TINJAUAN PUSTAKA
Herbert Blumer terhadap teori tentang interaksi simbolik, yaitu teori tentang
pemanknaan (meaning), bahasa (language), dan pikiran (thought). Ia juga
menuturkan persepsinya terhadap teori interaksi simbolik sebagai berikut;
8
Cara berpikir manusia sering kali ditentukan oleh praktek bahasa. Maka
dari itu, perbedaan bahasa dapat mengakibatkan perbedaan cara berpikir
individu satu dengan yang lain. Misalnya, cara berpikir orang berbahasa Solo
berbeda dengan cara bepikir orang Malang. Dalam interaksionisme simbolik,
bahasa dianggap sebagai suatu pertukaran ide yang dikemas secara simbolik.
Suatu pesan terjadi karena adanya ide yang memprakarsai proses berpikir
secara matang (kompleks) agar pesan tersebut dapat menjangkau perhatian
komunikan.
9
dikategorikan sebagai sebuah tanda, karena ia tak merepresentasikan bunyi h-i-
t-a-m yang membangunnya, melainkan sejenis warna dan sesuatu (hal) lainnya.
Hal yang dirujuk oleh tanda, secara logis, disebut sebagai referen
(objek atau tanda). Referen terbagi menjadi dua jenis, yakni referen kongkrit
dan referen abstrak. Referen kongkrit merupakan sesuatu yang nyata yang ada
di dunia. Sedangkan referen abstrak merupakan sesuatu yang bersifat imajiner,
atau tidak dapat hanya dengan menunjukkan pada suatu benda. Dengan kata
lain, suatu tanda memungkinkan manusia untuk merujuk pada suatu objek dan
gagasan, meskipun ia (tanda) tidak hadir secara fisik hingga dapat dipersepsi
oleh indera manusia. Misalnya ketika mendengar kata kucing, secara langsung
citraan binatang yang dikatakan muncul di pikiran, walaupun saat itu
binatangnya sedang tidak ada di hadapan kita hingga dapat dipersepsi indera.
10
merupakan hewan ternak biasa yang nantinya akan dikonsumsi, sedangkan di
Bali, sapi dianggap sebagai hewan suci.
Melalui pemahasan diatas, dapat terlihat bahwa ada tiga dimensi tanda
yaitu:
1. Leksikal (Ikon)
Merupakan bentuk tanda yang merepresentasikan sumber acuan secara
simulasi atau persamaan dapat ditangkap oleh indera manusia. Contoh ikon
yaitu, gambar, foto, kata-kata onomatopoeia (kata-kata yang mengekspresikan
bunyi/apa yang dimaksud), dan sebagainya.
2. Konteks
Tanda yang menghubungkan pada sumber acuan atau mengindikasikan sumber
acuan. Contohnya, jari yang menunjuk, kata keterangan (di sini, di sana, aku,
ia, kamu, dan seterusnya).
3. Simbol (Konvensi)
Tanda yang mewakili sumber acuan melalui kesepakatan atau persetujuan.
Contohnya kata putih mewakili “kebersihan”, simbol sosial seperti mawar
mewakili “cinta”, jari telunjuk dan tengah yang membentuk “V” mewakili
“perdamaian”.
Dalam upaya memaknai sebuah tanda, seseorang harus dapat sadar atau
mengenali (objek, isyarat, warna, ekspresi, rumus, dan lain sebagainya) sebagai
tanda sejak awal. Pengenalan tersebut disebut juga tanda memilki struktur.
Struktur tanda terdiri dari struktur sintagmatik dan struktur paragdimatik.
11
Berbagai hal yang dapat dianggap tanda jika ia memilki bentuk tertentu
(dapat diulang dan diprediksi) dan terkontruksi dengan cara tertentu (pola).
Lagu merupakan seni bunyian yang terorganisir antara intrumental alat musik
dengan teks verbal. Dalam bukunya (Pesan, Tanda, dan Makna, h.19) Marsel
Danesi, istilah teks mengandung hal-hal seperti percakapan, huruf, ujaran,
puisi, mite, novel, program televisi, lukisan, teori ilmiah, komposisi musik, dan
sebagainya. Ia juga menyebutkan, teks merupakan tanda tunggal yang berupa
beragam fenomena yang tidak ditafsirkan dalam rangka bagian konstituennya
melainkan secara keseluruhan (X=Y).
Simbol merupakan bagian dari tanda (sign). Simbol merujuk pada tanda
atau ciri yang memberitahukan sesuatu hal kepada seseorang (Herusatoto,
2000:10). Ia juga dikatakan sebagai bentuk yang menandai sesuatu yang lain
diluar perwujudan bentuk simbol itu sendiri. Simbol merupakan hasil konvensi.
Jenis simbol terbagi menjadi tiga yaitu, simbol simbol verbal (kata-kata/pesan
verbal), dan simbol non verbal (perilaku non verbal), serta objek hasil
kesepakatan bersama.
12
2.3 Lirik lagu Mengandung Simbol (Tanda)
Lirik lagu merupakan salah satu simbol verbal yang diciptakan oleh
manusia sebagai bentuk komunikasi. Lirik lagu terjadi melalui reaksi manusia
terhadap perasaan yang sedang dirasakannya. Faktor pendorong perasaan
muncul biasanya adalah fenomena sosial atau lingkungan. Manusia adalah
makhluk yang mengerti akan bagaimana cara ia harus merespon, terhadap
kondisi lingkungan fisiknya, serta terhadap simbol-simbol yang telah dibuatnya
sendiri (Rivers, 2003:28).
13
2.4 Semiotika
Semiotik berasal dari kata Yunani yaitu “semeion” yang berartikan
“tanda”. Tanda diyakini muncul karena adanya konvensi sosial yang telah
terjadi sebelumnya, dan juga dipergunakan sebagai pengganti sesuatu yang lain
(Eco, 1979:16 dalam Sobur, 2006:95). Dalam bukunya “Semiotik Dan
Dinamika Sosial Budaya”, Benny H. Hoed (2008) mengemukakan bahwa
semiotika adalah ilmu tentang tanda (sign) yang ada di kehidupan manusia.
Dalam kehidupan manusia tanda (sign) memilki sebuah makna tertetu, dengan
kata lain semiotika mencakup bagaimana memahami suatu makna yang ada
dalam sebuah tanda.
tanda
terdiri dari
14
Gambar 1. Elemen-Elemen Makna dari Ferdinand De Saussure
15
(Sobur, 2004, h. 144). Di era sekarang, partikur orkestra sering dikenal sebagai
lirik lagu. Dalam proses komunikasi, seniman musik memilki tujuan
menyampaikan pesan kepada pendengarnya lewat karya musiknya. Pesan
disampaikan lewat penulisan syair lagu (lirik lagu). Sebagaimana pesan
tersebut dibarengi dengan adanya tanda, yang kemudian membentuk sebuah
makna. “Dalam seni musik, pesan yang terkandung cukup beragam, mulai dari
pesan tentang cinta, kerinduan, hingga pesan yang berupa aspirasi tertentu
demi adanya perubahan”. (Semiotika Komunikasi, 2004:114)
16
Tabel 2. Teori Tanda Roland Barthes
Signifier Signified
(Penanda) (petanda)
Dari peta tabel diatas, Barthes membagi signifier dan signified menjadi
dua makna tanda, denotatif dan konotatif. Tanda denotatif merupakan makna
tanda yang memilki sifat eksplisit, langsung, tegas. Makna denotatif terbentuk
oleh adanya konvensi sosial yang mengacu pada realitas (hubungan antara
penanda dan petanda pada realitas). Barthes menyebut tanda denotatif sama
dengan makna tertutup.
17
memilki makna kias (tersembunyi). Makna konotatif adalah bentuk pikiran,
perasaan manusia yang kemudian menjadi suatu nilai rasa tertentu. Maka
memicu kemungkinan muncul penafsiran-penafsiran baru.
Makna suatu tanda dalam teori semiotika milik Saussure hanya sampai
pada batas denotasi. Tambahan makna konotasi oleh Brathes memudahkan
“pembaca” teks memahami bentuk gaya bahasa kias maupun metafora, yang
tidak mungkin terjadi pada tahap pertama (denotatif). Metafora merupakan
penggunaan kata atau frasa yang merujuk pada pernyataan
kesamaan/kemiripan di antara dua hal, contoh : cinta adalah mawar.
Kajian tanda dalam ilmu semiotika versi Barthes, membagi jenis tanda
menjadi “sintagmatik” dan “paragdimagtik”. Struktur sintagmatik adalah
struktur suku kata atau makna tanda apa adanya. Sedangkan struktur
paradigmatik merupakan fitur semua jenis tanda, tidak hanya kata.
Paragdimatik berkaitan dengan sudut pandang seseorang dalam
menginterpretasikan tanda melalui pikiran,pengalaman, dan budaya.
Konotasi
Frm
Signifier
Denokasi
Signified
Content Mitos
Sumber: Nawiroh Vera. 2014. Semiotika
dalam Riset Komunikasi. Bogor: Ghalia
Indonesia, h.30
18
Menurut Barthes, ada satu lagi makna yang merupakan pengembangan
dari makna konotatif yaitu “mitos”. Arti “mitos” yang dimaksud oleh Barthes
bukan seperti pengartian dimasyarakat contohnya tahayul atau diluar nalar,
tetapi mitos diartikan sebagai suatu ungkapan pesan. Dalam bukunya yang
berjudul Mythologies, Barthes ia mengatakan bahwa mitos merupakan cara
penyampaian pesan dalam bentuk wicara bukan bahasa. Namun disisi lain,
menurutnya mitos bukan juga merupakan suatu gagasan, konsep, maupun
objek. Mitos merupakan bagian dari upaya apa yang harus dikatakan, tetapi
tidak disembunyikan ataupun sebuah pembohongan, serta penegasan,
melainkan penyamaran atau pembelokan terhadap pesan.
19
yang cinta pada kekasihnya pasti akan memberinya mawar”. Maka, mitos dapat
dikatakan cerita suatu kebudayaan yang menjelaskan atau memahami aspek
realitas. Memilki tujuan menguatkan atau memberi kebenaran terhadap makna
tersirat dalam sebuah peristiwa.
20
isi pesan dalam lirik lagu. Penggunaan simbol-simbol (tanda) pada penulisan
lirik lagu, akan memunculkan makna pesan yang luas. Ketika satu individu
dihadapkan pada rangkain kata dalam lagu maka pemaknaannya akan
cenderung berbeda dengan seorang individu lainnya. Maka dapat dikatakan
jika manusialah yang memberikan makna pada kata-kata itu sendiri.
Teks dan konteks adalah suatu hal yang selalu harus bersamaan dalam
tujuan membentuk makna. Konteks merupakan aspek diluar bahasa, terbagi
menjadi dua bagian dalam tujuan interpretasi;
Menurut Emberto Eco, makna dari sebuah tanda (sign vehicle) adalah
satuan budaya yang wujudkan oleh tanda-tanda lainnya, sehingga menunjukkan
akan ketidakgantungan pada wahana tanda yang sebelumnya (Sobur,
2006:255).
21
Berikut peta konsep menurut semiotika Roland Barthes jika digunakan
untuk menganalisis makna teks lirik lagu “Baertaut karya Nadin Amizah.
1. Signifier 2. Signified
(penanda): Lirik (petanda)
Lagu “Bertaut”
bahasa karya Nadin Amizah
mitos
22
2.7 Kerangka Berpikir
Semiotika Roland
Barthes
Pemaknaan
lagu “Bertaut”
karya Nadin
(judul)
(Amizah
Kesimpulan
23
“Bertaut”, kemudian pada tahap kedua peneliti melakukan analisis teks dengan
metode semiotika Roland Barthes, memaknai tanda menjadi makna denotasi,
konotasi, dan mitos, kemudian. pada tahap terakhir peneliti menarik
kesimpulan.
24