Anda di halaman 1dari 19

Semiotika

Umberto Eco
Anggota Kelompok:
Amellia Oktiaputri (1900958)
Maryam Dzikrul M (1902037)
Wanda Widian Febriantina (1900161)
Umberto Eco
Seorang tokoh filsuf Semiotika yang
lahir di Italy.

Ia meninggal tahun 1932 pada usia 84 tahun

selain kegemarannya pada dunia menulis, ia juga


mengoleksi sekitar 50.000 buku di rumahnya.
Ranah Kajian Semiotik
Menurut Umberto Eco

1.Ranah Politik yang mencakup ranah


bidang akademik, kerja-sama dan juga
empiris.

2.Ranah Alam yang berkaitan dengan


peristiwa alam dan juga perilaku manusia.

3.Ranah Epistemologi
SEMIOTIK UMUM

1.Teori Kode yang berkaitan dengan signifikasi


(pembahasan yang mencakup sistem)

2.Teori Produksi Tanda yang berkaitan dengan


komunikasi
SEMIOTIK
KOMUNIKASI

1.Sumber
Semiotik komunikasi 2.Pengirim
merupakan sebuah proses 3.Sinyal Proses ini
komunikasi yang mencakup 4.Saluran dilalui dari
delapan komponen proses 5.Sinyal pembuatan
komunikas, yaitu sebagai 6.Penerima tanda menjadi
berikut: 7.Pesan tujuan
8.Tujuan
TANDA, SIGNIFIKASI DAN
PEMBAHARUAN KODE
INTERPRETASI

1.Via "Abduksi" Piece


2.Konteks ambigu yang
tidak terkodekan Setiap tanda alirannya
ditafsirkan secara akan mengalami
konsisten signifikasi (pemaknaan
3.diterima masyarakat oleh pemakai)
menghasilkan konvensi
4.lahiran "kode baru"
Pembentukan Tanda

1. Kerja fisik → upaya


2. Pengenalan → objek atau peristiwa
3. Penampilan → contoh
4. Replika → iconisasi secara prinsip
5. Penemuan
Menulis Teks
penulis perlu menaruh kepercayaan pada serangkaian kode yang
menentukan isi, pada ungkapan-ungkapan yang digunakannya.

penulis harus beranggapan bahwa keseluruhan kode yang digunakan


itu sama dengan yang dimiliki oleh orang yang mungkin menjadi
pembacanya.
TEKS TERTUTUP TEKS TERBUKA

Teks yang terbatas Teks yang membuka diri


“keterbukaannya” bagi setiap berbagai interpretasi
kemungkinan interpretasi

Pembaca sebuah teks terbuka


Bertujuan membawa pembacanya ditentukan oleh susunan
melalui jalan yang telah kosakata dan sintaksis yang
ditentukan sebelumnya terdapat dalam teks: Teks
tidak lain adalah produksi
semantik-pragmatik
Proses Komunikasi
Semantik-Pragmatik

pengirim maupun si penerima, mempunyai kode pribadi dan ideologi yang


berbeda, juga seringkali apa yang ingin dikemukakan si pengirim masih
ambigu pengertiannya

si pengirim mengira bahwa ada pengetahuan yang sama antara dirinya


dengan partisipan komunikasi yang lain (penerima)

perbedaan interpretasi dapat pula disebabkan oleh keadaan atau


situasi komunikasi yang mempengaruhi pemahaman
Teks → Konteks: Sistem sosial-budaya-agama, dll → Perubahan
makna sesuai konteks

Teks → Konvensi atas makna → Makna sama, tetap dan berlaku


dimana saja
STRUKTUR ENSIKLOPEDI STRUKTUR KAMUS

Terbuka, dinamis, Tertutup, statis, dan tidak


memungkinkan munculnya mampu menangani semiosis
entri-entri baru tak terbatas

bertujuan membawa pembacanya


melalui jalan yang telah
ditentukan sebelumnya
Menghindari “Pemerkosaan”
Makna 1: Aspek Intensional

·Basic Dictionary
·Rules of co-reference (memahami aspek leksikal atau
semantik)
·Contextual and Circumstancial Selection
·Rhetorical and Stylistic Overcoding (memahami gaya dan
metafora di dalam teks untuk menghindari pemaknaan yang naif)
·Common Frames and Intertextual Frames
·Ideological Overcoding
Menghindari “Pemerkosaan”
Makna 1: Aspek Ekstensional

·Bracketed extentions (meletakkan dalam tanda kurung apabila terjadi


ketidaksamaan antara teks dan dunia riil)
·Discursive Structure
·Narrative Structure (fabula [bahan, logika, karakter teks] dan plot)
·Actantial Structure (model tindakan dari karakter dalam teks)
·Ideological Structures
·Forecast & Referential Walks (membuat ramalan dan kesimpulan yang
diharapkan)
·World Structures (memahami struktur actual dari teks dan menemukan
kebenaran tekstual dan kontekstual)
Semiotika: Ilmu Dusta

Pada prinsipnya, semiotika merupakan disiplin


untuk mempelajari segala sesuatu yang bisa
digunakan untuk berbohong. Jika sesuatu gagal
digunakan untuk menceritakan kebohongan,
sebaliknya ia gagal digunakan untuk
menceritakan kebenaran
Dusta Tanda

Bukan yang asli, hanya representasi


Menggunakan penanda yang salah untuk menjelaskan
konsep, karena perubahan realitas
Ada hubungan Asimetris antara tanda dan realitas
Yang sering terjadi: tanda dipergunakan untuk
mengelabui/mengecoh.
Hipersemiotika

Sama dengan kajian semiotika namun awalan hiper-

pada hipersemiotika memiliki arti 'lebih' atau

'melampaui batas'
Mempelajari hubungan antar tanda-tanda yang

melampaui batas (hiper-signs) dengan

representasinya yang melampaui batas realitas

(hiperealitas)
Tanda dalam

Hipersemiotika

1. Tanda Sebenarnya (Proper Sign)


2. Tanda Palsu (Pseudo Sign) → reduksi realitas
3. Tanda Dusta (False Sign) → menutupi realitas dengan merepresentasikan

realitas lain
4. Tanda Daur Ulang (Recycled Sign) → representasi realitas pada konteks

ruang dan waktu berbeda dan digunakan untuk merepresentasikan

realitas lain dalam konteks ruang dan waktu lain


5. Tanda Artifsial (Artificial Sign) → direkayasa melalui teknologi

citraan (mutakhir) dan tidak memiliki referensi pada dunia realitas


6. Tanda Ekstrim (Superlative Sign) → diluar batas representasi

realitasnya
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai