Penafsiran
Pada Ayat Pertama Surat al-Alaq
Oleh: Muhammad Najib
I. Pendahuluan
(
1 (
) 2
)
( 3
) ( 4 (
) 5 )
1
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
II. Tentang Surat al-Alaq
Surat al-Alaq termasuk di antara surat yang memiliki lebih dari satu nama.
Di samping disebut al-Alaq, surat ini juga disebut surat Iqra` atau Iqra` Bismi
Rabbika atau Iqra` Bismi Rabbika al-Ladh Khalaq. Al-Bukhari di dalam al-Jmi
ahh menggunakan sebutan Iqra` Bismi Rabbika al-Ladh Khalaq
2
. Sebagian
naskah al-Jmi ahh ada pula yang menyebutnya surat Iqra`
3
. Tirmidzi
menyebutnya surat Iqra` Bismi Rabbika
4
. Nawawi al-Bantani menyebut nama
lain, yaitu al-Qalam
5
. Sedangkan di dalam mushaf dan kitab-kitab tafsir umumnya
1
Al-Quran, al-Alaq:1-5.
2
Muhammad bin Ismail al-Bukhari, al-Jmi ahh, (Beirut: Dr Tawq al-Najah, 1422 H.), 6:173.
3
Abu Muhammad Badruddin al-Aini, Umdat al-Qr Sharh a al-Bukhr,(Beirut: Dr Iy`
al-Turth al-Arab, tt), 19:302.
4
Muhammad bin Isa al-Tirmidhi, Sunan al-Tirmidh, (Cairo: Musthafa al-Bb alhalab, 1975),
5:443
5
Muhammad bin Umar Nawawi al-Bantani, Mar Labd fi Kashfi Mana Qur`n Majd, (Beirut:
dr kutub al-Ilmiyyah, 1417 H.), 2:647.
2
digunakan nama surat al-Alaq. Di antara yang tidak menggunakan nama al-Alaq
adalah tafsir al-Thabari yang memakai nama surat Iqra` Bismi Rabbika
6
.
Ada perbedaan penghitungan jumlah ayat dalam surat al-Alaq. Ulama
Madinah dan Makkah menghitungnya 20 ayat. Menurut ulama Syam 18 ayat.
Sedangkan ulama Kufah dan Bashrah menghitungnya 19 ayat. Dalam mushaf dan
umumnya kitab tafsir disebutkan bahwa surat al-Alaq terdiri dari 19 ayat
7
.
Menurut Nawawi al-Bantani, surat al-Alaq terdiri dari 72 kalimat dan 270 huruf
8
.
Al-Alaq termasuk surat Makkiyah dan lima ayat pertama merupakan wahyu
yang pertama diterima Nabi Muhammad alla Allah Alaihy wa Sallam. Aisyah,
sebagaimana diriwayatkan Bukhori, menceritakan:
" :
{ :
:[ }
2 ] ...
9
Awal permulaan wahyu Rasulullah alla Allah Alaihy wa Sallam adalah mimpi
yang nyata. Rasulullah alla Allah Alaihy wa Sallam tidak bermimpi melainkan
6
Muhammad bin Jarir al-Thabari, Jmi al-Bayn fi Ta`wl al-Qur`an, (Beirut: al-Rislah, 2000),
24:517.
7
Muhammad al-hir Ibnu shr, al-Tarr w al-Tanwr, (Tunsia: al-Dr al-Tunsiyah, 1984),
30:434
8
Nawawi al-Bantani, Mar Labd, 2:647.
9
Muhammad bin Ismail al-Bukhari, al-Jmi ahh, 1:22.
3
mimpi itu tampak seperti benderang pagi (tampak nyata penulis). Lalu
dijadikanlah Rasulullah alla Allah Alaihy wa Sallam senang menyendiri. Ia
menyendiri di gua Hira` dan bermeditasi di sana beberapa malam sebelum kembali
ke keluarganya dan mengambil bekal. Rasulullah alla Allah Alaihy wa Sallam
kembali ke Khadijah dan mengambil bekal dan begitu seterusnya hingga datang
kebenaran ketika Rasulullah alla Allah Alaihy wa Sallam sedang berada di gua
Hira`. Seorang malaikat datang dan berkata: Bacalah!. Rasulullah menjawab,
saya bukan seorang pembaca. Rasulullah alla Allah Alaihy wa Sallam bersabda,
ia mendekapku hingga aku sangat kepayahan. Lalu ia melepasku dan berkata,
bacalah!. aku katakan, aku bukan seorang pembaca. Ia kembali mendekapku
untuk kedua kalinya hingga aku sangat kepayahan. Kemudian ia melepasku dan
berkata, Bacalah!. Aku katakan, Aku bukan seorang pembaca. Ia kembali
mendekapku untuk ketiga kalinya lalu melepasku. Kemudian ia berkata, Bacalah
dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan. Dia menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah! dan Tuhanmu maha pemurah [al-Alaq:2]
Pada hadis di atas, Bukhori hanya menyebut dua ayat pertama dari surat al-
Alaq. Tetapi di tempat lain dengan sanad yang berbeda, Bukhori menyebutkan
ayat kesatu hingga ayat kelima
10
. Dari kedua penuturan di atas dapat disimpulkan
bahwa ayat pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad alla Allah Alaihy
wa Sallam adalah lima ayat dari surat al-Alaq.
III. Penafsiran al-Alaq ayat 1-5
A. Qira`at
Mayoritas Ulama membaca
tanpa
hamzah. Kemungkinan Abu Bakar mengikuti mazhab yang menukar hamzah
dalam bina mahmuz lam dengan huruf ilat yang sesuai dengan harakat
sebelumnya. Jadi,
(iqra) dengan
menghilangkan alif di akhir kata
11
.
Dengan demikian ada dua versi bacaan
, yaitu
(iqra`) dan
(iqra).
B. Pengertian
pada ayat 1
10
Ibid, 6:173.
11
Lihat Abu Hayyan Muhammad bin Yusuf, al-Bahr al-Mu, (Beirut: Dr al-Fikr, 1420 H.),
10:506. Lihat pula Muhammad bin Ali al-Shawkn, fathul qadr, (Damaskus: dr Ibnu Kathir,
1414 H), 5:570.
4
berarti kehendak
Allah bahwa Rasulullah alla Allah Alaihy wa Sallam akan menjadi pembaca
setelah sebelumnya tidak bisa membaca.
Di samping itu membaca juga memiliki dua pengertian: membaca tulisan atau
melafalkan kalimat dari hafalan. Contoh pengertian kedua adalah membaca doa,
membaca syahadat, membaca mantra, membaca dzikir dan lain-lain yang
semuanya dilakukan tanpa teks.
Lalu apakah maksud
pada ayat 1?
1. Pendapat Ibnu Ashur
Ibnu Ashur berpendapat bahwa maksud
Lalu, sembari bergetar hatinya, Rasulullah alla Allah Alaihy wa Sallam pulang
dengan membawanya
Ibnu Ashur memahami kata ganti nya yang bergaris bawah sebagai ayat-ayat
yang telah disampaikan kepada Rasulullah alla Allah Alaihy wa Sallam. Dengan
demikian menurut Ibnu Ashur Rasulullah alla Allah Alaihy wa Sallam pulang
dari gua Hira dengan membawa ayat-ayat yang telah disampaikannya. Dari
kalimat di atas Ibnu Ashur berkesimpulan bahwa Rasulullah telah menerima
apa yang diwahyukan kepadanya sekaligus telah membacanya saat itu pula
13
.
Ibnu Ashur menguatkan pendapatnya dengan mengutip kalimat berikutnya
dari hadis yang sama:
Lalu Khadijah datang bersama Rasulullah alla Allah Alaihy wa Sallam kepada
Waraqah bin Naufal. Khadijah berkata kepada Waraqah, Sepupuku ! dengarlah dari
keponakanmu.
Menurut Ibnu Ashur, yang dimaksud dengan kata dengarlah adalah dengarlah
kalimat yang telah diwahyukan kepadanya. Atas dasar itu Ibnu Ashur
menyimpulkan, ketika setelah dekapan ketiga dikatakan kepada Rasulullah
alla Allah Alaihy wa Sallam ,
atau obyek
kalimat.
adalah lakukanlah
pembacaan. Kedua, obyek dihilangkan karena sudah diketahui dari konteks
pembicaraan. Jadi, pengertian
17
.
Al-Qasimi menyebut pendapat Abduh sebagai pendapat yang baik. Dengan
kata lain, al-Qasimi menyetujui pendapat Abduh yang mengatakan bahwa
adalah perintah takwini.
Abduh membiarkan kalimatnya bersayap, tanpa ada kepastian apakah yang
dimaksud dengan membaca adalah membaca tulisan atau melaflakan kalimat yang
didiktekan.
3. Analisa Penafsiran
Dengan asumsi bahwa
yang merupakan bagian dari apa yang diwahyukan atau yang akan didiktekan
juga termasuk obyek bacaan yang harus dibaca? Jika tidak, maka ayat selanjutnya
akan terputus dan tidak dapat berdiri sendiri tanpa
harus dipahami sebagai perintah takwini? Jawaban Rasulullah alla Allah Alaihy
wa Sallam, saya bukan pembaca justru mengindikasikan bahwa
adalah
perintah taklifi. Sebab, jika ia dipahami sebagai perintah takwini, tentu Rasulullah
alla Allah Alaihy wa Sallam tidak perlu menjawab apa-apa. Jawaban Rasulullah
alla Allah Alaihy wa Sallam juga tidak mungkin dipahami sebagai perbedaan
persepsi antara komunikator dan komunikan: Jibril menyampaikannya sebagai
perintah takwini sementara Rasulullah alla Allah Alaihy wa Sallam
menangkapnya sebagai perintah taklifi. Sebab, perbedaan persepsi yang berulang
tiga kali tidak pantas terjadi dalam komunikasi antara penyampai wahyu dengan
penerima wahyu.
Pertanyaan lebih fundamental patut diajukan, jika Rasulullah alla Allah
Alaihy wa Sallam tidak bisa membaca tulisan, lalu apa pengertian
yang
disampaikan Jibril? Membaca tulisan atau melfalkan kembali apa yang akan
disampaikan Jibril? Lalu, apa makna jawaban Rasulullah alla Allah Alaihy wa
Sallam,
memiliki makna yang sama. Makna tersebut boleh jadi membaca tulisan
atau melafalkan kembali ucapan.
Jika yang dimaksud adalah membaca tulisan, maka arti ayat dan hadis
tersebut adalah sebagai berikut. bacalah tulisan yang akan aku sampaikan versi
taklifi atau jadilah kamu orang yang bisa membaca tulisan menurut versi
takwini. Lalu Rasulullah alla Allah Alaihy wa Sallam menjawab, aku tidak bisa
membaca tulisan. Setelah dua kali dialog yang sama berulang, Jibril
menyampaikan, Bacalah tulisan yang akan aku sampaikan dengan meminta
pertolongan pada Tuhanmu versi taklifi atau Jadilah kamu orang yang bisa
membaca tulisan dengan kekuasaan dan kehendak Tuhanmu. Berdasarkan
pengertian di atas, berarti Rasulullah alla Allah Alaihy wa Sallam akan menjadi
orang yang bisa membaca tulisan setelah sebelumnya tidak mampu. Dan
kesimpulan ini berlawanan dengan pendapat mainstream umat Islam bahwa
Rasulullah alla Allah Alaihy wa Sallam tidak bisa membaca dan menulis.
Sebaliknya, jika pengertian membaca adalah melafalkan kembali ucapan,
maka jawaban Rasulullah alla Allah Alaihy wa Sallam
menjadi
janggal. Sebab, artinya akan menjadi demikian, aku tidak bisa melafalkan
kembali apa yang akan kamu sampaikan. Benarkah Rasulullah tidak mampu
menirukan apa yang akan disampaikan Jibril?
10
Beberapa solusi coba dikemukakan untuk menghindari kesimpulan bahwa
Rasulullah alla Allah Alaihy wa Sallam bisa membaca. Pertama dari sudut
pemaknaan hadis. Ibnu Hajar menjelaskan makna
dengan
mengatakan:
, tetapi
itu pendapat yang nyleneh.
adalah
bacalah. Dalam ayat ini