ُّمتَ َشابِهًا َّمثَانِ ۙ َي (الزمر‬

3.tebagi menjadi 2 muhkam dan mutasyabbih (ini pendapat yang benar)

Beliau menjawab (ibn habib annisaburi) dari dua ayat diatas adalah yang dimaksud dengan
almuhkam adalah kuat dan tidak adanya kekurangan dan perselisihan, sedangkan yang
dimaksud dengan mutasyabbih adalah keadaan yang menyerupai sebagiannya dengan las an
yang lain didalam kebenaran, kejujuran,dan mukjizatnya

Ada Sebagian ulama’ berkata: ayat tersebut tidak menunjukaan adanya batasan salah satu dai
keduanya karena tidak adanya petunjuk disalah satu dari keduanya dan ayat muhkam itu
petunjunya tidak butuh untuk dijelaskan sedangkan mutasyabbih tidak diharapkan
penjelasannya.

Ada beberapa pendapat didalam menentukan muhkam dam mutasybbih

1. Almuhkam apa apa yang diketahui maksudnya, baik secara kejelasan atau secara
takwil, sedangkan almutasyabbih apa apa yang allah tentukan dengan ilmullah seperti
kiamat, huruf huruf yang terputus yang terdapat pada awal surat
2. Ada yg mengatakan almuhkam adalah yang sudah jelas maknanya sedangkan
mutasyabbih antonimnya
3. Ada yang mengatakann almuhkam bisa ditakwil dengan satu penakwilan saja
sedangkan mutassyabbih bisa ditakwil dengan beberapa penakwilan
4. Ada yang mengatakan almuhkam hukum hukum wajib, janji, dan ancaman sedangkan
mutasyabbih kisah kisah dan perumpamaan
5. Ada yang mengatakan almuhkam tidak berulang lafadznya sedangkan mutasyabbih
antonimnya

B. SIKAP ULAMA’ TERHADAP ALMUHKAM WAL MUTASYABBIH

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari jalur Ali bin Abi Thalhah dari Ibnu Abbas bahwa
dia berkata “Ayat-ayat yang muhkam adalah yang menasakh, yang menjelaskan yang halal,
haram, hukum-hukum had, hukumhukum warisan, apa yang harus diimani dan apa yang
harus diamalkan. Sedangkan ayat-ayat yang mutasyabih adalah yang Mansukh(ayat yang
dinash), yang didahulukan, yang diakhirkan, perumpamaan-perumpamaannya,
sumpahsumpahnya, dan apa yang harus diimani, tetapi tidak harus diamalkan.”

Al-Firyabi meriwayatkan dari Mujahid bahwa dia berkata, “Ayat-ayat yang muhkam
menjelaskan tentang yang halal dan yang haram. Adapun selain itu adalah mutasyabih yang
saling membenarkan antara satu dengan yang lainnya.”

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Rabi’ bahwa dia berkata “Ayat ayat yang muhkam
adalah ayat-ayat yang berisi perintah dan larangan.” Dia meriwayatkan dari Ishaq bin Suwaid
bahwa Yahya bin Ya’mar dan Abu Fakhitah saling berdiskusi tentang ayat ini. Abu Fakhitah
berkata, “Permulaan surat-surat.” Yahya berkata, “Hukum-hukum warisan, perintah,
larangan, dan yang menerangkan hal-hal yang halal.”

Hakim dan yang lain meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa dia berkata, “Tiga ayat
terakhir dari surat al-An’am adalah ayat-ayat yang muhkam, yaitu firman Allah: ‫قُلْ تَ َعالَوْ ا‬
(Katakanlah, “Kemarilah”) (QS. Al-An’am: 151).

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari jalur yang lainnya dari Ibnu Abbas bahwa dia
berkata tentang firman Allah ‫“ فيه اي~ات محكم~ات‬Dari sini sampai tiga ayat berikutnya, yaitu
‫( قُ~~لْ تَ َع~~الَوْ ا‬Katakanlah, ‘Kemarilah’) dan dari sini sampai tiga ayat berikutnya, yaitu :
ُ‫ك َأاَّل تَ ْعبُد ُٓو ۟ا ِإٓاَّل ِإيَّاه‬ َ َ‫( َوق‬Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kalian tidak menyembah
َ ُّ‫ض ٰى َرب‬
kecuali hanya kepadaNya)(QS. Al-Isra’: 23)

Abdullah bin Humaid meriwayatkan dari Adh-Dhahak bahwa dia berkata, “Ayat-ayat
yang muhkam adalah ayat-ayat yang tidak di-nasakh dan ayat-ayat mutasyabih adalah ayat-
ayat yang dinasakh.

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Muqatil bin Hayyan bahwa dia berkata, “Ayat-
ayat yang mutasyabih seperti yang kami dengarkan adalah: ‫ الر‬,‫ المر‬, ‫ المص‬,‫الم‬

Ibnu Abi Hatim berkata, “Telah diriwayatkan dari Qatadah, Ikrimah, dan yang lainnya
bahwa ayat yang muhkam adalah yang diamalkan dan yang mutasyabih adalah yang harus
diimani dan tidak diamalkan.”

B. PEMBUKA PEMBUKA SURAT

Sepuluh Metode Pembuka Surat

1. Pujian kepada allah, dengan menetapkan sifat pujian dan menafikan sifat sifat
kekurang -bacaan tahmid pada lima surat dalam alqur’an
-kata ‫ تبارك‬pada dua surat dalam alqur’an
-bacaan tasbih pada tujuh surat dalam alqur’an
2. Huruf huruf hijaiyah pada 29 surat, Contoh ‫الم‬
3. Panggilan pada sepuluh surat dalam alqur’an, lima surat untuk memanggil
Rasulullah saw, yaitu pada surat al Ahzab, ath Thalaq, at Tahrim, al Muzammil, al
muddatsir, dan lima yang lainnya untuk memanggil umatnya
4. Kalimat berita seperti:
ِ ۗ َ‫ ( يَسَْٔـلُوْ نَكَ َع ِن ااْل َ ْنف‬mereka menanyakan kepadamu tentang (pembagian) harta
‫~~ال‬
‫هّٰللا‬
rampasan perang) ُ‫ْجلُوْ ه‬ ِ ‫ ( اَ ٰت ٓى اَ ْم~~ ُر ِ فَاَل ت َْس~~تَع‬telah dating ketetapan allah, maka
janganlah kamu minta untuk dipercepat)
َ ‫ ( اِ ْقتَ َر‬telah dekat hisab bagi para manusia )
ِ َّ‫ب لِلن‬
‫اس ِح َسابُهُ ْم‬
5. Dengan sumpah pada 15 surat dalam alqur’an, seperti bersumpah dengan para
malaikat (Surat ash shaaffat), bersumpah dengan bintang bintang ( Surat al buruj )
6. Denga syarat pada 6 surat pada alqur’an : al Waqi’ah, al Munafiqun, al Takwir, al
Infithar, al Insyiqaq, az Zalzalah, dan an Nashr
7. dengan perintah pada enam surat pada alqur’an :al Jin, al ‘Alaq, al Kafirun, al
Ikhlas, al ‘Falaq, dan an Naas
8. dengan pertanyaan pada enam surat pada alqur’an: al Insan, an Naba’, al
Ghasyiah, al Insyiroh, al Fil, dan alMaun
9. dengan doa, yaitu pada tiga surat dalam alqur’an: al-Muthaffifin, al Humazah, al
Lahab
10. sebab akibat (alasan) dalam surat al Quraish

C. HIKMAH ADANYA AYAT ALMUHKAM WAL MUTASYABBIH

Ada beberapa orang yang berkata, “Apakah hikmah diturunkan yang mutasyabih dari
Allah adalah hendak memberikan hidayah dan penjelasan kepada hamba-hamba-Nya?” Saya
berkata, “Jika yang mutasyabih itu mungkin untuk diketahui maknanya maka ini ada
beberapa faedah, yaitu:

Di antaranya adalah anjuran kepada para ulama untuk melakukan penelitian yang
mengantarkan kepada pengetahuan terhadap makna-maknanya yang pelik dan mengkajinya.
Dorongan jiwa untuk mengetahui hal itu adalah di antara ibadah yang agung.

Di antaranya adalah menampakkan kelebihan dan perbedaan derajat. Jika semua Al-
Qur’an hanya terdiri dari yang muhkam saja maka takwil dan kajian yang mendalam terhadap
Al-Qur’an tidak dibutuhkan, dan pengetahuan semua manusia akan sama tentangnya dan
tidak ada keutamaan antara orang yang pandai dengan yang tidak.

Di antaranya mengharuskan adanya kesulitan untuk mencapai kepada makna yang


dikehendaki, sebab bertambahnya kesulitan akan menambah pahala
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa Al Muhkam adalah ayat


ayat yang sudah jelas sedangkan Wal Mutasyabbih adalah ayat ayat yang butuh di
takwil untuk mengetahui maksud dari ayat tersebut.
Dalam Al Muhkam Wal Mutasyabbih di jelaskan pula sikap para ulama
terhadap Almuhkam Wal Mutasyabbih
Dalam Al Muhkan Wal Mutasyabbih terdapat sepuluh metode pembuka
surat.dan memiliki banyak faedah

Anda mungkin juga menyukai