Anda di halaman 1dari 4

KAJIAN DENOTASI, KONOTASI, DAN IDEOLOGI

KARYA BATIK OESMAN EFFENDI

A. PENGANTAR
Karya yang akan saya analisis kali ini adalah karya batik oleh Oesman Effendi. Karya pertama
berjudul, “Mejid” dan karya yang kedua berjudul “Kisah Kembang Pucuk”. Keduanya adalah
karya batik dengan media kain tentunya. Karya I dibuat pada tahun 1969-1978 yang memiliki
ukuran tidak diketahui. Sedangkan karya II dibuat pada tahun 1972 dengan ukuran 200×89 cm.
Karya I, memilikki bentuk menyerupai bunga yang diberi warna orange. Disekitarnya diberi motif
yang berbeda bewarna hijau. Warna yang dihadirkan cukup cocok, perpaduan antara merah,
orange dan hijau tosca. Berdasarkan gaya batik yang diberikan kita akan tahu bahwa karya ini
bukan karya batik simetris. Namun tetap memiliki satu kesatuan yang cocok. Bentuk objeknya
beragam ada yang besar hingga yang kecil sekalipun namun tetap menimbulkan
keseimbangannya. Kemudian, karya II memiliki bentuk ornamen yang menarik dan motifnya
yang dinamis. Warnanya yang sangat cocok satu dengan yang lain memperlihatkan adanya
keserasian. Terlihat dari pemberian warna yang beragam seperti merah, abu-abu,kuning, dan
coklat. Ditambah lagi pemberian motif hewan yang menambah kesan indah pada batik ini. Karya
pertama menggambarkan sebuah bangunan mesjid, memiliki arti dan makna dalam
pembuatannya.

B. PEMAHAMAN TENTANG DENOTASI, KONOTASI, DAN IDEOLOGI


Roland Barthes memiliki teori mengenai hal ini dimana dirinya membagi beberapa fragmen yang
disebut dengan Leksia. Roland Barthes (1990) memilah penanda-penanda pada wacana naratif
ke dalam serangkaian fragmen ringkas dan beruntun yang disebutnya sebagai leksia-leksia
(lexias), yaitu satuan –satuan pembacaan dengan panjang pendek bervariasi.
Roland Barthes di dalam teks setidak-setidaknya beroperasi lima kode pokok yang di dalamnya
semua penanda tekstual ( baca leksia) dapat dikelompokkan. Setiap atau masing-masing leksia
dapat dimasukkan ke dalam salah satu dari lima buah kode ini. Kode-kode ini menciptakan
sejenis jaringan, suatu topos yang melaluinya teks dapat “menjadi” ( Barthes, 1990). Kelima jenis
kode tersebut meliputi kode hermeneutik, kode semik, kode simbolik, kode proairetik dan kode
cultural.
Pada dasarnya DENOTASI menjelaskan makna sebenarnya secara langsung, sedangkan
KONOTASI level lebih tingginya lagi dimana berupa makna kiasan, tidak mudah di tangkap dan
kadang berupa sindiran. Lain lagi dengan IDEOLOGI yang dapat diartikan dengan
keinginan/pandangan.
Signifier, signified, sign → (sign) menjadi dua bagian yaitu penanda (signifier) dan petanda
(signified). Penanda (signifier) adalah bentuk yang tercitra dalam kognisi seseorang, sedangkan
petanda (signified) adalah makna yang dipahami oleh pemakai tanda.

1. Denotasi
Sistem denotasi menurut Barthes adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan
penanda dan petanda, atau antara tanda dan ruju-kannya pada realitas, yang menghasilkan
makna yang eksplisit, langsung dan pasti (Sobur, 2004 : viii).

2. Konotasi
Konotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan antara petanda dan pen-
anda, yang di dalamnya beroperasi makna yang tidak eksplisit, tidak langsung dan tidak pasti
(artinya terbuka terhadap berbagai kemungkinan tafsiran) (Sobur, 2004 : viii).
Ada 5 code yang terdapat pada leksia atau cara memahami leksia yaitu:
a. Kode Hermeneutik, yaitu leksia tersirat narasi visual
b. Kode Semik, yaitu makna tersirat
c. Kode Simbolik, yaitu kode pengelompokan (bentuk ironis)
d. Kode Proairetik, yaitu tindakan
e. Kode Kultural, yaitu identitas
3. Ideologi
Adalah penggunaan makna-makna konotasi tersebut di masyrakat alias makna tingkat ketiga.
C. KARYA “MESJID” OESMAN EFFENDI PADA KAJIAN DENOTASI, KONOTASI DAN IDEOLOGI

1. Denotasi
Pada lukisan ini terlihat bangunan mesjid ditandai dengan kubah yang menjulang keatas,
dikelilingi oleh pohon-pohon yang berterbangan menandakan angin kencang. Mesjid ini
terlihat bukan berada di daerah perkotaan namun perdesaaan dan orang sering
menyebutnya “surau”

2. Konotasi
Makna tersirat dalam lukisan ini menunjukkan atau memperlihatkan :Tempat
pengaduan paling aman antara hamba kepada Tuhan-Nya, tempat umat muslim dalam
mengejar tujuan terakhirnya.

3. Ideologi
Pandangan bahwa mesjid merupakan tempat yang sering dikunjungi umat muslim untuk
mendekatkan diri kepada-Nya. :Tempat perantara dalam berkeluh kesah antara hamba
dengan Tuhan-Nya
D. KARYA BATIK “KISAH KEMBANG PUCUK” OESMAN EFFENDI PADA KAJOAN DENOTASI,
KONOTASI DAN IDEOLOGI

1. Denotasi
Pada karya batik ini terlihat bentuk lekukan atau lengkungan dimana setiap lengkungan
memiliki tingkat ukuran yang berbeda-beda. Dibaahnya terdapat gambar kuda bewarna
coklat atau hewan lain menyerupai kuda. Dan hiasan diatasnya serta perpaduan warna
yang cocok tidak terlalu mencolok juga.
2. Konotasi
Karya batik ini mempunyai makna tersiratnya tersendiri dimana :Perjalanan kehidupan,
wujud perbedaan kehidupan yang dijalani seseorang, tumbuhan maupun hewan
3. Ideologi
Ideologi nya sendiri dapat berupa :Wujud yang menggambarkan perbedaan perjalanan
setiap Makhluk hidup. Dan bentuk lekukan yang berbeda itu :Penggambaran roda
kehidupan setiap makhluk yang hidup.

Anda mungkin juga menyukai