Interpretation)
Hermeneutis.1
sebuah istilah secara beragam dan bertingkat oleh Has Georg Gadamer dalam
dari semua kegiatan itu adalah seni memahami, sebuah seni khusus yang
dalam pemaparan Ben Vedder dalam bukunya Was ist Hermeneutik?3 Dalam
1
Shahiron Syamsuddin, Hermeneutika dan Pengembangan Ulumul Qur’an, (Yogyakarta:
Pesantren Nawasea Press, 2017), hal. 13
2
Hans Georg Gadamer, Classical and Philosophical Hermeneutics, (Theory, Culture and
Society), (London: SAGE, 2006), Vol. 23, hal. 29
3
Ben Vedder, Was It’s Hermeneutik?Em Wog von des Textdeurung zur Interpretation der
Wirkikckelt, dalam Syamsuddin, Hermeneutika dan Pengembangan... hal. 15
1
2
sebagai berikut :
karya tafsir) adalah penjelasan atau interpretasi sebuah teks, karya seni
penafsiran.
B. Pengertian Simbol4
dikaitkan dengan suatu ide. Ada pula yang menyebutkan “symbolos”, yang
berarti tanda atau ciri yang memberitahukan sesuatu hal kepada seseorang.
benda lain yang berasosiasi atau yang menjadi atributnya (misalnya Si kaca
mata untuk seseorang yang berkaca mata) dan metafora (metaphor), yaitu
pemakaian kata atau ungkapan lain untuk objek atau konsep lain berdasarkan
kias atau persamaan (misalnya kaki gunung, kaki meja, berdasarkan kias pada
kaki manusia). Semua simbol melibatkan tiga unsur : simbol itu sendiri, satu
rujukan atau lebih, dan hubungan antara simbol dengan rujukan. Ketiga hal
merupakan salah satu tanda pengenal bagi warga negara Republik Indonesia.
Simbol adalah bentuk yang menandai sesuatu yang lain di luar perwujudan
bentuk simbolik itu sendiri. Simbol yang tertuliskan sebagai bunga, misalnya
sesuatu yang ada di luar bentuk simbolik itu sendiri. Dalam kaitan ini Peirce
Dengan demikian, dalam konsep Peirce simbol diartikan sebagai tanda yang
mengacu pada objek tertentu di luar tanda itu sendiri. Hubungan antara
menafsirkan ciri hubungan antara simbol dengan objek yang diacu dan
menafsirkan maknanya.
kesatuan bentuk dan makna. Berbeda pula dengan tanda (sign), simbol
merupakan kata atau sesuatu yang bisa dianalogikan sebagai kata yang telah
Simbol yang ada dalam dan berkaitan dengan ketiga butir tersebut bentuk
pengarang.
menyebutkan ada tiga hal. Denotatum tidak selalu harus sesuatu yang
kongkret, dapat juga sesuatu yang abstrak. Denotatum dapat berupa sesuatu
1. Ikon yaitu tanda yang ada sedemikian rupa sebagai kemungkinan, tanpa
yang ada dalam kenyataan dapat dikaitkan dengan sesuatu yang lain.
2. Indeks, yaitu sebuah tanda yang dalam hal corak tandanya tergantung
dari adanya sebuah denotatum. Dalam hal ini hubungan antara tanda dan
denotatumnya. Kita dapat mengatakan bahwa tidak akan ada asap kalau
tidak ada api. Asap dapat dianggap sebagai tanda api sehingga dalam
kaitannya dengan api, asap ini dapat merupakan indeks, berupa jari yang
ditentukan oleh suatu peraturan yang berlaku umum. Secara umum, yang
kaitan antara hermeneutik dan bahasa. Ini sesuai dengan pernyataan Ricoeur
5
Teguh Ratmanto, Pesan: Tinjauan Bahasa, Semiotika, dan Hermeneutika, Jurnal
Mediator, Vol.5, No. 1, 2004, hal. 32-33
7
menganggap bahwa tidak ada pengetahuan langsung tentang diri sendiri, oleh
kegiatan penafsiran. Melalui kegiatan ini, setiap hal yang melekat pada diri
makna yang terdapat pada teks dan simbol dengan cara menggali tanpa henti
masalah interpretasi atas teks karena interpretasi harus selalu kontekstual dan
itu, dalam pengertian bahwa makna hasil dari interpretasi tidak selalu tunggal
mengandung pengertian bahwa suatu teks akan memiliki makna yang berbeda
6
Dita Amanda Putri, Op. Cit., hal. 37
7
Ibid
8
teks dan simbol dengan cara menggali tanpa henti makna-makna yang
dan multi interpretasi. Dengan demikian, tidak ada kebenaran mutlak dan
tunggal dalam masalah interpretasi atas teks karena interpretasi harus selalu
dinamis. Sementara itu, dalam pengertian bahwa makna hasil dari interpretasi
tidak selalu tunggal mengandung pengertian bahwa suatu teks akan memiliki
pada usaha menafsirkan bahasa tulisan yang tertuang dalam kata-kata. Kata-
kata sebagai sebuah simbol memiliki makna dan intensi tertentu. Maka,
8
Ibid, hal. 38
9
mengundang kita untuk berpikir sehingga simbol itu sendiri menjadi kaya
akan makna dan kembali kepada maknanya yang asli. Hermeneutik membuka
sama menghadirkan sesuatu yang lain. Setiap kata pada dasarnya bersifat
tentang konteks hidup dan sejarah orang tersebut. Sebuah kata mengandung
dan sebagainya. Bahkan meskipun benar juga bahwa makna dapat diturunkan
dari konteks yang terdapat dalam sebuah kalimat, namun konteks pun
9
Ibid, hal. 40
10
Ibid, hal. 41
10
being) dan cara berhubungan dengan “segala yang ada” (the beigns) dan
semua hal yang memiliki hubungan sebab-akibat, artinya sesuatu yang dapat
kegiatan "mengada" ini sifatnya sangat personal atau pribadi, jadi setiap
dengan kata atau istilah lain adalah "keberadaan", jadi tidak hanya yang
terlihat oleh kasat mata saja tetapi juga makna dibalik suatu hal atau simbol-
simbol.
Berikut ini contoh interpretasi terhadap narasi teks novel Yakuza yang
11
Ibid, hal. 42
12
Ibid, hal. 146
11
kelingkingnya. maaf
simbol, ketika kita sudah memasuki atau membaca suatu karya sastra, maka
hanya pemahaman dari diri interpreter saja tetapi juga dari data-data dan nara
ontologis.13
pemahaman simbol dari potong jari tersebut, pemahaman simbol potong jari
adalah potong jari merupakan suatu aturan kelompok Yakuza yang tidak
jari adalah Suka tidak suka, jika sudah memutuskan untuk menjadi bagian
Mereka harus dengan berani mengakui dan memotong jari mereka sendiri
untuk tanda kepatuhan atau kesetiaan mereka atau juga permintaan maaf
simbol potong jari kelingking yaitu Yubitsume atau tradisi potong jari yang
sudah ada sejak dulu sebagai peraturan saat melakukan kesalahan harus
tidak hanya bisa diucapkan tapi juga dibuktikan dengan cara ekstrim seperti
13
Ibid
13
DAFTAR PUSTAKA
Putri, Dita Amanda. 2002. Tesis: Interpretasi Simbol-Simbol Komunikasi Yakuza dalam
Novel Yakuza Moon Karya Shoko Tendo (Analisis Hermeneutika Paul Ricoeur