Anda di halaman 1dari 28

SIMBOL

Anggota Kelompok:
– Semiotik  Semion  Tanda
– Secara terminologis, semiotik adalah cabang ilmu yang berurusan dengan
dengan pengkajian tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda,
seperti sistem tanda dan proses yang berlaku bagi tanda (van Zoest, 1993:1)
Tentang Pierce

– Dalam perkembangan terakhir kajian mengenai tanda dalam masyarakat


didominasi karya filsuf Amerika, Charles Sanders Peirce (1839 - 1914). Kajian
Peirce jauh lebih terperinci daripada tulisan de Saussure yang lebih programatis.
– Charles Sanders Peirce adalah seorang filsuf Amerika yang paling orisinal dan
multidimensional.
– Peirce banyak menulis, tetapi kebanyakan tulisannya bersifat pendahuluan,
sketsa dan sebagian besar tidak diterbitkan sampai ajalnya.
– Dalam analisis semiotiknya Peirce membagi tanda berdasarkan sifat ground
menjadi tiga kelompok yakni qualisigns, sinsigns dan legisigns.
1. Qualisign  tanda-tanda yang merupakan tanda berdasarkan suatu sifat
2. Sinsigns  tanda atas dasar tampilan yang ada dalam kenyataan
3. Legisigns  tanda-tanda yang merupakan tanda atas dasar suatu peraturan
yang berlaku umum, sebuah konvensi, sebuah kode
– Model tanda yang dikemukakan Peirce adalah trikotomis atau triadik, dan tidak
memiliki ciri-ciri struktural sama sekali (Hoed, 2002:21). Prinsip dasarnya adalah
bahwa tanda bersifat reprsentatif yaitu tanda adalah sesuatu yang mewakili
sesuatu yang lain (something that represent ssomething else).
– Salah satu tanda yang dikemukakan oleh Pierce adalah simbol, yaitu tanda
berdasarkan konvensi, peraturan atau perjanjian yang disepakati bersama.
Simbol baru dapat dipahami jika seseorang sudah mengerti arti yang telah
disepakati bersama sebelumnya. 
Simbol

– Simbol adalah sesuatu yang dapat menyimbolkan dan mewakili ide, pikiran,
benda, namun acuan pada objeknya bukan karena kemiripan taupun hubungan
sebab-akibat tapi merupakan kesepakatan sosial. Dalam hal hubungan ini tidak
hubungan secara alamiah antar tanda dengan yang disimbolkan. Dengan
demikian simbol dapat mewakili sesuatu baik secara batiniah (perasaan, pikiran
ataupun ide), ataupun secara lahiriah (benda dan tindakan).
Semiotik Triangle
– Simbol atau lambang adalah sesuatu yang dapat melambangkan mewakili ide,
pikiran, perasaan, benda, dan tindakan secara arbitrer, konvensional, dan
representatif-interpretatif.
Simbol Menurut Para Ahli

– Simbol mengacu pendapat (Bayu, 1999:121) adalah objek atau peristiwa


apapun yang menunjuk pada sesuatu. Semua simbol melibatkan tiga unsur:
pertama, simbol itu sendiri. Kedua, satu rujukan atau lebih. Ketiga, hubungan
antar simbol dengan rujukan. Semuanya itu merupakan dasar bagi keseluruhan
makna simbolik.
– Kemudian istilah simbol dalam pandangan Peirce dalam istilah sehari-hari lazim
disebut dengan kata (word), nama (name) dan Label (lable). Simbol memiliki
hubungan asosiatif dengan gagasan atau referensi serta referen atau dunia
acuan.
– Saussure dalam bukunya Course in General Linguistics menggunakan istilah
tanda (sign), tetapi yang dia maksudkan sesuai dengan penjelasannya, sama
dengan pengertian simbol. 
– Zoest dalam bukunya Semiotiek mengatakan bahwa keseluruhan istilah di atas
tersebut tanda (teken) yang walaupun dalam pembicaraan selanjutnya yaitu
mengenai semiotic kesusastraan (literatuursemiotiek), dia membagi tanda,
sesuai dengan pendapatan Peirce, menjadi; tanda simbolis (symbolische tekens)
tanda indeksis (indexical tekens) dan tanda ikons (iconsche tekens). 
– George Herbert Mead cenderung membedakan antara simbol adalah bentuk
komunikasi yang paling dominan dalam interaksi sosial manusia, sedangkan
gerak isyarat merupakan bentuk komunikasi yang dominant dalam interaksi
sosial hewan.
– Fromm berpendapat dalam tulisannya yang berjudul The Nature of Symbolic
Language dengan berkala: Simbol itu apa? Simbol sering didefinisikan sebagai
sesuatu yang mewakili yang lain. Pemusatan perhatian pada simbol-simbol
merupakan ungkapan indrawi seperti melihat, mendengar, mencium,
menyentuh, yang merepresentasikan sesuatu yang lain, yang merupakan
pengalaman batiniah yaitu perasaan atau pikiran.
– Zoest menyatakan bahwa hubungan yang tidak dapat dilepaskan dari sifat
representatif tanda (dalam hal ini juga simbol) adalah sifat interpretatif. Untuk
memperoleh gambaran bagaimana sebuah simbol itu diinterpretasikan tentulah
ditelusuri bagaimana simbol itu dirancang dan pada ranah ini dibutuhkan
sebuah pendekatan akademis yaitu menggunakan pendekatan historisitas.
Sebuah simbol dapat diinterpretasikan secara ganda atau lebih daripada satu
makna (muli-interpretable) sehingga dengan sendirinya mempunyai
representasi ganda (multi-representation), baik dalam lingkungan yang sama
maupun dalam lingkungan yang berbeda.
– Representasi dan interpretasi simbol dapat bersifat denotatif dan konotatif.
Pengertian denotasi dan konotasi di sini adalah suatu deretan interpretasi
simbol secara bertingkat. Dengan kata lain, denotasi merupakan dasar
interpretasi pada konotasi, sedangkan konotasi adalah interpretasi baru
berdasarkan atau setelah denotasi.
– Simbol mewakili ide, perasaan, pikiran, benda, dan tindakan. Dengan demikian,
simbol merupakan wadah ide, perasaan, pikiran, benda dan tindakan. Itulah
kandungan simbol. Isi itu diintrasformasikan secara konvensional dan arbitrer ke
dalam suatu wadah yang disebut simbol tanpa ada hubungan langsung antara
isi dengan wadahnya. Simbol mampu melingkupi dan merepresentasikan
keseluruhan ide, perasaan, pikiran, benda dan tindakan. Proses penyimbolan itu
disebut simbolisme.
Perbedaan Simbol dan Tanda

– Tanda  suatu petunjuk yang konkret (eternal)


– Simbol  Simbol adalah abstrak, konotatif, kontemplatif, penuh arti, dan
banyak pengetahuan di dalamnya (internal)
– Simbol dan tanda merupakan dua konsep istilah yang sungguh berbeda.
Memang, kedua-duanya sama-sama merepresentasikan sesuatu, baik yang
ditandai maupun yang disimbolkan, tetapi persamaannya hanya sampai disitu
saja. Simbol dapat bersifat denotatif dan konotatif, sedangkan tanda hanya
bersifat denotatif.
Manusia dan Simbol

– Simbol merupakan realitas lahir- batin yang merepretasikannya misteri


kehidupan manusia dan lewat interprestasi, simbol dapat menghadirkan dan
menunjukkan eksistensi manusia.
– Simbol juga merupakan hasil karya yang diciptakan manusia untuk
dipergunakan sebagai wadah atau alat mentransfer ide, pikiran, perasaan,
tindakan dan benda di dalam tindakan komunikasi.
– George Herbert Mead berpandangan bahwa pikiran atau kesadaran muncul dari proses
penggunaan simbol secara tidak kelihatan (covert) khususnya simbol-simbol bahasa.
Dengan kata lain, pikiran adalah proses penggunaan simbol secara internal atau secara
tidak kelihatan.
– Zoest menyatakan bahwa hipotesis akhir semiotik psikologi adalah bahwa manusia
berhakikat semiotik. Manusia akan memberitahukan sesuatu yaitu sesuatu yang berarti.
Ada dorongan semiotik dalam dirinya, yang mengakibatkan setiap momen yang ada dalam
dirinya dan khususnya dalam kehadiran yang lain melalui cara tanda-tanda yang dinyatakan,
dan dengan cara yang demikian, dia memberitahukan siapa dan apa dia serta apa yang dia
kehendaki. Kemampuannya dalam melakukan itu adalah karena dia mengatur alat-alat itu
(tanda-tanda) untuk digunakan. Hal itu merupakan kompetensi semiotis.
– Simbol sebagai ciptaan manusia dalam kelompok sosial juga merupakan hasil
budaya. Oleh karena itu, disamping simbol berfungsi sebagai alat komunikasi,
syarat interaksi sosial, kenyataan hidup, dan sebagainya, dia juga merupakan
unsur kebudayaan yang dibanggakan manusia.
– Simbol atau lambang merupakan hasil karya manusia yang diciptakan untuk dipergunakan
sebagai wadah atau alat mempresentasi­kan ide pikiran, perasaan, tindakan, benda didalam
tindak komunikasi. Komunikasi itu dapat berlangsung antara seorang dengan orang lain dan
dapat juga dengan dirinya secara internal maupun eksternal. Dalam tataran yang demikian itu
simbol atau lambang merupakan alat komunikasi yang diciptakan manusia baik untuk dirinya
sendiri maupun untuk orang lain dan melalui simbol atau lambang manusia memandang,
memahami dan menghayati alam kehidupannya. Simbol atau lambang sebenarnya merupakan
tindakan batiniah, yang disimbolkan karena didalam simbol itu terkandung ide, pikiran,
perasaan, dan tindakan manusia. Dalam hal yang demikian itu, simbol merupakan realitas lahir
batin yang mempresentasikan misteri kehidupan manusia dan lewat interprestasi, simbol atau
lambang dapat menghadirkan dan menunjukkan eksistensi manusia.
Penerapan Simbol dalam Karya
Sastra
Dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata ini terdapat beberapa simbol di antaranya
sebagai berikut.
1. Simbol Ketampanan
2. Simbol Nama
3. Simbol Ketidakadilan
4. Simbol Kekayaan
5. Simbol Kemiskinan
6. Simbol Kecerdasan
7. Simbol Pendidikan
Tanda simbol yang terdapat dalam Novel Rembulan
Tenggelam di Wajahmu antara lain sebagai berikut.

1. Kata “Karnaval”
2. Kata “Gincu”
3. Kata “Hari Raya”
4. Kata “Takbiran”
5. Kata “Hujan”
6. Kata “Masjid”
7. Kata “Gerbong”
8. Kata “Eksekusi”
9. Kata “Museum”
10. Kata “Pelukis”
11. Kata “Konsorsium”
12. Kata “Lazim”
13. Kata “Lebaran”
14. Kata “Sekolah”
15. Kata “Rahim”
16. Kata “Bahasa”
17. Kata “Pusara”
18. Kata ”Agama”
Kesimpulan

– Simbol dan tanda merupakan dua konsep istilah yang sungguh berbeda. Simbol
dapat bersifat denotatif dan konotatif, sedangkan tanda hanya bersifat
denotatif. Secara singkat, dapat dijelaskan bahwa tanda (sign) adalah sesuatu
yang dapat menandai dan mewakili ide, perasaan, pikiran, benda, dan tindakan
secara langsung, alamiah, representatif, dan emosional. Misalnya tertawa
adalah tanda kegembiraan dan bukan simbol kegembiraan karena hubungannya
bersifat emosional dan alamiah.
– Simbol juga merupakan hasil karya yang diciptakan manusia untuk
dipergunakan sebagai wadah atau alat mentransfer ide, pikiran, perasaan,
tindakan dan benda di dalam tindakan komunikasi. Komunikasi itu dapat
berlangsung antara seseorang dengan orang lain dan dapat juga dengan dirinya
secara internal. Dengan demikian, simbol merupakan alat komunikasi yang
diciptakan manusia, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain.
Terima Kasih!

Anda mungkin juga menyukai